Anda di halaman 1dari 8

Korupsi Merajalela, Demonstrasi Kepung Indonesia:

Sebuah Catatan di Akhir Tahun

JAKARTA, RIMANEWS- Karut-marut kehidupan berbangsa telah membuat masyarakat semakin muak dengan
rezim berkuasa. Penegakkan hukum yang dinilai memble telah membuat negeri ini menjadi surga bagi para
koruptor. Eskalasi demonstrasi yang terus meningkat membuktikan ada yang tidak beres dalam pengelolaan negeri
ini. Pada hari Anti-Korupsi beberapa waktu lalu, sejumlah daerah menggelar aksi demonstrasi sebagai bentuk
ketidakpuasan atas penanganan kasus korupsi yang kian menumpuk dan tak kunjung diselesaikan. Berikut adalah
sejumlah laporan aksi demonstrasi yang berhasil dihimpun redaksi RIMA dari berbagai sumber pada peringatan hari
Anti-Korupsi, (9/12/11) lalu:

Indonesia Urutan Pertama Aksi Demonstrasi


Berita Terkait

Pers Indonesia

Page 1

Makassar
(ANTARA News)
- Indonesia
menduduki
peringkat pertama
jumlah
demonstrasi
terbanyak
dilakukan
mahasiswa dari
113 Negara dalam
kurun waktu 3 tahun terakhir.

Hal itu diungkapkan Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga Surabaya, Prof Dr Kacung Marijan, saat menjadi
pembicara diskusi Pekan Ilmiah Nasional, di Makassar, Kamis.
Hadir Pihak kepolisian, Pemerhati Pendidikan, Akademisi dan Mahasiswa.
Menurut dia, saat ini mahasiswa sulit dikendalikan lantaran doktrinasi yang bersifat merusak dalam tatanan
kekerasan, termasuk bagaimana menata kelembagaan mahasiswa ditingkat Perguruan Tinggi telah masuk dalam
bagian kelembagaan.

Kebebasan pers menurun di Asia


Tindakan tentara di Papua Barat merupakan penyebab turunnya indeks kebebasan pers.
Organisasi Wartawan Tanpa Batas atau Reporters Without Borders melaporkan indeks kebebasan pers di sejumlah
negara Asia, termasuk Indonesia menurun.
"Di Indonesia, tindakan tentara di Papua Barat, tempat paling tidak dua wartawan terbunuh, lima diculik dan 18
diserang pada tahun 2011, merupakan alasan utama negara ini jatuh (68 tempat) di posisi ke 146 pada indeks
Pers Indonesia

Page 2

(kebebasan pers)," kata organisasi ini dalam laporan


tahunan 2011/2012.
Topik terkait

Hak asasi

"Badan kehakiman yang korup yang sangat mudah


dipengaruhi oleh politisi dan kelompok penekan serta
pemerintah untuk mengontrol media dan internet,
menghambat pers yang lebih bebas," tambah organisasi
itu.
Organisasi itu mengatakan Cina adalah negara yang
paling banyak memenjarakan wartawan, blogger, dan
pembangkang lain di internet dibandingkan negara lain.
"Cina meningkatkan sensor dan propaganda pada tahun 2011 dan memperketat kontrol di internet terutama para
pemilik blog."
"Gerakan protes di negara-negara Arab dan seruan untuk demokrasi di kota-kota utama Cina memicu gelombang
penahanan yang belum ada tanda-tanda akan berhenti," kata Reporters Without Borders.

Hari buruh di Indonesia


Indonesia pada tahun 1920 juga mulai memperingati hari Buruh tanggal 1 Mei ini.
Ibarruri Aidit (putri sulung D.N. Aidit) sewaktu kecil bersama ibunya pernah menghadiri peringatan Hari Buruh
Internasional di Uni Sovyet, sesudah dewasa menghadiri pula peringatan Hari Buruh Internasional 1 Mei 1970 di
Lapangan Tian An Men RRC pada peringatan tersebut menurut dia hadir juga Mao Zedong, Pangeran Sihanouk
dengan istrinya Ratu Monique, Perdana Menteri Kamboja Pennut, Lin Biao (orang kedua Partai Komunis Tiongkok)
dan pemimpin Partai Komunis Birma Thaksin B Tan Tein.[2]
Tapi sejak masa pemerintahan Orde Baru hari Buruh tidak lagi diperingati di Indonesia, dan sejak itu, 1 Mei bukan
lagi merupakan hari libur untuk memperingati peranan buruh dalam masyarakat dan ekonomi. Ini disebabkan karena
gerakan buruh dihubungkan dengan gerakan dan paham komunis yang sejak kejadian G30S pada 1965 ditabukan di
Indonesia.
Setelah era Orde Baru berakhir, walaupun bukan hari libur, setiap tanggal 1 Mei kembali marak dirayakan oleh buruh
di Indonesia dengan demonstrasi di berbagai kota.
Kekhawatiran bahwa gerakan massa buruh yang dimobilisasi setiap tanggal 1 Mei membuahkan kerusuhan, ternyata
tidak pernah terbukti. Sejak peringatan May Day tahun 1999 hingga 2006 tidak pernah ada tindakan destruktif yang
dilakukan oleh gerakan massa buruh yang masuk kategori "membahayakan ketertiban umum". Yang terjadi malahan
tindakan represif aparat keamanan terhadap kaum buruh, karena mereka masih berpedoman pada paradigma lama
yang menganggap peringatan May Day adalah subversif dan didalangi gerakan komunis.

Pers Indonesia

Page 3

Pawai Hari Buruh 1


di Jakarta

Mei 2007

Di Jakarta, ribuan buruh, mahasiswa,


kepemudaan, dan masyarakat turun ke jalan.
Jakarta dipenuhi para pengunjuk rasa, seperti
Merdeka, Gedung MPR-DPR-DPD, Gedung
DPRD DKI, Gedung Depnaker dan Disnaker
Hotel Indonesia.

organisasi
Berbagai titik di
Kawasan Istana
Balai Kota dan
DKI, serta Bundaran

Di Yogyakarta, ratusan mahasiswa dan buruh


memenuhi Kota Yogyakarta. Simpang empat
dijadikan titik awal pergerakan. Buruh dan
berangkat dari titik simpul Tugu Yogya
Kantor Pos Yogyakarta.

dari berbagai elemen


Tugu Yogya
mahasiswa
menuju depan

Di Solo, aksi dimulai dari Perempatan Panggung yang dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju Bundaran Gladag
sejauh 3 km untuk menggelar orasi lalu berbelok menuju Balaikota Surakarta yang terletak beberapa ratus meter dari
Gladag. Aksi serupa juga digelar oleh dua ratusan buruh di Sukoharjo. Massa aksi tersebut mendatangi Kantor
Bupati dan Kantor DPRD Sukoharjo. Di Bandung, para buruh melakukan aksi di Gedung Sate dan bergerak menuju
Polda Jawa Barat dan kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinaskertrans) Jawa Barat.
Di Serang, ruas jalan menuju Pandeglang, Banten, lumpuh sejak pukul 10.00 WIB. Sekitar 10.000 buruh yang
tumplek di depan Gedung DPRD Banten memblokir Jalan Palima. Di Semarang, ribuan buruh berunjuk rasa secara
bergelombang sejak pukul 10.00 WIB. Mengambil start di depan Masjid Baiturrahman di Kawasan Simpang Lima,
Kampus Undip Pleburan, dan Bundaran Air Mancur di Jalan Pahlawan, lalu menuju gedung DPRD Jawa Tengah.
Sekitar 2 ribu buruh di kota Makassar mengawali aksinya dengan berkumpul di simpang Tol Reformasi. Dari tempat
tersebut, mereka kemudian berjalan kaki menuju kantor Gubernur Sulsel Jl Urip Sumoharjo.
Di kota Palembang, aksi buruh dipusatkan di lapangan Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera). Di Sidoarjo,
ratusan buruh yang melakukan aksi di Gedung DPRD Sidoarjo, Jawa Timur. Ribuan buruh di Pekalongan melakukan
demo mengelilingi Kota Pekalongan. Aksi dimulai dari Alun-alun Pekauman Kota Pekalongan, melewati jalur
pantura di Jalan Hayam Wuruk, dan berakhir di halaman Gedung DPRD Kota Pekalongan. Longmarch dilakukan
sepanjang sekitar enam kilometer. Di Medan, sekitar 5 ribu buruh mendatangi DPRD Sumut dan Pengadilan Negeri
Medan.

Pawai Hari Buruh

Pers Indonesia

Page 4

2009
Belasan ribu buruh, aktivis dan mahasiswa dari berbagai elemen dan
organisasi memperingati Hari Buruh Sedunia dengan melakukan
aksi longmarch dari Bundaran HI menuju Istana Negara, Jakarta.
Aksi ini tergabung dalam dua organisasi payung, Front Perjuangan
Rakyat (FPR) dan Aliansi Buruh Menggugat (ABM). Ribuan buruh
yang tergabung dalam ABM, tertahan dan dihadang oleh ratusan
aparat kepolisian sekitar 500 meter dari Istana.
2010
Bertepatan dengan Hari Buruh Internasional, ribuan pengunjuk rasa
melakukan unjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia di Jalan M.H.
Thamrin, Jakarta Pusat. Dari Bundaran HI, mereka kemudian
bergerak ke depan Istana Negara.. Mereka menuntut akan jaminan
sosial bagi buruh. Kalangan buruh menganggap penerapan jaminan
sosial saat ini masih diskriminatif, terbatas, dan berorientasi
keuntungan.
Di depan Istana, sempat terjadi kericuhan yang berlangsung sekitar 15 menit pada pukul 14.00 WIB. Petugas
kepolisian mengamankan dua orang pengunjuk rasa untuk dimintai keterangan. Menurut Kadiv Humas Polri, Irjen
Pol Edward Aritonang, kedua demonstran tersebut berasal dari salah satu lembaga antikorupsi, KAPAK (Komite
Aksi Pemuda Anti Korupsi). Setelah insiden itu, secara umum kondisi aksi unjuk rasa berjalan kondusif kembali
hingga selesainya aksi pada pukul 16.00 WIB.
2011
Ribuan buruh Indonesia merayakan Hari Buruh Internasional atau May Day, Minggu (01/05) di Bundaran Hotel
Indonesia, Jakarta. Mereka menyerukan adanya kepastian jaminan sosial bagi para buruh di Indonesia sambil
meneriakkan yel-yel perjuangan eperti "Hidup Buruh" dan "Berikan Hak-Hak Buruh," serta mereka berpawai
menuju Istana Negara.
Indeks Kebebasan Pers Indonesia Melorot

Aksi Damai Memperingati Hari Kebebasan Pers


(VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis)
VIVAnews - Indeks Kebebasan Pers Indonesia kembali melorot
jauh ke bawah. Untuk tahun 2011, Reporters Without Borders
(RSF) meranking posisi Indonesia di posisi 146 dari 179 negara.
Untuk dibandingkan, pada 2010, Indonesia berada di ranking 117
dan di 2009 di ranking 100.
"Di Indonesia, terjadi sebuah kekerasan bersenjata di Papua Barat,
di mana setidaknya dua jurnalis terbunuh, lima diculik dan 18
dilukai di tahun 2011, adalah alasan utama jatuhnya posisi negeri ini ke 146. Proses hukum yang korup, mudah

Pers Indonesia

Page 5

dipengaruhi politisi, kelompok penekan dan pemerintah yang berusaha mengontrol media dan internet telah
menghambat perkembangan pers yang lebih bebas," ujar RFS dalam siaran pers yang disiarkan Rabu, 25 Januari
2012 ini.
Tahun 2011 ini juga ditandai tak adanya negara-negara di Asia-Pasifik yang masuk jajaran 10 besar indeks kebebasan
pers. Selandia Baru yang tahun lalu masuk nomor 8, sekarang melorot ke posisi 13. Hong Kong yang sebelumnya
juga baik, melorot ke posisi 54. "Penahanan, penganiayaan dan pelecehan memperburuk kondisi kerja jurnalis,
sebuah tanda perubahan mencemaskan dari kebijakan pemerintah," ujar RSF mengenai Hong Kong.
Di level ASEAN, Indonesia masih lebih baik dibanding Vietnam dan Burma (Myanmar). Namun sejumlah lainnya
berada di atas Indonesia seperti Malaysia (124), Brunei (125), Singapura (135), Thailand (137) dan Filipina (140).

Kebebasan pers menurun di Asia

Tindakan tentara di Papua Barat merupakan penyebab turunnya indeks kebebasan pers.
Organisasi Wartawan Tanpa Batas atau Reporters Without
Borders melaporkan indeks kebebasan pers di sejumlah negara
Asia, termasuk Indonesia menurun.
"Di Indonesia, tindakan tentara di Papua Barat, tempat paling
tidak dua wartawan terbunuh, lima diculik dan 18 diserang
pada tahun 2011, merupakan alasan utama negara ini jatuh (68
tempat) di posisi ke 146 pada indeks (kebebasan pers)," kata
organisasi ini dalam laporan tahunan 2011/2012.

Hak asasi

"Badan kehakiman yang korup yang sangat mudah dipengaruhi oleh politisi dan kelompok penekan serta pemerintah
untuk mengontrol media dan internet, menghambat pers yang lebih bebas," tambah organisasi itu.
Organisasi itu mengatakan Cina adalah negara yang paling banyak memenjarakan wartawan, blogger, dan
pembangkang lain di internet dibandingkan negara lain.
"Cina meningkatkan sensor dan propaganda pada tahun 2011 dan memperketat kontrol di internet terutama para
pemilik blog."

Pers Indonesia

Page 6

"Gerakan protes di negara-negara Arab dan seruan untuk demokrasi di kota-kota utama Cina memicu gelombang
penahanan yang belum ada tanda-tanda akan berhenti," kata Reporters Without Borders.

Pers Indonesia

Pers Indonesia

Page 7

Pers Indonesia

Page 8

Anda mungkin juga menyukai