Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
sphenomandibula. Otot lateral pterygoid menyatu dengan bagian anterior dari diskus sendi
temporomandibula.
PERTUMBUHAN
DAN
PERKEMBANGAN
JARINGAN
SYARAF
mensuplai
akustik mensuplai sisi posterior-medial. Sisi lateral sendi dipersyarafi oleh rami yang
berhubungan dengan syaraf fasialis.
Serat fiber berjalan sepanjang sisi anterior dan posterior kondilus, masuk ke kapsula artikular dan
berlanjut pada bagian diskus dan kondilus.
dipersyarafi. Serat syaraf dari kapsula berjalan ke kondilus dari sisi anterior pada bulan ke-4 dan
dari sisi posterior pada bulan ke-5. Pada awalnya, syaraf mempersyarafi bagian eksternal, lapisan
fibrous pada kondilus dan berkembang kedalam membrane synovial, berakhir pada ujung syaraf
bebad disekitar sendi.
MATURASI REFLEKS ORAL
Selama kehidupan prenatal, sistem neuromuscular belum matang secara merata (Hooker). Urutan
maturasi memungkinkan bayi untuk melakukan fungsi vital saat lahir seperti respirasi, menyusu,
dan proteksi pada saluran orofaring (Hooker).
Pada minggu ke-8 fetus melakukan gerakan reflex general pada seluruh tubuh terhadap respon
stimuli, pada minggu ke-11, stimulasi pada region hidung/mulut menyebabkan fleksi lateral
tubuh (Hooker). Pada minggu ke-14 gerakan-gerakan menjadi lebih individual dan presisi
terhadap respon stimuli. Pada fase ini stimulasi pada area mulut tidak lagi menyebabkan
perkerakan general tubuh. Otot fasial dan oral pada fetus telah dapat merespon secara
independen terhadap keseluruhabn pergerakan tubuh (Humphrey). Stimulasi pada bibir bawah
menyebabkan pergerakan lidah, sedangkan stimulasi pada bibir atas menyebabkan penutupan
mulut dan penelanan (Humphrey).
Pergerakan respirasi dada dan abdomen pertama kali terlihat pada fetus berusia 16 minggu. Gag
reflex didemonstrasikan pada fetus sekitar 18.5 minggu (Humphrey). Stimulasi pada mulut saat
fetus berusia 29 minggu menimbulkan primitive sucking action walaupun maturasi dari
penghisapan dan penelanan tidak berkembang sampai 32 minggu gestasi (Hooker, Humphrey).
Bagian superior kondilus memiliki 3 lapisan: lapisan fibrous artikular, lapisan proliferasi selular,
dan lapisan kartilago hyaline (Gambar 4-2). Lapisan fibrous artikular mirip dengan lapisan
permukaan temporal artikula. Lapisan proliferasi selular meluas pada margin kartilago dan
bersambung dengan lapisan osteogenik pada periosteum. Lapisan kartilago terbagi menjadi 3
zona: zona terluar, zona pembentukan matriks, yang mengandung kondrosit, zona tengah atau
zona hipertrofi selular yang mengandung sel kartilago yang membesar dan memiliki
vaskularisasi dan zona paling dalam atau zona kalsifikasi atau reabsorpsi
dimana tulang
menggantikan kartilago. Seiring pertambahan usia, terdapat penurunan progresif secara seluler
dan peningkatan kolagen pada diskus artikular
sel kartilago dibandingkan dengan region perifer. Lebih ke perifer, diskus menebal dan menjadi
lebih tervaskularisasi dan dipersyarafi. Suplai darah untuk diskus didapat dari arteriole dan vena
yang terletak pada perifer. Pembuluh darah ini juga mensuplai jaringan synovial. Pembuluh
darah meluas ke bagian sentral kedalam diskus dan berakhir di dalam plexus sebelum mencapai
bagian sentral avaskular.
Permukaan artikular mengalami remodeling progresif sehingga meningkatkan ketebalan jaringan
artikular
dan jumlah sel kartilago. Lapisan kalsifikasi yang terdapat diatas tulang
subendokondral menjadi lebih tebal dan lapisan kalsifikasi menjadi terreabsorbsi dan digantikan
oleh tulang baru.
Prosesus alveolar mengalami regresi remodeling. Pertama perubahannya adalah dengan
pertambahan area resorpsi tulang pada junction cartilage dan lempeng subendokondral. Resorpsi
diawali dengan aktivitas osteoklas dengan invasi vaskular. Defek diisi dengan mesenkimal yang
belum terdiferensiasi.
Secara umum dipercaya bahwa remodeling progresif dan regresif berlaku secara bersamaan.
Tubercle melalui remodeling regresif sedangkan fosa mandibula melalui remodeling progresif.
Jaringan artikular dan lempeng subendokonral cenderung merupakan struktur yang stabil
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN REFLEKS ORAL FASIAL DAN SENSASISENSASINYA
Unconditioned Reflexes
Unconditioned reflexes terdapat saat lahir dan merupakan bagian normal dari maturasi prenatal
sistem neuromuscular dan tidak dibentuk dari pengalaman postnatal. Jika unconditioned reflexes
tidalk dibentuk pada saat bayi lahir, bayi mungki tidak dapat bertahan. Reflex ini meliputi dari
respon monosinaptik sederhana seperti tendon jerk sampai dengan reflex yang kompleksuntuk
keberhasilan bayi saat menyusui. Hampir seluruh respon-respon ini berhubungan dengan
pencernaan makanan, menjaga saluran pernafasan, dan mekanisme regulasi tubuh.
Unconditioned congenital reflexes pada region orofaring meliputi respirasi, postur mandibula
dan lidah, penelanan pada bayi, penghisapan, gagging, muntah, batuk, dan bersin. Jika bayi tidak
dapat batuk untuk melegakan saluran pernafasan yang terhambat maka ia akan meninggal karena
asphyxia.
Conditioned Reflexes
Terdapat 2 tipe conditioned reflexes, yaitu yang disebabkan oleh pertumbuhan dan
perkembangan yang normal dan adaptasi abnormal pada lingkungan. Anak tidak dapat
mempelajari conditioned reflex sampai seluruh struktur penting dari susunan saraf pusat dan
sistem muscular cukup matang. Sebagai contohnya bayi yang baru lahir tidak dapat melakukan
reflex oklusal sampai ia struktur normal oklusinya telah mengalami oklusi.
Pada region orofasial, penelanan matur dan pengunyahan merupakan contoh-contoh dari reflex
yang terlihat saat individu tumbuh dan berkembang. Penelanan seorang anak berubah saat gigi
nya matur. Penelanan matur memerlukan input sensorik dari kontak antar gigi. Penelanan
merupakan tindakan yang disesuaikan dengan respon oklusi yang berkembang dan otot-otot yang
berkembang.
Tipe kedua dari conditioned reflex adalah tindakan otomatis dari kebiasaan buruk. Menghisap
ibu jari, mengigit kuku dan kebiasaan menelan dengan tongue thrust merupakan contoh-contih
dari aktivitas mulut yang dapat mengganggu relasi normal dari region oro-fasial
Maka dari itu, kita dapat memisahkan reflex reflex ini menjadi kategori-kategori yang dapat
dikondisikan dan yang tidak dapat dikondisikan. Reflex yang tidak dapat dikondisikan
merupakan refleks dasar untuk kehidupan. Dengan menggunakan klasifikasi ini kita dapat
mengkategorikan kelainan penelanan dan kemungkinan untuk mengkoreksinya kedalam 2
kategori: 1) tooth apart swallowing pattern dan 2) infantile swallowing pattern. Pasien dapat
mengadopsi pola penelanan baru hanya jika dilatih dalam kehidupan sehari-harinya.