Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1.20.269
Urusan
1.20
Program
1.20.24
Kegiatan
Lokasi
TahunAnggaran
50000
Konsultan Perencana
DAFTAR ISI
1.
2.
3.
4.
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
: KETENTUAN UMUM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I Hal 1
Pasal 1.
Situasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I Hal 1
Pasal 2.
Lingkup Pekerjaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I Hal 1
Pasal 3.
Pekerjaan Pelaksanaan . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I Hal 2
Pasal 4.
Ukuran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I Hal 2
Pasal 5.
Pekerjaan Persiapan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I Hal 3
BAB II Hal 4
Pasal 1.
BAB II Hal 4
Pasal 2.
BAB II Hal 6
Pasal 3.
BAB II Hal 6
Pasal 4.
BAB II Hal 7
Pasal 5.
BAB II Hal 8
Pasal 6.
BAB II Hal 9
Pasal 7.
BAB II Hal 10
Pasal 8.
Mobilisasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB II Hal 10
Pasal 9.
BAB II Hal 11
Pasal 10.
BAB II Hal 11
Pasal 11.
Foto Proyek . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB II Hal 13
Pasal 12.
Perbedaan Ukuran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB II Hal 14
Pasal 13.
BAB II Hal 14
Pasal 14.
BAB II Hal 15
Pasal 1.
Pek. Lantai . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pasal 2.
Pasal 3.
Pasal 4.
Pek. Kaca . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pasal 5.
Pasal 6.
Pasal 7.
Pasal 8.
Pasal 9.
Pasal 10.
Pasal 11.
BAB IV Hal 32
Pasal 1.
BAB IV Hal 32
Pek Plumbing . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB IV Hal 41
4.
5.
BAB IV
BAB V
BAB IV Hal 42
Pasal 1.
BAB IV Hal 42
: PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB V Hal 49
BAB IV Hal 48
ii
Pembangunan Rehabilitas Sedang Kantor Lurah Malaka Jaya akan dilaksanakan pada
lokasi yang telah ditetapkan di Jakarta Timur.
2.
Calon pemborong wajib meneliti situasi meda, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain
yang berpengaruh terhadap penawarannya, disamping ketentuan-ketentuan dalam RKS.
3.
Kelalaian dan kurang ketelitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan claim dikemudian hari.
PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang harus dilaksanakan pada setiap lokasi tersebut di atas meliputi :
1. Pekerjaan persiapan dan pembersihan lokasi.
2. Pembangunan 1 Unit Rehab Sedang Gedung :
a. Pekerjaan Plafond
b. Perbaikan Keramik
c. Pengecatan
d. Plumbing
e. Halaman Pagar
3. Pekerjaan struktur beton bertulang & rangka penutup atap kaso dan reng menggunakan
baja ringan.
4. Pekerjaan arsitektur dan finishingnya.
5. Pekerjaan drainase / instalasi plumbing / pemipaan sesuai gambar perencanaan.
6. Unsur penunjang lainnya dan segala sesuatu yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan
ini.
BAB I - 1
PASAL 3
PEKERJAAN PELAKSANAAN
PASAL 4
UKURAN
1. Satuan Ukur
Semua ukuran tersebut dalam gambar kerja dinyatakan dalam ukuran matrik, kecuali untuk
baut-baut dan sejenisnya dalam inch.
2. Ukuran Penduga
Ukuran penduga adalah induk ukuran darimana semua ketinggian dan kedalaman diambil,
berupa balok sepanjang 200 cm berpenampang 5 x 5 cm dengan semua sisi diketam rata
dimeni 2 kali sepanjang tegak lurus pada tanah bangunan sedalam 100 cm. Ukuran
Penduga ini dinyatakan dengan huruf (P) dibuat oleh Pemborong dibawah pengawasan
Direksi dan dipelihara selama pelaksanaan.
3. Ukuran Pokok
Ukuran Pokok lebih kurang + 0.00 adalah tinggi lantai bangunan induk dalam hal ini peil
ruang masuk yang ditentukan + 50 cm dari muka tanah yang telah dimatangkan.
Selanjutnya semua ukuran tinggi dalam gambar diambil dari tinggi lanta 0.00 ini.
Penentuan awal peil peil bangunan dari as-as bangunan harus disaksikan bersama oleh
instansi-instansi terkait, dalam hal ini terdiri dari Kuasa Pengguna Anggaran, (Konsultan)
Perencana, (Konsultan) Pengawas, Team monitoring Dinas PGP, Sudin PGP, Dinas Tata
Ruang dan Dinas Pekerjaan Umum untuk kemudian dibuatkan berita acaranya dan
ditandatangani bersama.
BAB I - 2
PASAL 5
PEKERJAAN PERSIAPAN
air
dilokasi
tidak
memenuhi
persyaratan,
maka
kontraktor
harus
BAB I - 3
BAB II
KETENTUAN TEKNIS DAN BAHAN
PASAL 1
RENCANA KERJA PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.
Organisasi kerja.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
2.
2)
3)
Jadwal pelaksanaan.
4)
5)
6)
Pelaksana kerja.
7)
Hasil uji test dilapangan merupakan hal yang wajib dilaksanakan untuk
mengetahui hasil pekerjaan tersebut.
BAB II - 4
3.
Pemeriksaan Bersama
Cheklist
dilapangan dilaksanakan
penagihan progres
bersama :
a. Pada awal di mulainya pelaksanaan pekerjaan :
1) Pada tahap awal dimulainya
BAB II - 5
PASAL 2
ORGANISASI PELAKSANA LAPANGAN
1.
2.
Penempatan personil harus proporsional dan sesuai dengan keahlian bidang tugasnya
masing-masing, sedangkan untuk tenaga-tenaga ahlinya harus memenuhi ketentuan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, sesuai dengan golongan, bidang dan
kualifikasi perusahaan penyedia barang/jasa yang bersangkutan.
3.
(Kepala
Proyek),
yang
dalam
penunjukannya
terlebih
dahulu
harus
5.
Selama jam-jam kerja tenaga ahli/wakilnya atau para penanggung jawab lapangan harus
berada di lapangan pekerjaan kecuali berhalangan/sakit dan Penyedia barang/jasa harus
menunjuk/menempatkan penggantinya apabila yang bersangkutan berhalangan.
6.
Jika ternyata penanggung jawab teknis tersebut tidak memenuhi ketentuan yang telah
ditetapkan, maka Pengguna Anggaran berhak memerintahkan kepada Penyedia
barang/jasa supaya segera mengganti dengan orang lain yang ahli dan berpengalaman.
PASAL 3
TENAGA KERJA LAPANGAN
1.
2.
BAB II - 6
3.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan tempat tinggal yang memadai dan tidak
mengganggu lingkungan, untuk para tenaga kerja yang tinggal sesmentara di lokasi
pekerjaan/proyek.
4.
Penyediaan tenaga kerja harus dilaporkan kepada pengguna barang/jasa, dalam bentuk
daftar tenaga kerja yang dilampiri identitas diri dan tanda pengenal setiap tenaga kerja.
PASAL 4
TENAGA AHLI PELAKSANA DILAPANGAN
1.
Daftar Personil
Pesonil Inti untuk Pekerjaan Tersebut Diatas Sekurang-kurangnya Terdiri dari:
NO
JABATAN
JUMLAH
PERSONIL
PENDIDIDKAN
MINIMUM
SKA/SKT
MINIMUM
PENGALAMAN
MINIMUM
A.
1
Tenaga Ahli
Site Manager
S1 Sipil
4 tahun
B.
1
2
Terampil
Pelaksana Sipil
Pelaksana ME
1
1
STM Pembangunan
STM Listrik/Elektro
SKT
SKT
2 tahun
6 tahun
BAB II - 7
PASAL 5
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA
1.
2.
3.
4.
bertanggung
jawab
atas
keselamatan
dan
keamanan
pekerja,bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan kepada pemberi
tugas.
5.
Dalam
hal
terjadinya
kerusakan-kerusakan,maka
kontraktor/
pemborong
harus
7.
8.
9.
Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga
Kerja Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men 1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 1977 bagi tenaga kerja borongan
Harian Lepas pada kontraktor maupun induk maupun sub kontraktor yang melaksanakan
proyek,
pihak
kontraktor/
pemborong
yang
sedang
melaksanakan
BAB II - 8
PASAL 6
BAHAN DAN PERALATAN
1.
Bahan, peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai
dalam
surat
perjanjian/kontrak,
barang/jasa.
2.
b.
c.
Sebelum digunakan/dipasang harus diajukan contoh atau brosur setiap bahan dan
peralatan tersebut untuk mendapatkan persetujuan dari pengguna barang/jasa.
d.
Pengguna barang/jasa berhak melakukan pengujian dan menolak terhadap bahan dan
peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan apabila ternyata tidak
memenuhi ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan.
3.
Bahan dan peralatan yang ditolak pengguna barang/jasa harus segera disingkirkan dari
lokasi/lapangan proyek, dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak tanggal penolakan dilakukan.
4.
Apabila terdapat bahan dan peralatan yang digunakan/terpasang belum atau telah
mendapat persetujuan, ternyata tidak memenuhi kualifikasi atau spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan, maka penyedia barang/jasa wajib mengganti/memperbaiki dengan beban
biaya sendiri dan tidak berhak menuntut ganti rugi.
5.
Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak didapat lagi di pasaran, maka
penyedia barang/jasa segera mengajukan bahan dan peralatan pengganti yang setara dan
mendapatkan persetujuan tertulis dari pengguna barang/jasa. Prosedur penggantian harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
6.
Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada ayat (5) di atas tidak dapat
dijadikan alasan untuk keterlambatan pekerjaan.
7.
tanggung
jawab
penyedia
barang/jasa
termasuk
tempat
dan
cara
BAB II - 9
PASAL 7
PERALATAN PELAKSANA DILAPANGAN
1.
Daftar Peralatan
Peralatan Utama Yang harus Disediakan Untuk Pekerjaan Ini Sekurang-kurangnya
NO
1
2
3
4
5
6
NAMA PERALATAN
Mobil pick up
Genset kap. 25 Kva
Beton molen
Mesin las
Mesin potongbaja ringan
Mesin bor
VOLUME
KAPASITAS MINIMUM
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
25 kva
1 m
1 m
PASAL 8
MOBILISASI
1.
Mobilisasi meliputi :
a. Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
b. Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel,
gudang, dan sebagainya.
c.
d. Mobilisasi peralatan terkait dan personil penyedia barang/jasa dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan.
2.
Mobilisasi paling lambat harus sudah dimulai dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh)
hari kalender sejak diterbitkan SPMK.
BAB II - 10
PASAL 9
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.
d. Rencana Kerja
Kerja dan Matrial yang tersedia, yang mempunyai fungsi target tiap minggu yang
pelaksanaan pekerjaan.
2.
Jangka waktu jadual pelaksanaan sesuai dengan yang dinyatakan dalam surat
perjanjian/kontrak.
3.
Jadual pelaksanaan pekerjaan dibuat secara lengkap dan menyeluruh mencakup seluruh
jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, yang dapat menggambarkan antara rencana dan
realisasinya.
4.
Jadual pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
setelah penandatanganan surat perjanjian/kontrak, untuk dapat diperiksa/disetujui oleh
pengawas teknis dan disahkan oleh pengguna barang/jasa.
5.
PASAL 10
LAPORAN HASIL PEKERJAAN
1.
Laporan Harian
a. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh
aktifitas kegiatan pekerjaan di lapangan dicatat di dalam buku harian lapangan (BHL)
sebagai laporan harian pekerjaan berupa rencana dan realisasi pekerjaan harian.
b. Buku Harian Lapangan (BHL) berisi :
1) Kuantitas dan macam bahan yang berada di lapangan.
BAB II - 11
2.
Laporan minggguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman laporan harian dan
berisi hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang
perlu dilaporkan.
3.
Laporan bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan
berisi hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang
perlu dilaporkan.
BAB II - 12
PASAL 11
FOTO PROYEK
1.
Untuk
merekam
kegiatan
pelaksanaan
proyek,
pengguna
barang/jasa
dengan
Foto proyek dibuat oleh penyedia barang/jasa sesuai petunjuk Pengawas Teknis, disusun
dalam 4 (empat) tahapan disesuaikan dengan tahapan pembayaran angsuran tetapi tidak
termasuk masa pemeliharaan, yaitu sebagai berikut :
Tahap I
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
3.
Bobot
0% - 25%
Bobot
25% - 50%
Bobot
50% - 75%
Partisi
Bobot
75% - 100%
Pekerjaan Selesai
Foto proyek tiap tahapan tersebut di atas dibuat 5 (lima) set dilampirkan pada saat
pengambilan angsuran sesuai dengan tahapan angsuran, yang masing-masing adalah untuk
:
a.
Satu set untuk Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah Kota
Administrasi yang bersangkutan.
b.
2)
3)
4)
Untuk proyek/pekerjaan yang diawasi oleh Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah
Daerah Kota Administrasi yang bersangkutan :
1)
Satu set untuk Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah Kota
Aministrasi yang bersangkutan.
2)
3)
4)
Satu set untuk Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah Provinsi DKI
Jakarta.
5)
4.
Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama sesuai dengan
petunjuk Pengawas Teknis atau Pengguna Anggaran.
BAB II - 13
5.
Foto setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat, dan
penempatan
dalam
album
disahkan
oleh
Pengguna
Anggaran,
untuk
teknis
Khusus untuk pemotretan pada kondisi keadaan kahar/memaksa force majeure diambil 3
(tiga) kali.
PASAL 12
PERBEDAAN UKURAN
1.
Jika terdapat perbedaan ukuran yang ditulis dengan angka dengan ukuran yang ditulis
dengan skala, maka ukuran yang dipakai adalah ukuran yang ditulis dengan angka.
2.
Jika merasa ragu-ragu tentang ukuran harus segera meminta petunjuk Pengawas Teknis
atau Perencana.
PASAL 13
SARANA PENUNJANG PROYEK
BAB II - 14
6. Untuk pelaksanaan pekerjaan dimaksud, tanah dan halaman akan diserahkan kepada
penyedia barang/jasa dalam
pelaksanaan pekerjaan telah selesai, segala kerusakan yang terjadi di atas tanah/halaman
akibat pelaksanaan seperti kerusakan saluran/got, tanaman dan lain sebagainya harus
diperbaiki kembali seperti keadaan semula atas tanggungan penyedia barang/jasa yang
bersangkutan.
7. Setelah penyedia barang/jasa mendapat batas-batas daerah kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) pasal ini, maka penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab penuh atas
segala sesuatu yang ada di daerahnya meliputi :
a.
b.
c.
Kehilangan-kehilangan.
PASAL 14
PAPAN NAMA PROYEK
1.
Pemasangan papan nama proyek sebagaimana diatur pada pasal ini dipancangkan di
lokasi proyek pada tempat yang mudah dilihat umum.
2.
Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan
dan dicabut kembali setelah mendapat persetujuan Pengguna Anggaran.
3.
Petunjuk bentuk papan nama proyek, ukuran, isi dan warnanya diatur dalam Surat
Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 438/2000 tanggal 9 Maret 2000.
4.
Bentuk dan ukuran papan nama proyek fisik ditetapkan sebagai berikut :
a.
Papan nama proyek dibuat multiplek tbl.6 mm dengan ukuran lebar 240 cm dan tinggi
175cm.
b.
Papan nama dipasang pada tiang kaso ukuran 5/7 cm dengan ketinggian disesuaikan
kondisi lapangan.
c.
Jenis tulisan memakai huruf cetak, tulisan dan garis warna hitam..
BAB II - 15
Logo
Pemda
DKI
175 cm
Nama
Kegiatan
Kode
Rekening
Tahun
Anggaran
Volume
Biaya
No SPMK
Unit :.
: ..
: ..
Perencana : .
: ..
Pengawas :..
: ..
: ..
: ..
: ..
: .. Spesipikasi Umum Proyek :
: ..
Pelaksana
: ..
: ..
: ..
: ..
: ..
PT/CV
NOMOR
TDR
Kualifikasi
Alamat
Masayarakat dapat Menyampaikan Informasi
Kepada
Telp/fax
Logo
unit
: ..
: ..
Mulai :
Selesai :
Direksi :..
Telp/Fax :..
240 cm
BAB II - 16
BAB III
KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL 1
PEKERJAAN LANTAI
1.
B a h a n.
a. Keramik Lantai ukuran 40X40 cm Polis untuk R.Utama, Kerja dan Aula dari kualitas
setara produksi Roman dengan ukuran dan warna ditentukan kemudian.
b. Keramik Lantai ukuran 20X20 cm Unpolis untuk kamar mandi dari kualitas setara
produksi Roman dengan ukuran dan warna ditentukan kemudian.
c.
Keramik Plint ukuran 10X40 cm Polis untuk R.Utama, Kerja dan Aula dari kualitas setara
produksi Roman dengan ukuran dan warna ditentukan kemudian.
d. Keramik Border ukuran 10X20 cm Artistik untuk kamar mandi dari kualitas setara
produksi Roman dengan ukuran dan warna ditentukan kemudian.
e. Keramik Dinding ukuran 20X25 cm Wall Tile untuk kamar mandi dari kualitas setara
produksi Roman dengan ukuran dan warna ditentukan kemudian.
f.
Rabat Beton
Dibuat dari beton dgn Campuran 1 : 3 : 5
g. Plesteran.
Harus mempunyai bahan dasar PC, pasir dan air sesuai dengan syarat-syarat pada
pasal di muka dgn perbandingan adukan 1 : 2
h. Pasir.
Dasar untuk lantai (termasuk juga lantai beton) harus terdiri dari pasir urug yang
dipadatkan merata dan pasir yang digunakan sesuai standard PUBB atau NI-3
2.
Pekerjaan lantai meliputi pemasangan keramik dan pekerjaan lain yang berhubungan
dengan pekerjaan ini. Sebelumnya harus mendapat persetujuan dari Perencana dari
Dan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen).
b.
3.
Cara pelaksanaan
a.
Ubin keramik
BAB III - 16
Pola pemasangan harus disesuaikan dengan pola yang dibuat pada gambar.
Jarak antara tegel (naat) 2 mm atau bila ditentukan lain pada gambar. Untuk
mengisi naat tegel digunakan pasta semen (semen campur dengan air sampai
diperoleh bahan plastis). Untuk keperluan khusus dapat dipergunakan bahan kimia
tertentu sebagai isian naat, misalnya agar naat tahan asam, tahan air dan
sebagainya.
benar-benar
melekat
dengan
kuat
pada dinding/lantai, celah-celah antara tegel yang satu dengan yang lain harus
bersih dari debu dan kotoran lain sebelum dicor.
Kotoran semen dan lainnya yang menempel pada permukaan tegel, khusus pada
waktu pengecoran naat harus dibersihkan sebelum menjadi keras / kering.
tegel
lantai tersebut harus dilap / disapu bersih, kemudian dilakukan penelitian, apakah
seluruh tegel tersebut telah terpasang dengan rapih dan baik (tidak miring , tidak
lepas dan lain-lain).
Bila pekerjaan pemasangan rapih dan teliti , begitu selesai saat pemasangan tidak
perlu lagi
dibersihkan, tetapi
dapat
dibersihkan
dengan lap basah atau bahan-bahan pembersih lunak yang ada di pasaran. (
misalnya : air dicampur dengan 15 % cuka). Bila sangat terpaksa, untuk
menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan sikat baja (untuk
menyikatnya ) atau bahan pembersih spesial disesuaikan dengan jenis kotorannya.
Pasangan keramik diberi kemiringan untuk daerah service ( kamar mandi )dan
selasar
PASAL 2
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA BAHAN ALUMUNIUM
BAB III - 17
d. Standard kwalitas : Produksi ex PT. ALCAN INDONESIA SII EXTRUSI 0695 82 dan
SII Jendela 0695 82 atau setara.( Bersetifikat)
e. Kedap suara : 40DB.
f.
g. Ketahanan terhadap air untuk setiap tipe harus disertai hasi test, aluminium yaitu100
kg/m.
h. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m/hr dan terhadap tekanan air 15
kg/m yang harus disertai hasil test.
i.
j.
k. Acssesories
l.
s. Sekrup sekrup, engsel engsel dan karet yang digunakan adalah sesuai dengan
ketentuan pabrik pembuat aluminium dgn
t.
u. Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu contoh contoh bahan, aluminium dan
kaca, contoh contoh konstruksi ( mock up ) dan membuat shop drawing
yang
yang
bersangkutan
dalam
keadaan
tidak
memungkinkan
untuk
harus
mengukur
setempat
semua
dimensi
yang
mempengaruhi
pekerjaannya. Ukuran lapangan yang berbeda dengan shop drawing, untuk demikian/
diselesaikan bersama dengan Pengawas untuk mendapatkan kepastian.
d. Kontraktor harus memberikan perhitungan kekuatan atas syarat syarat yang
ditentukan.
(RKS) Syarat dan Ketentuan Arsitektur
BAB III - 18
e. Bahan yang dipakai sebelum diproses fabrikasi diseleksi dahulu sesuai dengan bentuk,
toleransi ukuran ketebalan yang dipersyaratan, kesikuan kelengkungan dan pewarnaan
yang dipersyaratkan kemudian dikerjakan secara maximal dengan mesin potong,
mesin, punc, drill, sehingga hasil yang telah dirangkai mempunyai ukuran yang presisi.
f.
Pemasangan kaca kaca terhadap kosen aluminium juga harus menggunakan seal
yang berupa alur karet.
j.
Kaca harus dipasang lurus dan tegak lurus dan harus disetel tengah tengah dengan
hati hati sampai kerenggangan ( fabricato ) yang sama.
k. Sebelum pemasangan kaca, semua kotoran dan bekas minyak harus dibersihkan
sehingga tidak menggangu pekerjaan perekatan.
l.
Metal / aluminium harus dilindungi dari kemungkinan cacat misalnya dengan clear vinyl
protective coating.
m. Kaca di identifisir dengan tanda tanda peringatan dengan tape atau cara lain yang
tidak membekas pada kaca setelah dibersihkan.
n. Semua pekerjaan terpasang harus dilindungi dari pengaruh pengaruh pekerjaan lain
seperti cipratan cat, plesteran, noda teraso waktu memoles atau percikan las.
o. Sambungan sambungan fabricat maupun fabricator, sambungan sudut maupun
silang, demikian juga pengkombinasian profil profil aluminium harus dipasang
sempurna, bila perlu dengan sekrup sekrup pemaku.
Sekrup sekrup tidak boleh kelihatan.
p.
Dalam keadaan ditutup atau dibuka, kaca kaca tidak boleh bergetar, yang
menandakan kurang sempurnanya pemasangan seal keliling.
q. Selain tidak boleh bergetar, pemasangan seal harus menjamin bahwa tidak akan terjadi
kebocoran yang diakibatkan oleh air hujan maupun udara luar.
r.
Pemasangan kaca / panel kaca sebaiknya dari arah dalam bangunan, untuk
memudahkan penggantian.
Pekerjaan yang selesai, harus bebas dari noda / cacat dan kerusakan baik pada bahan
maupun cara pengerjaannya dan adalah watertight, dan perlu jaminan pemeliharaan.
BAB III - 19
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.
b. Persyaratan Bahan
Aluminium profil :
I. Bahan dasar : Alloy B 6063 T5 murni tanpa campuran bahan-bahan scrap yang
dilebur kembali.
II. Ukuran profile : 4 x 13/4
III. Tebal profile : 1,50 mm
IV. Standard kwalitas : Produksi dari ALKASA ( d/h ) ALCAN SII Curtain wall atau
setaraf.
V. Kedap suara : 40 DB
VI. Ketahanan terhadap kebakaran : 60 menit.
VII. Beban angina : 120 kg/m.
VIII. Ketahanan kobocoran terhadap air : 25 mm H2O
IX. Ketahanan kebocoran terhadap udara : 12 m/hr m
X. Daya serap terhadap udara 30 dengan kaca 6 mm
XI. Pewarnaan
: Black anodized.
: 18 micron.
PASAL 3
PEKERJAAN DAUN PINTU KAYU
1.
Spesifikasi bahan
a. Spesifikasi bahan daun pintu dobel teakwood dengan ukuran disesuaikan dengan yang
telah tercantum dalam gambar perencanaan.
b. Bahan daun pintu rangka PVC ketebalan minimal 1.5 mm dengan kualitas baik dan
harus mendapat persetujuan perencana dan Dinas Teknis
c.
2.
Kaca mati pada daun pintu harus digunakan kaca dengan ketebalan minimal 6 mm.
BAB III - 20
c.
Setiap daun pintu harus dilengkapi dengan kunci tanam double slag setara logo warna
kuning keemasan dengan spesifikasi sesuai dengan gambar perencanaan dan sebelum
dipasang harus mendapat persetujuan perencana.
d. Pemasangan kusen dan daun pintu dari bahan PVC komplit harus disesuaikan dengan
persyaratan dan ketentuan teknis dari pabrik dan sebelum dipasang harus mendapat
persetujuan dari perencana.
PASAL 4
PEKERJAAN KACA
1.
Bahan
a.
Semua kaca yang digunakan adalah kaca bening kualitas baik dengan kekuatan
dapat menahan beban angin sebesar 122 kg/m2.
b.
c.
d.
Karet/sealent yang digunakan untuk memasang kaca pada kosen, daun jendela, dan
pintu, agar tidak menimbulkan suara pada waktu menerima getaran, harus dari kualitas
terbaik, produksi dari pabrik yang disetujui Pengawas.
e.
Karet/sealent untuk memasang kaca, pada waktu diterima dikaleng, tidak boleh kering,
atau sudah mengeras.
f.
2.
Bahan untuk membersihkan kaca harus disetujui Pemberi Tugas atau Pengawas.
Macam-macam Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan adalah pengadaan bahan, alat pemotong, pembersih, pengosok tepi
dan tenaga kerja untuk jendela pemasangan kaca.
b. Pemasangan kaca pada jendela kaca mati.
3.
Syarat-syarat pelaksanaan
a. Alur kayu harus dibersihkan, diplamur dan dicat dengan lapisan cat minyak sebelum
kaca dipasang.
b. Kaca
harus
dipotong
menurut
ukuran
kosen
Kaca yang telah dipasang harus dapat tertanam rapih dan kokoh pada rangka terutama
pada sudut-sudutnya.
d. Kaca
naco
semua sudutnya
harus
Setelah selesai dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang sudutnya retak / pecah atau
tergores harus diganti.
BAB III - 21
PASAL 5
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1.
B a h a n.
a.
b.
c.
Engsel yang digunakan adalah engsel Nylon merk ARCH untuk engsel pintu dan engsel
jendela.
d.
e.
f.
terlebih
mengajukan
Perencana.
2.
Pengadaan dan memasang kunci pada semua pintu sesuai rencana pada gambar.
b.
Memasang 3 (tiga) buah engsel pada setiap daun pintu, dan 2 (dua) buah engsel pada
setiap daun jendela.
c.
3.
Memasang grendel pada daun pintu, grendel dan hak angin pada daun jendela.
Syarat-syarat pelaksanaan
a.
Semua pemasangan harus rapih, sehingga pintu-pintu dan jendela dapat ditutup dan
dibuka dengan mudah, lancar dan ringan.
b.
BAB III - 22
PASAL 6
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT.
1.
Bahan.
Langit-langit yang digunakan dari
2.
b.
3.
Syarat-syarat Pelaksanaan.
a.
Pemasangan Kerangka.
Modul rangka langit-langit Gypsum 60 x 120 kecuali bila dalam gambar dinyatakan
lain dan digantung dengan besi ke plat diatasnya
b.
Pemasangan langit-langit.
Seluruh permukaan langit-langit ini harus datar air (water pass). Celah-celah harus
benar-benar lurus dengan polanya sesuai dengan petunjuk gambar, pada pertemuan
dengan dinding dibuat sesuai dengan gambar. Langit-langit
PASAL 7
PEKERJAAN PENUTUP DAN RANGKA ATAP
1.
B a h a n.
a.
Genteng
Bahan penutup atap Genteng Keramik standar setara Kanmuri,tanpa cacat atau
mengandung kotoran. Bentuk genteng harus mulus, bentuknya terarur, tidak bengkok,
melengkung, kaitannya cocok satu sama lain. Bubungan atap harus
produksi yang sama dengan
pada kedudukannya
dengan
khusus
warnanya.
jauh
dari
Dipasang
sebelum waktu
BAB III - 23
pemasangan
harus menyerahkan
contoh
dari
Rangka Atap
Bahan Kaso dan Reng menggunakan Baja Ringan
2.
Meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja serta alat-alat yang berhubungan dengan
pekerjaan atap genteng tanah dengan alat-alat bantu dari pabrik yang bersangkutan.
b.
3.
Syarat-syarat pelaksanaan
a.
Genteng
Atap
keahlian
betul-betul tersusun rapi dalam segala arah, kaitan dan saling menutupnya harus cocok
dan rapat. Kaitan dan kedudukan genteng pada reng dan kasau baja ringan masingmasing berjarak 26 cm dan 50 cm, atau sesuai ketentuan pabrik.
b.
Teknik
pemasangan
harus diikuti ketentuan dari pabrik genteng tersebut. Tidak boleh memotong genteng
kearah pinggir atau ujungnya untuk disesuaikan dengan ukuran atap, tapi ukuran atap
dan bagian-bagian atap harus diatur supaya cocok dengan ukuran-ukuran
Genteng-genteng
hanya
harus sedemikian
genteng.
boleh dibuang. Bubungan atap dan genteng pinggul harus mempunyai bentuk yang
teratur menurut fungsi penempatannya, dan dipasang pada kedudukannya harus
memakai adukan tembok jenis M2 dengan tambah campuran pewarna khusus yang
dikeluarkan pabrik agar sesuai dengan warna gentengnya.
PASAL 8
PEKERJAAN LIST PLANK
1.
Spesifikasi bahan
Bahan lisplang GRC motif betawi dengan ketebalan 3 cm,bentuk dan ukuran listplank harus
sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar dengan kualitas yang baik.
2.
b.
Penyambungan Listplank harus dikerjakan dengan lurus, rapi tidak boleh bergelombang
dan listplank GRC harus utuh dengan sambungan menggunakan polyuterun.
c.
BAB III - 24
PASAL 9
PEKERJAAN WATER PROOFING DENGAN OXIDIZED BITMANE
1.
Spesifikasi bahan
a.
b.
Bahan - bahan yang digunakan harus sesuai dengan standard yang plat / dak baru,
maka plat / dak tersebut harus disket terlebih dahulu sampai bersih.
c.
Untuk plat / dak lama yang telah dipasangi water pfoofing, maka harus dilakukan
pengupasan sceeding dari water proofing lama sampai plat / dak beton bersih, kemudian
disikat sampai bersih.
d.
e.
f.
Setelah itu dilakukan primer coating dengan bahan cat cair primer, yang dilanjutkan
dengan water proofing dengan membran sheet bakar.
g.
Pada pertemuan dengan dinding bata, maka harus dilakukan bobokan plesteran setinggi
20 cm.
h.
Semua pertemuan 90 derajat atau sudut yang lebih tajam harus dibuat tumpul, yaitu
menutup sepanjang sudut tersebut dengan adukan kedap air 1 : 3.ditentukan oleh pabrik
dan standard lainnya.
2.
Untuk plat / dak baru, maka plat / dak tersebut harus disket terlebih dahulu sampai
bersih.
b.
Untuk plat / dak lama yang telah dipasangi water pfoofing, maka harus dilakukan
pengupasan sceeding dari water proofing lama sampai plat / dak beton bersih, kemudian
disikat sampai bersih.
c.
d.
e.
Setelah itu dilakukan primer coating dengan bahan cat cair primer, yang dilanjutkan
dengan water proofing dengan membran sheet bakar.
f.
Pada pertemuan dengan dinding bata, maka harus dilakukan bobokan plesteran setinggi
20 cm.
g.
Semua pertemuan 90 derajat atau sudut yang lebih tajam harus dibuat tumpul, yaitu
menutup sepanjang sudut tersebut dengan adukan kedap air 1 : 3.
h.
Setelah water proofing dilaksanakan, plat / dak beton tersebut harus ditestdengan
menggenangi plat / dak tersebut dengan air selama 24 jam dan dilihat dibagian bawah
plat / dak, jika masih bocor / rembes maka harus dilakukan injeksi pada retakan yang
menyebabkan kebocoran tersebut.
i.
BAB III - 25
PASAL 10
PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN
1. BAHAN BAKU
a. Baja mutu tinggi (High Tension Steel)
Baja mutu tinggi dengan grade minimum G550, memiliki criteria :
i.
: G550
ii.
: 550 Mpa
iii.
: 550 Mpa
iv.
Modulus Elastisitas
: 200.000 Mpa
v.
Modulus Geser
: 80.000 Mpa
untuk menggunakan
Tebal
95 Z 10
1.05
95 Z 08
0.85
74 Z 08
0.85
75 W 10
1.05
75 W 08
0.85
BAB III - 26
65 C 08
0.85
45 B 50
0.55
Jenis profil dan ketebalan yang dipergunakan harus sesuai dengan standar
desain Software perhitungan yang mengikuti standar yang berlaku untuk
konstruksi baja ringan / tipis (Light Steel); contoh standar : Australian Building
Code.
Profil Z dipergunakan sebagai Top Chord, Bottom Chord dan Rafter.
Profil W dipergunakan sebagai Top Plate, Walling Plate, dan Webs.
Profil C dipergunakan sebagai Webs.
Profil B50 () dipergunakan sebagai reng/Top Chord Bracing, Bottom Chord
Bracing, Diagonal Webs Bracing dan Lateral Tie.
d. Alat Sambung
Screw alat sambung untuk baja ringan menggunakan Self Drilling Screw (SDS)
atau sekrup dengan ujung penembus tanpa mur.
kekuatan rangka atap baja ringan, untuk itu pemilihan baut pun memegang peran
penting. Kriteria yang dipergunakan :
Self drilling screw yang dipakai harus memiliki alur yang kasar, dan terdapat
ruang di bawah kepala baut.
Alur yang kasar akan membuat baja tipis tersusun diantara alur, bukan dirusak
oleh alur, sehingga Self Drilling Screw mampu memikul beban yang besar di
sambungan.
Baut yang dipergunakan harus memiliki kekuatan torsi sebesar 6.9 kN.Baut
dengan lapisan anti karat galvanis (class 2Zinc plated).
Connector MGN
Connector MGN merupakan alat sambung antara Top Plate / Walling Plate
dengan rangka atap / kuda-kuda utama.
Connector ini harus dapat memperhitungkan gaya uplift
BAB III - 27
Building Code.
Perhitungan terhadap jarak webs
Perhitungan terhadap jumlah baut yang dipergunakan di masing-masing
sambungan.
Perhitungan
terhadap
lendutan
batang
tarik
kuda-kuda
yang
diijinkan
BAB III - 28
Safety factor akan menurun apabila aplikator atau fabricator rangka atap baja
ringan tidak menggunakan standar minimum bracing tersebut, sehingga dapat
mengakibatkan suatu kegagalan struktur.
3. PEKERJAAN/PEMASANGAN
a. Perakitan di proyek mempunyai resiko kuda-kuda yang dibuat tidak rapih, tidak
seragam, atau tidak sesuai gambar desain. Kontrol pemasangan alat sambung juga
merupakan hal yang penting, untuk itu tahapan pekerjaan perakitan dan
pemasangan sesuai standar adalah:
Ring balok yang sudah jadi diukur oleh engineer masing-masing fabricator untuk
didisain ulang dengan menggunakan software pryda roof. Adapun hasil disain
tersebut adalah berupa input ke pabrik.
Untuk daerah yang mengalami hambatan dalam masalah transportasi, maka
pengerjaan perakitan kuda-kuda dilakukan di lokasi proyek dengan quality control
yang tinggi dan di bawah pengawasan engineer yang berpengalaman.
Adapun output/hasil perakitan tersebut adalah kuda-kuda berbentuk segitiga
lengkap dengan batang pengisi/webs dan dipasang sesuai dengan standar
pemasangan rangka atap baja ringan sebagai berikut:
I.
II.
III.
BAB III - 29
IV.
V.
VI.
VII.
PASAL 11
PEKERJAAN CAT, DAN FINISHING LAINNYA
1.
B a h a n.
a.
Pengertian cat disini meliputi emulsi, sealer sement- emulsion filler dan pelapispelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara dan cat akhir.
b.
tertera nama
perusahaan
pembuat, petunjuk pemakaian, formula, warna nomor seri dan tanggal pembuatannya.
c.
Untuk cat
Plamur dan dempul ( bagian dalam) untuk pekerjaan cat tembok dan cat kayu digunakan
merk yang sama dengan merk cat jadi yang dipilih
e.
Cat meni untuk pekerjaan kayu dan besi menggunakan merk cat setara GLOTEX.
f.
diencerkan.
2.
3.
Syarat-syarat pelaksanaan.
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Perencana.
a. Cat tembok
Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara menggosok
BAB III - 30
didempul
pada
tempat
yang
berlubang sehingga permukaannya rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit 3
kali dengan roller 20 cm sampai baik atau dengan cara yang telah ditentukan oleh
pabrik
b.
Rencana pengecatan
- Plesteran
- Langit-langit
INTERIOR
EXTERIOR
BAB III - 31
BAB IV
KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING
PASAL 1
PEKERJAAN PLUMBING
1. KETENTUAN UMUM
a. Lingkup Pekerjaan
Spesifikasi ini mencakup kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan plumbing, sebagaimana
yang ditunjukkan pada gambar rencana yang terdiri dari, tetapi tidak terbatas pada :
Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih, air kotor, air bekas ;Vent dan air
hujan. Sesuai dengan gambar rencana dan buku spesifikasi ini.
Pengadaan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh Pemberi Tugas (3
bulan).
Pembuatan soft drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan As built
drawing bagi instalasi yang telah terpasang.
b. Koordinasi
Gambar-gambar rencana melingkupi tata letak tersebut umum dari pemipaan, gambargambar detail dan lain-lain.
Pemborong harus memodifikasi tata letak tersebut sebagaimana yang dibutuhkan untuk
mendapatkan pemasangan yang sempurna dari peralatan tersebut.
Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tapi tidak ditunjukkan dalam
gambar atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang sebagaimana layaknya, tanpa
adanya biaya tambah .
Semua pekerjaan galian dan penimbunan yang ada sehubungan dengan pekerjaan
plumbing baik untuk ukuran dan kesesuaian gambar pelaksanaan merupakan tanggung
jawab Pemborong Plambing.
Semua penarikan pipa air bersih yang tidak tercantum dalam gambar-gambar dan
spesifikasi dilakukan oleh pihak lain, Pemborong plambing harus berkoordinasi dan
memberikan data-data, ukuran dan gambar-gambar kepada pihak lainnya yang
mengerjakannya.
Dalam hal dimana ada lebih dari satu Pemborong dengan tingkat prioritas tanggung jawab
yang sama dan bagian pekerjaannya terletak berdampingan, maka masing-masing
pemborong wajib melakukan perapihan pada bagian pekerjaannya serta melindungi bagian
pekerjaan Pemborong lain, sedemikian rupa sehingga tidak cacat akibat pelaksanaan
pekerjaan menurut bagiannya.
BAB IV - 32
c. Pengajuan-pengajuan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus mengajukan :
Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada) dari peralatan-peralatan
yang akan dipasang.
d. Review
Direksi Pengawas akan memeriksa (mereview) pengajuan-pengajuan dari Pemborong dan
memberi komentar atas hal tersebut.
Pemborong harus memofifikasi / merevisi pengajuannya sesuai dengan komentar Direksi
Pengawas, sampai didapat persetujuan dari Direksi.
e. Standard dan Kode
Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, maka pada pekerjaan ini berlaku peraturanperaturan sebagai berikut :
Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan telah serah terima pertama. Pemborong
wajib menyerahkan gambar-gambar instalasi terpasang sebanyak 3 set cetak biru dan 1
set transparan.
2. SISTEM
a. Air Bersih
Sumber air untuk proyek ini adalah dari air sumur/tanah yang dapat ditampung pada suatu
tandon bawah (Ground Reservoir).
Sebelum didistribusikan air dari GWT di filter melalui carbon dan sand filter.
Selanjutnya dengan menggunakan pompa booster package, air bersih salurkan ke jaringan
unit fixture.
BAB IV - 33
Suatu keadaan dimana Pemborong tidak mungkin menghasilkan kualitas pengerjaan yang
terbaik, Pemborong wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pengawas dan mengajukan
saran-saran perbaikan / perubahan.
Apabila hal ini tidak dilakukan, Pemborong tetap bertanggung jawab atas kerugian-kerugian
yang mungkin ditimbulkan.
b. Sistem Pembuangan Air Kotor dan Air Buangan
Pipa Ventilasi.
Untuk pipa ventilasi dipasang bersatu dengan dinding. Pada ujung pipa ventilasi dipasang
vent cup. Instalasi harus rapi tidak bocor dan untuk sistem maupun layoutnya bisa dilihat
pada gambar perencanaan.
Untuk Pipa pipa jaringan/Instalasi sistem air bersih digunakan pipa-pipa besi tergalvanisir
(Galvanized Iron Pipe / GIP) kelas B dengan serie 150 dan harus memenuhi persyaratan
BS 1387 1967 atau standard-standard lainnya yang disetujui oleh Pemilik Proyek /
Perencana / MK.
Khusus pipa cabang air Kotor, dan air buangan pada digunakan PVC class AW type plain
End / TS End.
Untuk Pipa cabang jaringan air kotor / air bekas, pipa ventilasi, pencabangan digunakan
pipa PVC Clas AW, sesuai standard SNI, JIS.
Pemborong harus dapat memberikan jaminan produk (Guarante of Product) terhadap
pemakaian pipa, tenaga supervisor pabrik (product) dan sistem pemasangannya yang
dilakukan oleh pengawasan pabrik.
Pipa air hujan termasuk elbow, dari instalasi vertikal sampai belokan di lantai dasar
menggunakan pipa PVC-AW.
b. Peralatan Pemipaan
KATUP-KATUP
Gate Valve
i.
Digunakan tipe bronze body non rising stem screwed bonnet solid wedge disk screwed
end untuk valve sampai dengan Diameter 50 mm dan bisa digunakan tipe Butterfly
untuk diameter 12 s/d 25 mm.
BAB IV - 34
ii.
Digunakan tipe flanged atau lugged body stainless steel disk stainless steel shaft hand
wheel operated with position indicator untuk valve lebih besar dari 50 mm dengan body
material cast iron untuk tekanan 125 psi.
Check Valve :
i.
Digunakan material bronze body swing type Y Pattern screwed cup metal disk
screwed end untuk valve sampai dengan diameter 50 mm.
ii.
Digunakan material swing silent type dengan stainless steel disk dengan body material
cast iron untuk tekanan 150 psi dan carbon steel untuk tekanan 300 psi.
Strainer :
i.
Digunakan tipe bronze body screwed cap stainless steel mess end untuk strainer
sampai dengan diameter 50 mm.
ii.
Digunakan Y Pattern stainless steel perforated screen bolted bonnet flanged end untuk
strainer lebih besar dari diameter 50 mm.
Digunakan flexible connection / Joint model double sphere dengan material Neoprene
Rubber yang dapat menahan tekanan sampai 10 kg / cm2.
ii.
Tekanan kerja katup untuk peralatan pompa distribusi adalah minimal 125 psi.
iii.
Tekanan kerja valve-valve untuk pipa-pipa distribusi selain tersebut diatas bisa dipakai
katup dengan tekanan kerja 125 psi.
4. SYARAT-SYARAT PEMASANGAN
a. Umum
Penetapan lokasi dari peralatan sanitair, fixture-fixture floor drain dan roof drain, pipa-pipa
cabang harus diperiksa sesuai dengan gambar-gambar perencanaan mekanikal dan
arsitektur, dan disesuaikan dengan dimensi yang diberikan oleh pabrik pembuatnya.
Pada setiap cabang utama pipa air bersih yang disambungkan ke pipa tegak pada shaft
untuk setiap lantai, harus dilengkapi dengan katup-katup untuk mengisolir setiap cabang
dari keseluruhan sistem agar dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang perlu untuk fixture
pada lantai tersebut tanpa mengganggu pelayanan air pada lantai-lantai yang lain.
Pemborong bertanggung jawab atas penyediaan data lokasi pemasangan yang tepat.
Pemasangan pada konstruksi bangunan yang dicor dengan beton dilaksanakan oleh
Pemborong struktur atas petunjuk Pemborong plambing.
Insert (tempat penyekrupan) harus ditanam dengan baik dalam dinding atau lantai dan rata
dengan permukaan akhir (finish) dari dinding atau lantai tersebut dan setelah alat-alat
tersebut terpasang insert harus tidak tampak.
BAB IV - 35
Apabila digunakan baut tembus (though bolt) harus dipasang plat penahan pada sisi yang
lain dari dinding atau lantai tersebut.
Galian pipa-pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang tepat.
Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak /
tertumpu dengan baik.
Untuk pipa-pipa air bersih dan air baku yang terlihat (expose) harus diberi lapisan (cat)
finish dengan warna yang ditentukan kemudian oleh Direksi.
Pipa yang ditanam dalam tanah harus diberi lapisan pasir kurang lebih 10 cm
disekelilingnya. Jenis pasir adalah pasir urug yang bebas dari batu.
Selama pemasangan berkala, Pemborong harus menutup setiap ujung pipa yang terbuka
untuk mencegah masuknya tanah, debu, kotoran dan lain-lain.
Semua sambungan/cabang pipa pembuangan air kotor (sanitair) harus dibuat dengan
cabang Y, pipa mendatar untuk air kotor & air hujan memiliki kemiringan minimal 1 %.
Pipa-pipa pembuangan air hujan dari bangunan disambungkan ke saluran utama diluar
bangunan dengan bak kontrol (junction box) dari beton.
Roughing in untuk pipa dan fixtures harus dibuat bersama-sama dengan pelaksanaan
konstruksi bangunannnya.
Pemborong harus memberikan informasi kepada Pemborong Struktur tentang posisi
lubang pipa pada dinding dan lantai, dan apabila diperlukan semua pipa dan fitting yang
harus ditanam dalam beton harus dibersihkan benar-benar dan bebas dari karat dan cat.
Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan diameter yang berbeda harus
menggunakan Reducing Fitting. Sedapat mungkin harus digunakan belokan-belokan dari
jensi Long Radius, Short Radius hanya boleh digunakan apabila kondisi setempat tidak
memungkinkan
digunakan
belokan
jenis
long
radius
dan
Pemborong
harus
memberitahukan hal ini kepada Pengawas. Fitting dan alat-alat lain yang akan
menimbulkan tahanan aliran yang tidak wajar tidak boleh digunakan.
Pipa-pipa tidak boleh menembus kolom, kaki kolom, kepala kolom, ataupun balok, tanpa
pendapatkan izin tertulis dari Pemberi Tugas atau Pengawas.
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus
konstruksi beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup dengan ketebalan minimal 0,2 cm dan
memberikan kelonggaran kira-kira 1 cm pada masing-masing sisi diluar pipa ataupun
isolasinya.
Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air
(water proofing) harus dari jenis Flashing Sleeves. Flens dari sleeves tersebut harus
menjadi satu atau diberi klem yang akan mengikat Flashing Sleeves.
Rongga antara pipa dan sleeves harus kedap air, karena akan diisi dengan gasket atau
media lain yang secara umum dipakai.
BAB IV - 36
Semua pia harus diikat / ditetapkan dengan kuat pada penggantung atau angker yang
harus cukup kokoh (rigid).
Pipa-pipa tersebut harus ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya,
inklinasinya harus
tetap, untuk mencegah timbulnya getaran, dan harus sedemikian rupa sehingga masih
memungkinkah konstruksi dan expansi pipa oleh perubahan temperatur.
Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur (adjustable)
dengan jarak antara penggantung tidak lebih dari 3 meter.
Penggantung atau penumpu pipa harus disekrupkan (terikat) pada konstruksi bangunan
dengan insert yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau pembobokan, atau
dengan baut tembok (Ramset Bolt).
Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem (Clamp atau Collar), paling jauh dengan jarak
antara dua lantai (tingkat).
Penggantung / penumpu pipa dan peralatan logam lainnya yang akan tertutup oleh tembok
atau bagian bangunan lainnya harus dilapisi terlebih dahulu dengan cat menie atau cat
penahan karat, jenis Zinc Chromate yang dilaksanakan dalam 2 bagian (2 lapis).
b. Instalasi Pemipaan
Pembuatan ulir harus dengan peralatan tap dan dilas berpresisi tinggi (bermesin)
pada sambungan ulir yang sering kali dibuka harus dipasang water mour.
Sambungan flanged dilakukan pada setiap belokan dan pada setiap dua batang
pipa pada pipa lurus.
Untuk sambungan flanged harus dilengkapi rubbber set / ring, seal dari karet secara
homogen.
ii.
Digunakan sistem lem / solvent cement untuk pengikatnya terutama untuk pipa-pipa
cabang atau pipa yang berdiameter kecil, khusus instalasi air kotor/buangan dan
pipa ventilasi.
BAB IV - 37
Semua pipa harus diikat/ditetapkan dan dibaut dengan kuat lengkap dengan
penggantung atau angker yang kokoh (rigid), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah
timbulnya getaran. Standard yang dipersyaratkan harus buatan pabrik (lokal standard)
dengan ketelitian tinggi sesuai gambar rencana.
ii.
Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan jarak
maksimum tidak lebih dari 250 cm.
iii.
Pipa-pipa yang menembus dinding harus diberikan Sleeve dengan rongga 1 mm.
Rongga pipa karena adanya sleeve harus diberi bahan khusus rubber seal yang elastis.
iv.
Untuk mencegah getaran pada penggantung harus dipakai dudukan terbuat dari karet
getas.
v.
Pemasangan pipa harus rata dan rapih, serta rigid baik untuk pipa horizontal maupun
untuk sistem pemipaan vertikal.
vi.
Penggantung atau penumpu pipa adalah standard product dan harus disekrup / terikat
pada konstruksi bangunan dengan angker yang dipasang pada waktu pengecoran
beton atau dengan ramset.
vii.
Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan bahan kayu jati serta klem (Clamp) dan dibuat
dengan jarak tidak lebih dari 250 cm untuk setiap klem.
Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan didalamnya bebas dari kotoran yang
akan mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang dengan kokoh
(Rigid) ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.
ii.
Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan harus rapi tidak mengganggu waktu
pemasangan pemasangan/dinding porselent dan sebagainya dan Pemborong dari
Main Kontraktor dan Sub Kontraktor bertanggung jawab untuk melengkapi komponen
tersebut didalam kelengkapan jaringan instalasi plumbing.
iii.
Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasang balok-balok dari beton
dengan campuran yang kuat (K.225) dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee,
elbow, valve dan sebagainya.
Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat ditutup
(plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai lubang Vent
tertinggi.
BAB IV - 38
Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut diatas, minimal
selama 1 (satu) jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak lebih dari 10 cm.
Sebelum dilakukan pengujian terhadap pemipaan ke seluruh jaringan distribusi air bersih,
Pemborong diwajibkan untuk melakukan pengujian secara parsial terhadap peralatan
utama (pompa-pompa, panel listrik dan panel kontrol, pressure tank dll), Pengujian yang
harus dilakukan minimum antara lain
i.
ii.
Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada Pengawas / MK untuk diminta
persetujuannya.
ii.
Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada Pengawas / MK untuk dimintakan
persetujuannya.
Setelah Bidang Ruangan Dalam menjadi Tidak Rata (Roughing In) selesai dipasang dan
sebelum memasang fixture-fixture, seluruh sistem distribusi air bersih dan air kotor harus
diuji dengan tekanan hidrostatik sebesar satu setengah kali tekanan kerjanya (working
pressure) dengan tekanan 12 kg / cm2 atau 12 atm untuk seluruh sistem distribusi air
bersih sedangkan untuk seluruh sistem distribusi air kotor dengan tekanan 8 kg / cm2 atau
8 atm dan dibiarkan dalam kondisi ini selama paling kurang 12 (dua belas) jam tanpa
mengalami kebocoran pada distribusi pipa dan tekanan tersebut tidak berubah.
Sebelum dilakukan pengujian maka dilakukan Pengglontoran air pada seluruh sistem
distribusi air bersih dan air kotor atau yang disebut dengan sistem Flushing.
Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan desinfeksi dari seluruh instalasi air
sebelum diserahkan kepada Pemberi Tugas.
Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan Chlorine ke dalam sistem pipa, dengan
cara / metode yang disetujui Pemberi Tugas. Dosis chlorine adalah sebesar 50 ppm (Parts
per Million).
BAB IV - 39
Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih, sehingga
kadar chlorine menjadi tidak lebih dari 0,2 ppm.
Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami proses desinfeksi tersebut harus
dibuka dan ditutup beberapa kali selama jangka waktu 16 jam.
6. PENGECATAN
a. Semua pipa dilapisi tahan isolasi anti karat bahan sintetik (densil tape).
b. Untuk pipa-pipa dalam plafon agar mudah dikenali diberikan tanda / warna cat pada setiap
jarak 4 m dengan arah aliran pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-pipa pada shaft dimana
terletak pintu pemeriksaan standark merek cat yang digunakan minimal product ICI atau Dana
Paint.
c. Sebagai Patokan dipakai warna cat sebagai berikut :
i. Untuk Jaringan pipa air bersih dipakai warna biru tua.
ii. Untuk Pipa air Kotor dipakai warna hijau.
iii. Pipa air buangan atau drain dipakai warna abu - abu
iv. Untuk pipa-pipa exposed tanda-tanda berupa arah panah, arah aliran diluar pipa dipakai
warna arah panah putih Atau ditentukan lain oleh Pemilik Proyek / MK.
TABEL SPESIFIKASI
NO
II
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
DESKRIPSI/MATERIAL
MEKANIKAL
Pipa GIP
Pipa PVC
Kloset duduk
Kloset Jongkok
Washtafel
Urinoir
Floor Drain
Clean Out
Kran
Fiber Glass
Valve
SETARA
PPI, BAKRIE
Wavin,Rucika,Pralon
TOTO
TOTO
TOTO
TOTO
SAN-EI
SAN-EI
SAN-EI
Pinguin
Kitz, Toyo
oOo
BAB IV - 40
BAB V
KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL
PASAL 1
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1.
Bahan.
a. Bahan dan Pengerjaan
Seluruh peralatan, bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru dan bahan
harus tahan terhadap iklim tropis. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara
yang benar dan setiap pekerja harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan.
b. Contoh bahan.
Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh bahan untuk mendapatkan
persetujuan sebelumnya. Seluruh biaya ditanggung Pemborong.
c. Proteksi bahan dan peralatan
Seluruh bahan dan peralatan harus diproteksi secara memadai oleh Pemborong,
sebelum , selama pengerjaan dan sesudah selesai instalasi (dalam masa garansi).
Bahan dan peralatan yang mengalami kerusakan akibat pemasangan yang ceroboh dan
proteksi yang tidak memadai ditolak untuk instalasi dalam proyek.
d. Peralatan yang disebutkan dengan merk pabriknya adalah :
Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, fixture accessories dan lain-lain yang dianggap
perlu dan dipersyaratkan dengan nama dalam persyaratan ini maka Pemborong wajib
menyediakan sesuai dengan peralatan yang disebutkan dengan mereknya seperti
tersebut di atas. Untuk peralatan yang tidak disebutkan/ dipersyaratkan nama pabriknya,
maka pemborong harus menyediakan dan menyerahkan lengkap dengan keteranganketerangan
dan
katalognya
atau
tetap
berpegang
pada
standard-standard
negara/Internasional lainnya
e. Lampu.
Lampu TL.
Tegangan nominal disesuaikan dengan tegangan setempat, dengan wattage sesuai
gambar kerja.
f.
Armature lampu/Fixture
II. Tegangan
BAB V - 42
Type
cover, bentuk persegi ukuran 80 x 80 mm. Outlet biasa yang dilengkapi sistem
tutup putar boleh digunakan asal diberikan contohnya terlebih dahulu untuk
persetujuan.
Switches.
- Piano type.
- Bentuk modul persegi ukuran 80 x 80 (minimum).
- Rating arus 10 Ampere.
- Pemasangan Flush.
- Lebih dari satu switch harus menggunakan grid switch.
h. Kabel-kabel
II.
Untuk kabel dengan luas inti 6 mm sampai dengan 185 mm, inti harus dibuat
dari multi stranded multi core kabel.
III.
Tahan isolasi sama dengan di atas dengan lapisan metal sheet dihilangkan.
Karakteristik : ketahanan isolasi 1000 V.
IV.
Kabel untuk instalasi dari panel ke peralatan, dari panel ke fixture (Instalasi
luar/penerangan luar), dan dari panel ke panel.
2.
b.
Prinsip Distribusi
Prinsip distribusi.
Pembagian daya dapat dilihat pada gambar diagram satu garis.
Proteksi.
I.
II.
Semua bagian metal dari peralatan listrik harus dihubungkan ke kabel tanah
(G), dan semua panel harus di ketanahkan dengan elektroda terpisah. Untuk
setiap bangunan kabel pentanahan (G), harus terhubung secara tertutup
BAB V - 43
(loop).
Pentanahan Netral.
I.
Titik netral (0) dari trafo harus diketanahkan secara terpisah dan harus di
ketanahkan langsung (solidly grounded)
II.
3.
Syarat/Cara pelaksanaan
a. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dilaksanakan harus dikerjakan oleh
perusahaan pemborong yang dapat dipercaya, berpengalaman dalam bidangnya, serta
perusahaan tersebut terdaftar sebagai instalatir
b. Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut Peraturan umum instalasi listrik
di Indonesia, peraturan PLN edisi yang berlaku sebagai petunjuk dan juga peraturan
yang berlaku pada daerah setempat dan standard-standard/kode-kode lain yang diakui.
(VDE, DIN, PUIL).
c. Shop drawing.
Setelah persetujuan, dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi bahan pemborong
diharuskan menyerahkan shop drawings harus termasuk katalog data dari pabriknya.
Literatur mengenai uraian-uraian diagram pengkabelan, data ukuran dimensi, data
pembuatan dari nama serta alamat yang terdekat dari servis dan group perusahaan
pemeliharaan yang tetap menyediakan persediaan /stock suku cadang yang terus
menerus, shop drawings harus diberi catatan dari Pemborong, yang menyatakan bahwa
apa yang dianjurkan sudah sesuai dengan spesifikasi dan kondisi ruang yang disediakan.
Data untuk setiap sistem harus menunjukkan pemasangan yang lengkap dari seluruh
koordinasi komponen untuk setiap peninjauan keseluruhan yang sebenarnya dari
keseluruhan yang sebenarnya dari keseluruhan sistem, menyerahkan sebagian sebagian tidak akan diperhatikan. Gambar shop drawing harus dibuat sebanyak 4
(empat) set. Shop drawings yang harus diajukan adalah :
Panel-panel penerangan.
d. Acces opening.
Pemborong harus menyediakan acces opening (bukaan-bukaan) untuk inspeksi dan
pemeliharaan dari instalasi listrik.
Bukaan (acces opening) terdapat pada konstruksi bangunan seperti dinding-dinding,
langit-langit, dst. Pembukaan harus dilengkapi dengan fasilitas penutup yang tepat bagi
permukaan peralatan, penutup harus dapat dilepaskan dan dipindahkan tanpa
mengakibatkan kerusakan pada permukaan yang berdekatan.
e. Pengecatan.
Apabila peralatan-peralatan sudah dicat dari pabrik dan tambahan pengecatan di
lapangan tidak dispesifikasikan maka seluruh permukaan yang cacat harus diperbaiki
ataupun pengecatan kembali untuk memperoleh hasil pengecatan yang uniform. Apabila
(RKS) Syarat dan Ketentuan Elektrikal
BAB V - 44
peralatan belum dicat dari pabrik, pemborong harus bertanggung jawab atas pengecatan
peralatan tersebut
f.
g. Pengetesan.
Pemborong harus melakukan seluruh pengetesan seperti yang disebutkan dan harus
melakukan percobaan seperti operasi sesungguhnya secara tepat dari seluruh sistem.
Peralatan,
material
dan
cara
bekerjanya
peralatan
yang
mengalami
j.
Kebersihan.
Pemborong harus membersihkan seluruh kotoran/sampah dan sisa material yang tidak
terpakai yang diakibatkan oleh pekerjaannya dan harus menyelesaikannya tiap-tiap
bagian dari instalasi secara teratur serta rapi segera.
BAB V - 45
II.
III.
Sambungan (socket)
IV.
Gland
V.
Klem
Klem untuk konduit dipasang tiap jarak kurang lebih 1,50 m. Jumlah kabel dalam
konduit sesuai dengan regulasi PUIL-2000..
Penyambungan/pencabangan kabel.
I.
II.
Warna kabel.
Warna isolasi kabel harus sesuai dengan standard PUIL.
Kabel-kabel di dinding.
Semua out going/coming kabel/konduit kabel/dari/ke panel, harus dimasukkan
/diletakkan di dalam rak kabel. Rak kabel dipasang mulai dari ujung atas panel
sampai dengan plafond dan kebawah mulai dari ujung bawah panel sampai dengan
lantai kerja, kecuali ditunjukkan lain dalam gambar.
l.
Gambar-gambar.
Gambar listrik menunjukkan keseluruhan besaran dan jumlahnya serta persetujuan dari
keperluan instalasi, instalasi harus berkaitan dengan- konstruksi dan detail akhir dari
proyek, sedangkan gambar-gambar lainnya harus berkaitan dengan detail yang
berhubungan dengan masing-masing pekerjaan. Pemborong harus melengkapi seluruh
keperluan lebih lanjut seperti keperluan Shopdrawing dan gambar-gambar detail.
Instalasi kabel dalam bangunan harus tersembunyi didalam duct beton/ cor concrit,
terbenam dalam tembok atau diletakkan dalam saluran kabel di dalam lantai (inbow).
Jenis kabel.
I.
Untuk instalasi penerangan dan out let biasa dipergunakan kabel NYM ukuran
minimum 2,5 mm.
II.
Konduit.
Instalasi kabel harus dimasukkan di dalam pipa PVC high impact. Jenis konduit yang
dipergunakan memakai pipa menurut ketentuan PLN setempat.
Lampu/ Armature.
BAB V - 46
Lampu dipasang menempel pada plafond atau beton. Harus dilengkapi dengan
dudukan yang kuat.
Switch lampu.
Switch lampu dipasang tenggelam di dinding dengan ketinggian kurang lebih 1,0 m
dari lantai kerja.
n. Panel daya.
Untuk panel dengan ukuran tinggi maksimum kurang lebih 170 cm dari nol lantai
untukbagian bawah panel, dan tebal maksimum kurang lebih 1.4 mm & minimal 1.2
mm,
Untuk panel dengan ukuran yang lebih tinggi dan lebih tebal panel harus dibaut pada
rangka besi U(100 x 100) dan diangker pada lantai.
Panel harus mempunyai ventilasi secukupnya dengan sistem ventilasi sesuai dengan
regulasi
o. Pentanahan/grounding.
Hantaran pentanahan.
I.
II.
III.
Pada setiap panel harus disediakan rel hantaran tanah dan frame/penutup
metal tidak boleh dipergunakan sebagai penghantar.
Grounding.
I.
II.
III.
IV.
V.
BAB V - 47
a.
b. T
y
NO
I
1
2
TABEL SPESIFIKASI
DESKRIPSI/MATERIAL
p
ELEKTRIKAL
1
SETARA
Lampu/Armature
2
Komponen
lampu
0
Phillips, Niglite,Artolite
Phillips
0- Tubee
Phillips
- Fitting
Phillips
- Capasitor
Phillips
- Stater
Phillips
Saklar,Stop Kontak
Panasonic
Supreme,Kabelindo,Kabel
metal,Tranka
Supreme,Kabelindo,Kabel
metal,Tranka
Pipa Konduit
EGA.Clipsal
oOo
BAB V - 48
BAB VI
PENUTUP
1. Pelaksana
harus
melaksanakan
tugasnya sesuai
dengan
ketentuan-ketentuan pada
Dokumen perencanaan Rehabilitas Sedang Kantor Lurah Malaka Jaya, yaitu rencana kerja
dan syarat syarat ketentuan teknis, rencana anggaran biaya dan gambar perencanaan yang
saling mendukung dan melengkapi. Kekurangan dan permasalahan-permasalahan pada
dokumen tersebut, baik yang terjadi didalamnya maupun ketidakcocokan antar dokumen atau
dengan peraturan-peraturan yang
dihadiri oleh Pemberi tugas, Perencana, Pengawas teknis dan Pelaksana (Pemborong fisik)
yang bertempat di Direksi Keet dengan saling mendukung untuk mendapatkan hasil yang
terbaik sesuai dengan pedoman Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 37 tahun 2011
2. Pengesahan Suku Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Provinsi DKI Jakarta adalah hanya
sebatas kontrol terhadap kesesuaian dengan regulasi perizinan dan pemenuhan terhadap
standard-standar teknis perencanaan serta pemenuhan terhadap kebutuhan fungsi bangunan.
3. Pengesahan Suku Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Provinsi DKI Jakarta tidak
memindahkan tanggung jawab profesi sebagai konsultan perencana, sehingga tanggung jawab
profesi dan resiko sanksi apabila terjadi kegagalan bangunan masih tetap melekat pada tenaga
ahli dan badan usaha konsultan perencana yang membuat produk perencanaan.
Jakarta,
2015
Mengetahui,
KEPALA SUKU DINAS PERUMAHAN DAN GEDUNG
PEMERINTAH DAERAH
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR
Dibuat oleh,
Konsultan Perencana,
PT. OXALIS SUBUR
UJANG ZAINUDDIN, ME
NIP 19590620 199103 1 002
Mengetahui
WALIKOTA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR
SELAKU PENGGUNA ANGGARAN
Menyetujui
KEPALA BAGIAN TATA PEMERINTAHAN
SEKRETARIAT KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR
SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN
BAMBANG MUSYAWARDANA
NIP 19580928 198703 1 003
BAB VI - 9