Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

PRAKTIKUM PERMESINAN
BUBUT BERTINGKAT TIRUS DAN CEMPER

Disusun dalam rangka meningkatkan proses perkuliahan Praktek Teknik Mekanik II


Progam Studi Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo

Disusun Oleh :
NAMA

: idam nurullh elbas

NPM

: 10.6.21.201.C.393

PROGRAM SARJANA SATU


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
SEKOLAH TINGGI TEKNIK WIWOROTMO PURWOKERTO
2012

LEMBAR PENGESAHAN
LABORATORIUM TEKNOLGI MEKANIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
STT WIWOROTOMO
Modul praktikum "PERCOBAAN TURNING" ini telah diperiksa dan disetujui pada tanggal :
11 Januari2011

Laborant

(......................)

Assisten I

Assisten II

(.........................)

(......................)

disetujui Oleh,
Kepala Laboratorium
Teknik Mesin

( Tarsono Dwi Susanto )

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha ESA, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, Sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan sebaikbaiknya.
Maksud penyusunan laporan ini tidak terbatas di tujukan kepada mahasiswa saja, tetapi juga
bias di pergunakan untuk pengajaran Praktek Permesinan Bubut Brtingkat, Tirus Dan Cemper
di SMK/STM. Laporan ini di lengkapi dengan teori-teori dasar yang secara singkat dan jelas
untuk mempermudah dalam pelaksaan praktek.
Apa yang ditulis dalam laporan ini masih terbatas cakupan materinya karena
terbatasnya pengetahuan dan prasarana yang ada, serta masih perlu untuk di perbaiki dan
diperkaya dengan dengan materi-materi yang sesuai dengan perkembangan jaman. Akhirnya
penuyusun menyampaikan terima kasih kepada :
1. Tarsono Dwi Susanto, ST, MPd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Praktek Teknik
Mekanik II, yang telah memberi dorongan serta motivasi untuk menyusun Laporan
ini.
2. Orang tua tercinta yang selalu memberikan dorongan serta semangat.
3. Para Pembimbing serta Rekan-rekan serta semua pihak yang tidak bias disebutkan
satu persatu.
Penyusun menyadari bahwa mungkin masih banyak kekeliruan ataupun kesalahan
dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, apabila ada kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan dari pembaca.

Purwokerto,11 Januari 2012


Penyusun,

Muammar

DAFTAR ISI

Halaman judul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .ii
Daftar Isi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .iii
Bab I Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Tujuan Praktek. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
Bab II Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .2
A. Definisi Plastik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .2
B. Jenis Plastik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . .2
C. Simbol Daur Ulang Plastik. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . 10
D. Proses Manufaktur Plastik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . 12
Bab III Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . 13
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . .13
Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . 14

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mesin bubut pertama kali ditemukan oleh hendy maydillay pada tahun 1800
M di inggris. Mesin bubut yang diciptakan itu masih sederhana dan tidak begitu rumit
dalam penggunaanya sehingga produk-produk yang dihasilkan juga sederhana.seiring
dengan perkembangan zaman maka makin berkembang pula kebutuhan manusia akan
teknologi untuk memudahkan aktivitas manusia. Mesin bubut sangat bermanfaat bagi
manusia karena beberapa perkakas dapat dibuat dengan menggunakn mesin ini
misalnya mur, baut, serta benda benda berbentuk silindris lainnya.
Mesin bubut mencakup beberapa mesin perkakas yang diproduksi bentuk
silindris,jenis yang paling tua dan paling umum adalah pembubut yang melepas bahan
yang memutar benda kerja dengan pemotongan benda tunggal. Meskipun mesin ini
terutama digunakan untuk pengerjaan silindris,dapat juga untuk kepentingan
lain.permukaan rata dapat dipakai untuk menyangga benda kerja pada muka atau
dalam pencekaman.benda kerja yang dipasang dengan cara ini dapat di beri
pusat,dibor atau diperbesar lubangnya.
Mengingat bahwa kebutuhan manusia akan berbagai yang serba canggih pada
masa sekarang semakin meningkat dan timbulnya berbagai persaingan produksi pada
masa ini ikut melatar belakangi diciptakannya beberapa mesin bubut yang dapat
melakukan berbagai macam pengerjaan sesuai dengan bentuk dan fumgsinya masingmasing mulai dari pengerjaan bubut sederhana sampai kepada pekerjaan bubut yang
sangat complek yang membutuhkan ketelitian tingkat tinggi. Karena semakin
banyaknya jenis mesin bubut dan proses kerjanya semakin membutuhkan ketrampilan
operator yang tinggi dalam mengoprasikan mesin bubut saat ini.

B. TUJUAN PRAKTEK
1. .Tujuan Umum
- Mengetahui prinsip dasar / prinsip kerja dari mesin bubut.
- Mengetahui nama-nama komponen pada mesin bubut.
- Dapat mengetahui alat-alat bantu pada mesin bubut.
- Dapat mengetahui jenis pengerjaan yang dikerjakan dengan mesin bubut.
- Mengetahui jenis-jenis pahat yang bisa digunakan pada mesin bubut.

2. Tujuan khusus
- Mahasiswa dapat mengoprasikan mesin bubut untuk menghasilkan produk.
- Mahasiswa dapat memfungsikan mesin bubut dengan benar / sesuai buku
petunjuk.
- Mahasiswa dapat membuat benda kerja sesuai yang diinginkan /
direncanakan.

3. Tujuan industri
- Dibidang industri otomotif sangat berguna sekali untuk pembuatan produksi
misal poros transmisi,baut,mur,dll.
- dapat mempercepat proses produksi dan dapat memproduksi dalam jumlah
banyak dalam waktu yang sedikit.
- digunakan sebagai mesin pendukung dan pelengkap dari mesin lain dalam
proses produksi.

BAB II
TEORI DASAR

A. PENGERTIAN
Mesin Bubut adalah Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang
diputar. Mesin ini mempunyai gerak utama berputar dan berfungsi sebagai pengubah bentuk
dan ukuran benda kerja dengan cara menyayat benda tersebut dengan suatu penyayat. Posisi
benda kerja berputar sesuai dengan sumbu mesin dan pahat diam bergerak kekenan,kekiri
searah dengan sumbu mesin menyayat benda kerja.
Mesin bubut mendapatkan dayan pada kepala tetap melalui sabuk V banyak dari
motor yang dipasang di bawah dari pengendali pada sisi kepala tetap salah satu dari 27
kecepatan, yang diatur dalam kemajuan geomertris yang logis, dapat diperoleh. Dilengkapi
dengan pencekam dan rem listrik untuk start, menghentikan atau menyentakan benda kerja.
Ekor tetap dari pembubbut dapat disetel sepanjang bangku untuk menampung panjang
stok yang berbeda. Dilengkapi dengan pusat yang dikeraskan,yang dapat digerakan masuk
dan keluar oleh penyetel roda dan dengan ulir pengencang didasarnya yang digunakan untuk
penyebarisan pusatnya dan pembubutan tirus. Sekrup pengarah agak dibawah dan sejajar
terhadap jalur bangku,memenjang dari kepala tetap sedemikian rupa sehingga dapat diputar
balik dan dihubungkan atau dilepas dari kereta luncur selama oprasi pemotongan. Ulir
pengarah hanya untuk pemotong ulir saja dan harus dipisahkan kalau tidak dipakai untuk
mempertahankan ketetapanya. Tepat dibawah ulir pengarah terdapat batang hantar.
Rakitan luncur mencakup peletakan majemuk, sadel, pahat dan apron. Karena
mendukung dan memandu pahat potong maka harus kaku dan konstruksi dengan ketetpatan
tinggi. Tersedia dua hantaran tangan untuk memandu pada gerakan arah menyilang. Engkol
kanan atas mengendalikan peletakan majemuk dan arena peletakannya dilengkapi dengan
busur derajat penyetelan putaran, maka dapat ditempatkan dalam berbagai kedudukan sudut
untuk membuat tirus pendek. Roda tangan kedua digunakan untuk menarik kembali
kedudukan semula setelah ulir pengarah membawa sepanjang pemotongan. Bagian dari
kereta luncuir yang menjulur di depan dari pembubut disebut apron. Pada permukaan ap[pron
dipasangkan berbagai roda dan tuas kendali.

B. PRINSIP KERJA MESIN BUBUT


Poros spindle akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga
memutar roda gigi pada poros spindle.Melalui roda gigi penghubung,putaran akan

disampaikan ke roda gigi poros ulir.oleh klem berulir,putaran poros ulir tersebut diubah
menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat.akibatnya pada benda kerja akan
terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
Pada mesin bubut ini benda kerja dijepit pada kepala tetap atau yang biasa disebut
dengan cakar tiga,kemudian benda kerja tersebut berputar bersama kepala tetap danpahatnya
yang mendekat untuk menyayat benda kerja tersebut.

C. BAGIAN -BAGIAN UTAMA MESIN BUBUT


Bagian uatam dari mesin bubut adalah alas mesin ,kepala tetap ,kepala lepas,eretan
dan mekanik percepatan.
1. Alas Mesin
Yang dimaksud alas mesin adalah kerangka utama mesin bubut,yang diatas tersebut
eretan serta kepala lepas bertumpu serta bergerak ,adapun alur alas mesin (bed)
berbentuk V ; datar atau rata.
2. Kepala Tetap
Didalam kerangka tetap,spidle utama terpasang pada bantalan.Fungsinya untuk
memindahkan putaran ke benda kerja ,spindle harus terpasang kuat dan terbuat dari baja
yang kuat ,pada umunya bagian dalam spindel dibuat berlubang.
3. Kepala Lepas
Kepala lepas dipakai sebagai penyangga benda kerja yang panjang,mengebor dan
meluaskan lubang (reamer),kepala lepas dilengkapi dengan kerucut morse,gunanya untuk
memasang alat-alat yang akan dipasang pada kepala lepas seperti; Bor ,reamer ,senter
jalan dan lain-lain. Kepala lepas dapat diangkat dari alas mesin (bed) dan dapat dipasang
terkunci dengan baut penguat ,roda kepala lepas dapat dipakai untuk menggerakan
konis,dengan konis itu di selubung (sleeve) dapat terkunci ,ada kepala yang selubungnya
dikerjakan dengan hidrolik atau kompresor udara ,untuk ini ditekan pada benda kerja
dapat sama rata.
4. Eretan
Eretan terdiri dari: sadel atau pelana ,eretan melintang ,eretan kombinasi ,pemegang
pahat ,kotak apron. Eretan adalah penopang utama dan pembawa pahat bubut yang dapat
disetel ,eretan ini terdiri dari : sadel ,eretan melintang ,eretan atas dengan penjepit pahat
dan apron (kotak mekanik pengatur).
5. Eretan Atas
Eretan Atas berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang sekaligus berfungsi untuk
mengatur besaran majunya pahat pada proses pembubutan ulir, alur, tirus, camper dengan
ketelitian mencapai 0,01mm.
Eretan ini tidak dapat dijalankan secara otomatis, melainkan hanya dengan cara
manual, kedudukannya dapat diatur dengan memutarnyasampai posisi 360o.

6. Eretan Lintang
Eretan Lintang berfungsi untuk menggerakan pahat melintang alas mesin, arah ke
depan atau ke belakang posisi operator yaitu dalam pemakanan benda kerja. Pada eretan
ini juga terdapat dial pengukur untuk mengetahui berapa panjang langkah gerakan maju
atau mundurnya pahat.
7. Rumah Pahat
Rumah Pahat berfungsi sebagai dudukan atau tempat penjepit pahat, yang dilengkapi
dengan kunci pahat.
8. Keran Pendingin
Keran Pendingin berfungsi sebagai tempat menyalurkan coolant yaitu cairan
pendingin untuk mendinginkan benda kerja dan pahat pada proses pembubutan.
9. Tuas Pengatur Kecepatan
Tuas pengatur kecepatan berfungsi untuk mengatur kecapatan putaran transportir
dengan cara melihat table yang terpasang pada mesin bubut.
10. Tombol ON/OFF
Tombol ON/OFF pada mesin ubut berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan
mesin bubut.
11. Pedal Rem
Pedal Rem berfungsi untuk menghentikan putaran pada mesi bubutdengan cepat.
Biasanta pedal re mini terdapat di bawah eretan bawah.
12. Mekanik Percepatan
Poros pembuat ulir (leadscew) hanya dipaki membuat ulir,dari kepala tetap,leadscew
ini digerakan melali peti roda gigi (gear box) apabila mur setengah (hal nut) yang
mencengkam poros itu dihubungkan oleh tuas penghubung maka poros berulir
menggerakan eretan dengan arah memanjang.
Mekanis pengunci digunakan bila ur setelah (half nut) dihubungkan maka poros
percepatan (feed shat) memanjang atau melintang secara tidak tepat berakibat rusaknya
mekanisme,rusaknya mekanisme dapa dicegah dengan memasang alat pengaman.

D. JENIS-JENIS MESIN BUBUT


Penggolongan yang sesuai dari mesin ini adalah sulit karena terdapat keanekaragaman
dalam ukuran,desain,model,metode penggerakan dan kegunaan. Pada umumnya diberi nama
sesuai dengan karakteristik desain yang menonjol.
Penggolongan mesin bubut :

I. Pembubut kecepatan
a. Pengerjaan kayu
b. Pemusingan logam
c. Pemolesan
II. Pembubut Mesin
a. Pengerjaan kayu
b. Pemusingan logam
c. Pemolesan
III. Pembubut Bangku
IV. Pembubut ruang perkakas
V. Pembubut ruang perkakas
VI. Pembubut turet
a. Horizontal 1). Jenis Ram
2). Jenis Sadel
b. Vertikal
1). Stasiun Tunggal
2). Stasiun Jamak
c. Otomatis
VII. Pembubut Otomatis
VIII. Mesin Ulir Otomatis
a. Spindel Otomatis
b. Spindel Jamak
IX. Fris Pengebor Vertikal
Penggolongan ini dapat dibagi lagi menurut bentuk khususnya dan
penggunaan dari mesin . Beberapa dari mesin disebutkan dapat disesuaikn untuk
kendali mnumeris menggunakan pita berlubang.
I. Pembubut Kecepatan
Pembubutan kecepatan merupakan pembubut paling sederhana dari segala pembubut,
terdiri dari bangku, kepala tetap, ekor tetap, peluncur yang dapat disetel untuk mendukung
pahat. Pembubut kecepatan terutama digunakan untuk pembubut kayu, pemberian titik pusat
pada silinder logam sebelum pengerjaan lebih lanjut pada penbubutan mesin dan dalam
pemusingan logam.
II. PembubutMesin(EngineLathe)

Pembubut mesin mendapatkan gaya dari mesin. Yang membedakan dari pembubut
kecepatan adanya ciri tambahan untuk mengendalikan kecepartan spindel dan untuk
menyangga
dan
mengendalikan
hantaran
dari
pahat
pemotong
tetap.
III. Pembubut Bangku (Bench Lathe )
Nama pembubut bangku diberikan kepada pembubut kecil yang dipasangkan pada
bangku kerja. Dalam desainya memiliki ciri yang sama dengan pembubut kecepatan atau
pembubut mesin lainnyadan hanya berbeda dalam ukuran dan pemasangannya. Disesuaikan
dengan benda kerja kecil dan mempunyai kapasitas putaran maksimum sebesar 250 mm pada
plat muka.
IV.Pembubutan Ruang Perkakas(Toolroom Lathe)
Pembubutan ruang perkakas dilengkapi dengan segala perlengkapan yang diperlukan
untuk pekerjaan pembubutan dengan teliti.Merupakan kepala beroda gigi yang digerakan
secara sendiri dengan kekepatan spindel.Semua pembubut ruang perkakas dicoba secara
berhati-hati untuk ketelitiannya.Sesuai namanya mesin bubut ini disesuaikan untuk membuat
perkakas kecil,alat ukur,cetakan dan bagian persisi lainnya.
V. Mesin Bubut Turet
Mesin bubut turet memiliki ciri khas khusus yang terutama menyesuaikan kepala
produksi.karakteristik utama dari mesin ini adalah bahwa pahat yang beroprasi yang
berurutan dapat distel dengan kesiagaan untuk penggunaan dalam uritan yang
sesuai.Meskipun dibutuhkan ketrampilan yang sangat tinggi untuk mungunci dan mengatur
pahat dengan tepat.
VI. Mesin Bubut Otomatis
Mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis dihantarkan kepada benda kerja dan
mundur setelah daurnya diselesaikan dikenal sebagai mesin bubut otomatis.Mesin ini
dilengkapi dengan magasin hantaran sehingga sejumlah suku cadang dapat dimesin secara
berurutan dengan hanya sedikit pengawasan operator.
VII. Mesin Ulir Otomatis
Ciri utama dari penemuan mesin ini adalah memberikan gerakan pengendali untuk
mesin bubut sedemikian sehingga pahat dapat dihantarkan kepada benda kerja dengan
kecepatan yang diinginkan,dimundurkan,diarahkan kepada kedudukan berikutnya.ini semua
dipenuhi oleh sebuah nok silindris atau drum yang terletak dibawah turret.
VIII. Fris Pengebor Vertikal
Fris pengebor vertikal mendapatkan namanya karena benda bekerja berputar pada
meja horisontal
yang modelnya mirip dengan fris pembuat tembikar lama.pahat
pemotongnya adalah 8 stasioner,kecuali untuk gerakan hantaran dan terpasang pada rel

menyilang yang ketinggiannya dapat disetel.fris pengebor vertikal mampu memegang suku
cadang besar dan berat karena benda kerja dapat diletakan dimeja dengan kran dan tidak
banyak memerlukan pembaudan kebawah untuk memegang ketempat.Pekerjaan yang teliti
dapat dialakukan pada misn ini karena kekakuan yang sangat tinggi dan kesederhanan
desainnya.

E. JENIS JENIS PAHAT


Pahat bubut adalah alat potong yang digunakan untuk memotong benda kerja yang
dikerjakan dengan mesin bubut.
Pahat bubut harus mempunyai sifat-sifat
1. Harus cukup kuat dan mampu menahan beban dan tekanan pemotongan.
2. Harus mempunyai kekerasan yang tinggi hingga mampu bertahan pada
temperatu tinggi selama pemotongan
3. Harus tahan terhadap keausan.
Menuru bahannya pahat bubut dibedakan atas:
1. Pahat bubut baja potong cepat ( HSS )
2. Pahat bubut baja karbon potong cepat ( HCS )
Macam-macam bentuk pahat pada mesin bubut :
1. Pahat Bubut Rata digunakan untuk membubut permukaan benda kerja menjadi
rata.pahat ini terdiri dari dua macam,yaitu pahat bubut rata kiri dan pahat bubut rata
kanan.
2. Pahat Bubut Muka digunakan untuk membubut penampang prmukaan benda kerja
menjadi rata dan datar
3. Pahat Bubut Potong.digunakan untuk memotong benda kerja
4. Pahat Bubut Pembentuk adalah pahat bubut yang ujung mata potongnya berbentuk
cembung atau cekung sesuai dengan bentuk benda kerja yang akan dibuat.
5. Pahat Bubut Dalam digunakan untuk membubut permukaan dalam lobang benda
kerja.
6. Pahat Bubut Ulir digunakan untuk membubut ulir benda kerja.ujung mata pahat
dibuat sesuai dengan jenis ulir yang akan dibuat.

Letak mata potong ( ujung sisi sayat ) pahat bubut harus dipasang tepat pada titik pusat
benda kerja atau tepat pada titik senter mesin.jika letak mata potong pahat bubut diatas titik
senter mesin,maka sudut yang dibuat oleh garis sumbu mesin dan sudut tatal akan lebih besar
akibatnya sudut bebasnya menjadi berkurang,akibatnya pahat akan melentur dan sisi depan
pahat akan masuk lebih dalam pada benda kerja.akibatnya benda kerja akan terangkat.
F. MEMBUBUT TIRUS
Pembubutan tirus adalah pembubutan benda kerja sehingga benda kerja berbeda
ukuran penampang disepanjang benda. Pembubutan tirus dapat dilakukan dengan tiga cara,
yaitu:
1. Pembubutan Tirus Dengan Penggeseran Kepala Lepas
Kepala lepas terdiri atas dua bagian yaitu alas dan bahan. Kedua badan ini diikat oleh
baut dan dapat digeser-geser kedudukannya. Pada bagian belakang kepala lepas terdapat
garis skala ukuran. Jika garis skala ukuran bergeser, maka sumbul antara kepala tetap
dengan kepala lepas akan berubah. Perbedaan kedudukan center inilah yang
dimanfaatkan untuk membubut benda kerja sehingga menghasilkan pembubutan tirus.
Dalam prakteknya pada mesin bubut, kita harus menggeser badan kepala
lepas. Untuk menentikan pergeseran mepala lepas, maka dapat di pergunakan rumus :
P= px(D-d)
2xl

Keterangan :
P = Pergeseran kepala lepas
L = Panjang benda kerja
D = Diameter besar
D = Diameter kecil
Ll = Pnjang tirus yang dibubut
2. Pembubutan Tirus Dengan Penggeseran Eretan Atas
Pembubutan tirus dengan dengan menggeser eretan atan dapat menghasilkan
benda tirus sepanjang gerakan memanjang eretan ke atas. Dengan cara ini, eretan digeser
kedudukannya dalam satuan derajat sesuai dengan besar sudut tirus yang akan dibuat.
3. Pembubutan Tirus Dengan Penggeseran Taper Affachment
Pembubutan tirus dengan penggeseran taper attachment adalah dengan memasang
peralatan tirus pada eretan mesin sehingga ia dapat bergerak bebas sepanjang alas. B
esarnya pergeseran peralatan tirus sama dengan perhitungan tirus dengan menggeser
eretan atas.

BAB III
PERHITUNGAN DASAR
A Rumus-Rumus Yang Digunakan
a

Kecepatan Potong ( Vc )
Vc = . d . n ( mm/detik ) atau Vc = . d . n( mm/menit )
1000
Dimana: = 3.14
n = putaran spidel
(rpm)
r = jari-jari rata-rata (mm)

Kecepatan Pemakanan (Vf)


Vf = f x n (mm/menit)
Dimana: f = pemakanan kasar atau halus (mm/put)
c

Kedalaman Potong (a)


a = Do-Di
2

(mm)

Dimana = Do = Diameter amal (mm)


Di = Diameter akhir (mm)
d

Waktu pemakanan (Mf)


Mf = Lt
(menit/mm)
Vf
Dimana : Lf = Do + Di
(mm)
Vf = Kecepatan pemakanan (mm/min)

PERHITUNGAN I

Diketahui :
Diameter awal
Diameter pengerjaaan
Panjang spindle
Putaran spindle
Pemakanan Kasar
Pemakanan Halus

( D o)
( D I)
( Lc )
(n)
( F1 )
( F2 )

: 25,00 mm
: 22.00 mm
: 100 rpm
: 700 rpm
: 0,8 mm
: 0.08 mm

1. Kecepatan Potong ( Vc )
Vc = . d . n. ( mm/menit )
3,14 . 22mm . 700rpm
48356 mm/menit
2. Kecepatan Pemakanan ( Vf )
Vf

= f . n ( mm/menit )

a. Pemakanan Kasar ( Vf 1 )
Vf 1 = f1 . n ( mm/menit )
= 0,8 . 700
= 560mm/menit
b. Pemakanan Halus ( Vf 2 )
Vf2
= f 2. n
=0,0 . 700
= 56mm/menit
3. Kedalaman Potong (a)
a = Do-Di

(mm)

2
= 25-22 =1,50mm
2
=1,50mm

4. Waktu pemakanan (Mf)


Mf = Lt
Vf

(menit/mm) lt = Do + Di =25 + 22 = 47 mm

= 47
560
= 0.084 menit
5. Gambar Sket

PERHITUNGAN II

Diketahui :
Diameter awal
Diameter pengerjaaan
Panjang spindle
Putaran spindle
Pemakanan Kasar
Pemakanan Halus
1

( D o)
( D I)
( Lc )
(n)
( F1 )
( F2 )

: 22,00 mm
: 18.00 mm
: 50.00 rpm
: 700 rpm
: 0,8 mm
: 0.08 mm

Kecepatan Potong ( Vc )
Vc = . d . n. ( mm/menit )
= 3,14 . 18mm . 700rpm
= 39564 mm/menit

Kecepatan Pemakanan ( Vf )
Vf = f . n ( mm/menit )

a. Pemakanan Kasar ( Vf 1 )
Vf 1

= f1 . n ( mm/menit )
= 0,8 . 700
= 560mm/menit

b. Pemakanan Halus ( Vf 2 )
Vf2

= f 2. n
=0,0 . 700
= 56mm/menit

Kedalaman Potong (a)


a = Do-Di
2
= 22-18
2
=2 mm

(mm)

Waktu pemakanan (Mf)


Mf = Lt
Vf

(menit/mm) lt = Do + Di =22 + 18 = 40 mm

= 40
560
= 0.071 menit
5

Gambar Sket

PERHITUNGAN III

Diketahui :
Diameter awal
Diameter pengerjaaan
Panjang spindle
Putaran spindle
Pemakanan Kasar
Pemakanan Halus

( D o)
( D I)
( Lc )
(n)
( F1 )
( F2 )

: 18,00 mm
: 16.00 mm
: 50.00 rpm
: 700 rpm
: 0,8 mm
: 0.08 mm

1. Kecepatan Potong ( Vc )
Vc = . d . n. ( mm/menit )
= 3,14 . 16mm . 700rpm
= 35168 mm/menit
2. Kecepatan Pemakanan ( Vf )
Vf = f . n ( mm/menit )
a. Pemakanan Kasar ( Vf 1 )
Vf 1

= f1 . n ( mm/menit )
= 0,8 . 700
= 560mm/menit

b. Pemakanan Halus ( Vf 2 )
Vf2

= f 2. n
=0,0 . 700
= 56mm/menit

3. Kedalaman Potong (a)


a = Do-Di (mm)
2
= 18-16
2
= 1 mm

4. Waktu pemakanan (Mf)


Mf = Lt
Vf

(menit/mm) lt = Do + Di = 18 + 16 = 34 mm

= 34
560
= 0.042 menit
5. Gambar Sket

PERHITUNGAN IV

BAB IV
PENUTUP

A Kesimpulan
Dari uraian laporan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1

Praktek pembubutan sangat penting karena sebagai modal awal dalam mengasah
kemampuan serta keterampilan mahasiswa.

Laporan ini wajib dipelajari dan dipahami, karena sebagai pedoman sebelum
melakukan praktek.

Peralatan yang lengkap sangat penting di dalam praktek.

B Saran
1

Periksa alat-alat yang akan digunakan terlebih dahulu sebelum memulai praktek.

Gunakan alat-alat didalam praktek sesuai dengan fungsinya.

3
4

Rapikan dan kembalikan alat-alat praktek setelah digunakan.


Bersihkan tempat kerja secara rutin setelah praktek selesai.

Anda mungkin juga menyukai