SKRIPSI
Oleh :
Akhmad Syamsul Huda
01110216
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh :
Akhmad Syamsul Huda
01110216
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Oleh :
Akhmad Syamsul Huda
01110216
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
ii
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Dipersiapkan dan Disusun Oleh
Akhmad Syamsul Huda (01110216)
Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal
21 Juli 2007 Dengan Nilai B
Dan Telah Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Panitia Ujian
Ketua Sidang,
Sekretaris Sidang,
Pembimbing,
iii
PERSEMBAHAN
iv
MOTTO
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Al-Hujuraat: 13)
Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan
bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rizki
dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan
mengingkari nimat Allah. (Q.S. An-Nahl: 72)
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
di
Malang
Pembimbing,
vi
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan sukur hanya milik Allah SWT Sang Penguasa
Tunggal, karena dengan anugerah dan kasih sayang-Nya penulis bisa
menyelesaikan tugas ini. Shalawat dan salam semoga tetap terhaturkan atas sang
penggerak sejarah terbesar, pahlawan revolusi Islam Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga dan para sahabatnya.
Campur tangan berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini baik berupa
tenaga, waktu dan pemikiran tidak dapat penulis pungkiri. Untuk itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya atas
keikhlasan bantuan yang telah diberikan, terutama kepada yang terhormat:
1. Ayahanda Trisilo (alm.) dan Ibundaku tercinta Asiyah yang telah
menanamkan norma hidup, siraman cinta dan kasih sayang serta doa tulus
ikhlas kepadaku.
2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Malang beserta stafnya yang telah memberikan kesempatan dan pelayanan
kepada penulis untuk menyelesaikan studi di kampus UIN Malang.
3. Bapak Prof. Dr. H.M. Djunaidi Ghony, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah.
4. Bapak Drs. Moh. Padil, M.Pdi, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam.
5. Bapak Drs. H. Bakhruddin Fanani. M.A, selaku Dosen pembimbing yang
telah tulus ikhlas dan penuh kesabaran memberikan bimbingan, arahan dan
nasehat kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.
viii
6. Bapak dan Ibu Dosen yang budiman, yang telah mengukir jiwa penulis dengan
ilmu selama menyelesaikan studi di UIN Malang.
7. Kesepuluh responden dalam penelitian ini yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Sahabat-sahabatku PAI01, yang dengan rasa persaudaraan dan kesetiaan
selalu bersatu dan berjuang bersama dalam meraih kesuksesan.
9. Semua pihak yang ikut membantu dan memberikan sumbangan pikiran dalam
rangka menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Teriring dengan doa dan harapan semoga Allah SWT memberikan
balasan kepada jasa yang diberikan kepada penulis dan dipandang sebagai amal
sholeh. Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak kecuali Allah
Yang Maha Agung. Begitu pula dengan penulisan skripsi ini yang masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu dengan kerendahan hati mengharap kritik dan saran
yang bersifat konstruktif dan membangun dari semua pihak demi kesempurnaan
skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Sekaligus dapat menambah
khazanah pengetahuan untuk pengembangan cakrawala berfikir terutama dalam
dunia pendidikan.
Penulis
ix
DAFTAR TABEL
TABEL 4.1.
60
TABEL 4.2.
93
TABEL 4.3.
TABEL 4.4.
TABEL 4.5.
TABEL 4.6.
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II
LAMPIRAN III
LAMPIRAN IV
: BUKTI KONSULTASI
LAMPIRAN V
: PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN VI
: FOTO INFORMAN
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengajuan....................................................................................
ii
Halaman Pengesahan..................................................................................
iii
Halaman Persembahan...............................................................................
iv
vi
vii
viii
Halaman Tabel............................................................................................
Daftar Lampiran.........................................................................................
xi
Daftar isi......................................................................................................
xii
Halaman Abstrak........................................................................................
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................
E. Hipotesa...........................................................................
xii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pernikahan Dalam Islam ..................................................
10
1. Pengertian Pernikahan..................................................
10
2. Hukum Pernikahan.......................................................
13
14
4. Motivasi Pernikahan.....................................................
18
5. Hikmah Pernikahan......................................................
21
22
22
25
27
27
1. Pengertian Mahasiswa..................................................
27
30
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian .......................................
33
B. Kehadiran Peneliti............................................................
35
36
xiii
36
39
44
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian................................................................
48
48
61
B. Pembahasan .....................................................................
92
92
DAFTAR PUSTAKA
xiv
ABSTRAK
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan berkeluarga adalah harapan dan niat yang wajar dari setiap
manusia karena hal ini sudah menjadi fitrah bagi manusia. Pada umumnya
setiap orang yang akan atau ingin memasuki gerbang pernikahan pasti
menginginkan terciptanya suatu rumah tangga yang harmonis. Untuk itu
dibutuhkan adanya persiapan yang matang baik secara fisik, psikis maupun
materi diantara keduanya. Harmonis tidaknya sebuah rumah tangga
menentukan nasib kedua pasangan karena itu kedua pasangan harus selalu
berupaya
agar
pernikahannya
berkualitas,
memuaskan
dan
dapat
dipertahankan.
Seperti halnya individu lainnya, mahasiswa yang sedang berada pada
masa dewasa dini juga mempunyai tugas perkembangan yang serupa.
Menyelesaikan kuliah adalah tujuan utama yang hendak dicapai oleh setiap
mahasiswa sebagai modal untuk pelaksanaan tugas perkembangan berikutnya,
yaitu bekerja. Oleh karenanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan akan banyak
berorientasi pada masalah-masalah studi.
Disisi lain mahasiswa sebagai individu juga mempunyai dorongandorongan lain yang perlu disalurkan, seperti kebutuhan untuk beraktualisasi
diri yang bisa dipenuhi dengan mengikuti kegiatan-kegiatan intra dan ekstra
kampus, serta kebutuhan yang tidak kalah pentingnya dalam proses
pendewasaan yaitu kebutuhan aveksi dan kebutuhan akan harga diri mereka.
Mahasiswa yang berada pada masa transisi antara masa remaja dan dewasa
akan mulai belajar bertanggung jawab atas dirinya sendiri, misalnya dalam
menentukan arah dan tujuan hidupnya, keyakinan hidupnya, termasuk
menentukan pasangan hidup.
Secara normatif Nabi Muhammad SAW. juga menganjurkan melalui
sabdanya yang diceritakan oleh Adullah ibnu Masud r.a. sebagai berikut:
Mansyur Ali Nashif, Mahkota Pokok-Pokok Hadis Rasulullah SAW (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1993), hlm. 838-839
masa studi
menuntutnya untuk bisa melakukan dua tugas sekaligus yaitu sebagai seorang
mahasiswa dan seorang yang sudah berkeluarga. Individu sebagai mahasiswa
bertanggung jawab atas masa depannya, mencurahkan segenap perhatiannya
tidak hanya sekedar pergi kuliah saja, namun kesanggupan menyelesaikan
tugas-tugas seperti membuat laporan, paper atau skripsi. Belum lagi
keikutsertaan dalam kegiatan intra maupun ekstra kurikuler. Rutinitas seperti
ini secara bertahap akan mengalami perubahan sesuai dengan situasi dan
kondisi individu, misalnya saja hubungan interpersonal dengan teman kuliah
mulai berkurang dan berubah, yang dulunya sehabis kuliah individu
mempunyai waktu lebih banyak berkumpul dan ngobrol dengan teman atau
sekedar untuk cuci mata kini mulai jarang dilakukan, topik obrolannya juga
tidak lagi berfokus pada model baju apa yang lagi trend dan film apa yang
sekarang laris ditonton. Disadari atau tidak perubahan ini akan membawa
individu pada penyesuaian baru.
harus
mengurus
keluarganya,
pagi-pagi
harus
bangun
untuk
B. Rumusan Masalah
Berpijak dari pemikiran di atas, maka alangkahbaiknya penulis
kemukakan dua rumusan masalah yang mendasari masalah selanjutnya.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan mahasiswa UIN Malang,
Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Angkatan 2003
melakukan pernikahan pada masa studi?
C. Tujuan Penelitian
Atas dasar rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian
ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan mahasiswa UIN
Malang, Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Angkatan
2003 melakukan pernikahan pada masa studi.
2. Mengetahui dampak adanya pernikahan pada masa studi terhadap
perkuliahan mahasiswa.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi penulis
untuk mengetahui realita yang sesungguhnya dihadapi oleh mahasiswa
UIN Malang, Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Agama Islam,
Angkatan 2003 yang telah melakukan pernikahan pada masa studi.
2. Pihak lain.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau sumbangan
pemikiran yang konstruktif bagi mahasiswa yang akan melangsungkan
pernikahan dan yang sudah menikah.
E. Hipotesa
Hipotesa dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul.2
Dalam bentuk sederhana, hipotesa mengemukakan pernyataan tentang
harapan peneliti mengenai hubungan antara variabel-variabel didalam suatu
persoalan. Hipotesa tersebut kemudian diuji didalam penelitian. Oleh sebab itu
penyelidikan selanjutnya yang akan membenarkan atau menolaknya.
Berangkat dari definisi dan uraian dari teori-teori yang telah
dikemukakan diatas, maka hipotesa yang peneliti ajukan adalah pernikahan
pada masa studi berdampak negatif terhadap perkuliahan mahasiswa.
Dari hipotesa diatas, akan peneliti buktikan kebenarannya di lapangan
melalui penelitian di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Fakultas
Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Angkatan 2003. Kemudian dari
data yang terkumpul akan peneliti analisa dengan analisa deskriptif kualitatif,
sehingga hipotesa tersebut benar-benar akan diketahui kebenarannya di
lapangan.
G. Sistematika Pembahasan
Dari keseluruhan skripsi ini, disusun berdasarkan sistematika sebagai
berikut:
BAB I: Pendahuluan. Bab ini memuat gambaran secara keseluruhan dari pada
isi skripsi. Dari sini nampak acuan untuk memahami keseluruhan pembahsan
yang ada. Pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesa, ruang lingkup
pembahasan dan keterbatasan penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II: Kajian Pustaka. Bab ini memberikan gambaran tentang kajian teori
secara jelas, yang pada beberapa kajian kepustakaan serta beberapa teori
dikemukakan oleh pakar pendidikan. Dalam kajian pustaka ini dibahas tentang
Pernikahan Dalam Islam: Pengertian Pernikahan, Hukum Pernikahan, Tujuan
Pernikahan, Motivasi Pernikahan, dan Hikmah Pernikahan; Persepsi
Mahasiswa Terhadap Pernikahan: Mengutamakan Pendidikan Daripada
Pernikahan, Menunda Studi Untuk Pernikahan, Sama-sama Menjalankan
Antara Pernikahan dan Studi; Penikahan Mahasiswa dan Aktifitas Belajarnya:
Pengertian Mahasiswa, Pernikahan Pada Masa Studi, dan Pengertian Aktivitas
Belajar.
BAB III: Metode Penelitian. Pokok-pokok bahasan pada bab ini menjelaskan
mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan sehingga peneliti
memperoleh data yang valid sesuai dengan tujuan penelitian. Metode
penelitian ini menjelaskan tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Fadloli, dkk. Kuliah Agama Islam, Sebuah Refleksi Ketuhanan dan Kemanusiaan (Malang:
UNIBRAW, 1999), hlm. 100
4
Mahmud Yunus, Hukum Perkawinan dalam Islam (Jakarta: Al-Hidayah, 1990), hlm. 1
5
Muh. Idrus Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 2
10
11
bathin. Dalam pernikahan timbul hak dan kewajiban yang harus dipenuhi
antara suami isteri serta bertujuan mengadakan pergaulan yang dilandasi
tolong-menolong dengan mengharap keridloan Allah SWT 7.
Bab pernikahan ini telah ditegaskan Allah dalam firman-Nya:
Artinya: Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hakhak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka
kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil maka (kawinilah)
seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu
adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. (Q.S. An-Nisaa: 3).8
Al-Quranul karim memandang bahwa pernikahan mempunyai
kedudukan yang tinggi dalam kehidupan individu, keluarga maupun bangsa.
Begitu pentingnya sehingga disebut sebagai kontrak yang berat dan janji
6
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam (Jakarta: Sinar Baru Algesindo, 1994), hlm. 374
Ibid., hlm. 374
8
Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Gema Risalah Press, 1989), hlm. 115
7
12
13
2. Hukum Pernikahan
Menurut Sayyid Sabiq hukum pernikahan itu terbagi dalam:
a. Wajib, bagi orang yang sudah mampu kawin, nafsunya telah mendesak,
dan takut terjerumus dalam perzinaan.
b. Sunnah, bagi orang yang nafsunya mendesak lagi mampu kawin, tetapi
masih dapat menahan dirinya dari berbuat zina.
c. Haram, bagi seseorang yang tidak mampu memenuhi nafkah bathin dan
lahirnya kepada istrinya serta nafsunya tidak mendesak.
d. Makruh, bagi seseorang yang lemah syahwatnya dan tidak mampu
memberi belanja istrinya, walaupun tidak merugikan istri,karena ia kaya
dan tidak mempunyai keinginan syahwat yang kuat.
e. Mubah, bagi laki-laki yang tidak terdesak oleh alasan-alasan yang
mewajibkan
segera
kawin
atau
karena
alasan-alasan
12
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Jilid 6 (Bandung: Al Maarif, 1980), hlm. 17-20
yang
14
3. Tujuan Pernikahan
Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Rostiani, menyebutkan bahwa
tujuan pernikahan dalam Islam13 adalah sebagai berikut:
a. Untuk memenuhi tuntutan naluri manusia yang asasi.
Pernikahan adalah fitrah manusia, maka jalan yang sah untuk
memenuhi kebutuhan ini yaitu dengan aqad nikah (melalui jenjang
pernikahan). Bukan dengan cara yang amat kotor menjijikan seperti
cara-cara orang sekarang seperti: berpacaran, kumpul kebo, melacur,
berzina, lesbi, homo, dan lain sebagainya yang telah menyimpang jauh
dan diharamkan oleh Islam.
b. Untuk membentengi ahlak yang luhur.
Sasaran utama dari disyariatkannya pernikahan dalam Islam di
antaranya ialah untuk membentengi martabat manusia dari perbuatan
kotor dan keji yang telah menurunkan dan meninabobokan martabat
manusia yang luhur. Islam memandang pernikahan dan pembentukan
keluarga sebagai sarana efektif untuk memelihara pemuda dan pemudi
dari kerusakan serta melindungi masyarakat dari kekacauan. Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
13
15
Artinya: Thalaq (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk
lagi dengan cara yang maruf atau menceraikan dengan cara yang baik.
Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu
berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan
dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa
keduanya (suami istri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah,
maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan
oleh istri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka
janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukumhukum Allah mereka itulah orang-orang yang zhalim. (Q.S. AlBaqarah : 229).15
14
Mansyur Ali Nashif, Mahkota Pokok-Pokok Hadis Rasulullah SAW (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1993), hlm. 838-839
15
Al-Quran dan Terjemahnya, op.cit. , hlm. 55
16
syariat
Islam
dalam
rumah
tangganya.
Hukum
Ibid., hlm. 56
17
shalih di samping ibadah dan amal-amal shalih yang lain. Sampaisampai bersetubuh (berhubungan suami-istri) pun termasuk ibadah
(sedekah).
e. Untuk mencari keturunan yang shalih dan shalihah.
Tujuan pernikahan diantaranya ialah untuk melestarikan dan
mengembangkan bani Adam. Allah berfirman:
Artinya: Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri
dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucucucu, dan memberimu rizki dari yang baik-baik. Maka mengapakah
mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nimat Allah.
(Q.S. An-Nahl: 72).17
Yang tak kalah pentingnya, dalam pernikahan bukan hanya sekedar
memperoleh anak, tetapi berusaha mencari dan membentuk generasi
yang berkualitas yaitu mencetak anak yang shalih dan Shalihah serta
bertaqwa kepada Allah SWT.
17
18
4. Motivasi Pernikahan
Menikah bukan bukan hanya memiliki satu dimensi saja. Motivasi
menikah selain ia sunnah Rasulullah, menikah juga tuntutan, antara lain:
a. Tuntutan syariah
Syariah Islam menuntut kita untuk melaksanakan nikah. Banyak
keutamaan dari ibadah menikah ini. Bahkan Islam mengaharamkan
rohbaniah/tidak menikah. menikah adalah sunnah Rasulullah SAW.
barangsiapa yang ingin mengikuti dan diakui sebagai umat Rasulullah,
SAW hendaknya ia menikah, walaupun hukum menikah bagi ulama
fiqih bukan hanya satu; ia bisa wajib, bisa sunnah, bisa makruh, bisa
mubah dan bisa haram.
b. Tuntutan fitrah
Tuntutan menikah juga merupakan tuntutan fitrah. Manusia bisa
hidup bahagia bersama fitrah kemanusiaannya, ia akan sengsara bila
hidupnya bertentangan dengan fitrahnya. Diantara fitrah ini antara lain
fitrah ingin hidup bersama. Manusia tidak bisa hidup sendiri, ia makhluk
sosial yang senantiasa memerlukan kepada orang lain. Sebagai orang
tua, sebagai teman, sebagai pasangan hidup (suami/istri), sebagai
keturunan (anak cucu) dan lain sebagainya. Menikah adalah merupakan
tuntutan fitrah kemanusiaan.
Dorongan biologis, libido seksual manusia yang sehat selalu
berkembang dan memerlukan penyaluran. Apabila libido seks ini
terkekang maka akan mengebiri potensi manusia itu sendiri. Penyaluran
19
20
18
(http://ibnusyam.multiply.com/tag/artikel, diakses
21
5. Hikmah Pernikahan
Hikmah pernikahan baik yang menyangkut manfaat dan tujuannya,
dapat kita jumpai dalam firman Allah sebagai berikut:
Artinya: Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan
menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan
memberimu rizki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman
kepada yang bathil dan mengingkari nimat Allah. (Q.S. An-Nahl: 72).20
19
20
22
21
yang
akan
menikah
haruslah
berpikir
ulang,
23
yang
rohmah
adalah
dengan
menuntut
ilmu
atau
berpendidikan.
Muhamad Al-Mubarok dalam Budiman menulis tentang proses
perkembangan masyarakat: Manusia senantiasa hidup dan berkembang dari
suatu lingkaran kepada lingkaran yang lebih besar, yang satu dengan yang
lainnya selalu berhubungan. Pada mulanya ia hidup seorang diri dan ia
memerlukan dipenuhinya kebutuhan jasmani. Lalu ia keluar dari lingkaran
kecil pribadi masuk keunit yang terkecil dalam masyarakat yaitu rumah
tangga. Dari unit ini ia masuk lagi keunit yang lebih besar, dinamakan usroh
(famili besar) dan yang terakhir ia masuk unit yang lebih besar lagi yaitu
masyarakat.23
Melihat begitu besar tanggung jawab dalam sebuah rumah tangga,
keluarga dan masyarakat maka sangat diperlukan bekal dan kematangan
22
23
Arief Budiman, Kuliah Menjelang Pernikahan, cet-II (Jakarta: Studio Press, 1999), hlm. 2
Ibid. , hlm. 3
24
dalam terjun kesebuah pernikahan. Maka dari itu baik dari pihak suami
maupun istri haruslah memiliki modal sehingga ia benar-benar untuk terjun
kedunia pernikahan dengan membekali diri masing-masing sebuah ilmu
yang kelak akan menentukan tata pembangunan berikutnya. Jika
pembangunan awal dapat berhasil, maka pembangunan berikutnya akan
memberi hasil yang memuaskan.
Melihat betapa urgennya pendidikan sebagai modal dalam membangun
sebuah masyarakat, maka hal ini dapat dijadikan sebagai bahan renungan
bagi mahasiswa yang telah mamiliki keinginan/kebimbangan dalam
mensikapi adanya pernikahan selama studi. Pendidikan adalah pondasi
utama dalam membangun bangunan yang kokoh maka dari itu harus
diutamakan.
Adapun hukum menunda pernikahan menurut Thalib itu tergantung
pada akibat yang ditimbulkan pada orang yang menundanya, yaitu:
a. Bila mengakibatkan yang bersangkutan terjerumus kedalam perzinaan
maka menunda pernikahan adalah haram hukumnya.
b. Bila mengakibatkan yang bersangkutan mengalami gangguan-gangguan
ringan kesehatan fisik, menunda pernikahan adalah makruh.
c. Bila tidak berakibat merusak akhlak dan kesehatannya, menunda
pernikahan adalah mubah.24
24
72
M. Thalib, 30 Petunjuk Pernikahan Dalam Islam (Bandung: Irsyad Baitussalam, 2000), hlm.
25
25
Ibid. , hlm. 11
26
Dengan
melangsungkan
pernikahan
akan
terpelihara
26
27
28
seperti dari segi seks, mereka telah mampu berketurunan, dimana dorongan
seksual pada masa ini akan dapat mempengaruhi dorongan berbagai emosi.27
Pada masa ini, mahasiswa sudah mampu menangkap barang yang
abstrak dan mampu pula mengambil kesimpulan yang abstrak itu dari
kenyataan yang dilihatnya. Kemampuan ini akan menuntut penjelasan yang
masuk akal terhadap semua aturan yang ada. Akan tetapi apabila dilihat dari
segi lain, mereka sebenarnya belum matang karena pertumbuhan pribadinya
masih belum selesai, segi emosi dan sosial masih memerlukan waktu untuk
berkembang
menjadi
dewasa,
kecerdasannya
sedang
mengalami
pertumbuhan, mereka ingin berdiri sendiri dan tidak tergantung pada orang
lain, akan tetapi mereka belum dapat memisahkan diri untuk hidup
berpenghasilan sendiri. Ia ingin dihargai dan diperhatikan pendapatnya akan
tetapi belum dapat bertanggung jawab dari segi ekonomi dan sosial28.
Mahasiswa pada dasarnya belum mampu berdiri sendiri terutama
dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena jiwa
mereka masih dalam kegoncangan dan ketidak pastian. Pertumbuhan sosial
mereka masih berjalan dan mereka sangat mendambakan pengakuan diri dan
penghargaan dari orang lain29.
Mahasiswa termasuk golongan pemuda yang menurut literatur
psikologi, masih dianggap sebagai kelompok yang terbuang dari kawanan
manusia normal dengan suatu struktural tersendiri ditandai dengan berbagai
27
Yunan Yusuf, Masyarakat Utama, Konsep dan Strategi (Jakarta: UMM Press, 1999), hlm. 1
M. Anshari, Dasar-dasar Ilmu Jiwa Agama (Surabaya: Usaha Nasional, 1989), hlm. 75
29
Ibid. , hlm. 206
28
29
M. Soelaeman Munandar, ISD, Edisi Revisi (Bandung: Eresco Garuda, 1992), hlm. 105
Ibid. , hlm. 105
30
d. Bertanggung jawab.
e. Menghimpun norma-norma sendiri.32
Lewin dalam Said dan Affan mengatakan dengan teori Field, ia
memandang remaja sebaga masa peralihan dengan ciri-ciri ketidakpastian
status, dibebani dengan konflik-konflik, ketidakstabilan emosi33.
Pada suatu kesempatan Malik Fajar memberi arti mahasiswa adalah
anak muda usia yang miskin pengalaman. Namun pada suatu ketika beliau
juga memberi pengertian dan menggolongkan mahasiswa sebagai The Best
Human Material .34
32
Ibid. , hlm. 90
Muh Said dan Junimar Affan, Psikologi dari Zaman ke Zaman (Bandung: Jemmars, 1990),
hlm. 146-147
34
Malik Fajar, Dunia PT dan Kemahasiswaan (Malang: P3UMM, 1991), hlm. 18
33
31
alternatif. Yang mana peluang itu mungkin tidak kita dapatkan pasca kuliah.
Mencari pasangan dimasa kuliah adalah kesempatan. Namun menikah
dimasa kuliah juga banyak tantangan. Kondisi mental dan pemikiran yang
sedang berproses, kuliah yang belum selesai dan perlu keseriusan untuk
menyelesaikannya, kondisi pekerjaan dan penghasilan yang belum menentu.
Orang tua juga belum tentu mengizinkan, karena khawatir kuliahnya akan
gagal dan berantakan. Menikah akan bisa kapan saja dan di mana saja bila
diikuti dengan persiapan-persiapan. Walau di usia tua dan sudah mapan
secara ekonomi, menikah akan berantakan bila tidak diiringi dengan
persiapan-persiapan. Apalagi pernikahan pada masa kuliah, yang tentunya
memerlukan persiapan ekstra.35
35
Ibnusyam, Pernikahan Semasa Kuliah (http://ibnusyam.multiply.com/tag/artikel, diakses 28
April 2007)
36
Pius Partanto dan M. Dahlan Al-Barri, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arloka, 1994), hlm.
17
32
37
BAB III
METODE PENELITIAN
33
34
42
43
Ibid. , hlm. 5
Ibid. , hlm. 8
35
Alasan lain mengapa metode ini digunakan secara luas adalah bahwa
data yang dikumpulkan dianggap sangat bermanfaat dalam membantu kita
untuk menyesuaikan diri, atau dapat memecahkan masalah-masalah yang
timbul dalam kehidupan sehari-hari. Metode deskriptif juga membantu kita
mengetahui bagaimana caranya mencapai tujuan yang diinginkan. Lagi pula,
penelitian deskriptif telah banyak digunakan dalam berbagai bidang
penyelidikan dengan alasan dapat diterapkannya pada berbagai macam
masalah.44
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Menurut
Suharsimi Arikunto penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan
secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau
gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, penelitian kasus hanya meliputi
daerah atau subjek yang sangat sempit. Tapi ditinjau dari sifat penelitian,
penelitian kasus lebih mendalam.45
B. Kehadiran Peneliti
Karena dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif maka kehadiran peneliti menjadi sangat penting sekali. Peneliti
menganggap bahwa kehadirannya di tempat penelitian menjadi ukuran akan
hasil yang didapat setelah selesai melakukan penelitian.
44
G. Casullo Sevilla, Pengantar Metode Penelitian, terj. , Alimudin Tuwu (Jakarta: UI Press,
1993), hlm. 73
45
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV
(Yogyakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 131
36
D. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari
mana data dapat diperoleh. Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya yang
berjudul Prosedur Penelitian bahwa populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Apabila seseorang memiliki semua elemen yang ada dalam wilayah
penelitian, maka peneliannya merupakan penelitian populasi. Penelitian
populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya tidak
terlalu banyak.
37
Populasi atau Universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang
ciri-cirinya akan diduga. Populasi dapat dibedakan pula antara populasi
sampling dengan populasi sasaran.46 Adapun populasi sampling dalam
penelitian ini adalah jumlah keseluruhan mahasiswa Universitas Islam Negeri
(UIN) Malang,
Angkatan 2003, yang berjumlah 266 mahasiswa terdiri dari 104 mahasiswa
laki-laki dan 162 mahasiswa perempuan. Sedangkan populasi sasaran dalam
penelitian ini adalah jumlah keseluruhan mahasiswa Universitas Islam Negeri
(UIN) Malang, Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Agama Islam,
Angkatan 2003 yang sudah melakukan pernikahan. Setelah peneliti
melakukan beberapa kali observasi tidak didapatkan berapa jumlah yang pasti
dari populasi sasaran tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Teknik Purposive Sampling
di mana informan dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Dalam Teknik Purposive Sampling tidak ada kriteria baku mengenai berapa
jumlah informan yang harus diwawancarai.47
Dalam hal ini peneliti memberikan kriteria subjek penelitian yang akan
diteliti sebagai berikut: Mahasiswa laki-laki dan perempuan Universitas Islam
Negeri (UIN) Malang, Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Agama Islam,
Angkatan 2003 yang telah melakukan pernikahan pada masa studi; Pernikahan
yang dilakukan telah tercatat di KUA (Kantor Urusan Agama).
46
Masri Singarimbun, Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, Cetakan ke VIII (Jakarta:
LP3ES, 1987), hlm. 108
47
Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, Cetakan ke III (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003), hlm. 182
38
48
39
49
Ibid. , hlm. 96
40
2. Pengumpulan data
Pada pelaksanaan pengumpulan data peneliti menggunakan metode
yaitu metode wawancara, observasi dan angket terbuka sebagai data
penunjang. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut:
a. Metode Wawancara (Interview)
Metode interview merupakan metode pengumpulan data dengan
jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan
berlandaskan kepada tujuan penelitian.51
Dalam metode interview ada dua pihak yang masing-masing
mempunyai kedudukan yang berlainan, dimana satu pihak menjadi
50
41
menggunakan
pertanyaan
meminta
penjelasan
dan
52
42
53
54
43
bagaimana
konteks
suatu
kejadian,
dan
55
44
dalam
konteks
yang
jelas,
dan
konteks
tersebut
harus
dideskripsikan.
3) Catatan haruslah seoptimal mungkin menunjukkan data faktual
atau deskriptif dan haruslah seminimal mungkin memuat hal-hal
yang bersifat kesan atau penilaian peneliti, kecuali bila peneliti
berada dalam keadaan kurang lengkap informasi atau kurang
memahami suatu kejadian .56
F. Analisis Data
Analisis data menurut Patton adalah sebuah proses mengatur urutan
data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian
dasar.57 Bogdan dan Taylor mendefinisikan analisis data sebagai proses yang
merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan
hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk
memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu.58 Analisis data merupakan
proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterpretasikan. Dengan demikian definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Dalam
menganalisa
data
yang
terkumpul
baik
melalui
studi
45
deskriptif kualitatif dengan analisis induktif yaitu bertolak dari data empiris
untuk membangun konsep dan teori. Dari data ke konsep merupakan suatu
gerak melintas ke tingkat abstraksi yang lebih tinggi, bukan perhitungan
tabulasi. Data yang terakumulasi dibawah suatu label itulah yang akhirnya
dikembangkan menjadi pernyataan-pernyataan tentang devisis nominal,
makna teoritis atau konten subtantif dari suatu konsep. Dengan demikian akan
diperoleh makna atas dasar inter-relasi dalam sistem kategori yang lebih
alamiah sebabnya, sebab keseluruhannya tetap dipertahankan, sebagai fakta
diredusi ke dalam ukuran-ukuran pengangkaan. 59
Laporan penelitian kualitatif dikatakan ilmiah apabila telah memenuhi
kriteria-kriteria keabsahan data yaitu pertama standar credibility (kepercayaan
atau validitas internal) adalah peneliti dapat menunjukkan derajat kepercayaan
kepada masyarakat dengan jalan membuktikan terhadap hasil-hasil penelitian,
kedua standar transferability (keteralihan atau validitas eksternal) adalah hasil
penelitian dapat digeneralisasikan, berlaku dan diterapkan pada semua
konteks, ketiga dependability (ketergantungan atau reliabilitas) jika penelitian
dilakukan dua atau beberapa kali pengulangan suatu studi dalam kondisi yang
sama dan hasilnya secara esensial sama, keempat standar confirmability
(kepastian) bahwa obyektifitas suatu penelitian berarti dapat dipercaya, faktual
dan dapat dipastikan.
59
46
60
47
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Memasuki BAB IV ini penulis ingin memaparkan langkah-langkah dalam
menyajikan data hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh melalui hasil
observasi dan wawancara.
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Tentang Subyek Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada tanggal 8 Mei sampai dengan
tanggal 27 Juni 2007. Sedangkan subyek penelitian yang diambil dalam
penelitian ini adalah lima (5) mahasiwa dan lima (5) mahasiswi Universitas
Islam Negeri (UIN) Malang, Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Agama
Islam, Angkatan 2003 yang sudah menikah. Berikut ini akan dideskripsikan
secara jelas kesepuluh subyek penelitian tersebut:
a. Informan pertama (Achmad Hupron)
Sekitar akhir semester satu (I) informan sudah melakukan
pernikahan dengan salah seorang santriwati ketika informan masih
mondok di pondok pesantren. Dalam usia pernikahannya yang sudah
mencapai empat tahun, informan mempunyai dua orang anak. Informan
beserta istri dan dua orang anaknya tinggal di rumah sendiri tepatnya di Jl.
Kebonagung No. 314, Singosari, Malang. Saat ini informan sedang
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
Identitas Informan
No
Nama Informan
Usia
Fak/Smstr
Kota asal
Jumlah
anak
Usia
Pernikahan
Achmad Hupron
27 Th
PAI/VIII
Malang
4 Tahun
Ahmad Syazili
25 th
PAI/VIII
Palembang
2 Tahun
Hendi Burahman
22 Th
PAI/VIII
Kalimantan
---
1,4 Tahun
Khurin
Rakhmawati
24 Th
PAI/VIII
Malang
---
1,5 Bulan
Moch. Gozali
23 Th
PAI/VIII
Malang
---
1,5 Tahun
Choirul Affandi
22 Th
PAI/VIII
Malang
----
1,9 Tahun
Ulfa Muniroh
21 Th
PAI/VIII
Malang
----
1,9 Tahun
Zahrotul
Munawaroh
23 Th
PAI/VIII
Malang
----
8 Bulan
Sriwati Dewi
23 Th
PAI/VIII
Malang
----
6 Bulan
10
Umy Baity
22 Th
PAI/VIII
Riau
2 Tahun
61
: Achmad Hupron
Usia
: 27 tahun
Alamat
Fakultas/semester
Tahun menikah
: 2004
Usia pernikahan
: 4 tahun
kemudian
melakukan penyesuaian,
dan akhirnya
melakukan
62
setelah itu menikah. Itupun kami lakukan setelah adanya tawaran dari Kyai
saya tersebut.
Meskipun ide pertama pernikahan bukan atas rencananya, namun
ketika Achmad Hupron memutuskan untuk melakukan pernikahan pada masa
studi, kedua orang tuanya menyetujuinya. Begitu juga dengan kedua orang tua
istrinya. Berikut penjelasan Achmad Hupron:
Ketika kami berdua memutuskan untuk menikah, meskipun saya masih studi,
kedua orang tua saya dan orang tua istri saya menyetujuinya. Bahkan mereka
mendukung sekali terhadap pernikahan yang kami lakukan.
Sebelum menikah, Achmad Hupron sudah mempunyai pendapatan
sendiri dari usaha bisnis yang ditekuninya selama ini. Meskipun demikian,
orang tua mereka terkadang juga masih menopang kehidupan ekonomi
mereka. Berikut penjelasan Achmad Hupron tentang keadaan ekonominya:
Sebelum menikah saya memang sudah membuka usaha berjualan busana
muslim dan jilbab di pasar Singosari. Dari hasil usaha itulah sampai
sekarang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan juga
biaya kuliah saya selama ini. Meskipun demikian, orang tua saya dan istri
saya tidak sepenuhnya membiarkan kami. Mereka terkadang masih turut
menopang kehidupan keuangan saya sekeluarga, akan tetapi tidak seperti
ketika saya masih belum menikah dulu.
Dalam pernikahannya yang sudah berlangsung selama empat tahun,
Achmad Hupron mempunyai dua orang anak. Saat ini Achmad Hupron
bersama istri dan dua orang anaknya tinggal terpisah dengan kedua orang tua
mereka. Hal ini sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Achmad Hupron
sebagai berikut:
Alhamdulillah saat ini kami sudah dikarunia dua orang anak. Anak yang
pertama berusia dua setengah tahun, dan yang kedua sembilan bulan. Kurang
lebih selama satu tahun setelah pernikahan saya, saya sudah mempunyai
63
rumah sendiri, dan kami sekeluarga tinggal terpisah dengan orang tua
masing-masing.
Achmad
Hupron
tidak
menghambat
aktifitas
64
65
Informan kedua
Nama
: Ahmad Syazili
Usia
: 25 tahun
Alamat
Fakultas/semester
Tahun menikah
: 2005
Usia pernikahan
: 2 tahun
66
Sebelumnya saya pernah mencoba beberapa kali pacaran, dengan anak PAI
dan Bahasa Inggris, mahasiswi UIN juga, tapi ternyata belum ada kecocokan.
Sampai akhirnya dalam suatu acara bisnis yang kebetulan waktu itu saya
sebagai pembicaranya bertemu dan kenalan dengan salah seorang mahasiswi
psikologi. Dalam beberapa kali pertemuan berikutnya saya sering bercerita
(curhat) masalah kehidupan saya. Dia pun mau mendengar bahkan berusaha
mencarikan solusi buat saya. Anggapan saya waktu itu mungkin inilah dia,
sosok yang saya cari selama ini. Seseorang yang mau hidup susah bersama
saya. Dalam waktu enam bulan kami pacaran, ternyata kami merasa ada
kecocokan, dan kami pun menjalin hubungan yang lebih serius lagi, yaitu
pernikahan.
Pernikahan Ahmad Syazili dengan istrinya yang juga sama-sama
masih menempuh kuliah mendapatkan restu dari kedua belah pihak orang tua.
Berikut penjelasan Ahmad Syazili:
Orang tua kami masing-masing memberikan restu terhadap pernikahan
kami, asalkan pernikahan kami tidak mengganggu studi kami berdua.
Dalam pernikahannya yang berlangsung selama dua tahun, Ahmad
Syazili mempunyai satu orang anak. Ahmad Syazili bersama istri dan anaknya
tinggal di rumah kontrakan. Hal ini seperti yang dijelaskan olehnya:
Saya sudah mempunyai satu orang anak berusia tiga bulan. Saya bersama
istri dan anak saya tinggal di rumah kontrakan, tepatnya di Joyo Utomo Gg. 2
No. 41, Merjosari, Malang, karena kami sama-sama dari luar Kota Malang.
Istri saya berasal dari Banyuwangi dan saya sendiri dari Palembang.
Setelah melakukan pernikahan, Ahmad Syazili tidak mau lagi
menggantungkan hidupnya kepada orang tuanya ataupun orang tua istrinya.
Kehidupan ekonomi benar-benar terlepas dari kedua orang tua. Berikut
penjelasn Ahmad Syazili:
Selama ini saya ikut salah satu perusahaan MLM. Kehidupan ekonomi saya
benar-benar sudah terlepas dari orang tua kami masing-masing. Orang tua
saya dan istri saya tidak pernah lagi memberikan kiriman karena saya merasa
67
sudah cukup dengan pendapatan saya selama ini, baik itu untuk kebutuhan
keluarga, bahkan biaya kuliah saya dan istri saya.
2. Tentang faktor pendorong melakukan pernikahan:
Faktor pendorong yang melatar belakangi pernikahan Ahmad Syazili
adalah karena takut melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama. Hal ini
seperti penjelasan yang diungkapkan olehnya:
Faktor pendorong yang melatar belakangi pernikahan saya adalah karena
takut melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama. Dengan kata lain
menghindari perbuatan zina.
3. Tentang dampak melakukan pernikahan pada masa studi:
Pernikahan Ahmad Syazili tidak menghambat aktifitas perkuliahannya.
Hal ini sebagaimana yang telah dijelaskan olehnya:
Selama ini saya selalu aktif mengikuti perkuliahan, baik sebelum
menikah ataupun sesudah menikah. Saya merasa pernikahan yang saya
lakukan tidak menghambat aktifitas kuliah saya, karena saya dan istri saya
sudah merencanakannya matang-matang sebelumnya.
Pernikahan Ahmad Syazili tidak menghambat aktifitas belajarnya.
Berikut penjelasan Ahmad Syazili:
Sebelum dan sesudah menikah, saya selalu aktif belajar. Bahkan setelah
saya menikah semangat belajar saya menjadi semakin meningkat.
Prestasi akademik yang diraih Ahmad Syazili setelah menikah menjadi
lebih baik bila dibandingkan dengan sebelum menikah. Hal ini seperti yang
dijelaskan oleh Ahmad Syazili:
Setelah menikah prestasi belajar saya semakin membaik. Sebelum menikah
nikai IP saya tiga koma lima, dan setelah menikah bisa mencapai tiga koma
tujuh.
68
Informan ketiga
Nama
: Hendi Burahman
Usia
: 22 tahun
Alamat
Fakultas/semester
Tahun menikah
: 2006
Usia pernikahan
: 1 tahun 4 bulan
69
Saya kenal dengan istri saya sejak semester awal. Waktu itu saya dan dia
satu kelompok dalam kegiatan orientasi pengenalan kampus. Dalam kuliah
Program Khusus Pelajaran Bahasa Arab (PKPBA) kami juga satu kelas. Jadi
saya dan dia sejak awal masuk kuliah sudah sama-sama kenal. Hanya saja
kami beda jurusan. Istri saya mengambil Jurusan Kimia. Kami pun sering
ngobrol bareng, meskipun waktu itu belum ada rasa ketertarikan satu dengan
yang lainnya...
Pada awal semester saya menghadapi banyak masalah, terutama masalah
dengan keluarga. Untuk biaya hidup dan kuliah, saya terpaksa mencari
sendiri karena orang tua tidak memberikan kiriman kepada saya. Kerja apa
saja saya lakukan, yang penting bisa hidup dan kuliah saya bisa tetap
berjalan. Hal ini berlangsung sampai semester dua (II). Ketika saya
membutuhkan seseorang untuk mencurahkan keluh kesal terhadap orang tua,
dia sering memberikan perhatian dan masukan kepada saya...
Meskipun waktu itu masih sebatas teman, kami sering ngobrol, curhat,
kadang-kadang juga keluar bareng. Saya mengungkapkan perasaan saya dua
bulan sebelum kami menikah...
Waktu saya ke tempat kos istri saya, kebetulan orang tua istri saya juga
berkunjung. Saat itu seakan-akan saya mendapatkan tantangan baru yang
cukup berat, karena kedua orang tua istri saya tiba-tiba menyuruh saya
beserta keluarga saya untuk berkunjung ke Jember (rumah istri saya) untuk
melamar istri saya. Dengan maksud untuk menghindari fitnah masyarakat.
Mungkin watak dari saya yang suka akan tantangan dan berusaha
menghadapi tantangan tersebut, walau bagaimanapun resikonya, akhirnya
saya memutuskan untuk menerima tantangan dari orang tua istri saya.
Sebulan kemudian keluarga saya berkunjung ke Jember untuk melamar istri
saya, dan selang waktu satu bulan dari lamaran kami pun menikah.
Dalam pernikahannya yang sudah berjalan selama satu tahun empat
bulan, Hendi Burahman belum mempunyai seorang anak. Saat ini Hendi
Burahman beserta istrinya tinggal di rumah kontrakan. Penghasilan dari bisnis
yang dijalankan cukup untuk biaya hidup, serta untuk biaya kuliah dan kuliah
istrinya. Namun demikian, terkadang orang tua mereka masih memberikan
kiriman untuk mereka berdua. Berikut penuturan Hendi Burahman:
Saya belum dikaruniai seorang keturunan. Saat ini saya dan istri saya
tinggal di rumah kontrakan, tepatnya di Jl. Kertosariro No. 48, Malang,
karena kami sama-sama dari luar Kota Malang. Istri saya berasal dari
70
Jember dan saya dari Kalimantan. Selama ini saya menjalankan bisnis jilbab
bersama rekan saya, Achmad Hupron. Disamping itu saya juga mulai merintis
bisnis barang-barang antik. Meskipun saya sudah mempunyai penghasilan
sendiri, namun orang tua kami berdua terkadang masih memberikan kiriman
uang untuk biaya hidup dan kuliah kami di Malang.
selalu
aktif
mengikuti
perkuliahan.
Sebagaimana
yang
71
72
Informan keempat
Nama
: Khurin Rakhmawati
Usia
: 24 tahun
Alamat
Fakultas/semester
Tahun menikah
: 2007
Usia pernikahan
: 1,5 bulan
73
74
75
menyelesaikan studi karena ada beban mental terhadap keluarga jika studi
tidak cepat selesai.
Sebelum dan sesudah menikah Khurin Rakhmawati tidak pernah
mengikuti organisasi di kampus. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Khurin
Rakhmawati:
Selama ini saya tidak pernah mengikuti organisasi di kampus.
Informan Kelima
Nama
: Moch. Gozali
Usia
: 23 tahun
Alamat
Fakultas/semester
Tahun menikah
: 2006
Usia pernikahan
: 1,5 tahun
76
77
Faktor pendorong pernikahan yang saya lakukan adalah untuk menjaga diri
agar tidak terjerumus pada perzinaan, ingin segera manikmati hidup baru
dengan keluarga yang baru, dan ingin hidup mandiri dengan tantangan yang
ada.
78
Prestasi akademik yang diraih oleh Moch. Gozali selama ini dapat
dikatakan baik. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Moch. Gozali:
Selama ini prestasi belajar saya selalu baik, nilai IP rata-rata diatas tiga
koma. Prestasi sebelum dan sesudah menikah masih tetap sama yang penting
bisa mengatur waktu untuk kuliah dan belajar.
Informan Keenam
Nama
: Choirul Affandi
Usia
: 22 tahun
Alamat
Fakultas/semester
Tahun menikah
: 2005
Usia pernikahan
: 1,9 tahun
Informan Ketujuh
Nama
: Ulfa Muniroh
Usia
: 21 tahun
Alamat
Fakultas/semester
Tahun menikah
: 2005
Usia pernikahan
: 1,9 tahun
79
80
pendapatan sendiri. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Ulfa Muniroh
sebagai berikut:
Orang tua tua saya sempat marah dan menolak terhadap pernikahan yang
kami lakukan, karena kondisi kami berdua masih dalam masa studi, calon
suami belum mempunyai pekerjaan, selain itu juga ada beban mental karena
kedua kakak saya belum menikah.
Sedangkan orang tua Choirul Affandi menerima dan memberikan restu
dengan catatan pernikahan yang mereka lakukan tidak menghambat proses
studinya. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Choirul Affandi sebagai
berikut:
Ada kekhawatiran orang tua saya kalau dengan pernikahan yang kami
lakukan samapai menghambat studi kami. Tapi akhirnya orang tua juga
menyetujuinya dengan catatan studi tidak menjadi terhambat dengan adanya
pernikahan yang kami lakukan.
Dalam usia pernikahannya yang sudah berjalan selama satu tahun
sembilan bulan, Choirul Affandi dan Ulfa Muniroh sengaja menunda untuk
mempunyai keturunan. Hal ini dikarenakan mereka berdua belum siap dengan
hadirnya seorang anak diantara mereka. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan
oleh Ulfa Muniroh sebagai berikut:
Saat ini saya masih ingin konsentrasi terhadap studi dulu, dan belum ingin
terganggu dengan hadirnya seorang anak dalam keluarga kami. Selain itu
kami juga belum siap secara materi, waktu, tenaga dan pikiran dengan
adanya seorang anak.
Sedangkan Choirul Affandi menunda untuk mempunyai seorang anak
dikarenakan belum mempunyai pendapatan sendiri, takut terhambat studinya,
dan usia mereka yang masih muda. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh
Choirul Affandi sebagai berikut:
81
82
83
Informan Kedelapan
Nama
: Zahrotul Munawaroh
Usia
: 23 tahun
Alamat
Fakultas/semester
Tahun menikah
: 2006
Usia pernikahan
: 8 bulan
84
Saya kenal dengan suami saya ketika masih semester lima (V), kedekatan
hubungan kami terjalin pada pertengahan semester enam (VI), lima bulan
masa pacaran suami memutuskan untuk menikah karena suami saya tidak
mau manjalin hubungan pacaran terlalu lama. Sebenarnya kedua pihak orang
tua kurang menyatujui pernikahan kami, dikarenakan kami masih dalam
masa-masa studi. Mereka menyetujui pernikahan kami dengan syarat: kita
berdua harus bisa menyelesaikan studi, suami harus ikut istri sebab sudah
disediakan rumah sendiri (oleh orang tua istri), dan harus mempunyai
pendapatan sendiri sebagai bentuk tanggung jawab berkeluarga. Dan kami
melangsungkan pernikahan pada tanggal 17 November 2006.
Meskipun Zahrotul Munawaroh dan suaminya sudah mempunyai
pendapatan sendiri, pihak orang tua terkadang masih turut menopang biaya
hidupnya. Berikut penjelasan Zahrotul Munawaroh:
Memang selama ini saya dan suami saya sudah mempunyai pendapatan
sendiri, namun demikian orang tua kami berdua terkadang masih turut
menopang biaya hidup kami. Saya mengajar di SDN Capang I Purwodadi,
Pasuruhan dan suami saya di SD Kartika IV-6 Malang.
Sejak awal melakukan pernikahan, Zahrotul Munawaroh bersama
suami sudah tinggal terpisah dari orang tua mereka. Saat ini Zahrotul
Munawaroh bersama suaminya belum mempunyai keturunan karena usia
pernikahannya yang masih muda, selain itu mereka ingin menyelesaikan
studinya terlebih dahulu. Berikut penjelasan Zahrotul Munawaroh:
Kami tinggal terpisah dari orang tua masing-masing karena orang tua saya
sudah menyediakan rumah untuk kami berdua. Saat ini kami belum
mempunyai anak, karena kami ingin menyelesaikan studi lebih dahulu setelah
itu merencanakan untuk mempunyai anak.
85
lain, dan keinginan mendekatkan diri kepada Allah SWT serta menjalankan
Sunnah Nabi. Hal ini sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Zahrotul
Munawaroh sebagai berikut:
Faktor pendorong pernikahan yang saya lakukan adalah karena kami saling
mencintai, saling memahami dan mengerti satu sama lain, dan untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT serta menjalankan Sunnah Nabi.
Zahrotul
Munawaroh
tidak
menghambat
aktifitas
86
aktifitas
kegiatan
organisasi
di
kampus,
Zahrotul
Informan Kesembilan
Nama
: Sriwati Dewi
Usia
: 23 tahun
Alamat
Fakultas/semester
Tahun menikah
: 2006
Usia pernikahan
: 6 bulan
87
88
lain 1menghindari perbuatan yang dilarang oleh agama. Hal ini sebagaimana
yang telah dijelaskan oleh Sriwati Dewi sebagai berikut:
Faktor pendorong pernikahan yang saya lakukan adalah karena untuk
menghindari perbuatan negatif yang dilarang oleh agama.
89
Informan Kesepuluh
Nama
: Umy Baity
Usia
: 22 tahun
Alamat
Fakultas/semester
Tahun menikah
: 2005
Usia pernikahan
: 2 tahun
90
dengan senang hati oleh kedua pihak orang tua mereka. Berikut cerita yang
diungkapkan Umy Baity:
Proses perkenalan saya dengan suami saya melalui salah seorang teman
akrab saya pada pertengahan semester empat (IV). Dalam tiga kali
pertemuan berikutnya kami memutuskan utuk pacaran, dan dalam lima bulan
masa pacaran kami memutuskan untuk menikan. Keputusan kami mendapat
tanggapan yang baik dari kedua orang tua kami, mereka sangat setuju dan
mendukung pernikahan yang kami lakukan.
Dalam pernikahannya yang sudah berlangsung selama dua tahun, Umy
Baity mempunyai satu orang anak. Saat ini Umy Baity bersama suami tinggal
di rumah kontrakan, sedangkan anak mereka di asuh oleh orang tuanya. Hal
ini sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Umy Baity sebagai berikut:
Kami sudah mempunyai satu orang anak berusia sembilan bulan. Saat ini
anak kami diasuh oleh orang tua saya di Riau karena saya dan suami saya
berasal dari Riau. Di Malang kami tinggal di rumah kontrakan tepatnya di Jl.
Candi Mendut Selatan No. 30, Malang.
Selama ini Umy Baity dan suaminya sudah mempunyai pendapatan
sendiri dari usaha les privat yang dijalankannya. Kehidupan ekonomi mereka
setelah menikah benar-terlepas dari kedua orang tua. Orang tua mereka tidak
pernah lagi memberikan kiriman untuk biaya hidup di Malang. Hal ini
sebagaimana yang telah dijelaskan olehnya:
Selama ini saya dan suami membuka les privat dan ngaji di rumah
(kontrakan) pada sore hari. Alhamdulillah, usaha tersebut berjalan dengan
baik dan banyak peminatnya mulai dari anak-anak SD sampai orang dewasa.
Dari pendapatan tersebut biaya hidup kami bisa terpenuhi dan orang tua
kami tidak lagi memberikan kiriman untuk biaya hidup kami di Malang.
91
92
B. Pembahasan
1.
Pembahasan
Tentang
Faktor-Faktor
Pendorong
Melakukan
informan
menunjukkan
bahwa
faktor-faktor
pendorong
melakukan pernikahan pada masa studi sangat lah beragam antara satu
individu dengan individu yang lain. Untuk lebih menjelaskan gambaran
tentang keberagaman faktor pendorong pernikahan pada kesepuluh
informan dalam penelitian ini, maka akan diuraian dalam tabel berikut:
93
Tabel. 4. 2.
Faktor-faktor Pendorong Pernikahan
No
Nama Informan
Achmad Hupron
Ahmad Syazili
Hendi Burahman
memotivasi belajar.
Khurin
Rakhmawati
Moch. Gozali
Choirul Affandi
Ulfa Muniroh
94
Zahrotul
Munawaroh
Sriwati Dewi
10
Umy Baity
menghindari maksiat.
mahasiswa
pada
masa
studi
sangatlah
beragam.
b.
95
c.
Adanya faktor lain seperti karena terjadinya hubungan seks pranikah yang kadang-kadang sulit dihindari karena telah dipenuhi
oleh nafsu cinta. Jika permasalahannya seperti ini, maka yang
bersangkutan terpaksa menikah yang dikarenakan oleh suatu
keadaan.
d.
tahun,
sehingga
dengan
berbagai
pertimbangan
tersebut
dapat
maka
faktor-faktor
digolongkan
65
Arief Budiman, Kuliah Menjelang Pernikahan, cet-II (Jakarta: Studio Press, 1999), hlm. 11
96
Tuntutan fitrah
Tuntutan menikah juga merupakan tuntutan fitrah. Manusia
bisa hidup bahagia bersama fitrah kemanusiaannya, ia akan
sengsara bila hidupnya bertentangan dengan fitrahnya. Diantara
66
Mansyur Ali Nashif, Mahkota Pokok-Pokok Hadis Rasulullah SAW (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1993), hlm. 838-839
97
fitrah ini antara lain fitrah ingin hidup bersama. Manusia tidak bisa
hidup sendiri, ia makhluk sosial yang senantiasa memerlukan
kepada orang lain. Sebagai orang tua, sebagai teman, sebagai
pasangan hidup (suami/istri), sebagai keturunan (anak cucu) dan
lain sebagainya. Menikah adalah merupakan tuntutan fitrah
kemanusiaan.
Dorongan biologis, libido seksual manusia yang sehat
selalu berkembang dan memerlukan penyaluran. Apabila libido
seks ini terkekang maka akan mengebiri potensi manusia itu
sendiri. Penyaluran libido seks yang bertanggung jawab akan
meningkatkan kualitas dan vitalitas manusia. Menikah adalah satusatunya penyaluran yang bertanggung jawab.
Diantara fitrah manusia adalah ingin merasakan kedamaian,
dan kedamaian yang hakiki adalah kedamaian di bawah lembaga
perkawinan yang baik dan benar di bawah tuntunan agama.67
Indikasi adanya tuntutan fitrah dapat dilihat dari adanya
beberapa faktor yang melatar belakangi pernikahan pada kesepuluh
informan, diantaranya: sudah berkemampuan materi, memotivasi
belajar, usia yang sudah cukup untuk melakukan pernikahan, tidak
suka dengan masa pacaran yang terlalu lama, ingin segera
manikmati hidup baru dengan keluarga yang baru, ingin hidup
mandiri dengan tantangan yang ada, sudah menemukan pasangan
67
98
Tuntutan sosial
Menikah juga merupakan tuntutan sosial, sebagai makhluk
sosial manusia dituntut untuk melaksanakan pernikahan, tuntutan
sosial itu antara lain:
f. Tuntutan pribadi
Pribadi yang matang, sehat dan bertanggung jawab akan
menuntut dirinya untuk menikah dan mencari pasangan hidup.
Pribadi yang tidak ingin menikah sementara kondisinya sudah
memungkinkan adalah pribadi yang sakit dan akan menjadi
penyakit di masyarakat. Menikah juga merupakan tuntutan
keluarga, terlebih bila kondisi sudah memungkinkan untuk
melakukannya.
g. Tuntutan Masyarakat
Masyarakat yang sehat akan menuntut individu yang
ada di dalamnya untuk menikah. Sebab masyarakat memilki
tanggung jawab yang harus diemban. Adanya keluarga baru,
berarti bertambahnya orang yang akan mengemban beban
masyarakat, dan mengurangi satu bebannya.
99
h. Tuntutan Profesi
Semua orang pasti ingin mencapai cita-citanya dan
meraih prestasi dalam karirnya. Bila sudah sampai ke citacitanya, profesi menuntut orang tersebut untuk menikah. Orang
yang sampai dipuncak prestasi dan karir akan gersang dan
kering bila tidak memilki tanggung jawab rumah tangga.
Apalah arti semua itu bila tidak bisa dirasakan oleh orangorang yang dikasihinya, suami istri, maupun anak-anaknya.
Rumah tangga adalah muara dari profesi dan prestasi.
i. Tuntutan perjuangan dan dakwah
Menikah adalah tuntutan bagi perjuangan dan dakwah.
Perjuangan sangatlah berat, apalagi bagi orang yang membawa
idealisme dan cita-cita perjuangan. Suka duka perjuangan akan
mudah
dilaluinya
dalam
keharmonisan
rumah
tangga,
68
28 April 2007)
(http://ibnusyam.multiply.com/tag/artikel, diakses
100
No
Nama Informan
Achmad Hupron
Ahmad Syazili
Hendi Burahman
101
Khurin
Rakhmawati
Moch. Gozali
Choirul Affandi
Ulfa Muniroh
Zahrotul
Munawaroh
Sriwati Dewi
102
10
Umy Baity
No
Nama Informan
Achmad Hupron
103
Ahmad Syazili
Hendi Burahman
Khurin
Rakhmawati
Moch. Gozali
Choirul Affandi
Ulfa Muniroh
Zahrotul
Munawaroh
104
Sriwati Dewi
10
Umy Baity
No
Nama Informan
Achmad Hupron
Ahmad Syazili
105
Rakhmawati
Moch. Gozali
Choirul Affandi
Ulfa Muniroh
Munawaroh
Sriwati Dewi
Hendi Burahman
Khurin
Zahrotul
10
Umy Baity
106
No
Nama Informan
-
Achmad Hupron
Ahmad Syazili
Hendi Burahman
Khurin Rakhmawati
107
Moch. Gozali
Choirul Affandi
Ulfa Muniroh
Zahrotul Munawaroh
10
Sriwati Dewi
Umy Baity
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, tentang Dampak
Pernikahan Pada Masa Studi Terhadap Perkuliahan Mahasiswa (Studi Kasus
Mahasiswa UIN Malang, Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Agama
Islam, Angkatan 2003), dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di lapangan menunjukkan
bahwa faktor-faktor pendorong melakukan pernikahan pada masa studi
sangat lah beragam antara satu individu dengan individu yang lain.
Adapaun faktor-faktor pendorong melakukan pernikahan pada masa studi
antara lain: sudah berkemampuan materi, terhindar dari pergaulan bebas,
memotivasi belajar, menghindari fitnah di masyarakat, takut mencemarkan
nama baik orang tua, usia yang sudah cukup untuk melakukan pernikahan,
dukungan dari orang tua, ingin segera manikmati hidup baru dengan
keluarga yang baru, ingin hidup mandiri dengan tantangan yang ada, sudah
menemukan pasangan yang cocok, orang tua masih membantu,
menginginkan ada teman yang bisa menemani kapan saja dan dimana saja,
agar ada yang membantu dan memfasilitasi kegiatan studi, rasa saling
mencintai, rasa saling memahami dan mengerti satu sama lain, keinginan
mendekatkan diri kepada Allah SWT serta menjalankan Sunnah Nabi.
108
109
tersebut
tidak
menghambat
keaktifan
perkuliahannya,
B. Saran-saran
1. Bagi mahasiswa yang sudah melakukan pernikahan:
Hendakanya lebih bisa mengatur dan membagi waktu untuk
keluarga, pekerjaan dan studi, mengingat setelah menikah mempunyai dua
tanggung jawab sekaligus yang harus dijalankan. Tanggung jawab
mahasiswa sebagai seorang yang sudah berkeluarga, dan tanggung jawab
mahasiswa yang sedang melakukan studi.
2. Bagi Mahasiswa yang belum melakukan pernikahan:
Hendaknya sebelum memutuskan untuk memasuki dunia pernikahan,
diharapkan telah memiliki persiapan dan kesiapan secara material maupun
spiritual yang matang.
110
REFERENSI
2007.
Pernikahan
Semasa
Kuliah.
http://ibnusyam.multiply.com/tag/artikel.
Nana Sudjana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
2006.
Tujuan
Pernikahan
Dalam
Islam.
http://rostiani.blogsome.com/2006/05/06/tujuan-pernikahan-dalamislam/artikel.
Sabiq, Sayyid. 1980. Fiqih Sunnah, Jilid 6. Bandung: Al Maarif.
Said, Muh. dan Affan, Junimar. 1990. Psikologi dari Zaman ke Zaman. Bandung:
Jemmars.
Sevilla, Casullo. G. et.al. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Terj. Alimudin
Tuwu. Jakarta: UI Press.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Soelaeman, M. Munandar. 1992. ISD Edisi Revisi. Bandung: Eresco Garuda.