PENDAHULUAN
Infeksi luka operasi hal yang paling mungkin terjadi, karena pembedahan merupakan
tindakan yang dengan sengaja membuat luka pada jaringan dan merupakan suatu tempat jalan
masuk dari bakteri, sehingga membutuhkan tingkat sterilitas yang maksimal dan juga orangorang yang ikut dalam operasi harus dibatasi jumlahnya.
Infeksi luka operasi terdiri dari superfisial, dalam dan organ sehingga penangannya
pun berbeda. Infeksi luka operasi disebabkan oleh beberapa bekteri, yaitu bakteri gram
negatif, gram positif, dan bakteri anaerob. Gejala yang muncul seperti tanda-tanda inflamasi,
yaitu terasa panas, nyeri, kemerahan, bengkak, dan kadang-kadang disertai dengan keluarnya
cairna atau nanah dari tempat luka.
Berkembangnya infeksi tergantung dari beberapa faktor diantaranya yaitu jumlah
bakteri yang memasuki luka, tipe dan virulensi bakteri, pertahanan tubuh host dan faktor
eksternal lainnya. Juga terdapat beberapa faktor resiko yang dapat mencetuskan terjadinya
infeksi luka operasi, yaitu faktor pasien, faktor operasi, dan faktor mikrobiologi.Penanganan
dan pencegahan terjadinya infeksi luka operasi pada dasarnya adalah dengan menjaga
sterilitas, dengan melakukan teknik operasi yang baik.
BAB II
ISI
I. DEFINISI
Infeksi luka operasi adalah infeksi dari luka yang didapat setelah operasi. Dapat terjadi
diantara 30 hari setelah operasi, biasanya terjadi antara 5 sampai 10 hari setelah operasi.
Infeksi luka operasi ini dapat terjadi pada luka yang tertutup ataupun pada luka yang terbuka,
dikarenakan untuk proses penyembuhannya. Dapat juga terjadi pada jaringan maupun pada
bagian dari organ tubuh dan juga dapat terjadi pada jaringan superfisial (yang dekat dengan
kulit) ataupun pada jaringan yang lebih dalam. Pada kasus yang serius dapat mengenai organ
tubuh.
Menurut sistem CDCs terdapat stpasienrisasi pada kriteria untuk mendefinisikan infeksi
luka operasi, yaitu :
1. Infeksi Superfisial, yaitu infeksi yang terjadi diantara 30 hari setelah operasi dan
infeksi hanya mengenai pada kulit atau jaringan subkutan pada daerah bekas
insisi.
2. Infeksi Dalam, yaitu infeksi yang terjadi diantara 30 hari setelah operasi dimana
tidak menggunakan alat-alat yang ditanam pada daerah dalam dan jika
menggunakan alat-alat yang ditanam maka infeksi terjadi diantara 1 tahun dan
infeksi yang terjadi berhubungan dengan luka operasi dan infeksi mengenai
jaringan lunak yang dalam dari luka bekas insisi.
3. Organ atau ruang, yaitu infeksi yang terjadi diantara 30 hari setelah operasi
dimana tidak menggunakan alat yang ditanam pada daerah dalam dan jika
menggunakan alat yang ditanam maka infeksi terjadi diantara 1 tahun dan
infeksi yang terjadi berhubungan dengan luka operasi dan infeksi mengenai
salah satu dari bagian organ tubuh, selain pada daerah insisi tapi juga selama
operasi berlangsung karena manipulasi yang terjadi.
TABLE
II. ETIOLOGI
Infeksi yang terjadi pada luka operasi disebabkan oleh bakteri, yaitu bakteri gram
negatif (E. coli), gram positif (Enterococcus) dan terkadang bakteri anaerob dapat yang
berasal dari kulit, lingkungan, dari alat-alat untuk menutup luka dan operasi. Bakteri yang
paling banyak adalah Staphylococcus.
TABLE
DISTRIBUTION OF PATHOGENS ISOLATED* FROM SURGICAL SITE
INFECTIONS, NATIONAL NOSOCOMIAL INFECTIONS SURVEILLANCE
SYSTEM, 1986 TO 1996
Percentage of Isolates
1986-1989179 1990-199626
Pathogen (N=16,727) (N=17,671)
Staphylococcus aureus 17 20
Coagulase-negative staphylococci 12 14
Enterococcus spp. 13 12
Escherichia coli 10 8
Pseudomonas aeruginosa 8 8
Enterobacter spp. 8 7
Proteus mirabilis 4 3
Klebsiella pneumoniae 3 3
Other Streptococcus spp. 3 3
Candida albicans 2 3
Group D streptococci (non-enterococci) 2
Other gram-positive aerobes 2
Bacteroides fragilis 2
*Patogen yang presentasinya kurang dari 2 % tidak termasuk.
III. PATOGENESIS
Pada akhir operasi, bakteri dan mikroorganisme lain mengkontaminasi seluruh luka
operasi, tapi hanya sedikit pasien yang secara klinis menimbulkan infeksi (Fry 2003). Infeksi
tidak berkembang pada kebanyakan pasien karena pertahanan tubuhnya yang efektif untuk
menghilangkan organisme yang mengkontaminasi luka operasi. Infeksi potensial terjadi
tergantung pada beberapa faktor, diantaranya yang terpenting adalah :
a) Operating suite, yaitu tidak adanya batas yang jelas antara ruang untuk operasi dan
ruang untuk mempersiapkan pasien atau untuk pemulihan dan juga pakaian yang
digunakan hampir tidak ada bedanya.
b) Operating room, ruangan yang digunakan untuk operasi harus dijaga sterilitasnya.
c) Tim operasi, yaitu harus ada orang yang merawat pasien dari sebelum, saat dan
setelah operasi. Operator, asisten dan instrumen harus menjaga sterilitas karena
berhubungan langsung dengan daerah lapang operasi. Orang-orang yang tidak ikut
sebagai tim operasi harus menjauhi daerah lapang operasi dan menjauhi daerah alat
karena mereka tidak steril dan pasien bisa terinfeksi nantinya.
Faktor pasien :
Faktor Operasi
Faktor mikrobiologi
Sekresi toksin
Hambatan pembersihan (contoh ; karena pembentukan kapsul).
Pemeriksaan fisik
dengan memeriksa apakah ada pembengkakan, cairan atau sekret yang keluar.
Harus diperhatikan juga apakah ada penyebaran dari infeksi.
Tes darah
darah dapat mengetahui bagaimana keadaan tubuh kita dan bakteri apa yang
terdapat dan yang menginfeksi.
Tes pencitraan
termasuk x-ray,MRI, scan tulang.
Kultur dari luka dan biopsi jaringan
untuk mengidentifikasikan bakteri apa yang terdapat pada luka, jenis infeksi dan
pengobatan apa yang tepat.
Faktor luka lokal dihubungkan dengan fakta bahwa pembedahan merusak mekanisme
benteng pertahanan seperti kulit dan mukosa saluran pencernaan selam dilakukan
pembedahan. Teknik pembedahan yang baik adalah jalan terbaik untuk mencegah infeksi
luka operasi.
Klasifikasi luka operasi
Clean (class I)
saluran
pernafasan,
saluran
5,4%
Luka operasi yang mana saluran
pencernaan, saluran pernafasan, traktus
urinarius dan genital terkena dengan kondisi
terkontrol dan tanpa kontaminasi yang tidak
biasanya.
Contoh : Cholecystectomy, operasi saluran
pencernaan elektif
terbuka, baru, luka tiba-tiba. Sebagai
tambahannya, pembedahan dengan
potongan besar dengan tknik yang steril
atau kebocoran besar pada saluran
pencernaan, dan sayatan yang akut,
inflamasi yang nonpurulen termasuk dalam
kategori ini.
Contoh : Trauma, luka jaringan yang luas,
berbicara dengan mereka melalui pengeras suara. Pasien mungkin mebutuhkan terapi ini
lebih dari sekali.
6. Terapi tekanan negatif
Juga sisebut vacuum-assisted closure (VAC). Pembalut berbentuk spesial dengan
melekat pada sebuah tabung diletakkan didalam kavitas luka dan ditutup dengan ketat.
Tabung berhubungan ke sebuah pompa yang akan menolong menyedot keluar cairan
berlebih dan kotoran dari luka. VAC juga mungkin menolong untuk meningkatkan aliran
darah dan mengurangi jumlah bakteri di luka.
7. Pengobatan lain
Mengontrol atau mengobati kondisi medis yang menyebabkan penyembuhan luka
yang buruk menolong mengobati infeksi pada luka. Pasien mungkin perlu minum obat
untuk mengontrol penyakit seperti diabetes atau tekanan darah tinggi. Dokter mungkin
memberikan pasien supplemen atau menyarankan diet spesial untuk meningkatkan nutrisi
dan kesehatan pasien. Pembedahan mungkin dilakukan untuk meningkatkan aliran darah
jika pasien mempunyai masalah dengan pembuluh darah.
VII. PENCEGAHAN
I. Preoperative
a. Persiapan pasien
Jangan mencukur rambut sebelum operasi kecuali jika rambut tersebut atau sekitar
daerah insisi akan mengganggu operasi.
Jika rambut dicukur, cukur secepatnya sebelum operasi, lebih baik dengan
pemotong elektrik.
Kontrol tingkat glukosa darah serum secara adekuat pada semua pasien diabetes
dan selalu hindari hiperglikemi sebelum operasi.
Jangan menahan darah pasien yang di operasi untuk mencegah infeksi luka
operasi.
Minta pasien untuk mandi dengan cairan atiseptik pada paling tidak malam
sebelum operasi dilaksanakan.
Cuci dan bersihkan dengan benar sekitar daerah insisi untuk membuang
kontaminasi sebelum menyiapkan antiseptik kulit.
Oleskan antiseptik secara lingkaran yang dimulai dari tengah bergerak menuju
pinggir. Daerah yang dipersiapkan harus cukup besar untuk memperpanjang
sayatan atau membuat sayatan baru jika diperlukan.
Setelah mencuci tangan, jaga tangan di atas dan tidak bersentuhan dengan tubuh (siku
pada posisi fleksi) sehingga air bergerak dari ujung jari menuju siku. Keringkan
tangan dengn handuk steril dan pakai baju operasi steril dan sarung tangan steril.
10
Edukasi dan sarankan personel bedah yang memiliki gejala dan tpasien penyakit
infeksi yang menular agar melaporkan keadan mereka dengan segera kepada
supervisor dan personel kesehatan kerja.
Menghentikan dari tugas operasi personel yang mempunyai lesi kulit yang telah
mengering sampai infeksi hilang atau personel tersebut telah menerima terapi adekuat
dan infeksi telah sembuh.
Profilaksis antimicrobial
Berikan antimikroba profilaksis hanya ketika diindikasikan, dan dipilih berdasarkan
patogen yang paling umum menyebabkan infeksi luka operasi untuk operasi spesifik
dan rekomendasi yang dipublikasikan.
Berikan dosis inisial antimikroba profilaktik secara intravena, dihitung seperti
konsentrasi bakterisidal obat yang ada dalam serum dan jaringan ketika insisi
dilakukan. Pertahankan tingkat terapeutik agen dalam serum dan jaringan selama
operasi dan sampai, kebanyakan, beberapa jam setelah insisi ditutup di kamar operasi.
Sebelum operasi elektif kolorektal sebagai tambahan d2 diatas, persiapkan kolon
secara mekanik dengan menggunakan enema dan agen katartik. Berikan agen
antimikroba nonabsorbel dalam dosis terbagi sehari sebelum operasi.
11
Untuk seksio sesaria risiko tinggi, berikan agen antimikroba profilaktik segera setelah
tali pusat diklem.
Jangan gunakan vankomisin sebagai anti mikroba profilaksis.
II. Intra operatif
a. Ventilasi
Pertahankan minimal pergantian udara 15 kali perjam, yang mana paling tidak 3
sebaiknya udara segar.
Saring semua udara, disirkulasi ulang dan segar, melalui filter yang baik sesuai
rekomendasi institut arsitek Amerika.
Memasukkan semua udara di langit-langit, dan alat pembuangan uap dekat lantai.
Tetap tutup pintu ruang operasi kecuali dibutuhkan untuk jalan peralatan, personel
dan pasien.
Batasi jumlah personel yang memasuki ruang operasi sesuai yang dibutuhkan.
Ketika kotoran yang terlihat atau kontaminasi dengan darah atau cairan tubuh
permukaan atau peralatan terjadi selama operasi, gunakan disinfektan untuk
membersihkan area yang terkena sebelum operasi berikutnya.
Jangan menggunakan keset kaki yang lengket di jalan masuk kamar operasi atau
kamar operasi individu untuk mengontrol infeksi.
Vakum basah lantai kamar operasi setelah operasi terakhir dengan disinfektan.
12
Tidak ada rekomendasi untuk disinfeksi permukaan lingkungan atau peralatan yang
digunakan di kamar operasi dalam beberapa operasi jika tidak terlihat kotoran
Lakukan sterilisasi cepat hanya pada item peralatan perawatan penyakit yang akan
digunakan segera. Jangan gunakan sterilisasi cepat untuk alasan kenyamanan, seperti
sebuah alternatif membeli peralatan tambahan, atau untuk menghemat waktu.
d. Pakaian operasi
Pakai masker operasi yang menutup keseluruhan mulut dan hidung ketika memasuki
ruang operasi jika operasi akan dimulai atau sedang berjalan atau jika instrument steril
sedang terekspos. Pakai masker selama operasi.
Gunakan topi atau tudung untuk menutupi rambut secara keseluruhan di kepala dan
wajah ketika memasuki ruang operasi.
Pakai sarung tangan steril jika menjadi tim operasi. Pakai sarung tangan setelah
memakai baju steril.
Gunakan jubah operasi dan penutup yang merupakan barier efektif ketika basah.
Ganti baju operasi yang terlihar sudah kotor, terkontaminasi danatau dipenetrasi oleh
darah atau material lain yang potensial infeksius.
Lakukan penutupan tunda kulit primer atau biarkan sebuah sayatan terbuka agar
sembuh kemudian jika ahli bedah memperkirakan daerah operasi terkontaminasi
berat.
13
Lindungi dengan penutup steril untuk 24 sampai 48 jam setelah operasi, sebuah
sayatan yang telah tertutup secara primer.
Cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti penutup dan setelah kontak dengan
tempat operasi.
Edukasi pasien dan keluarga menyangkut perawatan sayatan yang baik, gejala
infeksiluka operasi, dan perlunya melapor segera.
Tidak ada rekomendasi untuk menutupi sayatan yang tertutup secara primer melebihi
48 jam.
DAFTAR PUSTAKA
14
Steven
M.
Gordon.2001.
New
Surgical
Techniques
and
Surgical
Infections.http://www.cdc.gov/ncidod/eid/vol7no2/gordon.htm, 24 Feb 2009.
Site
15