Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kebutuhan energi listrik semakin meningkat seiring pertumbuhan penduduk

dan perkembangan teknologi di semua bidang. Peningkatan tersebut ditunjukkan


dengan daftar tunggu daya mencapai 2.194 MVA dan rasio elektrifikasi hanya
78% (Statistik PLN, 2013). Pemenuhan kebutuhan energi tersebut sebagian besar
berasal dari batu bara, minyak bumi, dan gas alam yang sangat terbatas karena
termasuk energi tak terbarukan. Dengan kebutuhan energi yang begitu banyak
bahan bakar fosil dan gas bumi tidak mampu mencukupi semua kebutuhan, maka
untuk memenuhi kebutuhan tersebut dimanfaatkan energi terbarukan yaitu energi
yang tidak akan ada habisnya (Suriadi, 2010).
Selain keterbatasan tersebut batu bara dan minyak bumi menimbulkan
pencemaran lingkungan. Indonesia merupakan negara yang berkomitmen dalam
menurunkan global warming berdasarkan Bali Road Map tahun 2007, Copen
Hagen Protocol 2009 dan protokol Kyoto yang diperpanjang hingga 2020.
Sehingga di perlukan upaya nyata untuk mendukung komitmen tersebut.
Salah satu upayanya adalah dengan mengembangkan energi alternatif
terbarukan yaitu dengan menggunakan solar panel atau pembangkit listrik tenaga
surya untuk menghasilkan energi listrik. PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
merupakan teknologi yang memanfaatkan energi sel surya photovoltaik dan dapat
mengkonversi energi cahaya yang dipancarkan oleh matahari menjadi energi
listrik dan juga PLTS ini ramah lingkungan. Potensi pengembangan PLTS di
Indonesia sangat menjanjikan dilihat dari letak geografis Indonesia yang berada
pada garis khatulistiwa. Posisi ini menyebabkan ketersediaan sinar matahari
hampir sepanjang tahun diseluruh wilayah indonesia kecuali pada saat musim
penghujan dan saat awan tebal menghalangi sinar matahari.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) adalah salah satu
Perguruan Tinggi Negeri yang terdapat di Provinsi Banten. UNTIRTA memiliki 3
kampus dengan kampus utama di Serang, kampus untuk Fakultas Pendidikan di

Ciwaru dan kampus Fakultas Teknik yang berada di Cilegon. Fakultas


teknik yang merupakan bagian dari UNTIRTA memiliki kebutuhan energi
yang besar, hal ini di karenakan Fakultas Teknik sedang dalam masa
pengembangan dan peningkatan baik segi sarana dan prasarana. Di sisi lain
peningkatan mutu sarana dan prasarana ini menimbulkan permasalahan
baru yaitu pemakaian energi listrik yang pasti meningkat, yang selama ini
bersumber dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) dimana dalam proses
produksinya menggunakan hasil konversi dari energi fosil seperti batu bara
dan gas yang lama kelamaan bisa habis bahkan hilang, dan harganya terus
naik. Kelistrikan di FT UNTIRTA sampai saat ini di suplai oleh PLN
selama 24 jam penuh setiap harinya, itupun belum bisa menjamin
terpenuhinya kebutuhan listrik di FT UNTIRTA. Agar kebutuhan listrik FT
UNTIRTA mampu terpenuhi dan juga dapat menekan biaya pemakaian
energi (Cost Of Energy) maka di butuhkan pembangkit alternatif
terbarukan, dan salah satu pembangkit energi alternatif yang cocok dan
sesuai dengan kondisi geografis dan potensi FT UNTIRTA yang berada di
daerah Cilegon adalah PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya).
PLTS yang merupakan teknologi yang memanfaat radiasi matahari
yang berupa sel photovoltaik yang berupa energi cahaya yang di
konversikan menjadi energi listrik. Pengembangan PLTS di Indonesia
untuk saat ini sangat menjanjikan di karenakan Indonesia di kenal sebagai
daerah tropis yang berada tepat di garis khatulistiwa yang membuat sinar
matahari ada sepanjang tahun kecuali di musim hujan. Berdasarkan peta
insolasi Cilegon memiliki potensi energi listik tenaga surya sebesar 4,98
kW/m2/hari (NASA,2015), dan besarnya potensi ini dapat membantu
kebutuhan dan mengurangi biaya pemakaian energi listrik di FT

UNTIRTA. Oleh sebab itu dalam hal ini gedung perkuliahan FT


UNTIRTA merupakan salah satu lokasi yang cocok untuk pengembangan
pembangkit listrik tenaga surya atau solar panel yang bertujuan untuk
memenuhi sistem

penerangan

dan

untuk

menjalankan

alat

elektronik lainnya yang mendukung untuk jalannya perkuliahan dan


juga agar tidak selalu menggantungkan pada sumber dari PLN.

Berdasarkan dari permasalahan yang ada dan mengacu pada PP


no. 70 tahun 2009, maka pada penelitian ini dilakukan studi potensi
pembangkit listrik tenaga surya sebagai energi pendukung pada sistem
kelistrikan di gedung perkuliahan F a k u l t a s T e k n i k Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa. Diharapkan dapat dijadikan salah satu rujukan
cepat informasi ketersediaan dan potensi pemanfaatan energi matahari
serta sebagai data referensi untuk merancang dan membangun suatu PLTS
(Pembangkit Listrik Tenaga Surya) di lingkungan Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa khususnya di Fakultas Teknik.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang tersebut, maka pada

penelitian ini dirumuskan beberapa masalah yang perlu diperhatikan :


1. Berapa besar potensi energi matahari di gedung perkuliahan Fakultas
Teknik sebagai sumber energi PLTS?
2. Bagaimana

menentukan

kapasitas

komponen-komponen

PLTS

yang diperlukan pada sistem pembangkit listrik tenaga surya


3. Berapa besar nilai Break Event Point (BEP) dan pengaruh kelistrikan
yang akan didapat setelah menggunakan PLTS?
4. Berapa besar efisiensi yang akan di dapat dari sistem PLTS?

1.3

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui potensi energi matahari sebagai pembangkit listrik di


lingkungan gedung perkuliahan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Kota Serang.
2. Merancang sistem solar panel atau pembangkit listrik tenaga surya
sebagai energi pendukung di gedung perkuliahan Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Mengetahui analisa aspek biaya (cost) dan nilai Break Event Point
(BEP) setelah memanfaatkan energi matahari sebagai pembangkit
listrik.
4. Mengetahui berapa potensi penghematan listrik yang bisa dicapai.

1.4

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :


Penelitian ini diharapkan bisa sebagai bahan pertimbangan
pemanfaatan energi matahari sebagai energi alternatif yang digunakan
untuk pembangkit listrik di kawasan lingkungan kampus Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa, selain itu penilitian ini semoga dapat membantu
penghematan listrik pada gedung perkuliahan khususnya di sistem
penerengan ruangan kuliah.

1.5 Batasan Masalah


Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data Potensi Rata-Rata Radiasi di peroleh dari BMKG Kota Cilegon.
2. Area

PLTS

merupakan

akumulasi

luas

area

atap

gedung

perkuliahan Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa kota


Cilegon yang berpotensi sebagai pengembangan PLTS berdasarkan
data instansi terkait.
3.

Pemanfaatan

energi

PLTS

ini

di

penerangan pada gedung mperkuliahan.

focuskan

untuk

sistem

4.6. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab, adapun uraiannya adalah
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan dari penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang landasan teori dan kajian pustaka. Landasan teori berisi mengenai
dasar-dasar teori yang berkaitan dengan skripsi ini. Sedangkan kajian pustaka
berisi bahasan mengenai penelitian sebelumnya dan perbedaannya dengan skripsi
ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang telah
dijelaskan pada rumusan masalah, dan juga akan dibahas mengenai instrumen
serta perangkat lunak yang digunakan dalam skripsi ini.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil penelitian yang telah dilakukan dengan pembahasannya.

BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran atas skripsi yang telah dilakukan

Anda mungkin juga menyukai