Anda di halaman 1dari 4

Bagaimana mengukur pergerakkan platform ?

Administrator Migas
Salah satu platform di area kerja saya ternyata pelan-pelan sudah turun mendekati permukaan laut
karena terjadinya penurunan pada seabed (subsidence). Adakah rekan yang tahu bagaimana
metoda/instrumen untuk mengukur laju penurunan platform ini ?. Sensor apa yang kita gunakan
untuk memonitor terjadinya stress pada struktur platform ?. Sebagai mitigasinya, kira-kira metoda
apa yang baik kita gunakan ?. Penguatan struktur di seabed ?. Platform dipotong untuk ditinggikan
?. Atau menggunakan floating barge sebagai ganti LQ ?. Mohon pencerahannya. Apabila ada yang
spesialis untuk hal di atas, bisa menghubungi saya pribadi. Proyek nih...
Rawindra
Saya kira paling murah dan cukup akurat dengan memakai GPS. ini 1/2 pesan sponsor lho,
bolehlah mengundang kawan2 dari jurusan t.geodesi (Hasanuddin 0811247265,
hzabidin@gd.itb.ac.id) yang berpengalaman mengukur laju earth subsidence di porong-sidoarjo ....
sudah proven, sempat dibandingkan hasilnya dengan konsultan mahal yang jauh2 datang dari
Belanda.
didik.s.pramono@exxonmobil
Pak Budhi,
Kasus ini sepertinya menarik untuk dilakukan studi lebih lanjut mengingat akhir2 ini sudah menjadi
sebuah fenomena yang harus dihadapi kawan2 di lapangan Migas North Java Sea seperti BPWJ
dan CNOOC SES.
Perlu diketahui lebih lanjut apakah penyebab dari subsidence ini:
- Apakah telah terjadi mis-interpretation dari geotechnical survey (soil boring investigation) yang
dilakukan oleh Contractor?
- Apakah ada additional load di platform yang cukup significant sehingga terjadi overload?
- Apakah terjadi soil settlement pada area yang cukup luas di daerah tersebut?
- Atau apakah karena faktor lain seperti pengaruh cyclic loading sehingga bisa mempengaruhi soil
stiffness, misalnya karena gempa bumi??
- etc...
Setelah diketahui penyebabnya secara persis barulah ditentukan metode apa yang paling feasible
untuk digunakan meskipun beberapa metode tentu saja costly, misalnya dengan:
- Install additional legs.
- Reduce load di platform.
- Adjust level dengan menambah additional level untuk boat landing, walkway, etc.

- Pemanjangan legs dengan metode jacking system.


- etc...
CMIIW. Mohon pencerahan rekan2 yang lain.
Budhi, Swastioko (Singgar Mulia)
Thanks Mas Didik atas reponnya. Sebenarnya saya sangat tertarik untuk meng-explore lebih lanjut
mengenai Install additional legs, Adjust level dengan menambah additional level untuk boat
landing, walkway atau Pemanjangan legs dengan metode jacking system. Bisa diberikan hyperlink
untuk referensi ?.
Kalau untuk additional load, dipastikan bukan merupakan penyebab karena memang tidak ada
penambahan main equipment. Mengenai penyebab subsidence, karena bukan orang subsurface,
jadi susah untuk menjelaskannya. Tapi dengar-dengar sih karena ada penyedotan gas pada
reservoar dibawahnya sehingga seabed menjadi ambles.
didik.s.pramono@exxonmobil
Pak Budhi,
Saya belum mempunyai hyperlink untuk referensi tentang masalah ini. Tapi denger2 di North Sea
sudah pernah mengaplikasikan pemanjangan legs dengan metode jacking system untuk platform
yang mengalami subsidence. Mungkin di Ekofisk Field seperti yang di inform Pak Rawindra. Saya
coba untuk search link-nya Pak.
Eko Drajat, Nugroho
Pak Didik,
Kalau dilihat dari kondisinya memang terjadi penurunan permukaan tanah, bahkan areanya
meluas. Di salah satu area bahkan ada 4 remote platform (NUI) dalam radius sekitar 5 km terjadi
penurunan hingga lebih dari 3 meter. Di ke-4 platform tersebut sementara ini memang sudah
dilakukan perbaikan
diantaranya penambahan boat landing baru, kemudian dilakukan encapsulation pada sambungan
flange atau valve.
Utk scope besar nya mungkin akan dilakukan oleh Team nya Pak Budhi dkk.
didik.s.pramono@exxonmobil
Pak Eko,

Ada tinjauan aspek lain yang mungkin menjadi salah satu penyebab terjadinya platform
subsidence selain point2 dibawah, yaitu adanya fenomena global warming sehingga permukaan
air laut naik. Menurut saya perlu di lakukan survey untuk memastikan apakah jarak antara mud line
dengan working point di platform terjadi perubahan dari design semula.
Juga didukung adanya penurunan permukaan daratan sehingga intrusi air laut semakin masuk
jauh ke daratan di daerah Jakarta (faktanya Jakarta sering banjir karena air tidak bisa cepat
terbuang ke laut).
Rawindra
Menarik sekali, karena hal ini dapat terjadi bukan saja di platform lepas-pantai tetapi juga pada
fasilitas produksi di rawa2 /delta sungai.
saya kira referensi terbaik adalah dgn meng-google Ekofisk Field di Laut Utara.
Mestinya ada banyak artikel, mulai dari penjelasan subsurface, deteksi/monitoring sampai upaya
penanganan yang cukup spektakuler - menggunakan dongkrak hidrolis. Saya kira itu terjadi 10 thn
y.l.

Budhi, Swastioko (Singgar Mulia)


Saya coba google dengan kata kunci "Ekofisk Field", sayang masih belum menemukan artikel
yang bisa dijadikan referensi untuk upgrade platform yang bermasalah (maksudnya dengan biaya
yang terjangkau gitu lho). Tapi terima kasih Mas Rawindra atas infonya, memang kejadiannya
seperti di Ekofisk field.
But the extraction of oil and gas had also created a problem, which was discovered in 1984: The
sea bed was sinking. At the central Ekofisk complex of nine platforms and the huge storage tank,
the subsidence had dropped the structures more than seven feet closer to sea level. To keep the
whole complex from being swamped, Phillips spent the summer of 1987 -- and more than $400
million -- using 100 hydraulic jacks to raise six of the platforms by some 20 feet. Because the huge
storage tank could not be raised, Phillips spent more than $300 million to erect around the tank a
concrete wall, rising like a 35-story building from the seabed, to keep the waves off.
Hendri Sudjianto
Cak Ferry,
Sekedar menanggapi, walaupun saya bukan ahlinya,

Kebetulan saya baru pulang dari BPWJ Field. Saya melihat langsung 3 wellhead platform yang
cellar decknya sudah kecelup (dibawah MSL) ketika air pasang. Jelas sekali itu adalah akibat
subsidence.

Saya tanya CSR, belum ada solusi konkrit sampai sekarang, walaupun gejala tersebut sudah lama
diketahui. Mungin solusi itu ada, tapi costnya yang terlalu mahal untuk Marginal Field seperti itu.
Sementara ini mereka hanya meninggikan boat landing untuk keperluan operation & maintenance.
Untuk kasus sampeyan di bawah, menurut saya intense monitoring sangat diperlukan, entah itu
stress ataupun vibration monitoring, plus lakukan risk assessment.
Dengan begitu akan diketahui sampai kapan platform tersebut layak beroperasi sesuai fungsinya
(LQ platform). Kalau sudah tidak layak sebaiknya dibuat unmanned untuk mengurangi resiko. Jika
masih tidak layak juga, abandon adalah jalan yang terbaik.
Mungkin file attachment berikut bisa membantu untuk sedikit pencerahan.

Ferry Ferdiansyah@saipem
Pak budi,
Ini kriman dari seorang teman di milis teknik kelautan its
Budhi, Swastioko (Singgar Mulia)
Terima kasih Mas Ferry atas bantuannya.
Unmanned platform adalah salah satu alternatif terbaik yang sedang kita pelajari.
GPS juga sudah masuk dalam proposal, cuma yah itu, belum dapat detailnya.
Kebetulan anda mengirimkan dokumen Monitoring of Offshore Platform Subsidence Using
Permanent GPS Stations
Adakah rekan yang bisa memberikan dokumen mengenai pemasangan strain gage untuk
monitoring stress pada struktur ?
Attachment : Subsidence-Journal.pdf & Monitoring of offshore Platform Subsidence Using
Permanent.pdf

Anda mungkin juga menyukai