Anda di halaman 1dari 9

MODUL KULIAH

PROGRAM KULIAH KARYAWAN & PROFESIONAL


STTI ITECH
Mata kuliah

Manajemen Perusahaan ( 3 sks )

Semester
Kelas

PKKP

Dosen

Jefri Rahmadian M.Kom

Pertemuan

: 10 (Sepuluh)

Waktu

Modul

10 (Sepuluh)

Topik

Kepemimpinan yang Efektif

Sub Topik

Kekuasaan dan Wewenang

Materi

: Sabtu,................2012

Aspek-aspek dalam menciptakan Kepemimpinan


yang Efektif

Tujuan

Perilaku Pemimpin

Kekuasaan dan Wewenang


Mahasiswa mengerti dan mampu menjelaskan tentang
Kepemimpinan yang efektif dan perilaku dari pemimpin serta
mengetahui apa yang dimaksud kekuasan dan wewenang

Kepemimpinan efektif saat ini sangat diperlukan bagi semua organisasi. Karena ia
tidak hanya bisa mempengaruhi bawahannya sendiri namun juga dapat memberi motivasi

agar para bawahannya bekerja dengan seluruh kemampuan dan potensi yang mereka
punya untuk mencapai tujuan suatu organisasi/kelompok yang ia pimpin, sehingga tercipta
suasana dan budaya kerja yang positif.Rahasia dalam kepemimpinan efektif adalah
kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya saja, bukan juga dari
kecerdasannya, namun dari kekuatan dalam dirinya/personality.
Seorang pemimpin yang efektif selalu berusaha memperbaiki dirinya sendiri sebelum
memperbaiki orang lain. Kata pemimpin disini bukan sekedar gelar, jabatan, atau nama saja
yang diberikan dari luar organisasi. Melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari
dalam diri seseorang. Kepemimpinan itu sendiri lahir dari proses-proses internal (leadership
from the inside out).
Dalam kenyataannya pemimpin dapat mempengaruhi semangat dan kegairahan
kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi.
Para pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok, individu untuk
mencapai tujuan.
Ada dua aspek bagi seorang manajer dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai
tujuan tertentu antara lain:
1. Fungsi kepemimpinan
Yaitu fungsi yang dilaksanakan oleh pemimpin di lingkungan kelompoknya agar secara
operasional berhasil guna. Seorang pemimpin mempunyai dua fungsi yaitu:

Fungsi yang berkaitan dengan tugas dan fungsi sosial/pemeliharaan kelompok.

Fungsi yang berkaitan dengan tugas dapat meliputi pemberian perintah, pemberian
saran pemecahan dan menawarkan informasi serta pendapat.

Sedangkan fungsi pemeliharaan kelompok/fungsi sosial meliputi semua hal yang


membentuk kelompok dalam melaksanakan tugas operasinya untuk mencapai tujuan dan
sasaran.

Sebagai

suatu

misal

persetujuan

dengan

kelompok

lain,

menengahi

ketidaksepakatan kelompok dan sebagainya. Pemimpin yang berhasil menjalankan kedua


fungsi tersebut dengan baik adalah pemimpin yang berhasil.
2. Gaya kepemimpinan
Yaitu sikap dan tindakan yang dilakukan pemimpin dalam menghadapi bawahan. Ada
dua macam gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan yang berorientasi pada
tugas dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan.

Dalam gaya yang ber orientasi pada tugas ditandai oleh beberapa hal sebagai berikut:

Pemimpin memberikan petunjuk kepada bawahan.

Pemimpin selalu mengadakan pengawasan secara ketat terhadap bawahan.

Pemimpin meyakinkan kepada bawahan bahwa tugas-tugas

harus dilaksanakan

sesuaidengan keinginannya.

Pemimpin lebih menekankan kepada pelaksanaan tugas daripada pembinaan dan


pengembangan bawahan.

Sedangkan gaya kepemimpinan yang berorientasi kepada karyawan atau bawahan


ditandai dengan beberapa hal sebagai berikut.

Pemimpin lebih memberikan motivasi daripada memberikan pengawasan kepada


bawahan.

Pemimpin melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan.

Pemimpin lebih bersifat kekeluargaan, saling percaya dan kerja sama, saling

Dalam kenyataannya, pemimpin yang lebih berorientasi pada karyawan dalam beberapa
hal akan memberkan hasil-hasil yang lebih efektif. Ini tidak berarti pemimpin tersebut
mengabaikan

kebutuhan-kebutuhan

produksi

atau

tugas

dalam

departemennya.

Kepemimpinan yang berhasil menghendaki suatu pengertian yang mendalam terhadap


bawahan. Oleh karena itu, menurut Peter Drucker pemimpin sangat perlu mengembangkan
beberapa kecakapan yaitu :
1. Obyektivitas terhadap hubungan-hubungan serta perilaku manusia. Maksudnya
pemimpin harus memandang bawahan serta perilaku mereka secara obyektif, tanpa
berprasangka dan tanpa emosi.
2. Cakap berkomunikasi di dalam perusahaan maupun masyarakat. Maksudnya
pemimpin harus mampu berbicara dan menulis secara terus terang serta
menyimpulkan dengan teliti pernyataan-pernyataan dari orang lain. Pemimpin harus
mudah

didekati,

mengenal

kelompok-kelompok

dan

pemimpin

informalnya,

menyeluruh memberitahukan tujuan dan berusaha untuk bekerja sama dengan orang
lain.
3. Ketegasan. Maksdunya kemampuan untuk memproyeksikan diri secara mental dan
emosional ke dalam posisi seorang pengikut. Kemampuan ini menolong pemimpin
untuk memahami pandangan, keyakinan dan tindakan bawahannya.

4. Sadar akan diri sendiri. Maksudnya pemimpin perlu mengetahui kesan apa yang
dibuatnya pada orang lain. Pemimpin harus berusaha untuk memenuhi peran yang
diharapkan oleh para pengikut.
5. Mengajarkan. Maksudnya pemimpin harus mampu untuk menggunakan kecakapan
untuk pedoman, dan pembetulan dalam pemberian petunjuk dengan contoh-contoh.
KEPEMIMPINAN EFEKTIF
Sangat penting untuk dapat membedakan apa itu kepemimpinan dengan
kepemimpinan yang efektif. Untuk menilai efektif tidaknya sebuah kepemimpinan di sebuah
organisasi, kita harus melihat hasil dari kepemimpinan itu sendiri. Kriteria yang biasa
dijadikan patokan sebuah kepemimpinan yang efektif adalah hasil kerjasama antar tiap unit
di organisasi tersebut dan prestasi sebuah organisasi yang dipimpinnya ataupun unit
bagiannya. Seorang pemimpin yang dapat dikatakan efektif tidak hanya bisa mempengaruhi
bawahannya sendiri namun juga dapat memberi motivasi agar para bawahannya bekerja
dengan

seluruh

kemampuan

dan

potensi

yang

mereka

punya

untuk

suatu

organisasi/kelompok yang ia pimpin, sehingga tercipta suasana dan budaya kerja yang
positif.
Banyak hal yang menentukkan kesuksesan suatu organisasi, dan salah satunya
ialah kepemimpinan yang sedang berjalan dalam suatu organisasi. Ia juga dapat menetukan
sukses atau tidaknya organisasi tersebut. Tentunya kepemimpinan tersebut ialah
kepemimpinan yang efektif. Berikut ialah aspek-aspek yang perlu dimiliki oleh seorang
pemimpin efektif, yaitu:

Menciptakan Visi dan Misi yang Jelas dan Terarah


Tindakan awal bila kita ingin menjadi seorang pemimpin efektif ialah menetukan visi

dan misi yang jelas. Seorang pemimpin yang efektif selalu dapat menetapkan tujuan,
menetapkan prioritas, dan menetapkan serta dapat memelihara standar organisasi. Dapat
diibaratkan seorang pemimpin efektif dapat melukis gambar garis akhir secara jelas.
Pemimpin efektif harus berpikir mengenai apa yang benar dan apa yang diinginkan oleh
bawahan serta organisasinya. Karena ia sadar bahwa ia tak bisa mengendalikan semesta
alam beserta isinya.

Berfokus pada Kekuatan Sendiri, Orang lain, dan Organisasi

Setelah pemimpin menetapkan visi dan misi, selanjutnya pemimpin efektif selalu
berfokus pada beberapa kekuatan di luar kekuatan sendiri. Kekuatan tersebut ialah
kekuatan diri sendiri, kekuatan orang lain, dan kekuatan organisasi. Seorang pemimpin
efektif dapat membuat kekuatan menjadi efektif dan kelemahan menjadi tidak relevan. Itu
sebabnya pemimpin efektif diharuskan membentuk tim impian yang efektif. Karena di
dalamnya, terdapat ide-ide segar dari tiap pribadi dan melebur ke dalam akumulasi akal
yang kolektif, dan kreativitas individu-individu menjelma menjadi kreativitas kolektif.

Berkarakter dan Berani Mengambil Keputusan


Setelah berfokus pada kekuatan, aspek yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin

efektif ialah berkarakter dan berani. Pemimpin efektif selalu memegang teguh konsistensi
antara kata dan perbuatan. Seorang pemimpin juga memerlukan keberanian yang di atas
rata-rata. Keberanian ini di lakukan untuk membantu seorang pemimpin dalam mengambil
suatu keputusan yang sulit.

Menanamkan Rasa Loyalitas


Pemimpin efektif mengajarkan loyalitas bagi seluruh bawahannya. Rasa loyalitas ini

tidak didapatkan dengan cara dibeli atau sejenisnya, sehingga seorang pemimpin harus
mendapatkannya dengan berusaha keras. Dari rasa loyalitas ini, pemimpin dapat
memberikan kepercayaan kepada bawahan yang dianggap terbaik, sehingga kinerja
bawahannya dapat meningkat. Dengan demikian, pemimpin harus dapat mempraktikkan
apa yang dikatakan dengan bersikap loyal kepada para anak buah. Semua itu diikuti pula
dengan pemberian masukan yang positif. Dari rasa loyalitas, pemimpin dapat memotivasi
serta dapat menginspirasi bawahannya. Sehingga moral bawahanya akan meningkat dan itu
akan menaikkan semangat kinerja mereka.

Pengetahuan yang Luas


Seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan yang luas tentang kepemimpinan

dan ilmu tentang ruang lingkup kerja profesinya. Ilmu itu terdiri dari pengetahuan kognitif
maupun skill/keterampilan. Suatu saat nanti, seorang pemimpin akan dihadapkan pada
situasi yang rumit dimana dia harus mengambil keputusan yang tepat untuk menyelasaikan
masalah organisasinya.

Dan dasar dari pengambilan keputusan tersebut adalah

pengetahuan yang luas dan kemampuan berpikir kritis yang ia miliki.

Kemampuan Untuk Berkomunikasi

Komunikasi sendiri adalah inti dari kepemimpinan. Seorang pemimpin harus memiliki
kemampuan yang lebih untuk berkomunikasi ke sesama teman maupun bawahannya.
Karena komunikasi yang baik merupakan salah satu strategi dalam mempengaruhi orang
lain dan dapat juga menciptakan hubungan yang positif antara bawahan dan atasan,
sehingga tercipta lingkungan kerja yang baik.

Mempersiapkan Pemimpin Masa Depan/Penerusnya


Di pundak para pemimpin hebat terdapat beban dan tanggung jawab untuk

mengembangkan seorang pemimpin yang akan memimpin organisasi mereka di masa


depan. Penerus kepemimpinan efektif merupakan kunci bagi masa depan organisasi yang di
pimpinnya saat ini. Tugas terakhir bagi pemimpin efektif ialah menciptakan energi insani
yang lebih baik dari mereka untuk memimpin organisasinya di masa yang akan
datang/regenerasi penerus.
Kepemimpinan efektif harus memberikan arahan dan tuntunan terhadap kinerja
semua bawahan dalam upaya mencapai tujuan-tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan,
hubungan antara tujuan perseorangan dan organisasi mungkin akan renggang. Keadaan ini
akan menimbulkan situasi dimana perseorangan bekerja untuk mencapai tujuan pribadinya,
sementara itu keseluruhan organisasi menjadi tidak efisien dalam mencapa sasaransasarannya
PERILAKU PEMIMPIN
Pemimpin yang efektif kelihatannya tidak mempunyai sifat-sifat yang berbeda
dengan mereka yang tidak efektif sehingga para ahli perilaku management tidak lagimeneliti
tentang apa persayaratan ( kriteria ) seorang pemimpin yang efektif melainkan para ahli ini
meneliti tentang hal-hal yang dilakukan oleh pemimpin yangefektif. Bagaimana mereka
mendelegan

tugas,bagaimana

mereka

mengambilkeputusan,

bagaimana

mereka

berkomunikasi dan memotivasi para bawahan Seorang pemimpin memang harus memiliki
Kwalitas tertentu ( Kriteria tertentu )namun disamping itu ada suatu cara terbaiak untuk
memimpin tidak seperti kwalitas pemimpin, maka perilaku pemimpin merupakan sesuatu
yang dapat dipelajari, jadi seseorang yang dilatih dengan kepemimpinan yang tepat akan
bisa menjadi pemimpin yang efektif.
Perilaku pemimpin ini disebut juga Gaya Kepemimpinan ( Style of Leadership ).
Berbagai gaya kepemimpinan telah diteliti dan ditemukan bahwa setiap pemimpintelah
diteliti dan ditemukan bahwa setiap pemimpin bisa mempunyai gayakepemimpinan yang
berbeda antara yang satu dengan yang lain, dan tidak mestisuatu gaya kepemimpinan yang

satu lebih baik atau lebih jelek daripada gayakepemimpinan yang lainya.Para ahli mencoba
mengelompokkan gaya kepemimpinan dengan menggunakan sutudasar tertentu. Dasar
yang sering dipergunakan adalah tugas yang dirasakan harusdilakukakan oleh pemimpin,
Kewajiban yang pimpinan harapkan diterima oleh bawahan dan falsafah yang dianut oleh
pimpinan untuk pengembangan danpemenuhan harapan para bawahan.
Ada berbagai gaya kepemimpinan antara lain :
1. The othocratic leader
Seorang pemimpin yang otokratik menganggap bahwa semua kewajibanuntuk mengambil
keputusan, untuk menjalankan tindakan, dan untukmengarahkan tindakan, dan untuk
mengarahkan, memberi motivasi danmengawasi bawahanya terpusat ditanganya. Seorang
pemimpin

yangotokratik

bawahanyatidak

mungkin

mampu

untuk

memutuskan,
baranggapan

dan

punya

mempunyai

perasaan
posisi

bahwa

yang

kuat

untukmengarahkan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaaan dengan maksuduntuk


meminimumkan penyimpangan dari arah yang ia berikan.
2. The Paticipative Leader
Apabila

seseorang

pemimpin

menggunakan

gaya

partisipasi

ia

menjalankankepemimpinan dengan konsultasi. Ia tidak mendelegasikan wewenangnya


untuk membuat keputusan akhir dan untuk memberikan pengarahan tertentu kepada
bawahanya. Tetapi ia mencari berbagai pendapat dan pemikiran daripada bawahanya
mengenai keputusan yang akan diambil. Ia akan secara serius mendengarkan dan menilai
pikiran pikiran para bawahanya danmenerima sumbangan pikiran mereka .Sejauh
pemikiran tersebut bisa dipraktekan Pemimpin dengan gaya partisipatif akan mendorong
kemampuanmengambil keputusan dari pada bawahanya sehingga pikiran pikiran
merekaakan selalu meningkat dan makin matang

Para bawahanya juga didorongagar

meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dan menerima tanggung jawab yang lebih
besar. Pemimpin akan lebih Supportive dalam kontakdengan para bawahan dan bukan
menjadi bersikap diktator. Meskipun tentusaja. Wewenang terakhir dalam penganbilan
keputusan terletak padapimpinan.
3. The Free Rein Leader
Dalam gaya kepemimpinan Free rein pemimpin mendelegasikan wewenanguntuk
mengambil keputusan kepada para bawahanya dengan agak lengkap.Pada prinsipnya
pimpinan akan mengatakan inilah pekerjaan yang harus saudara lakukan. Saya tidak
peduli bagaimana kalau mengerjakannya, asalkan pekerjaan tersebut bisa diselesaikan
dengan baik . Disini pimpinan menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan

tersebut kepadapara bawahanya. Dalam artian pimpinan menginginkan agar para bawahan
bisa mengendalikan diri mereka sendiri di dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Pimpinan tidak akan membuat peraturan-peraturan tentang pelaksanaan pekerjaan
tersebut, dan hanya para bawahan dituntut untukmemiliki kemampuan/keahlian yang tinggi
KEKUASAAN DAN WEWENANG
Untuk dapat mengusahakan orang lain bekerjasama dengannya, makapemimpin
dapat menggunakan kewibawaan tertentu atau diberikankewenangan/kekuasaan formal
tertentu. Kekuasaan merupakan suatu bagian yangmerasuk ke seluruh sendi kehidupan
organisasi. Bahkan dikatakan oleh Mc Clellandkekuasaan merupakan salah satu kebutuhan
manusia. Manager dan non managermenggunakan kekuasaan dalam aktivitas sehariharinya. Mereka memanipulasikekuasaan untuk mencapai tujuan dan memperkuat
kedudukan mereka. Dalam teoriotoritas formil, kewenangan adalah suatu kekuasaan atau
hak untuk bertindak,untuk memerintah atau menurut tindakan oleh orang lain.
Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain untukmencapai
sesuatu dengan cara yang diinginkan. Studi tentang kekuasaan dandampaknya merupakan
hal

yang

penting

dalam

manajemen.

Karena

kekuasaanmerupakan

kemampuan

mempengaruhi orang lain, maka mungkin sekali setiapinteraksi dan hubungan sosial dalam
suatu organisasi melibatkan penggunaankekuasaan. Cara pengendalian unit organisasi dan
individu di dalamnya berkaitandengan penggunaan kekuasaan. Kekuasaan manager yang
menginginkanpeningkatan jumlah penjualan adalah kemampuan untuk meningkatkan
penjualanitu.
Kekuasaan melibatkan hubungan antara dua orang atau lebih. Dikatakan A
mempunyai kekuasaan atas B, jika A dapat menyebabkan B melakukan sesuatu dimana B
tidak ada pilihan kecuali melakukannya. Kekuasaan selalu melibatkaninteraksi sosial antar
beberapa pihak, lebih dari satu pihak. Dengan demikian seorang individu atau kelompok
yang terisolasi tidak dapat memiliki kekuasaan karena kekuasaan harus dilaksanakan atau
mempunyai potensi untuk dilaksanakan oleh orang lain atau kelompok lain
Kekuasaan amat erat hubungannya dengan wewenang. Tetapi kedua konsep ini harus
dibedakan. Kekuasaan melibatkan kekuatan dan paksaan, wewenang merupakan bagian
dari kekuasaan yang cakupannya lebih sempit. Wewenang tidak menimbulkan implikasi
kekuatan. Wewenang adalah kekuasaan formal yang dimiliki oleh seseorang karena posisi
yang dipegang dalam organisasi. Jadi seorang bawahan harus mematuhi perintah

manajernya karena posisi manajer tersebut telah memberikan wewenang untuk memerintah
secara sah.Unsur yang ada di dalam wewenang :
1. Wewenang ditanamkan pada posisi seseorang. Seseorang mempunyai wewenang
karena posisi yang diduduki, bukan karena karakteristik pribadinya;
2. Wewenang tersebut diterima oleh bawahan. Individu pada posisi wewenang yang
sah melaksanakan wewenang dan dipatuhi bawahan karena dia memiliki hak yang
sah
3. Wewenang digunakan secara vertikal. Wewenang mengalir dari atas kebawah
mengikuti hierarkii organisasi.
Konsep lain yang sangat dekat dengan kekuasaan adalah pengaruh. Pengaruhmerupakan
suatu transaksi sosial di mana seseorang atau sekelompok orang yanglain untuk melakukan
kegiatan sesuai dengan harapan orang atau ke!ompok yangmempengaruhi. Dengan
demikian kita bisa mendefinisikan kekuasaan sebagaikemampuan untuk mempunyai
pengaruh. Pembedaan kekuasaan dengan pengaruhakan lebih memperjelas pemahaman
atas konsep ini. Tetapi para penulis juga seringmenggunakan konsep pengaruh dengan
maksud menjelaskan kekuasaan, begitusebaliknya. Dalam modul ini istilah pengaruh dan
kekuasaan bisa dipakai secarabergantian.

Anda mungkin juga menyukai