Rohmat Khoirul Sidiq
Rohmat Khoirul Sidiq
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
ACHMAD FANI ROZAKI
NIM 111910201039
Pembimbing
Dosen Pembimbing Utama
PROPOSAL SKRIPSI
diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Studi Teknik Elektro (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Teknik
Oleh
ACHMAD FANI ROZAKI
NIM 111910201002
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang
1.4 Tujuan 3
1.5 Manfaat
10
13
13
16
17
15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
Selain itu, power supply harus dikendalikan sesuai dengan spesifikasi yang
tepat untuk mengisi baterai yang aman. Oleh karena itu, sistem daya pengisian
baterai elektronik dan sistem kontrol diperlukan untuk mengisi baterai mobil
listrik (Doo-Yong Jung et al, 2012).
Baterai digunakan untuk sumber energi utama kendaraan listrik. Proposal
ini meneliti tentang konversi daya untuk pengisian baterai dan kontrol logika
fuzzy. Baterai Sistem pengisian dirancang sebagai 48 V/75 Ah (arus pengisian =
20 A/jam, tegangan pengisian = 50,7 V) sistem dengan menserikan 4 baterai leadacid (12 V/75 Ah) (Jung-Hyo Lee et al, 2012).
Untuk merancang sistem pengisian terkontrol pada baterai yang
bertegangan rendah (Vb = 50,7 V) dari baterai dan tegangan tinggi (Vrms = 220
V/50 Hz) dengan menggunakan topologi single-phase AC/DC PWM Buck
Converter (Ramesh Oruganti etc, 1996), yang memiliki dua keadaan pengisian
terkontrol yaitu arus konstan dan tegangan konstan (Chanakya B et al, 2007).
Metode desain pengisi baterai akan berhasil bila mengalami dua keadaan
pengisian yaitu kondisi pengisian normal dan kondisi pengisian cutoff (Van Mierlo
et al, 2006). Algoritma pengisian baterai sangat penting untuk pengembangan
pengisian daya, mengurangi waktu pengisian dan menghentikan pengisian yang
berlebihan. Jadi strategi pengisian yang digunakan adalah constan current (CC)
pada awal pengisian dengan tegangan baterai meningkat dari tegangan awal
sampai tegangan terisi penuh, kemudian pindah ke constan voltage (CV) dengan
penurunan arus sampai mencapai nol saat baterai penuh (Ammar, Ungku, &
Sabarina, 2013).
Strategi ini dapat dicapai dengan cara yang sederhana tanpa menggunakan
matematika kompleks tapi melalui penggunaan kontrol logika fuzzy. Masukan ke
kontrol logika fuzzy akan tegangan baterai dan state of charge (SOC) (Ammar,
Ungku, & Sabarina, 2013). Kontrol logika fuzzy akan mengontrol kondisi
switching pada topologi single-phase AC/DC PWM Buck Converter sehingga
meningkatkan pengisian pada baterai mobil listrik.
yang
menguraikan
pendapat-
ini
membahas
kesimpulan
dari
pembahasan, perencanaan,
2.1 Baterai
Baterai adalah perangkat penyimpanan energi elektrokimia. Energi
kimia yang terkandung dalam baterai dapat diubah menjadi energi listrik DC.
Pada baterai isi ulang, proses tersebut dapat dibalik yaitu mengubah energi listrik
DC menjadi energi kimia (Haresh Kamath et al, 2006).
Baterai isi ulang diklasifikasikan oleh bahan kimia yang digunakan,
bahan reaktan dan reaksi kimia merupakan dasar dari pembentukan mekanisme
penyimpanan energi. Empat bahan kimia yang umum digunakan dalam aplikasi
konsumen: lead-acid, nickel-cadmium (NiCd), nickel-metal hydride (NiMH), dan
lithium ion (Li-Ion). Baterai kimia yang dinilai sesuai dengan beberapa kriteria
seperti: biaya, self-discharge (tingkat dimana baterai secara alami kehilangan
energi sementara tanpa digunakan), energy density (energi baterai dapat
menyimpan, dibagi dengan volume), specific energy (energi baterai dapat
menyimpan, dibagi dengan berat), dan cycle life (jumlah pengisian baterai dapat
diisi ulang sebelum pemakaian habis) (Strictly, 2001). Setiap baterai kimia
memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri sehubungan dengan kriteria
tersebut. Tabel 2.1 memberikan gambaran singkat mengenai karakteristik berbagai
baterai kimia yang sering digunakan dalam produk konsumen (Tom Geis et al,
2006).
Tabel 2.1. Karakteristik macam-macam baterai kimia (Buchmann, Isidor, 2001)
Criteria
Self Discharge Rate
Overcharge
Tolerance
Specific Energy (Wh
per kg)
Cycle Life (up to 80%
of initial
capacity)
Cost per unit Energy
Lead Acid
Very low
NiCd
High
NiMH
High
Li-ion
Moderate
High
Moderate
Low
Very low
25 - 35
35 - 65
40 - 100
110 - 190
200 to 300
1000 - 1500
750 - 1000
500 - 1000
$0.22 - $1.00
$0.80 - $2.00
$0.40 -
$0.60 -
($/Wh)
Voltage per cell
(Volts)
1,2
$2.00
$2.50
1,25
3,6
(a) Model 1
(b) Model 2
(c) Model 3
Gambar 2.1. Model prinsip kerja pengisian baterai menggunakan AC/DC PWM
buck converter
dalam penelitian ini terdiri dari IGBT, sebuah pemicu semikonduktor elektronika
daya, dan pemicu blok dengan dioda terhubung secara seri, yang mirip dengan
konverter jembatan penuh. Namun, seperti konverter yang diaplikasikan, kolektor
dan emitor dari IGBT berbalikan arah tidak seperti umumnya konverter jembatan
penuh, dan emitor dari saklar serial terhubung dengan diode (Young-Ryul Kim et
al, 2012).
1. Model 1
Untuk tegangan masukan siklus setengah positif, model 1 dioperasikan.
Ketika pemicu blok-1 (S1 dan D1) dan pemicu blok-4 (D4 dan S4) yang
diaktifkan, maka baterai dalam keadaan mengisi.
2. Model 2
Selama tegangan masukan setengah siklus negatif, model 2 dioperasikan.
Ketika pemicu blok-2 (S2 dan D2) dan pemicu blok-3 (S3 dan D3) yang
diaktifkan, maka baterai dalam keadaan mengisi.
3. Model 3
Ketika semua pemicu blok tidak diaktifkan, mode 3 dioperasikan dalam
keadaan bebas. Energi yang tersimpan pada induktor (Lm) ditransfer ke beban
melalui dioda (Df) dan kapasitor (Co).
2.3 Desain Rangkaian filter L-C
2.3.1 Desain Induktor dalam Rangkaian Filter L-C
Impedansi masukan diperoleh dari tegangan masukan rms (Vac,rms) dan
nilai kapasitas baterai sistem pengisian. Impedansi dapat dihitung dengan
menggunakan rumus (1).
(1)
Impedansi dirancang dari filter induktor lebih kecil dari seluruh
impedansi. Dalam penelitian ini, impedansi induktor (ZLf) dirancang untuk 5%
dari seluruh impedansi pada persamaan (2). Oleh karena itu , induktansi (L f) dari
filter induktor pada persamaan (3).
(2)
(3)
2.3.2 Desain Kapasitor dalam Rangkaian Filter L-C
Kapasitor (Cf) dari masukan filter L-C dihitung dengan induktansi
masukan frekuensi resonansi (fr) dari Filter L-C. Dalam hal ini frekuensi resonansi
maksimum (fr,max) adalah sama dengan setengah pemicu frekuensi pada persamaan
(4). Frekuensi resonansi (fr) didapatkan dari persamaan (5).
(4)
(5)
Oleh karena itu, persamaan (6) harus terpenuhi. Kapasitor (C f) dari masukan filter
L-C didapatkan pada persamaan (7).
(6)
(7)
2.3.3 Desain Keluaran Filter Induktor
Induktor (Lm) dari keluaran filter dinyatakan oleh persamaan (8). Oleh karena itu,
induktor (Lm) di keluaran filter diberikan oleh persamaan (9).
(8)
(9)
Masukan kedua untuk logika fuzzy yang merupakan SOC baterai dapat
bervariasi dari 0 sampai 100 %. Dari pengamatan, ada hubungan antara duty cycle
dan arus pengisian yang juga tergantung pada nilai tegangan baterai. Tegangan
baterai awal 220 V adalah sama dengan RMS tegangan masukan power supply.
Oleh karena itu, konverter tidak harus meningkatkan tegangan masukan selama
hal ini dan duty cycle disesuaikan dekat dengan nol. Apabila tegangan baterai
meningkat, duty cycle meningkat dalam dua tahap, pertama linear dan diikuti oleh
peningkatan nonlinear. Oleh karena itu, dua puluh fungsi keanggotaan
PWM
dapat
dibangun
dengan
duty cycle
tersebut.
Pada
perancangan charger ini, sinyal PWM akan diatur secara digital yang
dibangkitkan oleh mikrokontroler ATMega 16. Proses pembangkitan sinyal PWM
pada mikrokontroler AVR ATMega 16 ditunjukkan pada Gambar 2.2.
10
prescale diset 64 berarti timer/PWM akan menghitung 1 kali bila clock di CPU
11
sudah 64 kali, clock CPU adalah clock mikrokontroler itu sendiri. Perioda dari
PWM dapat dihitung menggunakan rumus :
(10)
Sedangkan untuk melakukan perhitungan duty cycle PWM adalah dengan
cara mengatur lebar pulsa on dan off dalam satu perioda gelombang melalui
pemberian besar sinyal referensi output dari suatu PWM akan didapat duty cycle
yang diinginkan. Duty cycle dari PWM dapat dinyatakan sebagai
berikut.
(11)
12
c.
d.
e.
Pengambilan data
Pengambilan data berupa keluaran tegangan dan arus pengisian baterai.
Analisis sistem
Menganalisa kinerja dari alat yang telah dibuat apakah sesuai dengan
permintaan/kehendak dan akan dilakukan penyempurnaan ketika memiliki
f.
kekurangan.
Pengambilan kesimpulan dan saran
Pengambilan kesimpulan dari semua hasil analisis data yang telah didapat
berdasarkan dasar teori yang telah dijelaskan.
14
Bulan ke-/Minggu*
No
kegiatan
Bulan ke-1
Perumusan
Masalah
Studi literatur
terhadap objek
dan penelitian
Merancang
rangkaian
pengisian
baterai
pada
mobil
listrik
dengan logika
fuzzy
Pengambilan
data
Analisis sistem
Pengambilan
kesimpulan dan
saran
Penulisan
laporan akhir
bulan ke-2
bulan ke-3
15
bulan ke-4
TIDAK
IYA
TIDAK
IYA
16
Gambar 3.5. Blok diagram dari dua tahap pengisi baterai universal
daya
tinggi
dengan
efisiensi
yang
tinggi
sehingga
dapat
adalah
dengan
yaitu
mensimulasikan
Power
hasil
Simulator
(PSIM)
perhitungan perancangan
yang digunakan
untuk
komponen
yang
blok
untuk
pengatur
tegangan dan arus keluaran dari buck converter (Sunarno et al, 2010).
Dalam
proyek
akhir
ini
digunakan
buck converter
dikarenakan
17
yang dibutuhkan untuk pengisian accu adalah 51.5 Volt karena accu yang
digunakan adalah accu 48
dari
18
DAFTAR PUSTAKA
19