Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODE PENGEMBANGAN

A. Model Penelitian dan Pengembangan


Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yang menggunakan
metode research and development (R&D). Penelitian model R&D adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2011: 297). Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan media pembelajaran berbantuan komputer dengan pendekatan
saintifik (Scientific Approach). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini
berupa media pembelajaran berbantuan komputer dengan pendekatan saintifik
(Scientific Approach) untuk SMA kelas X semester 2. Dengan adanya media
pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar serta
pemahaman konsep siswa SMA dalam mempelajari materi pelajaran Fisika
khususnya materi fluida statis. Selain untuk menghasilkan produk, penelitian
model R&D juga menguji keefektifan produk tersebut.
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
prosedural yaitu model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah
yang harus diikuti untuk menghasilkan produk berupa media pembelajaran.
Penelitian ini terdiri terdiri dari enam tahap yang diadaptasi dari tahap penelitian

20

21

pengembangan menurut Sukmadinata (2009:184) yang merupakan adaptasi dari


tahap penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall. Enam tahap tersebut
adalah studi pendahuluan, tahap perencanaan produk, tahap pengembangan
produk, tahap validasi, tahap uji coba terbatas, dan tahap penyempurnaan. Desain
pengembangan dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Studi Pendahuluan
Studi Pustaka

Studi Lapangan

Perencanaan Produk

Mempelajari KD
bidang kajian

Pemilihan topik
materi yang akan
dikembangkan

Penyusunan story
board produk
pengembangan

Pengembangan
Produk

Revisi

Validasi

Revisi

Tidak
Valid

Tidak
Valid
Validasi Media

Validasi Materi
Valid

Valid
Revisi

Uji Coba Terbatas

Penyempurnaan
Produk
Gambar 3.1. Desain Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Komputer
dengan Pendekatan Saintifik (diadaptasi dari Sukmadinata, 2009)

22

B. Prosedur penelitian & Pengembangan


Prosedur penelitian dan pengembangan ini meliputi sebagai berikut: 1)
studi pendahulun, 2) perencanaan produk, 3) pengembangan produk, 4) validasi, 5)
uji coba terbatas dan 6) penyempurnaan produk.

1.

Studi Pendahuluan
Pada tahap studi pendahuluan, terdiri dari dua tahapan yaitu studi

kepustakaan dan survei lapangan. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara


mengumpulkan dan mengkaji berbagai sumber yang berhubungan dengan
pengembangan yang akan dikerjakan yaitu dilakukan dengan mengkaji kurikulum
2013, pendekatan saintifik, dan media pembelajaran dari penelitian terdahulu
maupun dari jurnal-jurnal. Studi lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data
dan informasi yang berkenaan dengan penelitian. Dalam studi lapangan dilakukan
pencarian informasi mengenai media pembelajaran yang ada dan digunakan
dilapangan serta yang sesuai dengan kurikulum 2013.Kegiatan ini dilakukan
dengan cara mewawancarai guru Fisika serta menyebarkan angket ke siswa di
SMA Negeri 9 Malang mengenai penggunaan media pembelajaran dalam proses
pembelajaran dan kriteria produk media pembelajaran yang diharapkan. Kegiatan
ini juga dilakukan dengan cara mengobserservasi proses pembelajaran yang
terjadi di SMA Negeri 9 Malang.

2. Perencanaan Produk
Tahapan yang dilakukan pada perencanaan produk antara lain :
mempelajari KD bidang kajian, pemilihan topik materi yang akan dikembangkan

23

dan penyusunan story board produk pengembangan. Mempelajari KD bidang


kajian ini dilakukan dengan mempelajari KD bidang kajian dari kurikulum 2013.
Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh dari
KD yang akan digunakan. KD yang akan digunakan yaitu KD 3.7 Menerapkan
hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-hari, 4.1 Menyajikan
hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang
tepat untuk penyelidikan ilmiah, 4.7 Merencanakan dan melaksanakan percobaan
yang memanfaatkan sifat-sifat fluida untuk mempermudah suatu pekerjaan.
Tahap selanjutnya dalam perencanaan produk ini adalah pemilihan materi
dan topik materi yang akan dikembangkan dalam media pembelajaran . Sesuai
dengan KD 3.7 Menerapkan hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan
sehari-hari materi yang akan dikembangkan dalam media pembelajaran yaitu
materi fluida statis. Dalam silabus kurikulum 2013 materi yang mencakup dalam
fluida statis antara lain tekanan hidrostatis, hukum pascal dan hukum archimedes,
kapilaritas dan viskositas. Penyusunan story board merupakan tahap terakhir
dalam perencanaan produk. Pada tahap ini peneliti menyusun story board yang
akan mempermudah peneliti dalam pengembangan produk. Materi yang ada
dalam story board yang disusun sesuai dengan KD bidang kajian yang telah
dipilih yaitu KD 3.7 Menerapkan hukum-hukum pada fluida statik dalam
kehidupan sehari-hari, 4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan
menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah, 4.7
Merencanakan dan melaksanakan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida
untuk mempermudah suatu pekerjaan.. Penyajian materi yang disusun dalam story
board juga sesuai dengan pendekatan saintifik yaitu terdapat mengamati, menaya,

24

menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Story board ini digunakan sebagai


panduan peneliti selama pengembangan produk.

3. Pengembangan Produk
Tahap pengembangan produk adalah tindak lanjut dari tahap perencanaan
produk. Langkah-langkah dalam tahap pengembangan produk sebagai berikut (a)
Mengumpulkan video dan gambar fenomena sehari-hari yang sesuai dengan
materi yang akan disajikan. (b) membuat media pembelajaran sesuai dengan story
board yang telah dibuat dalam tahap perencanaan. Pengembangan media
pembelajaran dilakukan dengan software SwishMax 4 pengolah utama.

4. Validasi
Pada tahapan ini dilaksanakan validasi produk oleh ahli media dan ahli
materi. Validasi terhadap produk yang dikembangkan dilakukan dengan
memberikan angket kepada validator yang disertai rubrik penilaian. Validasi yang
akan dilakukan ahli media meliputi video, animasi, teks, fasilitas dan kemenarikan
media secara keseluruhan. Validasi yang akan dilakukan ahli materi meliputi
kesesuaian indikator kompetensi dengan KD, kesesuaian materi dengan indikator
kompetensi, kesesuaian materi, rangkuman materi, kesesuaian soal evaluasi
dengan materi dan kesesuaian dengan pendekatan saintifik. Dalam tahap ini
apabila hasil dari validasi tidak layak maka peneliti akan merevisi produk sesuai
dengan saran yang telah diberikan oleh validator setelah itu produk akan
divalidasi lagi oleh validator. Hasil validasi yang layak akan diujicobakan dalam

25

uji coba terbatas setelah melalui tahap revisi jika diperlukan revisi sebagian yang
disarankan oleh validator.

5. Uji Coba Terbatas


Pada langkah ini akan dilakukan uji coba terhadap produk media hasil
pengembangan. Uji coba terbatas dilaksanakan terhadap 21 siswa kelas X IPA
SMA Negeri 9 Malang. Hasil dari uji coba ini menghasilkan data yang dapat
ditarik kesimpulan apakah produk ini layak digunakan sebagai media
pembelajaran.

6. Penyempurnaan Produk
Berdasarkan hasil dari ujicoba terbatas yang berupa komentar dan saran,
dilakukan penyempurnaan terhadap media pembelajaran. Penyempurnaan
dilakukan agar produk hasil pengembangan dapat menjadi media pembejalaran
yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Penyempurnaan media
pembelajaran sesuai dengan saran dan komentar yang diberikan oleh responden.

C. Uji coba produk


Uji coba produk bertujuan untuk mengumpulkan data yang digunakan
sebagai dasar dalam menetapkan tingkat kelayakan produk yang
dikembangkan. Berikut ini dijelaskan beberapa bagian dari uji coba produk
yang dilakukan.

26

1.

Desain Uji Coba


Desain ujicoba dalam penelitian ini diawali dengan penilaian kelayakan

produk oleh validator. Penilaian kelayakan dilakukan oleh satu orang dosen Fisika
Universitas Negeri Malang dan dua orang guru Fisika SMA Negeri 9 Malang.
Penilaian kelayakan dilakukan untuk mengetahui kelayakan produk berdasarkan
ahli media dan ahli materi. Setelah dilakukan penilaian kelayakan, dilakukan
ujicoba secara terbatas pada 21 siswa Kelas X IPA SMA Negeri 9 Malang. Proses
yang dilakukan dalam uji coba terbatas adalah siswa diujicobakan produk media
pembelajaran yang telah dikembangkan dan diberi angket untuk diisi.

2.

Subjek Coba
Subjek coba dalam penelitian ini terdiri dari validator produk dan subjek

coba produk. Validator adalah 1 orang Dosen Fisika FMIPA Universitas Negeri
Malang sebagai ahli media dan ahli materi , 2 orang guru fisika SMA Negeri 9
Malang. Subjek ujicoba produk adalah 21 siswa Kelas X IPA SMA Negeri 9
Malang.

3.

Jenis Data
Jenis data dari penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif karena

penelitian yang dilakukan adalah penelitian Reseacrh and Development (R &


D). Data kuantitatif merupakan hasil penilaian dari evaluator yang berupa angka
yaitu 4, 3, 2, 1. Angka-angka tersebut kemudian dianalisis dan disesuaikan dengan
kriteria yang sudah ditentukan. Data kualitatif berupa saran, kritik, dan tanggapan

27

dari validator digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan revisi terhadap


media pembelajaran berbantuan komputer dengan pendekatan saintifik (Scientific
Approach).

4.

Instrumen Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, cara pengumpulan data kelayakan instrumen

penelitian diperoleh dengan menggunakan instrumen penilaian kelayakan yang


berupa angket terdiri dari dua bagian, yaitu:
a.

Bagian I merupakan rentang skala yang digunakan pada jawaban angket


menggunakan skala Likert dengan kategori pilihan sebagai berikut

Tabel 3.1. Skala Kriteria Penilaian Angket

4
Baik
Menarik
Mudah
Sesuai
Layak

b.

3
Cukup Baik
Cukup Menarik
Cukup Mudah
Cukup Sesuai
Cukup Layak

Skala Penilaian
2
Kurang Baik
Kurang Menarik
Kurang Mudah
Kurang Sesuai
Kurang Layak

1
Tidak Baik
Tidak Menarik
Tidak Mudah
Tidak Sesuai
Tidak Layak

Bagian II merupakan lembar saran dan komentar (berupa kertas kosong)


untuk diisi komentar, saran, dan kritik dari validator.

5.

Teknik Analisis Data


Jenis data penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif, data

dianalisis secara statistik deskriptif. Data kualitatif berupa komentar dan saran
perbaikan produk dari ahli media dan ahli materi kemudian dianalisis dan
dideskripsikan secara deskriptif kualitatif untuk merevisi produk yang

28

dikembangkan. Kemudian data kuantitatif diperoleh dari penilaian ahli materi,


ahli media, dan hasil angket siswa. Data kuantitatif yang berasal dari angket ahli
media dan ahli materi serta angket dari siswa kemudian dihitung skor rata-ratanya
dengan rumus berikut:
Presentase % =

100% (Sadun Akbar: 2013)

Keterangan:
Tse = total skor (jumlah keseluruhan jawaban)
TSh = total skor maksimal (jumlah keseluruhan skor ideal dalam suatu item)
Setelah dianalisis, kelayakan produk ditentukan dengan kriteria validasi
seperti yang ditunjukkan oleh tabel 3.2
Tabel 3.2. Kriteria Kelayakan Produk

Presentase
75,01% - 100,00%
50,01% - 75,00%
25,01% - 50,00%
01,00% - 25,00%

Tingkat Kelayakan
Sangat Layak, atau dapat digunakan tanpa revisi
Cukup Layak, atau dapat digunakan namun perlu direvisi
kecil
Kurang Layak, disarankan tidak dipergunakan karena
perlu revisi besar.
Tidak Layak, atau tidak boleh digunakan

Anda mungkin juga menyukai