Case
Case
adhesi appendisitis
IDENTITAS PASIEN
Nama: Ny. Mariani
Usia: 65 tahun
Alamat: Kamp. Rawa pasung RT3 RW3 Baru, Bekasi
Pekerjaan: Ibu rumah tangga
Agama: Islam
Status perkawinan: Menikah
Tanggal masuk RS: 14 Agustus 2015
Tanggal pemeriksaan: 15 Agustus 2015
No. Rekam medis: 03384601
ANAMNESIS
Keluhan utama: Tidak bisa BAB dan Flatus sejak
4 hari SMRS
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis:
Keadaan umum
: Baik
Ekstremitas
Akral dingin, tremor (-),Oedem (-)
Pemeriksaan
Laboratorium
14.8.2015
Leukosit: 17.000
Hb: 14,4
Ureum: 159
Kreatinin: 5,01
SGOT:70
SGPT: 68
Albumin: 2,54
TINJAUAN PUSTAKA
STRUKTUR MIKROSKOPIS
SALURAN PENCERNAAN
Esofagus sampai anus mempunyai struktur dasar yang sama
1. Lapisan mukosa: Jaringan epitel
fungsi: Sekresi kelenjar , Absorbsi zat gizi , Pelindung terhadap bakteri
2. Lapisan submukosa
terdapat arteriole, venule dan jaringan saraf , pleksus submukosa &
Meissners.
3. Dua lapis otot polos, dari dalam keluar:
Otot sirkular yang berbentuk spiral rapat, berfungsi untuk kontriksi
saluran pencernaan
Otot longitudinal, berbentuk spiral panjang, berfungsi untuk
memendekkan saluran (Kedua lapisan ini bekerja sama untuk
melumatkan makanan agar pencernaan secara kimiawi dapat
berlangsung). Di antara kedua lapisan otot ini terdapat jaringan saraf
yang disebut pleksus mienterikus (plexus auerbachs).
4. Serosa: jaringan ikat yang melapisi paling luar saluran cerna.
FISIOLOGI PENCERNAAN
Motilitas : kontraksi otot yg mencampur dan mendorong isi saluran cerna.
Ada 2 tipe dasar motilitas : gerakan propulsif dan gerakan mencampur
Sekresi : terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik misal : enzim,
garam empedu, atau mukus
APPENDIKS
ANATOMI
Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kisaran 3-15cm, dan
Kedudukan itu memungkinkan apendiks bergerak dan ruang geraknya bergantung pada
panjang mesoapendiks penggantungnya. Pada kasus selebihnya, apendiks terletak
retroperitoneal, yaitu di belakang caecum, di belakang colon ascendens, atau di tepi
lateral colon ascendens. Gejala klinis appendicitis ditentukan oleh letak apendiks.
Persarafan
parasimpatis berasal dari cabang n.vagus yang mengikuti a.mesenterica superior dan
a.apendikularis
simpatis berasal dari n.torakalis X.
FISIOLOGI
Apendiks menghasilkan lendir 1-2ml per hari. Lendir
normalnya dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya
mengalir ke caecum. Hambatan aliran lender di muara
apendiks tampaknya berperan pada pathogenesis
appendicitis.
ILEUS OBSTRUSKTIF
Ileus obstruksi adalah sumbatan bagi jalan distal
isi usus. Adapun terminologi lainnya yaitu ileus
yang berarti gangguan pasase isi usus yang
merupakan tanda adanya obstruksi usus akut yang
segera memerlukan pertolongan atau tindakan.
EPIDEMIOLOGI
Ileus merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering
,6070% dari seluruh kasus akut abdomen di luar kasus
apendisitis akut.
ETIOLOGI
Penyebab ileus dibagi atas:
1.Ileus Obstruksi
- Hernia
- Non hernia
1. Penyempitan lumen usus
-isi lumen: benda asing, skibala, ascariasis
-dinding usus:keganasan
-ekstra lumen: tumor intra abdomen
2. Adhesi (streng ileus)
-radang (appendisitis akut, adneksitis)
-trauma
-post laparatomi
3.Invaginasi
4.Volvulus
5.Malformasi Usus
2. Ileus Paralitik
PATOFISIOLOGI
-Ileus obstruksi terjadi penyumbatan pada lumen
usus dan dapat menyebabkanpasase lumen usus
terganggu.Akan terjadi pengumpulan isi lumen
usus yang berupa gasdan cairan, pada bagian
proximal tempat penyumbatan,
yangmenyebabkan pelebaran dinding usus
(distensi).Sumbatan usus dan distensi usus
menyebabkan rangsanganterjadinya hipersekresi
kelenjar pencernaan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Radiologi
Foto polos abdomen dengan posisi terlentang dan tegak (lateral
dekubitus) memperlihatkan dilatasi lengkung usus halus disertai
adanya batas antara air dan udara atau gas (air-fluid level) yang
membentuk pola bagaikan tangga.
CTScan. Pemeriksaan ini dikerjakan jika secara klinis dan foto
polos abdomen dicurigai adanya starngulasi. CTScan akan
mempertunjukkan secara lebih teliti adanya kelainan-kelainan
dinding usus, mesenterikus, dan peritoneum, dilakukan dengan
memasukkan zat kontras kedalam pembuluh darah. Pada
pemeriksaan ini dapat diketahui derajat dan lokasi dari obstruksi.
USG. Pemeriksaan ini akan mempertunjukkan gambaran dan
penyebab dari obstruksi.
Pemeriksaan darah lengkap
DIAGNOSIS BANDING
Carcinoid gastrointestinal
Penyakit Crohn
Divertikulum Meckel
Ileus meconium
Volvulus
Malignansi, Tumor Ovarium.
TBC Usus
TATALAKSANA
Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit
dan cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi,
mengatasi peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk
memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.
a. Konservatif
-Resusitasi: untuk mengawasi tanda vital, dehidrasi dan syok dengan
memasang infus cairan intravena seperti RL, melihat jumlah urin yang
keluar, pemasangan NGT
Farmakologis
-Pemberian obat obat antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai
profilaksis. Anti emetik dapat diberikan untuk mengurangi gejala mual
muntah
b. Operatif
Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi NGT untuk mencegah
sepsis sekunder. Diawali dengan laparatomi kemudian disusul dengan
teknik bedah yang disesuaikan dengan hasil eksplorasi selama laparatomi.
KOMPLIKASI
Komplikasi dari ileus antara lain terjadinya:
Nekrosis usus, perforasi usus,
Sepsis,
Syok-dehidrasi,
Abses sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi,
Pneumonia aspirasi dari proses muntah,
Gangguan elektrolit,
Kematian
TERIMA KASIH