Biolog I
Biolog I
pada tahap pewarisan antara ibu bapa dan keturunan melalui genetik
pada aras populasi saling berkait dan habitat mereka melalui alam sekitar dan biologi
evolusi
2.
Bidang dalam Biologi
Anatomi Astrobiologi Biofizik Biogeografi Bioinformatik Biokimia Biologi
laut Biologi molekul
Biologi perkembangan Biologi sel Biologi struktur Biologi
udara Bionik Botani Bioteknologi Ekologi
Entomologi Epidemiologi Fikologi (algologi) Filogeni (filogenetik, filogeografi)
Fisiologi Fitopatologi
Kladistik Korologi Kriptozoologi Krustasologi Limnologi Malakologi Mikrobi
ologi (bakteriologi)
Mamalogi Mikologi/Likenologi Mirmekologi Morfologi Neurosains (neuroanatom
i, neuroetologi,
neurofisiologi, neurosains pengiraan, psikofizik, sains kognitif, sistem neurosains, sains
tingkah-laku)
Onkologi (kajian mengenai barah)
Ontogeni Ornitologi Paleontologi (paleobotani, paleozoologi) Patologi
Penyakit (penyakit berjangkit, penyakit genetik)
Sitologi Taksonomi Toksikologi (racun dan pencemaran)
Virologi Xenobiologi Zoologi
Kategori:
Sains
Sains Tulen
Biologi
Biologi
Adakah anda peka terhadap persekitaran? Anda tertanya-tanya bagaimana hidupan saling
PENGKHUSUSAN
Bioteknologi Bioteknologi adalah satu bidang yang agak muda dalam Biologi dan
menarik beberapa kontroversi kerana kebimbangan etika di atas sifat medan. Walau
bagaimanapun, Bioteknologi terus menjadi medan penting pengajian, terutamanya dalam
abad ke-21. Mereka yang pengkhususannya dalam bidang ini belajar untuk menggunakan
pengetahuan sains dan teknologi untuk membuat atau mengubah suai produk atau proses.
Mereka menggunakan pemilihan tiruan dan penghibridan untuk mengubah suai organisma
Genetik Genetik ialah kajian DNA, termasuk struktur, fungsi, keturunan dan variasi
dalam organisma hidup. Genetik utama akan melihat bagaimana gen disalin dari satu
generasi dan diturunkan kepada generasi lain. Kerja kursus membabitkan pembelajaran
mengenai pewarisan sifat dan jalan genetik evolusi. Pengetahuan daripada genetik
biasanya digunakan untuk memperbaiki tanaman dan haiwan. Bersama-sama dengan
bidang bioinformatik, data yang dikumpul daripada kajian genetik digunakan dalam
bidang bioteknologi untuk meningkatkan, membuat/mengubah suai produk.
yang memanfaatkan sel ragi untuk menghasilkan bir dan minuman keras pertama kali
diperkenalkan.
Selanjutnya sejak Gregor Mendel merumuskan aturan-aturan yang menerangkan pewarisan
sifat-sifat biologi (gen) yang menandai lahirnya genetika lebih dari seabad lalu, ilmu
pengetahuan
yang
baru
ini
berkembang
sangat
pesat.
Diawali oleh W. Sutton dan TH Morgan secara eksperimental mengembangkan teknik
pemetaan gen dan menghasilkan analisis menyeluruh mengenai posisi relative lebih dari 2000
gen. Selanjutnya pada tahun 1944 oleh Avery, Mac Leod dan McCarthy serta Hershey dan
Chase tahun 1952 melakukan eksperimen-eksperimen yang menghasilkan DNA sebagai
material genetik. Dalam waktu empat belas tahun antara 1952 sampai 1966 struktur DNA
telah diketahui, kode genetik dipecahkan, serta proses-proses transkripsi dan translasi dapat
dijabarkan.
Kemudian antara 1971-1973 disebut sebagai revolusi dalam biologi modern dengan
ditemukannya metode yang dikenal sebagai teknologi DNA rekombinan atau rekayasa
genetik. Inti dari proses rekayasa genetik ini adalah kloning gen dan menjadi sangat penting
karena member kunci dalam memecahkan kode kehidupan. Melalui rekayasa genetik, para
ilmuwan dan peneliti akan terbiasa mengutak atik sebuah gen kemudian dikembangkan lebih
jauh di dalam media (tanaman dan hewan) untuk menghasilkan suatu hasil penelitian umat
manusia.
Dalam perkembangan ilmu genetika kemudian digabungkan dengan berbagai disiplin ilmu
seperti mikrobiologi, biokimia, teknik kimia dan proses rekayasa menjadi satu hingga
melahirkan ilmu pengetahuan yang sangat beraneka ragam dan dikenal sebagai bioteknologi.
Dua dasawarsa terakhir abad 20 lalu berbagai kemajuan pesat biologi telah membawa dunia
menuju kemajuan yang sangat berarti di bidang bioteknologi di abad 21. Hal inilah yang
disebut-sebut sebagai kelahiran zaman kebesaran bioteknologi di milenium ketiga saat
sekarang
ini.
Manipulasi genetik pada hewan telah mencapai babak baru perkembangannya. Pada tahun
1988 di di sebuah lahan pertanian di Wheelock, Texas, USA, tujuh ekor sapi jantan keturunan
murni yang identik secara genetis dihasilkan dari embrio buatan manusia. Embrio tiruan (yang
disalin secara identik) dari sapi jantan pilihan dapat membuahi dan menyebabkan kebuntingan
pada sapi betina. Secara teoritis, ribuan hewan yang identik dapat dihasilkan melalui kloning
yaitu suatu teknik untuk menghasilkan duplikat suatu organism yang identik secara genetik
dengan menggantikan inti dari ovum yang belum dibuahi dengan inti sel tubuh organisme
yang
bersangkutan.
Adalah DR. Ian Wilmut, seorang ahli genetika dari Roslin Institute Inggris bekerjasama
dengan PPL Therapeutic berhasil melakukan cloning melalui teknologi nuclear transfer dan
menjadi keberhasilan pertama kloning hewan dari sel tubuh bukan sel embrio seperti yang
banyak
dilakukan
oleh
ahli
lainnya.
Di Indonesia keberhasilan pertama putra bangsa dipelopori oleh Dr. Ir. Zuprizal, DEA melalui
manipulasi genetik dapat melahirkan ayam transgenik pertama di Indonesia. Dan lebih jauh
beliau berkeinginan menciptakan ayam-ayam yang secara genetis berbeda dengan yang
lainnya melalui kemajuan bioteknologi modern (Infovet edisi 046, Mei 1997).
Di era abad 21 bioteknologi seperti perkiraan sebelumnya akan sama pentingnya dengan
komputer. Bioteknologi akan menjadi booming, setidaknya arah pertama bioteknologi yang
sudah banyak dikembangkan adalah dalam bidang pertanian dan peternakan, industri
makanan, sampai pada industry pakaian dan kesehatan. Perusahaan-perusahaan bioteknologi
saat ini berpacu dengan penemuan obat baru dan pengembangan obat mencapai lebih dari 300
produk obat dan 200 vaksin penyakit di dunia diantaranya kanker, Alzheimer, penyakit
jantung, AIDS, arthritis dan berbagai penyakit infeksi di negara berkembang.
Perkembangan bioteknologi lain yang dewasa ini mengalami kemajuan pesat adalah
manipulasi genetic pada tanaman dan hewan. Melalui rekayasa genetik dapat menghasilkan
tanaman transgenik dan member suatu terobosan untuk mengembangkan tanaman yang
mempunyai kualitas super dan mampu berproduksi banyak dan mempunyai daya tahan
terhadap penyakit baik yang disebabkan oleh virus, parasit, herbisida serta mempunyai
ketahanan
terhadap
penyimpanan
pascapanen.
Berbagai jenis produk pertanaian transgenic mewakili perkembangan bioteknologi di bidang
pertanian antara lain kapas Bt, kedelai Bt, padi pro vitamin A, jagung Bt (Attribute Btsweetcorn), kacang tanah Bt (High Oleic Peanut), dan lain sebagainya. Tak ketinggalan pula
industri makanan telah mengembangkan produknya yang dibuat atas dasar bioteknologi.
Bioteknologi
dan
golongan
oposisi
Sebuah gagasan gila dalam ilmu pengetahuan adalah hal yang lumrah. Berangkat dari gagasan
tersebut yang sering kali dicibir, dietertawakan, dicemooh atau bahkan tidak jarang si
penggagas berhadapan dengan ancaman maut sebagaimana Galileo yang menerima putusan
mati, namun pada akhirnya lewat ide dan gagasannya itulah justru berguna bagi generasi
berikutnya.
Pengujian lapangan rekayasa genetik terhadap organisme yang direkayasa telah menimbulkan
kritikan-kritikan dari berbagai golongan masyarakat, pencinta lingkungan, aktivis hak hewan,
petani, kaum cendekiawan, agamawan sehingga muncul berbagai pertanyaan yang mereka
khawatirkan; apakah etis untuk memanipulasi alam? Apakah binatang diperlakukan
sewenang-wenang? Apakah dengan rekayasa genetik tidak melangkahi kodrat alam
(kekuasaan Tuhan)? Apakah industri farmasi dan pertanian melakukannya hanya untuk
mendapat keuntungan bisnis semata? Secara umum apakah implikasi etis, legal, dan social
dari
bioteknologi?.
Para pencinta lingkungan khawatir bahaya teknologi akan mengubah alam itu sendiri. Kaum
agamawan berpendapat bahwa apa yang dilakukan para ilmuwan itu menyalahi kodrat alam
dan
kekuasaan
Tuhan.
Ketika Dr.Ian Wilmut mempublikasikan hasil penelitiannya (kloning domba) telah
mengundang perdebatan hangat dikalangan agamawan dan ilmuwan baik di dalam maupun
luar negeri. Di dalam negeri sendiri hasil kloning domba Dr. Ian Wilmut oleh kaum
agamawan secara tegas menolak dan menentang kloning pada manusia. Tak ketinggalan pula
dari Vatikan, pemimpin tertinggi umat katholik saat itu Paus Johanes Paulus II serta merta
menolak penciptaan manusia secara artificial dan mengecam keras pemanfaatan manusia
sebagai
obyek
penelitian.
Namun dengan maraknya berbagai macam produk transgenic sekarang ini membuat
konsumen tidak menerima begitu saja. Konsumen harus lebih waspada terhadap kemungkinan
dampak yang ditimbulkan oleh produk bioteknologi hasil rekayasa genetik, seperti efek bagi
kesehatan, kelestarian lingkungan, dan lain-lain sehingga peranan pemerintah di dalam
regulasi
produk-produk
transgenik
menjadi
sangat
penting.
T.A. Brown (1991) dalam buku Gen Cloning an Introduction menyatakan bahwa rekayasa
genetik yang melibatkan hewan lebih banyak menimbulkan masalah. Masalah etika yang
berkaitan dengan kemungkinan hasil penelitian harus dipertimbangkan walaupun banyak
eksperimen yang berguna dapat diciptakan, tetapi penggunaannya yang lebih meragukan
untuk masa datang juga masih dalam pertimbangan. Rekayasa genetik melalui cloning
merupakan alat yang ampuh sebagai salah satu terobosan yang selama ini dicari-cari para ahli
di
dunia,
tetapi
harus
digunakan
secara
bijaksana.
Bagaimanapun serunya kontroversi kehadiran rekayasa genetik sebagai hasil kemajuan
teknologi, satu hal yang harus menjadi asumsi bahwa teknologi khususnya bioteknologi tidak
bersifat jahat tetapi selalu netral. Bagaimana menggunakannya itulah kuncinya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk produk bioteknologi akan sia-sia apabila digunakan
untuk tujuan yang kurang bijaksana, tetapi dengan pemanfaatan kemajuan bioteknologi secara
benar, tepat akan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia di muka bumi
serta kelestarian alam sekelilingnya