permukaan substrat lembut biasanya berdiri tinggi dan lurus, itu untuk
menghindari penimbunan oleh sediment pada lingkungan sekitar. Banyak
porifera yang mencapai ukuran yang besar (hingga 2 meter pada terumbu
karang karabian bahkan lebih besar lagi di Antartik) dan dapat mencapai
ukuran biomassa yang signifikan. DI antartika porifera (sponges) dapat
mencapai 75 % total biomassa bentik pada kedalaman 100-200 m. Daerah
Subtidal dan lebih dalam lagi yang tidak terkena arus kuat biasanya
tumbuh besar dan stabil, bahkan simetris pada bentuk luar. Pada air yang
dalam, spons hexactinellida, sering memiliki bentuk tidak biasa,
kebanyakan berbentuk seperti kaca, ada yang berbentuk bulat dan masif,
dan ada yang seperti tali. Terdapat beberapa spesies dalam jumlah kecil
pada kelas Demospongia yang ada pada air tawar.
Porifera menampakkan hampir semua warna termasuk lavender cerah,
biru, kuning, krimson, dan putih. Banyak bakteri simbiotik atau uniseluler
yang memberikan warna terhadap tubuh spons.
Karakteristik Filum Porifera
Filum Porifera merupakan metazoa pada tingkatan konstruksi seluler,
tanpa jaringan nyata, dan porifera dewasa tidak simetris (asimetri)
atau simetris radial superfisia (buatan).
Sel bersifat totipotent.
Memiliki sel yang berflagella, koanosit, yang mengatur air melalui
kananl dan ruangan yang menyusun sistem kanal air.
Dewasa bersifat sesil dan pemakan suspensi (suspension feeder);
pada fase larva bersifat motil dan biasanya bersifat lecithotropic.
Bagian luar dan dalam lapisan sel kekurangan membran dasar.
Lapisan tengah, atau mesohyl, berada pada sel motil dan pada
materi skeletal (spikula)
Bahan penyusun rangka porifera (spikula), tersusun atas kalsium
karbonat atau silikon dioksida, dan atau serat kolagen.
Anatomi Porifera
Kelas Hexactinellida
Kelas Hexactinellida merupakan salah satu kelas pada filum porifera. Ciriciri Spesies pada kelas Hexactinellida adalah Berbentuk seperti gelas atau
kaca, Spikula tersusun atas silikat dan bercorak 6 spikula (hexactinal),
Megascleres dan microscleres selalu ada, dinding tubuh berbentuk cekung,
dengan jaringan trabekular, lapisan koanosit dapat bersifat syncytial,
berada pada perairan laut, terutama pada lautan dalam.
Terdapat dua subkelas pada kelas Hexactinellida yaitu Amphidiscophora
dan Hexasterophora.
Kelas Demospongiae
Salah satu kelas dari Filum Porifera adalah Demospongiae. Tersusun atas
spikula silika, spikula tidak tersusun atas corak 6, rangka spikula dapat
tersusun atau tergantikan oleh kolagen organik (spongin), hidup di lautan,
air tawar dan pada semua kedalaman air.
Pada kelas Demospongiae terdapat 3 Sukelas yaitu Homoscleremorpha,
tetratinomorpha, dan subkelas Ceractinomorpha.
Contoh spesies pada kelas Demospongiae ialah Asteropus, Chondrilla,
Chondrosia, Cliona, Cryptotethya, Geodia, Polymastia, Rhabderemia,
Stelletta, Suberites, Tethya, Tetilla,Adocia, Agelas, Aplysilla, Aplysina,
Asbestopluma, Axinella, Axociella, Callyspongia, Clathria, Coelosphaera,
Halichondria, Haliclona, Halisarca, Hymeniacidon, Ircinia, Spongilla,
Tedania, Mycale, Microciona, Astrosclera, Calcifibrospongia, Ceratoporella,
Stromatospongia, Hispidopetra, Goreauiella, Vaceletia crypta.
Related Posts
Apa itu Porifera? Bentuknya seperti apa ya? Bagi yang baru
mendengar hewan porifera, pasti bertanya-tanya seperti itu. Yup, bagi
sebagian banyak orang, masing asing dengan hewan tersebut bahkan
belum pernah melihatnya. Nah untuk itu, pada kesempatan kali ini
Zona Siswa akan mencoba menghadirkan penjelasan mengenai hal hal
yang berhubungan dengan porifera. Semoga bermanfaat. Check this
out!!!
Porifera adalah satu dari beberapa jenis hewan tak bertulang belakang
atau yang umum disebut hewan inverterbrata. Kata porifera sendiri
berasal dari bahasa latin yaitu pous yang berarti pori dan fer yang
berarti membawah. Porifera juga biasa disebut hewan berpori atau
spons. Porifera juga disebut sebagai hewan multiseluler yang paling
sederhana. Porifera hidup di air, kebanyak dari jenisnya hidup secara
heterotof
di
air
laut,
dan
sebagian
hidup
di
air
tawar.
yang
berupa
Struktur
bakteri
Tubuh
dan
plankton.
Porifera
Tubuh porifera memiliki dua lapisan utama dan satu lapisan pemisah.
Lapisan-lapisan
1.
tersebut
Epidermis
(lapisan
adalah:
terluar)
di
lapisan
Endodermis
dalam
(lapisan
(Endodermis).
dalam)
Endodermis adalah lapisan dalam yang terdiri dari sel-sel leher atau
koanosit yang memiliki flagel dan berfungsi sebagai pencerna
makanan.
Cara
Hidup
Porifera
Sebagai mana kita ketahui porifera hidup dari memakan bakteri atau
plankton yang berada di air. Bakteri atau plankton tersebut di dapat
dari penyerapan yang dilakukan pori-pori (pore) yang terdapat di
lapisan luar porifera. Air yang masuk kedalam tubuh porifera melalui
pori-porinya tersebut kemudian disaring dengan cara menggerakan
Cara
Berkembang
Biak
Porifera
baru.
cukup,
akan
tumbuh
lagi
menjadi
porifera
baru.
kemudian
tumbuh
menjadi
porifera
baru.
Klasifikasi
Porifera
Porifera
diklasifikasikan
1.
ke
dalam
kelas,
Kelas
yaitu:
Calcarea
Porifera yang termasuk dalam kelas ini adalah bunga karang dengan
spikulum dari kapur. Tubuhnya berbentuk silindris dengan panjang
tubuh kira-kira 2,5 cm. Ruang gastral dihubungkan oleh lubanglubang berpori. Dinding sel radial berflagelum berfungsi sebagai
pencerna makanan. Makanannya berupa plankton, hewan, tumbuhan
kecil, dan bahan organik. Air masuk melalui pori menuju saluran
radial dan keluar melalui kloaka, kemudian ke oskulum. Bunga
karang tidak dapat bergerak, tetapi oskulumnya dapat menutup.
Calcarea
banyak
dijumpai
di
pantai
Laut
Atlantik.
lancifer,
2.
Leucosolenia,
Scypha
Kelas
dan
Grantia.
Hexactinelida
Porifera yang masuk dalam kelas ini terkenal dengan nama bunga
karang gelas (Hyalospongiae). Mereka hidup di laut, mempunyai
spikula dengan enam jejari polong, tubuh dapat mencapai panjang
hampir
dan
hidup
di
kedalaman
100
4.500
m.
Aspergillum,
Hyalonema.
Demospongia
Porifera kelas Demospongia dapat hidup di air laut dan air tawar.
Spikulanya berbentuk serabut sebagai spongia atau silika yang
tersusun menjadi enam jejari. Demospongiae bertubuh lunak karena
tidak memiliki rangka dan spickula. Demospongiae adalah satusatunya kelompok porifera yang anggotanya ada yang hidup di air
tawar. Kelas ini lah yang bisa dimanfaatkan sebagai spons.
Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup 90% dari
seluruh
jenis
porifera.
Suberit.
Porifera
dalam
Kehidupan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori
yang berarti lubang kecil dan fero yang berarti membawa atau
mengandung. Contoh dari porifera adalah sponsa. Sponsa merupakan
hawan yang hidup menempel pada suatu substrat di laut. Telah diketahui
kira-kira 2500 spesies, ada beberapa yang hidup di air tawar, tetapi
sebagian besar hidup di laut. Nama filum ini dari kenyataan bahwa tubuh
porifera mempunyai pori-pori. Air beserta makanan masuk melalui pori
kedalam rongga di dalam tubuh dari hewan akhirnya keluar melalui
oskulum. Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui oskulum.
Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan
tersebut terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak disebut
mesoglea. Sel-sel yang membentuk lapisan dalam mempunyai flagea,
yang mengatur aliran sel-sel ini dapat menangkap partikel makanan.
Bentuk sponsa ditentukan oleh kerangka tubuh. Kerangka tersusun dari
spikula. Spikula tersebut dari sel-sel yang terdapat dalam mesoglea.
Spikula tersusun dari silika atau kapur (kalsium karbonat). Beberapa
sponsa tidak memiliki serabut-serabut yang lentur dari zat yang disebut
B. Perumusan Masalah
1. Apa ciri-ciri hewan Porifera ?
2. Ada berapa kelompokkah Klasifikasi Filum Porifera ?
3. Bagaimanakah Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Mengetahui ciri-ciri hewan Porifera
2. Mengetahui kelompok Klasifikasi Filum Porifera
3. Mengetahui Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Porifera
Porifera dalam bahasa latin, kata Porus berarti Pori dan Fer berarti
membawa. Porifera adalah hewan multiseluler (metazoa) yang paling
sederhana. Hewan ini memiliki ciri umum, yaitu tubuhnya berpori seperti
busa atau spons sehingga porifera disebut juga sebagai hewan spons.
B. Ciri-ciri Porifera
membawa makanan, kemudian oleh flagela yang ada pada koanosit, zatzat makanan tadi akan ditangkap dan akan dicerna oleh koanosit atau sel
leher. Setelah makanan tercerna, oleh sel amoebosit, maka sari-sari
makanan akan diedarkan ke seluruh tubuh. Air yang sudah tidak
mengandung zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh akan
dikeluarkan melalui oskulum. Di antara lapisan ektoderm dan endoderm
terdapat rongga yang disebut mesenkim atau mesoglea tempat dari sel
amoeboid dan skleroblast yang merupakan penyusun rangka atau spikula
berada. Porifera tidak mempunyai sel saraf. Sel-sel pada Porifera sensitif
terhadap rangsang antara lain choanocyt dan myocyt, karena itu gerakan
dari flagellum pada choanocyt tergantung pada keadaan lingkungan.
Struktur dan Fungsi Tubuh
Tubuh porifera belum membentuk jaringan dan organ sehingga
porifera dikelompokkan dalam protozoa.Tubuh memiliki banyak pori-pori
(ostium) yang merupakan celah masuknya air ke rongga dalam tubuh yang
berukuran lebih lebar yang disebut spongocoel. Dari spongocoel, air
kemudian keluar melalui oskulum, yang terdapat dipermukaan oral (atas)
tubuh.
Struktur anatomi porifera :
1. Lapisan luar tubuh (epidermis) terdiri dari selapis sel yang membentuk
celah-celah kecil yang disebut ostium. Sel yang membentuk dan
menggerakkan ostium disebut porosit.
2. Lapisan dalam (endodermis) terdiri atas sel berbentuk leher yang disebut
koanosit. Koanosit memiliki inti, vakuola dan flagela yang berkaitan dengan
fungsi sel ini sebagai alat pencernaan. Pencernaan terjadi di dalam
koanosit, oleh karena itu disebut memiliki pencernaan interseluler.
Antara tubuh bagian luar dan dalam terdapat lapisan tengah
(mesoglea/mesenkim) yang terdiri dari 3 model sel, yaitu amubosit dan
skleroblast dan arkeosit. Dinamakan amubosit merujuk kepada bentuk dan
sifat selnya yang menyerupai bentuk dan sifat amuba, yang mudah
berubah bentuk. Skleroblast menghasilkan rangka yang disebut spikula.
Spikula umumnya terbuat dari mineral kalsium karbonat dan silika,
sedangkan yang lain terbuat dari bahan organik spongin. Sedangkan
arkeosit berfungsi dalam reproduksi sel secara seksual.
Kerajaan : Animalia
Filum
: Porifera
Kelas
: Hexactinellida (Schmidt, 1870)
Sub Kelas : Hexasterophora dan Amphidiscophora
Order
: Amphidiscosida
Order
: Aulocalycoida, Hexactinosa dan Lychniscosa
Hexactinelida merupakan porifera yang tersebar luas pada semua
lautan. Habitat utama dari porifera ini adalah pada lautan dalam. Ciri yang
membedakan kelas ini dari kelas lain adalah kerangkanya yang disusun
oleh spikula silikat. Kerangka spons pada kelas hexactinelida tidak memiliki
jaringan spongin. Sel epithelium dermal dan koanosit terbatas pada
bentuk-bentuk ruang yang tersembunyi.
a. Sub Kelas Hexasterophora
Ciri khas yang ada pada subkelas ini adalah microscleres parenchimalnya
berupa hexaster. Contoh Euplectella.
b. Sub Kelas Amphidiscorpha
Ciri utama pada sub kelas ini adalah microscleres parenchimalnya berupa
Amphidics. Contoh Hyalonema.
Demospongiae
Kingdom : Animalia
Filum
: Porifera
Kelas
: Demospongiae
Ordo
: Halichondrida
1.
Ordo Homosclerophorida
Porifera dalam ordo ini merupakan Tetractinomorpha primitive yang
memiliki struktur Leuconoid homogen dengan sedikit dareah
terdeferensiasi . Larva menetas berupa amphiblastula. Spikulanya berupa
teract berukuran kecil. Beberapa spesies tidak memiliki rangka seperti
pada Oscarella.
2. Ordo Choristida
Porifera yang termasuk ordo Choristida paling tidak memiliki beberapa
megaskleres tetraxons, biasanya berupa triaenes, mikroskleres berupa
aster, sterptaster atau sigmasprae yang khas. Bentuk tubuhnya seringkali
rumit. Spons ini memiki korteks yang dapat dibedakan secara jelas dan
seringkali tersusun atasnlapisan fibrosa di sebelah dalam dan lapisan
gelatin di bagian luar. Contoh Geodia dan Aciculites.
Porifera ini kadang-kadang memiliki rangka silikat yang jika ada terbuat dari
kategori tunggal dari megaskleres yang terletak pada serat spongin atau
bergabung dalam suatu anyaman yang diikat dengan perekat spongin.
Contoh Haliclona,. Megaskleresnya berupa diactinal dan kadang-kadang
berupa monactinal yang sedikit bervariasi dalam hal ukuran. Jika ada,
mikroskleresnya berupa Chelate, taxiform, sigmoid atau raphdes.
Beberapa genus seperti Dactylia tidak memiliki spikula dan mempunyai
rangka dari serat sponin. Rangka dermal berspikula tidak pernah ada .
Dermal yang terspesialisasi hanya terlihat pada Callyspongiidae dimana
suatu jaringan yang kompleks dari serat spongin bercabang-cabang
menembus lapisan dermal. Contoh Callyspongia
4. Ordo Dictyoceratida
Porifera yang masuk dalam ordo Dictyoceratida tidak meiliki spikula.
Rangka sepenuhnya tersusun dari suatu anyaman dari serat spongin yang
bisa menyertakan partikel lain seperti pasir,kerang ,spikula atau spons lain.
Lapisan dermal sering diperkuat oleh spongin A.
Calcarea
Kerajaan
Filum
Kelas
: Animalia
: Porifera
: Calcarea
terpanjang dari yang lain . Struktur tipe saluran air yang ada pada sub
kelas ini berupa tipe leuconoid yang berasal dari tipe syconoid.
1.
Ordo Leucosolenida
Tipe ini memiliki struktur Asconoid. Contoh Leucosolenia
2. Ordo Sycettida
Tipe saluran air yang ada pada ordo ini ada yang berupa Syconoid atau
Leuconoid. Contoh Sycon.
b. Sub Kelas Calcinea
Ciri khas yang ada sub kelas Calcinea adalah larvanya yang berupa
parenchymula dan flagella dari koanosit muncul tersendiri dari nucleus
koanosit yang menempati dasar sel.Pada sebagian besar spesies
triradiata , spikula memiliki ukuran yang sama. Bentuk Leuconoid yang ada
pada sub kelas ini tidak berasal dari tipe syconoid tetapi langsung berupa
anyaman dari asconoid.
1. Ordo Clathrinida
Ciri khas dari ordo ini adalah tipe saluran airnya berupa asconoid yang
secara permanen serta tidak memiliki membrane dermal atau korteks.
Contoh Clathrina
2. Ordo Leucettida
Ciri khas dari Ordo ini adalah tipe saluran air yang berupa Syconoid hingga
Leuconoid dengan membrane dermal atau korteks yang jelas. Contoh
Leucascus levcetta.
3. Ordo Pharetronida
Ciri khas yang ada pada ordo ini adalah tipe saluran airnya yang berupa
Leuconoid dan rangka tersusun dari spikula quadriradiata yang disertai
penguat calcareous. Contoh Petrobiona dan Minchinella.
D.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Filum porifera telah ada di laut sejak jaman prokambium sekitar 600
juta tahun yang lalu, berdasarkan cacatan fosil.Asal usul hewan porifera
mengisyaratkan hewan ini merupakan turunan dari koloni protozoa jenis
'choanoflagellata'.
'Hewan spons' itulah sebutan untuk filum porifera, disebabkan seluruh
permukaan tubuh hewan ini lobang-lubang kecil (pori). Porifera merupakan
hewan yang paling sederhana dari organisme multiseluler dan sebagian
besar hidup di laut. Saat ini telah ditemukan 5000 - 10.000 species, dan
hanya 150 species yang hidup di air tawar, umumnya hewan ini sebagai
bentik di perairan.
Porifera bereproduksi melalui dua cara, yaitu secara generatif ataupun
secara vegetatif. Reproduksi generatif, yaitu dengan sel-sel kelamin yang
dihasilkan oleh sel amoeboid. Porifera termasuk hewan monoesius atau
hermafrodit karena dalam satu tubuh bisa menghasilkan dua sel kelamin
sekaligus. Reproduksi vegetatif dengan pembentukan tunas ataupun
kuncup. Ketika kuncup atau tunas-tunas tersebut lepas akan tumbuh
menjadi individu baru. Apabila Porifera berada dalam lingkungan yang
kering, maka akan membentuk gemmule atau kuncup dalam yang nantinya
juga bisa tumbuh menjadi individu baru.
Tubuh Porifera yang sudah mati dapat dimanfaatkan sebagai penggosok
ketika mandi ataupun mencuci. Selain itu, dapat juga dimanfaatkan
sebagai hiasan yang ada pada akuarium.
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina Diah, Ph.D. 2004. BIOLOGI SMA KELAS 1. Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama
http://www.gurungeblog.wordpress.com/2008/11/10/mengenal-seluk-belukphylum-porifera/
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0016%20Bio%201-4b.htm