Anfisman
Anfisman
Umur :
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh
pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih
mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia
lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal
atau jantung.
b.Iklim :
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah
memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat.
Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan
cairan sampai dengan 5 L per hari.
c.Diet :
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi
tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum
albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam
proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
d.Stress :
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen
otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila
berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
e.Kondisi Sakit :
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh Misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan
intake
cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
f.Tindakan Medis :
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
g.Pengobatgan :
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan
dan elektrolit tubuh.
h.Pembedahan :
Uuk
Obat generik adalah obat dengan nama generik, nama resmi yang telah ditetapkan dalam Farmakope
Indonesia dan INN (International Non-propietary Names) dari WHO (World Health Organization)
untuk zat berkhasiat yang dikandungnyaO
bat Nama Dagang adalah nama sediaan obat yang diberikan oleh pabriknya dan terdaftardi departemen
kesehatan suatu negara, disebut juga sebagai merek terdaftar
1.Jamu (Empirical based herbal medicine)
Logo Jamu :
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam
bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang
menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Pada
umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang
disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar
antara 5 10 macam bahkan lebih. Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian
ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah
digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin
ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk
tujuan kesehatan tertentu.
2. Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal medicine)
Logo Obat Herbal terstandar :
Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam
yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk
melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan
berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan
pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. Selain proses produksi
dengan tehnologi maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan
pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik seperti standart
kandungan bahan berkhasiat, standart pembuatan ekstrak tanaman obat,
standart pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun
kronis.
3.Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine)
Logo Fitofarmaka :
Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan
dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar,
ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia.. Dengan uji
klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal
di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk
menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian s
paten Adalah hak paten yang diberikan kepada industri farmasi pada obat baru yang
ditemukannya berdasarkan riset Industri farmasi tersebut diberi hak paten untuk
memproduksi dan memasarkannya, setelah melalui berbagaii tahapan uji klinis sesuai
aturan yang telah ditetapkan secara internasional
generik Adalah nama obat yang sama dengan zat aktif berkhasiat yang dikandungnya,
sesuai nama resmi International Non Propietary Names yang telah di tetapkan dalam
Farmakope Indonesia
Psikotropika adalah Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau
merangsang unan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai
dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir,
perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta
mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya. Jenis jenis yang
termasuk psikotropika:
1. Ecstasy
2 Sabu-sabu
Obat Narkotika, merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan (UURI No. 22 Th 1997
tentang Narkotika). Obat ini pada kemasannya ditandai dengan lingkaran yang
didalamnya terdapat palang (+) berwarna merah.
Obat Narkotika bersifat adiksi dan penggunaannya diawasi dengan ketet,
sehingga obat golongan narkotika hanya diperoleh di Apotek dengan resep dokter
asli (tidak dapat menggunakan kopi resep). Contoh dari obat narkotika antara lain:
opium, coca, ganja/marijuana, morfin, heroin, dan lain sebagainya. Dalam bidang
kesehatan, obat-obat narkotika biasa digunakan sebagai anestesi/obat bius dan
analgetik/obat penghilang rasa sakit.
Macam-macam narkotika:
a. Opiod (Opiat)
Bahan-bahan opioida yang sering disalahgunakan :
- Morfin
- Heroin (putaw)
- Codein
- Demerol (pethidina)
- Methadone b. Kokain
c. Cannabis (ganja)
Obat jadi adalah sediaan atau paduan bahan-bahan yang digunakan untuk mempengaruhi
atau menyelidiki sitem fisiologis atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosa, pencegahan, penyembuhan , pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi ( Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 917/Menkes/Per/X/1993 tentang
wajib daftar obat jadi)
1. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewa,
bahan mineral, sediaan sarian(galenik) atau campuran dari bahan tersebut secara turun menurun
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor :72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan)
2. Kosmetika adalah paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan (kulit, rambut,
kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut untuk
membersihkan,menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam
keadaan baik, memperbaiki bau badan, tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor :72 Tahun
1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan)
3. Obat Palsu adalah obat yang diproduksi oelh yang tidak berhak berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, obat yang tidak terdaftar, dan obat yang kadar zat
khasiatnya menyimpang lebih dari 20% dari batas kadar yang ditetapkan (Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor : 917/Menkes/Per/X/1993 tentang wajib daftar obat jadi)
4. Obat Patent adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat atau
yang dikuasakannya dan dijual dengan bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya
5. Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau
INN (International Non-Propietary Name) untuk obat berkhasiat yang dikandungnya
6. Obat esensial adalah obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat
terbanyak dan tercantum dalam Daftar Obat Esensia Nasional (DOEN) yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan RI
tengah lingkaran. Logo tersebut menunjukan bahwa OGB telah lulus uji kualitas, khasiat dan keamanan
sedangkan garis-garis putih menunjukkan OGB dapat digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat.
Obat Bebas
Obat bebas dapat dijual bebas di warung kelontong, toko obat berizin, supermarket serta apotek. Dalam
pemakaiannya, penderita dapat membeli dalam jumlah sangat sedikit saat obat diperlukan, jenis zat
aktif pada obat golongan ini relatif aman sehingga pemakainnya tidak memerlukan pengawasan tenaga
medis selama diminum sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan obat. Oleh karena itu, sebaiknya
golongan obat ini tetap dibeli bersama kemasannya.
Di Indonesia, obat golongan ini ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna
hitam. Yang termasuk golongan obat ini yaitu obat analgetik/pain killer (parasetamol), vitamin dan
mineral. Ada juga obat-obat herbal tidak masuk dalam golongan ini, namun dikelompokkan sendiri
dalam obat tradisional (TR).
Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual atau
dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan
etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.
Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas, berupa empat persegi panjang
berwarna hitam berukuran panjang 5 (lima) sentimeter, lebar 2 (dua) sentimeter dan memuat
pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut:
Seharusnya obat jenis ini hanya dapat dijual bebas di toko obat berizin (dipegang seorang asisten
apoteker) serta apotek (yang hanya boleh beroperasi jika ada apoteker, no pharmacist no service),
karena diharapkan pasien memperoleh informasi obat yang memadai saat membeli obat bebas terbatas.
Contoh obat golongan ini adalah: pain relief, obat batuk, obat pilek dan krim antiseptik.
Obat Keras
Golongan obat yang hanya boleh diberikan atas resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan ditandai
dengan tanda lingkaran merah dan terdapat huruf K di dalamnya. Yang termasuk golongan ini adalah
beberapa obat generik dan Obat Wajib Apotek (OWA). Juga termasuk didalamnya narkotika dan
psikotropika tergolong obat keras.
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku.
Contoh : Diazepam, Phenobarbital
Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan.
Contoh : Morfin, Petidin
Note:
1. Obat bebas dan obat bebas terbatas, termasuk obat daftar W (Warschuwing) atau OTC (over the
counter).
2. Pada obat bebas terbatas terdapat salah satu tanda peringatan nomor 1- 6.
3. Obat keras nama lain yaitu obat daftar G (Gevarlijk), bisa diperoleh hanya dengan resep dokter.
4. OWA (obat wajib apoteker) yaitu obat keras yang dapat diberikan oleh apoteker pengelola
apotek (APA), hanya bisa didapatkan di apotek.
OBAT WAJIB APOTEK (OWA) (Baca lengkap di postingan berikut: OWA)
Obat Generik versus Obat Paten (Baca lengkap di postingan berikut: Obat Generik vs Paten)
. Obat Bebas. Definisi Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter.
Pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam, mengelilingi bulatan berwarna hijau
yang dapat dilihat dengan lebih jelas pada. Isi dalam kemasan obat disertakan brosur
yang berisi nama obat, nama dan isi zat berkhasiat, indikasi, dosis dan aturan pakai,
nomor batch, nomor registrasi, nama dan alamat pabrik, serta cara penyimpanannya.
Contoh obat bebas : Paracetamol, Mylanta, Oralit, Curcuma plus, dll.
b. Obat Bebas Terbatas
Definisi Obat bebas terbatas yaitu obat yang digunakan untuk mengobati penyakit
ringan yang dapat dikenali oleh penderita sendiri.
Definisi Obat bebas terbatas termasuk obat keras dimana pada setiap takaran yang
digunakan diberi batas dan pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam mengelilingi
bulatan berwarna biru.
Serta sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dirjen/SK/69 tanggal
5 November 1975 ada tanda peringatan P. No 1 sampai P. No 6 dan harus ditandai
dengan etiket atau brosur yang menyebutkan nama obat yang bersangkutan, daftar bahan
berkhasiat serta jumlah yang digunakan, nomor batch, tanggal kadaluarsa, nomor
registrasi, nama dan alamat produsen, petunjuk penggunaan, indikasi, cara pemakaian,
peringatan serta kontra indikasi.
Contoh obat bebas terbatas antara lain Promag, Dulcolax, Methicol dll. Penandaan
terhadap obat bebas terbatas beserta etiketnya dapat dilihat pada Gambar 2.
c. Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resep dokter, dimana pada
bungkus luarnya diberi tanda bulatan dengan lingkaran hitam dengan dasar merah yang
didalamnya terdapat huruf K yang menyentuh garis tepi.
Obat yang masuk ke dalam golongan obat keras ini adalah obat yang dibungkus
sedemikian rupa yang digunakan secara parenteral, baik dengan cara suntikan maupun
dengan cara pemakaian lain dengan jalan merobek jaringan, obat baru yang belum
tercantum dalam kompendial/farmakope terbaru yang berlaku di Indonesia serta obatobat yang ditetapkan sebagai obat keras melalui keputusan Menkes RI. Contoh obat
keras antara lain amoksisilin, Captopril, Erithromycin dll.
d. Obat Narkotika dan Psikotropika
Definisi menurut Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, Narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan. Contoh obat narkotik
yaitu Morphin, Codein, Etilmorfin. dsb.
Definisi Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh obat
psikotropika yaitu Diazepam, Alprazolam, Phenobarbital, dsb.