ULKUS MULUT
Oleh :
Muhammad Komarul Hakim, S.Ked
04101401069
Pembimbing:
Drg. Galuh Anggraini Adityaningrum, MARS
BAB I
PENDAHULUAN
Ulkus pada mulut adalah pengelupasan epitel rongga mulut, dimana
pengelupasan ini mengenai akhiran syaraf pada lamina propria, sehingga
menyebabkan rasa nyeri. Ulkus pada mulut merupakan sebagai manifestasi akhir
dari berbagai keadaan. Yaitu kerusakan epitel yang dikarenakan trauma, gangguan
imunologi (HIV dan leukemia), infeksi (herpes, TBC, sifilis), kanker, dan
defisiensi vitamin. Dari keadaan diatas, yang paling sering menyebabkan ulkus
pada mulut adalah trauma. 4
Ulkus pada mulut yang dikarenakan trauma dapat terjadi pada cara
menggosok gigi yang kurang tepat, pemasangan gigi palsu, bibir yang tergigit,
subluksasi dari gigi, maupun trauma karena makanan. Ulkus pada mulut yang
dikarenakan hal seperti ini dapat kembali sembuh segera setelah factor
penyebabnya sudah tidak ada atau tidak terkena trauma lagi. Sedangkan ulkus
pada mulut yang merupakan manifestasi dari penyakit sistemik, dapat sembuh jika
kita sudah mengatasi penyakit sistemik tersebut. Pasien yang menderita ulkus
pada mulut lebih dari 3 minggu disarankan untuk dilakukannya biopsy atau
pemeriksaan penunjang lainnya, untuk mengeluarkan kemungkinan keganasan.1
Dalam mendiagnosa ulkus pada mulut anamnesa merupakan langkah awal
yang penting untuk menyingkirkan ulkus mulut yang dikarenakan penyakit
sistemik, juga riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga.
Pemeriksaan penunjang lainnya yang diperlukan adalah biopsy, XRay rongga
mulut, dan lain lain.5
Mendiagnosis penyebab umum ulkus pada mulut yang didapatkan pada
gejala klinis termasuk nyeri mulut, bau mulut, rahang bengkak, gigi fraktur,
perdarahan gusi, patch tidak biasa atau ruam di mulut atau di bibir atau lidah.
Pada ulkus mulut yang sudah kronis didapatkan gambaran lingkaran dengan garis
keratotik. 1
Pada makalah ini, akan membahas mengenai mouth ulcer karena banyak
bentuk, penyebab dan penampilan klinis mauth ulcer sehingga menambah ilmu
pengetahuan kita dalam mendiagnosis dan memberikan terapi kelainan mouth
ulcer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ulkus mulut karena trauma
1. Pengertian
Ulkus mulut karena trauma didefinisikan area luka pada kulit atau mukosa
dimana terjadi kerusakan permukaan epitel. Bentuk dan ukuran dari ulkus
mulut karena trauma bervariasi. Biasanya terjadi nyeri dan keluhan ini hilang
ketika pasien sudah tidak terkena paparan factor penyebab.3
2. Etiology
Penyebab yang tersering adalah : iritasi gigi tiruan, cedera gigitan, makanan
keras, bahan kimia, sikat gigi. 3
4. Prognosis
Ulkus dapat sembuh jika penyebabnya dihilangkan atau diatasi. Ulkus
yang tidak sembuh dalam 2 sampai 3 minggu harus dibiopsi untuk
menyingkirkan kemungkinan keganasan. 8,15
B. Recurrent aphthous stomatitis (RAS)
1. Definisi
Recurrent aphthous stomatitis (RAS) adalah ulkus bulat atau oval
pada mukosa mulut, yang terjadi berulang. RAS dapat mengenai segala
usia, dari anak-anak sampai orang dewasa. Juga paling banyak ditemukan
pada kalangan tingkat social ekonomi yang tinggi. RAS merupakan salah
satu inflamasi mukosa oral yang paling menyebabkan rasa sakit saat
makan , menelan, berbicara. 3, 7, 9
2. Etiologi
Status imunitas seseorang dengan predisposisi genetik mempunyai peran
penting dalam ulkus pada mulut. Pada seseorang dengan predisposisi
genetik didapatkan 1 dari 3 orang anggota keluarganya mengidap RAS
juga. Beberapa faktor memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit
tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain herediter, bakteri, gangguan endokrin,
psikis, trauma, alergi dan juga ditemukan ada hubungan dengan kekurangan
vitamin B12, Asam folat dan zat besi.7,9
1.
Herediter
Data yang kami dapatkan 90% dari penderita SAR, kedua
orang tuanya juga menderita SAR 60% dari penderita SAR salah
satu orang tuanya menderita SAR dan hanya 20% dari penderita
SAR yang kedua orang tuanya tidak menderita SAR. 7
2.
Bakteri
Dihubungkan dengan kenaikan titer antibodi terhadap
streptokokus sanguis 2A pada pasien SR dibandingkan dengan
kontrol. 7
3.
Gangguan Imunologi
Didapatkannya
penurunan
helper
terhadap
perlekatan
netrofil
pada
jaringan
akan
Gangguan Hormonal
Pada beberapa pasien SAR timbulnya lesi berhubungan
dengan periode Menstruasi. Umumnya timbul pada fase luteal
antara fase ovulasi dan menstruasi. SAR juga akan membaik atau
berkurang, pada waktu pasien menopause jarang dijumpai SAR,
pada waktu menstruasi terjadi penurunan kadar estrogen dalam
darah, hal ini menyebabkan keratinisasi mukosa mulut berkurang,
sehingga mudah terbentuk ulserasi. 2
5.
Gangguan Psikis
Beberapa pasien mengatakan bahwa lesi bertambah buruk
selama adanya stres atau kecemasan. Peneliti lain melaporkan
insiden SAR pada mahasiswa kedokteran gigi yaitu lesi awal dari
SAR pada mahasiswa kedokteran gigi yaitu lesi awal dari SAR
dapat terjadi selama periode kuliah. Penderita SAR kebanyakan
mempunyai kepribadian yang kaku, tidak fleksibel, mudah cemas,
stres merupakan faktor yang memperberat keadaan SAR dari pada
sebagi faktor penyebab. 2
6.
Trauma
6
Alergi
Riwayat penyakit alergi seperti asma, hay fever atau alergi
terhadap makanan dan obat-obatan. Pada beberapa pasien SAR
ditemukan adanya kenaikan serum Ig E yang diikuti dengan
adanya riwayat SAR dalam keluarga. Pada pasien SAR yang
menderita alergi terhadap makanan atau obat-obatan maka jenis
makanan atau obat-obatan yang merupakan alergen dapat menjadi
pencetus timbulnya SAR. 2
3. Manifestasi Klinis
Gejala yang muncul biasanya terbatas pada mukosa mulut dan
dimulai dengan gejala prodromal rasa terbakar mulai dari 2 sampai 48 jam
sebelum munculnya ulcer. Selama periode ini akan terbentuk suatu daerah
yang hiperemi, yang dalam waktu beberapa jam kemudian sebuah papula
putih yang kecil akan terbentuk, mengalami ulserasi dan secara berangsurangsur membesar dalam waktu 48 sampai 72 jam berikutnya. Masingmasing lesinya berbentuk bulat, simetris dan dangkal ( mirip dengan ulser
oleh virus) , tetapi tidak ada vesikel yang sudah pecah. Mukosa bukal dan
labial paling sering terkena. Lesi ini agak jarang ditemukan pada palatum
atau gingiva yang berkeratinisasi tebal. 7
Tipe gambaran
Apthae minor
Apthae
Ulkus
mayor
herpetiform
Ukuran (mm)
5-10
>10
<5
Lamanya (hari)
10-14
>2minggu
10-14
Pembentukan skar
tidak
ya
tidak
75-85
10-15
5-10
glukonat,
benzydamine
hidrochloride
dan
carbenoxolone disodium.
3. Kortikosteroid topikal
Diantara
kortikosteroid
Topikal
yang
dipakai
adalah
levamisole,
faktor
transfer,
colchicine,
C. Herpes Simpleks
1. Pengertian
Herpes Simpleks adalah infeksi akut pada kulit atau selaput lendir
yang disebabkan pleh Virus Herpes Simpleks tipe I atau tipe II yang
ditandai dengan adanya vesikel yang berkelompok diatas kulit yang
sembab dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan. 3
2.
Patogenesis
1) Infeksi Primer
10
berisi
cairan
jernih
dan
kemudian
menjadi
2) Fase Laten
11
pada
anak
imunokompromise.
13
remaja,
dan
pada
pasien
di
mulut
sehingga
pada
anak-anak
dapat
Perawatan 311
Perawatan Herpes Simpleks terdiri dari perawatan sistemik
yang mencakup antivirus dan antibiotik, topikal dan suportif.
2)
Perawatan Sistemik11
15
Perawatan Topikal
Untuk pasien Herpes Simpleks Rekuren (herpes Labialis )
beberapa obat topikal yang digunakan adalah topikal acyclovir
kream 5 %. Panciclovir kream1 % mulai diberikan pada saat gejala
awal timbul. Docosanol kream 10 % 3
Untuk mengeringkan luka baik pada Gingivostomatitis
Herpetika Primer dan herpes Simpleks Rekuren dapat diberikan zat
pengering antiseptik seperti povidoniodine. 3
4)
Perawatan Suportif
Perawatan herpes simpleks pada anak-anak maupun orang
dewasa dapat bersifat suportif seperti : 3
1. Pemberian aspirin atau asetaminofen dalam dosis yang
adekuat pada serangan primer untuk mengatasi demam dan
mengurangi rasa sakit
2. Pemberian cairan untuk mempertahankan keseimbangan
cairan dan elektrolit dalam tubuh agar tidak terjadi dehidrasi
dan asidosis yaitu dengan pemberian infus ringer laktat
3. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan pemberian vitamin
4. Bayi dan anak-anak yang tidak mau makan dan minum karena
mengalami rasa sakit pada mulut harus mendapat perhatian
dan dirujuk ke dokter spesialis anak untuk memelihara
keseimbangan cairan, elektrolit dan meningkatkan daya tahan
tubuh
5. Istirahat
16
D. Kandidiasis
a.
Pengertian
Kandidiasis adalah suatu penyakit infeksi pada kulit dan
mukosa yang disebabkan oleh jamur kandida. 4,11
b.
polimerik
ekstra
selular
yang
menutupi
Gambaran klinis11
Secara klinis kandidiasis dapat menimbulkan lesi-lesi putih
atau area eritema difus. Penderita kandidiasis akan merasakan gejala
seperti rasa terbakar dan perubahan rasa kecap. Thrush mempunyai ciri
khas dimana gambarannya berupa plak putih kekuning kuningan pada
permukaaan mukosa rongga mulut, dapat dihilangkan dengan cara di
kerok dan akan meninggalkan jaringan yang berwarna merah atau
17
Diagnosis
Untuk mendiagnosis kandidiasis rongga mulut , selain dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik, juga dilakukan pemeriksaan
mikroskopis. Bahan pemeriksaan dapat diambil dengan beberapa cara
yaitu usapan (swab) atau kerokan (scraping) lesi pada mukosa atau
kulit. Juga dapat digunakan darah, sputum. Pemeriksaan mikroskopis
dengan sediaan apusan pewarnaan gram untuk mencari pseudo hifa
dan sel-sel bertunas. 4
e.
Pengobatan11
1. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi.
Lesi-lesi lokal paling baik diobati dengan menghilangkan
penyebabnya, yaitu menghindari basah, mempertahankan daerahdaerah tersebut tetap sejuk, berbedak dan kering dan penghentian
pemakaian antibiotika. 4
2. Topikal4
18
19
pencegahan
yang
paling
penting
adalah
E.
Leukoplakia
a.
Pengertian
Leukoplakia adalah lesi putih ketatosis sebagai bercak atau
plak pada mukosa mulut yang tidak dapat diangkat dari dasar mulut
20
kemungkinan
akan
menyebabkan
terjadinya
b.
Bahan-bahan yang diberikan secara sistemik ( alkohol, obatobat anti metabolit, serum anti limfosit spesifik ) 12
c.
b.
Gambaran klinis5
21
Gambar 7. Leukoplakia
c.
Klasifikasi Leukoplakia5,13
Berdasarkan gambaran klinis nya leukoplakia terdiri dari :
1. Homogeneous Leukoplakias ( leukoplakia simpleks)
2. Non-homogenous atau heterogenous leukoplakias
a. Eritroleukoplakia
b. Leukoplakia nodular
c. Leukoplakia verukosa
d.
Gambaran histopatologis5, 13
Perubahan epitel pada gambaran histopatologis leukoplakia,
dibedakan menjadi empat, yaitu :
22
1. Hiperkeratosis
Terjadi peningkatan yang abnormal dari lapisan
ortokeratin atau stratum korneum
2. Hiperparakeratosis atau hiperortokeratosis
Timbul para keratosis di daerah yang biasanya tidak
terdapat penebalan lapisan parakeratin , penebalan ini lah yang
disebut hiperparakeratosis13
3. Akantosis
Suatu penebalan dan perubahan yang abnormal dari
lapisan spinosum pada suatu tempat tertentu yang kemudian
berlanjut disertai pemanjangan, penebalan, penumpukan dan
panggabungan dari retepeg. 13
4. Diskeratosis atau dysplasia
Suatu perubahan sel dewasa kearah kemunduran.
Perubahan dysplasia sel merupakan tanda pra ganas. 13
e.
Diferential Diagnosis5, 13
1. Hairy Leukoplakia
a. Dari riwayat penyakit
-
Kebiasaan
merokok
sangat
erat
kaitannya
dengan
b. Pemeriksaan fisik
-
Penatalaksanaan5,14
Dalam penatalaksanaan leukoplakia yang terpenting adalah
mengeliminir faktor predisposisi yang meliputi penggunaan tembakau
(rokok), alkohol, memperbaiki higiene mulut, memperbaiki maloklusi,
dan
memperbaiki
gigi
tiruan
yang
letaknya
kurang
baik.
erat
kaitannya
dengan
pembentukan
substansi
semen
Prognosis
Apabila permukaan jaringan yang terkena lesi leukoplakia
secara klinis menunjukkan hiperkeratosis ringan maka prognosisnya
baik. Tetapi, bila telah menunjukkan proses diskeratosis atau
ditemukan
adanya
sel-sel
atipia
maka
prognosisnya
kurang
F.
Pengertian
Lichen planus adalah suatu kondisi dermatologi jinak yang
sering terjadi di dalam mulut, kadang-kadang tidak ada keterlibatan
kulit dengan jelas. Seringkali lesi mulut akan terjadi sebelum
keterlibatan kulit. 6
b.
Etiologi
Penyebabnya pastinya belum diketahui, tetapi diduga terjadi
akibat reaksi hipersensitivitas . Laporan terakhir ada keterlibatan dari
stres. Selain stress terdapat adanya keterlibatan obat-obatan yang
berperan terjadinya stomatitis, seperti golongan diuretic thiazid 6,15
c.
Gambaran klinis
Lesi Mukosa penyakit ini muncul dalam tiga bentuk: retikuler,
erosi dan plak. Pada tipe retikuler .pola berenda, garis putih adalah
khas. Pada jenis erosi, pola retikuler terlihat tetapi terdapat area ulserasi
.Ini adalah bentuk paling umum lichen planus. Pada tipe plak, pola
berenda hilang dan lesi muncul sebagai lesi putih solid. Jarang
terbentuk adanya vesikel. Kulit lebih sering terkena daripada mukosa.
Awal lesi kulit muncul sebagai merah, area gatal makulopapular dengan
ukuran diameter dalam beberapa milimeter. Oral lesi dapat terjadi di
permukaan apapun tetapi mukosa bukal adalah tempat yang paling
sering. 6,14
25
Diagnosis
Diagnosis
ditegakan
berdasarkan
anamnesis
untuk
Diagnose banding
Lupus
eritematosus,
pemphigoid
selaput
lendir
jinak,
Terapi
tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi gejala dan
mempercepat penyembuhan dari lesi kulit. Jika gejala yang ringan,
mungkin tidak perlu pengobatan. 6
Obat obatan yang dapat digunakan : 6
1) Antihistamin
2) obat imunosupresan, seperti siklosporin (pada kasus berat)
3) Lidokain pencuci mulut - untuk daerah mati rasa dan membuat
makan lebih nyaman (untuk lesi mulut)
26
4)
5) topikal krim asam retinoat (bentuk vitamin A) dan salep atau krim
lainnya - untuk mengurangi gatal dan pembengkakan dan
penyembuhan bantuan
6)
G.
Gingivostomatitis
a. Pengertian
Gingivostomatitis adalah infeksi virus atau bakteri pada mulut
dan gusi yang mengarah ke pembengkakan dan luka.7
b. Etiologi
Gingivostomatitis sering terjadi pada anak-anak. Ini dapat
terjadi setelah infeksi dengan virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1),
yang juga menyebabkan cold sores. 7
c. Gambaran klinis
Gejala-gejala dapat ringan atau berat dan mungkin mencakup: 7
1)
Napas buruk
2) Demam
27
Gambar 9. Gingivostomatis
e. penatalaksanaan
Tujuannya adalah untuk mengurangi gejala. kebersihan mulut
harus dijaga baik. Bahkan jika terjadi perdarahan menyebabkan nyeri.
7,15
H.
3)
4)
c. Gambaran klinis
Gejala umum kanker mulut meliputi: 9
1) Patch di dalam mulut atau di bibir yang putih, campuran merah
dan putih, atau merah
2) Putih patch (leukoplakia) adalah yang paling umum. White patch
3)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
Pendarahan di mulut
Loose gigi
Kesulitan atau nyeri saat menelan
Kesulitan memakai gigi palsu
Sebuah benjolan di leher
Sebuah sakit telinga
Siapa pun dengan gejala ini sebaiknya menemui dokter atau
d. Diagnosis
Jika terdapat gejala yang menunjukkan kanker mulut,
pemeriksaan dokter atau dokter gigi mulut dan tenggorokan untuk
bercak merah atau putih, benjolan, bengkak, atau masalah lain.
Pemeriksaan termasuk melihat hati-hati di langit-langit mulut,
belakang tenggorokan, dan bagian dalam pipi dan bibir. Dokter atau
dokter gigi juga memeriksa keluar lidah sehingga dapat diperiksa di
sisi dan di bawahnya. Dasar mulut dan kelenjar getah bening di leher
juga diperiksa. 9
31
3.
32
4.
5. Terapi radiasi
a.
Eksternal radiasi
b.
Internal radiasi
c.
6.
Kemoterapi
7.
Rehabilitasi
8.
Diet konseling
9.
Gigi prostesis
10.
33
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Mouth ulcer dapat terjadi karena banyak penyebab seperti
kekurangan vitamin, infeksi, peradangan, trauma, keganasan dan
penyakit lainnya dan proses abnormal.
Untuk mendiagnosis mouth ulcer dibutuhkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui riwayat penyakit pasien dan keluarganya,
dan ciri khas tampilan klinis dari lesi yang dikeluhkan pasien sehingga
kita sebagai dokter umum mampu mendifferensial diagnosis dari
penyakit tersebut dan mampu menyingkirkan differensial diagnosis,
sehingga tegaklah diagnosis penyakit pasien.
Mouth ulcer mempunyai berbagai bentuk dan gambaran klinis
yang bervariasi sehingga penting bagi kita sebagai untuk mendiagnosis
penyebab dari mouth ulcers dengan benar untuk menentukan rencana
terapi yang dilakukan.
2. Saran
Pada makalah ini hanya dijelaskan sebagian masalah tentang
diagnosis mouth ulcer, yaitu kelainan mouth ulcer yang sering di
jumpai di masyarakat, karena masih banyaknya kelainan mouth ulcer
yang lain sehingga perlu adanya tinjauan pustaka tentang mouth ulcer
yang lain pada makalah selanjutnya untuk memperkaya pengetahuan
kita sebagai dokter umum dalam mendalami masalah mouth ulcer.
34
DAFTAR PUSTAKA
1. Agustiar A, 2002. Hubungan Umur Dan Jenis Kelamin Dengan Frekuensi
Dan Distribusi Stomatitis Aftosa Rekuren Minor Pada Pasien Pengunjung
Klinik Gigi Dan Mulut FKG USU Medan Juni 2001-Mei 2002. Thesis.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/7982
2. C. Scully, 2005. Aphthous and other common ulcers. BRITISH DENTAL
JOURNAL VOLUME 199 NO. 5 SEPT 10 2005
3. Khasni UF, 2008. Herpes Simpleks Dan HubungannyaDengan Kedokteran
Gigi Anak. Thesis. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/7951
4. Simatupang
MM,
2009.
Candida
Albicans.
Thesis.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/1935
5. Anonim,
2011.
Lichen
planus
Medline
Plus.
http://www.stevedds.com/toppage2.htm#Lichen%20Planus
6. Anonim,
2011.
Gingivostomatitis
Medline
Plus.
of
Health
Sciences.
http://www.zhub.com/pathology/listings/34.html
8. Anonim,
2011.
Oral
cancer.
MedicineNet.
http://www.medicinenet.com/oral_cancer/article.htm
9. Scully
C,
2008.
Mouth
Ulceration.
Ent
News.
http://www.exodontia.info/files/ENT_News_-_Mouth_Ulceration.pdf.
35
10. Anonim, 2010. Mouth Sores. Part Of the Aegis patient Care Series.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003059.htm
11. Mayvira S, 2009. Prevalensi Dan Distribusi Lesi-Lesi Mukosa Mulut Pada
Manusia Lanjut Usia Di Panti Jompo Abdi Darma Asih Binjai, Sumatera
Utara (2008). Perpustakaan Unversitas Sumatra Utara. Program Spesalis.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/7913
Unversitas
Sumatra
Utara.
Program
Spesalis.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/3957
13. Riefka
MA,
2008.
Perpustakaan
Penatalaksanaan
Unversitas
Sumatra
Penderita
Utara.
Kandidiasis
Program
Oral.
Spesalis.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/7953
http://www.wrongdiagnosis.com/sym/mouth_ulcers.htm
15. Yuki,
2009.
Recurrent
Apthous
Stomatitis
(RAS).
http://www.henriettesherbal.com/eclectic/thomas/stomatitis-aph.html
36