Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang
segala puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas Biologi yang diberi judul penulis:
jaringan Dewasa
Di dalam penulisan makalah ini penulis banyak memiliki kekurangan
kekurangan dan banyak hal yang kurang ternilai batasan penulis begitu pula penulis
makalah ini tak lupa mengucapkan banyak banyak terima kasih kepada yang
terhormat Bapak guru Biologi sebagai penulis mengucapkan terima kasih semoga
Allah akan memberikan balasan yang baik pula.
Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, saya dengan rendah hati dan
dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan
makalah ini.
Malingping,
Agustus 2015
Penyusun
Terdiri dari satu lapis yang tersusun atas sel-sel hidup dan tersusun
rapat sehingga tidak ada ruang antarsel.
Bentuk, ukuran, dan susunannya beragam. Namun umumnya
berbentuk persegi panjang.
Tidak memiliki klorofil. Kecuali pada epidermis tumbuhan paku.
Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan
udara mengalami penebalan, namun dinding sel epidermis bagian
dalam yang berbatasan dengan jaringan lain tetap tipis.
Dapat mengalami modifikasi membentuk derivat jaringan epidermis.
(1) Stomata fanerofor, yaitu stomata yang sel-sel penutupnya terletak pada
permukaan daun (menonjol) sehingga memudahkan pengeluaran air,
misalnya pada tumbuhan hidrofit.
(2) Stomata kriptofor, yaitu stomata yang sel-sel penutupnya berada jauh
di bawah permukaan daun (tersembunyi), fungsinya untuk mengurangi
penguapan yang berlebihan. Contohnya pada tumbuhan xerofit.
(5) Sebagai alat penerus rangsang yang datang dari luar. Misalnya trikomata
pada daun tembikar.
(6) Sebagai alat sekresi.
Berdasarkan ada tidaknya fungsi sekret, trikomata dapat dibedakan
menjadi dua sebagai berikut.
(1) Trikomata yang tidak menghasilkan secret (trikomata nonglandular).
Beberapa macam trikomata nonglandular sebagai berikut.
(a) Rambut bersel satu atau bersel banyak dan tidak pipih, contohnya
pada Lauraceae dan
Moraceae.
(b) Rambut sisik yang memipih dan bersel banyak, contohnya pada daun
durian (Durio zibetinus).
(c) Rambut bercabang dan bersel banyak, contohnya pada daun waru
(Hibiscus tiliaceus).
(2) Trikomata yang menghasilkan sekret (trikomata glandular). Trikomata
pada daun tembakau (Nicotiana tabacum) merupakan trikomata glandular
yang sederhana, memiliki tangkai dengan kepala bersel satu atau bersel
banyak. Pada tumbuhan sering dijumpai berbagai macam trikomata
glandular, yaitu sebagai berikut.
(a) Trikomata hidatoda, terdiri dari sel tangkai dan beberapa sel kepala
dan mengeluarkan larutan. Misalnya pada keluarga keladi (Araceae).
(b) Kelenjar garam, terdiri dari sebuah sel kelenjar besar dengan tangkai
yang pendek, misalnya pada tumbuhan bakau.
(c) Kelenjar madu, berupa rambut bersel satu atau lebih dengan plasma
yang kental dan mampu mengeluarkan madu ke permukaan sel, misalnya
pada tanaman pisang.
(d) Rambut gatal, berupa sel tunggal dengan pangkal berbentuk kantung
dan ujung runcing. Isi sel menyebabkan rasa gatal. Misalnya pada rambut
sengat kemaduh (Laportea stimulans).
(c) Spina (duri). Terdapat pada beberapa jenis tumbuhan seperti mawar dan
bunga kertas.
(d) Velamen. Sering disebut epidermis ganda. Terdapat pada akar gantung.
(e) Sel kipas. Terdapat pada bagian atas permukaan daun beberapa jenis
tumbuhan. Fungsinya untuk mengurangi penguapan.
(f) Sel kersik yang menyebabkan permukaan batang tumbuhan menjadi
keras. Contohnya pada tumbuhan tebu.
2) Jaringan Gabus
Selain epidermis ada sejenis jaringan tertentu yang sifatnya lebih kuat
dari epidermis, jaringan ini dikenal sebagai jaringan gabus (cork tissue).
Perhatikan Gambar 2.8. Biasanya jaringan ini berada di bagian tepi,
meskipun tidak mutlak dan banyak terdapat pada tumbuhan yang berumur
panjang. Dalam hal ini, biasanya epidermis tumbuhan telah mati atau tidak
aktif
lagi sebelum terjadi penggabusan itu. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa jaringan gabus ini menggantikan fungsi epidermis. Selain itu, jaringan
gabus juga berfungsi sebagai pembatas antara jaringan-jaringan di dalam
tumbuhan. Jaringan gabus dibedakan menjadi 3 macam yaitu eksodermis,
endodermis, dan kulit gabus (peridermis).
Jika epidermis hilang atau rusak, lapisan sel di bawahnya akan berubah
menjadi jaringan pelindung dan bergabus yang mengandung suberin.
Jaringan inilah yang dinamakan eksodermis. Endodermis adalah lapisan sel
yang terdapat dalam akar yang dinding selnya bergabus. Lapisan sel ini
sering dianggap sebagai lapisan sel yang paling dalam dari korteks (kulit
kayu) atau lapisan sel paling luar dari silinder pusat (stele). Sementara itu,
kulit gabus atau peridermis mempunyai bagian-bagian sebagai berikut.
a) Felogen (cork cambium) yaitu kambium gabus yang merupakan
suatu lapisan sel meristematis.
b) Felem (cork) yaitu gabus sebagai produk dari felogen yang terbentuk
ke arah luar.
c) Feloderma yaitu suatu parenkim gabus yang dapat dikatakan hampir
homogen dengan parenkim korteks yang terbentuk ke arah dalam.
b. Jaringan Dasar (Parenkim)
Jaringan parenkim atau jaringan dasar (ground tissue) merupakan suatu
jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi serta
fisiologi yang bervariasi dan masih melakukan segala kegiatan proses
fisiologis. Disebut sebagai jaringan dasar karena hampir setiap bagian
tumbuhan mempunyai jaringan ini. Parenkim terdapat pada akar, batang,
daun, dan melingkupi jaringan lainnya, misalnya pada xilem dan floem.
Parenkim mempunyai dinding sel tipis dan jika mengalami penebalan
biasanya terdiri dari selulosa yang masih lentur. Dinding selnya jarang sekali
mengandung lignin, kecuali organ yang telah tua. Dinding sel yang telah
menebal umumnya mempunyai plasmodesmata yang dapat membantu
kelancaran pertukaran zat. Jaringan parenkim mempunyai sel-sel yang masih
hidup. Di bagian tengah ruang selnya terdapat sentra vakuola besar berisi
zat-zat makanan cadangan. Dalam protoplasma biasanya terdapat plastida
baik leukoplas, kloroplas, maupun kromoplas. Di antara sel-sel parenkim,
terdapat ruang antarsel (intercellular spaces) yang berperan dalam
pertukaran atau peredaran gas-gas. Kebanyakan sel parenkim berbentuk
segi banyak (polihedral).
Anda telah mengetahui struktur serta fungsi xilem dan floem. Xilem dan
floem tersusun atas unsur-unsur yang berbeda-beda. Lakukan kegiatan
berikut agar Anda dapat membandingkan unsur-unsur penyusun xilem dan
floem.
PENUTUP
2.1 Kesimpulan