Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Billet merupakan baja batangan setengah jadi yang dibuat dari hasil pengecoran
biji besi (pig iron) maupun besi bekas yang dilebur dengan temperatur tertentu
serta dituang dalam cetakan ukuran tertentu. Billet yang dibuat di Pabrik Billet
Baja PTKS mempunyai dua ukuran, yaitu 130x130 mm dengan panjang 12m dan
120x120mm dengan panjang 9m. Billet baja yang merupakan produk setengah
jadi ini kemudian di kirim ke Wire Rod Mill (WRM) untuk diolah lagi menjadi
gulungan-gulungan baja dengan ukuran yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Hasil olahan billet baja yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari
contohnya seperti kawat, baja beton, per kasur, paku, kawat las, baut, mur dan
lain-lain.
Besi spons merupakan salah satu bahan baku utama dalam pembuatan
billet dimana besi spons ini dihasilkan dari proses Dirrect Reduction Iron
(DRI).
Besi spons di olah dari bahan baku biji besi dalam bentuk pellet menjadi
besi spons yang berbentuk pellet juga. Disini bijih besi (pellet) direaksikan
dengan gas alam dalam unit pembuatan biji spons. Pabrik DRP
menggunakan proses reduksi langsung atau tanpa dilebur, yaitu dengan
mereaksikan pellet dan gas pereduksi yang dihasilkan dari gas alam dan
steam dalam sebuah reformer. Pabrik ini dapat memproduksi 2,3 juta ton
besi spons tiap tahun dari dua unit pabrik.
antara besi tua yang kaya unsur besinya dan yang miskin unsur besinya
sebelum dicampur kedalam dapur EAF.
Scrap itu sendiri dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu, Home Scrap,
Local Scrap, Import Scrap, dan Scrap Recovery. Yang mempunyai arti
sebagai berikut :
1. Home Scraping merupakan kumpulan besi-besi tua yang berasal dari
hasil pabrik sendiri seperti wire rod, CRM, HSM,dll.
2. Local Scrap merupakan besi-besi tua yang juga reject dari lokal tetapi
telah dimodifikasi berupa pengepressan atau pembentukan.
3. Import Scrap merupakan bahan baja-baja utama yang dikirim langsung
dari luar negeri.
4. Scrap Recovery merupakan scrap bahan baku yang banyak dijumpai.
Dan Scrap Recovery ini juga banyak digunakan oleh pabrik-pabrik
baja yang ada di Indonesia karena Scrap jenis ini merupakan scrap
yang mempunyai harga paling murah dibandingkan dengan scrapscrap jenis yang lain.
4. Unsur-unsur paduan
Unsur-unsur paduan biasanya ditambahkan pada proses sekunder yaitu
pada LF. Unsur paduan tersebut diantaranya adalah alumunium yang
berfungsi sebagai pengikat oksigen supaya pada saat proses pengadukan
logam cair, oksigen yang ada di dalam logam cair bisa bereaksi dengan
alumina sehingga tidak ada oksigen yang terperangkap dalam logam cair
karena dapat menimbulkan cacat. Unsur-unsur lainnya yang ditambahkan
diantaranya ferro alloys (SiMn, FeMn, FeSi, FeV, FeCr, dan FeMg), CaO,
CaC2 dan Al (Sebagai sntesis terak pada proses LF).
A. Peleburan (Melting)
Adapun aktivitas yang ada pada proses peleburan adalah sebagai berikut:
pemasukan
2. Peleburan (Melting)
Proses peleburan adalah proses mencairkan logam dari bahan baku
padat menjadi cair dengan menggunakan elektroda 3 phasa yang
dimasukkan ke dalam dapur. Proses peleburan ini dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu:
- Penetrasi (Penembusan)
Penetrasi merupakan proses awal dimana elektroda melakukan
penembusan ke dalam bahan baku sedalam 1meter. Penetrasi
dilakukan dengan menggunakan 3 buah elektroda dan arus listrik
sebesar 19 MW. Saat penetrasi, elektroda digerakkan secara manual,
hal ini bertujuan agar elektroda tidak patah saat menembus bahan
baku.
- Melting (Peleburan)
Peleburan merupakan proses lanjutan dari penetrasi hingga
mencairkan logam. Pada proses ini penggunaan TAP 18 dengan
pemakaian daya listrik sebesar 24,4 MW. Pemakaian TAP sebesar
ini digunakan untuk menembus logam hingga dasar.Setelah tembus,
maka proses peleburannya dimulai dari bawah kemudian ke atas. Hal
ini dilakukan karena bahan baku padat akan turun dan ikut terlebur.
Berikut ini adalah tabel penggunaan TAP yang dipakai pada proses
penetrasi dan peleburan logam.
TAP
10
11 12
13
14 15
16
19 21,1
23,5 24,5
17
3. Refining (Pemurnian)
Proses refining adalahproses pemurnian baja cair di dalam dapur untuk
menghilangkan unsur unsur tidak berguna seperti phospor (P) dan
sulfur (S), dan juga terkadang menghilangkan Carbon ( C ) jika baja
cair yang diinginkan terlalu banyak kandungan karbon. Kalau tidak
dihilangkan dapat mengakibatkan billet yang dihasilkan akan patah
patah.
b. Injeksi oksigen
Injeksi oksigen bertujuan untuk menurunkan kadar karbon dan untuk
mempercepat proses peleburan serta mempertahankan temperatur.
Mesin injeksi oksigen dihubungkan dengan
ukurannya 1 2 inchi.
Dari slag dapat dianalisa mengenai logam cair tersebut. Cara untuk
mendeteksi slag yang mengandung oksigen yang tinggi adalah :
a) Slag encer
b) Dalam keadaan dingin dan padat pada porosity
c) Warnanya hitam
d) Aliran slag yang keluar dari slag door deras dan tajam
Apabila slag tersebut bersifat asam maka slag yang keluar dari slag
door menyerupai plastikplastik yang terbakar. Dalam proses refining
yaitu pada saat temperatur antara
4. Penuangan (Pouring)
Pouring adalah proses penuangan baja cair ke dalam ladle, sebelum kita
melakukan proses ini terlebih dahulu dipersiapkan :
a. Ladle
Ladle tersebut diisi dengan unsur unsur tertentu tergantung jenis
baja yang sesuai dengan grade yang diinginkan. Pemasukan unsur
unsur tersebut dapat juga dilakukan pada saat melting yang
digunakan untuk memperbaiki mutu baja yang akan dibuat. Unsurunsur yang akan dimasukkan ke dalam dapur adalah berkisar 20%
b. Temperatur
Sebelum dilakukan tapping,baja cair diatur temperaturnya yang
bertujuan untuk menghindari adanya penurunan temperatur (drop
temperatur) yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam proses
pencetakan billet di Continous Casting. Temperatur baja cair
tersebut harus memenuhi syarat sesuai dengan jenis (grade) baja
yang ditentukan. Temperatur tapping sendiri berkisar antara 1610C
sampai 1620C.
Proses peleburan terjadi di dalam dapur busur listrik atau EAF. Electric
Arc Furnace (EAF) merupakan peralatan utama untuk meleburkan sponge
dan besi-besi bekas atau besi tua sebagai bahan baku baja, temperatur yang
digunakan mencapai 1620 oC sampai 1700 oC. Dengan temperatur yang
tinggi tersebut, maka diperlukan suatu peralatan yang dapat bekerja dan
bertahan pada temperatur tersebut, agar peralatan yang digunakan tidak
ikut melebur.
1. Dapur EAF
Dapur EAF merupakan tempat peleburan bahan baku baja (besi sponge,
besi tua atau besi bekas, dan batu bakar sebagai bahan aditif. Berbentuk
silinder yang melengkung bagian bawahnya, terbuat dari plat baja yang
dilapisi bata tahan api dan panel untuk mengatur pendinginan air.
Gambar. EAF
2. Elektroda Grafit
Elektroda merupakan pembangkit panas utama busur listrik yang
menghasilkan panas
dari
loncatan bunga
3. Ladle
Ladle merupakan untuk tempat menampung baja cair dari dapur EAF.
Pada bagian dasar ladle juga dilengkapi dengan dua buah lubang.
Lubang pertama sebagai tempat mengalirnya gas argon atau nitrogen
untuk proses pengadukan (purging cone) dan lubang kedua untuk
mengalirnya baja cair pada saat pengecoran di CCM.
4. Bucket
Bucket digunakan sebagai tempat penampungan sementara dan untuk
mengangkut bahan baku seperti besi tua atau besi sponge yang berasal
dari gudang. Bucket membawa bahan baku tersebut sampai dapur EAF
untuk proses peleburan.
5. Belt Conveyor
Belt Conveyor merupakan suatu alat angkut yang tersusun dari sabuk
karet yang digerakkan oleh motor induksi. Belt conveyor digunakan
untuk keperluan pengisian bahan baku secara terus menerus ke dalam
Electric Arc Furnace (EAF) hingga kapasitas bahan baku pada EAF
terpenuhi.
suhu 1620 oC, proses ini dilakukan dengan menggunakan tiga buah
elekroda dengan kapasitas trafo 15 MVA.
2. Alloying
Proses ini dilakukan dengan cara menambahkan material ferro alloys
sesuai dengan komposisi yang diinginkan. Penambahan ferro alloys itu
dilakukan dengan cara membuka kotak penampung (bunker) yang
berisi masing-masing material ferro alloys yang dibutuhkan, adapun
jumlahnya adalah 8 bucket. Jenis-jenis material ferro alloys yang
ditambahkan diantaranya SiMn, FeMn, FeSi, FeV, FeCr, dan FeMg.
4. Homogenisasi
Homogenisasi merupakan pengadukan pada baja cair yang dilakukan
dengan cara menyemprotkan gas Argon (Ar) atau Nitrogen (N) yang
berasal dari purging cone di bawah ladle. Penggunaan gas mulia ini
dilakukan karena gas terebut bersifat sukar bereaksi dengan senyawa
kimia lainnya.
Proses ini merupakan salah satu proses yang cukup penting untuk
menentukan kualitas baja yang dihasilkan. Baja cair yang telah dituangkan
pada ladle diatur komposisinya melalui ruang pengontrol oleh beberapa
operator. Pada proses ini operator dapat melihat paduan komposisi yang
harus ditambahkan melalui komputer yang telah tersedia pada ruang
pengontrol tersebut.
< 3%
2. Elektroda grafit
Dalam proses LF ini juga digunakan elektroda grafit sebagai
pembangkit panasnya. Bentuk dan fungsinya tidak banyak berbeda
dengan elektroda yang digunakan pada proses peleburan, hanya saja
spesifikasinya yang sedikit berbeda.
3. Turret
Turret merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menyangga dan
menjepit ladle. Alat ini memiliki dua pemegang ladle yang posisinya
berlawanan dan bisa berputar 180o.
Proses CCM dilakukan setelah proses LF selesai, dimana kondisi baja cair
sudah homogen, ladle tersebut dipindahkan dengan ladle crane menuju
turret dan ditutup agar suhu baja cair tidak berubah, kemudian ladle turret
diputar menuju CCM. Berada tepat di atas tundish, mulut pipa di bagian
bawah ladle dibuka melalui kaseet, baja cair akan mengalir ke bawah
kedalam tundish. Bila tingkat baja cair di dalam tundish telah mencapai
standar, maka pipa tundish dibuka kemudian baja cair akan mengalir
terbagi menjadi 4 bagian dan dialirkan ke dalam 4 buah cetakan. Baja cair
yang keluar dari tundish memiliki suhu sekitar 1000 oC.
2. Turret
Turret merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menyangga ladle
dan untuk menjaga posisi ladle agar tetap berada diatas tundish.
Kapasitas alat ini dapat menyangga 2 buah ladle.
3. Tundish
Tundish merupakan wadah penampungan sementara baja cair sebelum
masuk ke cetakan. Fungsi dari tundish adalah memberikan kesempatan
pada terak dalam baja cair agar terangkat dan mendistribusikan baja cair
menjadi beberapa jalur melalui mulut pipa yang berada dibawahnya.
Tundish mempunyai kapasitas 10 ton dan terbuat dari baja yang bagian
dalamnya dilapisi bata tahan panas. Pada bagian bawahnya terdapat 4
buah mulut pipadengan diameter lubang 13.5 mm.
4. Mould
Mould yaitu cetakan yang berbentuk balok (sesuai ukuran penampang
billet) yang dibungkus oleh chasing berbentuk silinder. Mould terbuat
dari tembaga yang bagian dalamnya dilapisi nickel chrome (NiCr)
sabagai lapisan anti friction. Pada umumnya, mould berbentuk konus
antara 0,4- 0,9% terhadap penampang atas. Hal ini disesuaikan dengan
sifat baja cair yang makin rendah temperaturnya makin berkurang
volumenya.
6. Strand Guide
Strand guide gunanya untuk tempat berjalannya dummy bar dan billet
yang keluar dari mould. Bentuk strand guide adalah radius (4 meter)
yang dilengkapi dengan pipa-pipa air pendingin yang dibagi menjadi
dua zona yang masing-masing terdiri dari:
- Zona I disebut primary cooling.
- Zona IIa dan IIb disebut secondary cooling.
7. Cooling Chamber
Pada saat baja keluar dari mould dan bergerak di strand guide, maka
baja akan mengalami pendinginan kontinu dalam cooling chamber.
Pendinginan ini berupa semprotan air dari nozzle-nozzle yang berada
disepanjang strand guide yang berada dalam cooling chamber.
Diharapkan setelah keluar dari cooling chamber, baja sudah beku
seluruhnya dan siap untuk diluruskan.
9. Oxygen cutting
Berfungsi sebagai alat pemotong baja billet agar sesuai dengan ukuran
panjang yang diinginkan. Alat ini menggunakan kombinasi gas alam
dan oksigen dengan komposisi tertentu.
2. Alat Berat
Disini ada beberapa bentuk sesuai dengan fungsinya masing-masing,
diantaranya :
- Alat yang digunakan pada proses skimming yang berfungsi untuk
membersihkan slag yang terdapat di atas baja cair setelah proses
pouring.
- Alat yang digunakan untuk membongkar refractory yang ada pada
ladle.
- Alat yang digunakan untuk memindahkan ladle.
- Alat yang digunakan untuk mengangkut slag.