kehamilan
By: Deaniza Cesarania
Infeksi intrauterine
Korioamnionitis merupakan infeksi yang terjadi
pada membran (korion) dan cairan amnion
Korioamnionitis dapat terjadi akibat invasi
mikroba ke cairan amnion dimana bakteri yang
mencapai rongga amnion menyebabkan
terjadinya infeksi serta inflamasi di membran
plasenta dan umbilical cord
Epidemiologi
Beberapa buku obstetri memperlihatkan
insidens berkisar 1% dari seluruh persalinan
Di negara berkembang dimana asuhan
prenatal dan nutrisi ibu yang buruk selama
kehamilan mempunyai insidens yang lebih
tinggi dalam hal terjadinya korioamnionitis
Etiologi
Penyebab tersering infeksi intrauterin adalah bakteri
St 3 :
Mikroorganisme selanjutnya masuk ke korion dan
amnion. Infeksi selanjutnya menyebar ke
pembuluh darah fetus (koriovaskulitis) atau
melalui amnion (amnionitis) ke dalam ruang
amnion, menyebabkan invasi mikroba pada ruang
amnion atau infeksi intra amnion. Ruptur
membran bukan menjadi syarat untuk bisa terjadi
infeksi intra amnion oleh karena mikroorganisme
mampu melewati membran yang utuh
Stadium 4
Setelah masuk ke kantong amnion, bakteri
dapat masuk ke fetus melalui berbagai jalur
Manifestasi klinis
Demam (suhu intrapartum > 100.4 F atau >
37,8 C)
takikardia ibu (>120x/menit)
takikardia janin (>160x/menit)
cairan ketuban berbau atau tampak purulen
uterus teraba tegang
leukositosis ibu (leukosit 15.000-18.000 sel/mm3)
Bila terdapat dua dari enam gejala diatas
ditemukan pada kehamilan, maka risiko terjadinya
neonatal sepsis meningkat.
Diagnosis
Manifestasi klinis
CRP
Kombinasi pewarnaan Gram dan kultur dari hasil
amniosintesis merupakan metode diagnostik terbaik
pemeriksaan mikroskopik yang menunjang
diagnosis korioamnionitis adalah ketika terlihat sel
leukosit mononuclear dan polimonorfonuklear
menginfiltrasi selaput korion
Tatalaksana
Antibiotika yang diberikan adalah antibiotika