Anda di halaman 1dari 2

TERMS OF REFERENCES (TOR)

Indonesias Future Foreign Policy in term of Diplomacy Strategies under


New Government Era
Topik : Soft Power as global strategy
Pendahuluan
Setelah meredanya perang dingin, sistem internasional yang berlaku berubah dari
bipolar menjadi unipolar dengan Amerika Serikat menjadi satu-satunya penguasa. Namun
hal tersebut mulai berubah semenjak datangnya era globalisasi di dunia yang ditandai
dengan runtuhnya Uni Sovyet dan banyak kemunculan dari aktor-aktor baru hubungan
internasional. Penganut kaum realis dalam studi HI tetap mempercayai bahwa penggunaan
militer sebagai hard power, akan selalu menjadi kekuatan utama dari hubungan
antarnegara.
Namun melihat dari perkembangan ekonomi baru-baru ini, semenjak menurunnya
ekonomi Amerika dan Uni Eropa, maka posisi China mulai meningkat dalam kancah
dunia. Dengan kekuatan industri yang besar, China memanfaatkan potensi kekayaan dan
uang yang dihasilkannya untuk membangun banyak tempat studi berkelas internasional,
menawarkan beasiswa ke semua negara dan juga menawarkan bantuan dana hibah dengan
tanpa syarat. Hal ini menyebabkan posisi China menguat dalam hubungannya dengan
negara lain. Perbuatan China ini merupakan suatu bentuk soft power yang dilakukan untuk
meningkatkan kedudukan dan posisinya dalam komunitas global.
Indonesia sebagai sebuah negara yang berdaulat memiliki tujuan untuk melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Dengan tujuan ini, maka Indonesia
harus menempatkan kepentingan bangsa dan negara dalam menjalin hubungan dengan
negara lain. Politik bebas aktif yang dicanangkan oleh Indonesia menjadi dasar bagi
seluruh kebijakan politik luar negeri Indonesia. Dengan mengedepankan zero enemy,
million friends, maka Indonesia lebih mengedepankan soft power sebagai alat untuk
mengedepankan kepentingan Indonesia dalam kancah dunia. Salah satu dari bentuk soft
power tersebut adalah diplomasi pertahanan.
Diplomasi

Pertahanan

adalah

aktivitas

kerjasama

baik

kerjasama

multilateral maupun bilateral, yang dilakukan oleh militer dan infrastruktur terkait dalam
masa damai dengan melibatkan kerjasama militer dalam isu yang lebih luas, mulai dari
peran militer sampai peran nirmiliter, seperti penjaga keamanan (peacekeeping),
penegakan keamanan (peace enforcement), promosi good-governance, tanggap bencana,
1

melindungi Hak Asasi Manusia, dan lainnya. Berbeda dengan masa lalu, dimana militer
hanya bekerjasama dengan sekutunya, saat ini kerjasama militer juga dilakukan
antarnegara bahkan negara yang sedang bersaing.
Diplomasi pertahanan juga dilakukan dengan menggunakan kekuatan bersenjata
dan infrastruktur terkait sebagai alat kebijakan keamanan dan kebijakan luar negeri. Lebih
lanjut, diplomasi pertahanan dilakukan antara lain, untuk mencari perimbangan antara
kebutuhan untuk menciptakan stabilitas keamanan regional, peningkatan kapabilitas
pertahanan, dan kemandirian pertahanan suatu negara. Keberhasilan pelaksanaan
diplomasi pertahanan negara sangat bergantung pada upaya-upaya diplomatik yang
dilakukan pada tingkat global, regional, dan bilateral.
Diplomasi pertahanan juga merupakan sebuah proses yang tidak hanya melibatkan
aktor negara saja (seperti politisi, kekuatan bersenjata atau badan intelijen) tetapi juga
organisasi non-pemerintah, think tank dan masyarakat sipil. Inilah yang menjadi pembeda
dengan diplomasi militer, dimana diplomasi militer hanya fokus pada penggunaan
kekuatan militer terkait pada isu-isu keamanan saja. Diplomasi pertahanan bertujuan untuk
memperbaiki hubungan antar negara baik melalui jalur-jalur formal maupun informal,
dengan pemerintah maupun non-pemerintah dan dengan resiko dan biaya yang rendah.
Diplomasi pertahanan, saat ini telah menjadi alat penting dalam kebijakan keamanan dan
kebijakan luar negeri suatu negara.

B. Batasan Masalah:
1. Keanggotaan Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan politik luar
negeri Indonesia yang bebas aktif.
2. Pengaruh kekuatan dunia khususnya antara Amerika dan China.
3. Pengaruh Indonesia dalam global community.
4. Pengaruh global community kepada dimensi pertahanan Indonesia.
5. Penerapan soft power dalam bentuk diplomasi pertahanan dalam mempertahankan
kepentingan Indonesia dalam global community.

Anda mungkin juga menyukai