Anda di halaman 1dari 3

RAD Journal 2014:05:012

Resume Pasien Pulang: Defisien itu Inefisien


Robertus Arian Datusanantyo*


Resume pasien pulang/RPP (discharge summary) adalah laporan klinis dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP) pada akhir perawatan di rumah sakit atau pelayanan medis. Resume pasien pulang
memuat keluhan utama, temuan diagnosis, terapi, perkembangan pasien, dan rekomendasi saat
pasien pulang. Pada saat perampingan berkas rekam medis, RPP adalah salah satu berkas yang tetap
disimpan. Saat ini, RPP mempunyai nilai ekonomis sebagai sarana utama penagihan kepada Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS-Kes) dan penanggung biaya lain.
Kelengkapan RPP juga menjadi salah satu indikator mutu pelayanan medis di rumah sakit. Dokumen
RPP yang lengkap akan merampingkan rangkaian prosedur sehingga meningkatkan efisiensi. Namun
demikian, dokumen RPP sangat jarang terisi dengan lengkap sehingga informasi bermanfaat rawan
terbuang. Dokumen RPP yang tidak lengkap ini sering disebut RPP defisien. Dalam kerangka pikir
penagihan BPJS-Kes, RPP defisien mengakibatkan pemborosan waktu dan sumber daya. Selain itu,
RPP sebenarnya merupakan dokumen yang penting untuk kontinuitas pelayanan antar penyedia
layanan kesehatan.
Penelitian di berbagai negara menemukan masalah yang melatarbelakangi kurangnya mutu RPP (1
7). Sebagian besar masalah ini berkaitan dengan pengisian oleh DPJP, baik karena kurangnya waktu
sampai dengan kurangnya kemauan. Dokumen RPP defisien dikembalikan kepada DPJP yang
bersangkutan oleh petugas rekam medis, sekali atau lebih, sampai dengan lengkap dan bisa dikoding
dalam sistem pelaporan maupun sistem penagihan pihak pembayar (8,9).
Inefisiensi ini sebenarnya tidak perlu terjadi apabila faktor-faktor yang melandasi RPP defisien bisa
dikenali dan diintervensi. Sebuah penelitian di Afrika (1) menemukan DPJP kompeten dalam
mengisi, hanya tidak mempunyai cukup kemauan. Prosedur evaluasi kelengkapan RPP pada
beberapa rumah sakit di Thailand cukup bervariasi (8) namun sepakat mengembalikan RPP dengan
data klinis yang tidak lengkap kepada DPJP. Prosedur pengembalian RPP kepada DPJP memperlama
proses penagihan kepada pihak pembayar sehingga rumah sakit di Thailand merasa perlu untuk
melakukan audit kelengkapan RPP ini.
Hampir dua dekade lalu, Kanada meneliti defisiensi RPP ini pada dua rumah sakit pendidikan besar.
Defisiensi RPP yang terjadi mirip dengan apa yang sering ditemukan pada RPP di Indonesia, yaitu
ketidaklengkapan penulisan diagnosis masuk, diagnosis, keluar, hasil laboratorium yang penting,
pengobatan, dan lain-lain. Walaupun penelitian ini memakai sampel yang cukup kecil, namun
memberikan pemahaman mengenai tata cara pengisian RPP pada rumah sakit pendidikan. Hirarki
yang ada pada rumah sakit pendidikan menyisakan pengisian RPP pada dokter magang atau residen
yunior.
Pada pengisian oleh dokter yunior/residen, defisiensi RPP dikaitkan dengan tingginya beban kerja
(2) dan ketiadaan pemberian materi spesifik mengenai pengisian RPP (6). Tingginya beban kerja
sering dijadikan alasan bagi para DPJP tidak melengkapi RPP. Dalam konteks pelayanan murni,
perlu diteliti dengan objektif apakah pengurangan beban kerja DPJP berkontribusi dalam
pengurangan defisiensi RPP. Ini penting, karena dalam berbagai diskusi, defisiensi isi berkas rekam
medis selain RPP menjadi masalah di banyak tempat.
Ketiadaan rasionalisasi yang adekuat mengenai RPP lebih menarik dibahas. Selama pendidikan
dokter dan dokter spesialis, tidak ada alokasi khusus pemberian materi yang spesifik mengenai RPP.
Selama ini, dokter yunior mengisi RPP karena penugasan dan cara pengisiannya secara turun
temurun diberikan oleh seniornya. Ada ide menarik untuk menjadikan pengisian RPP ini sebagai
proses reflektif sebagai bagian dari pembelajaran. Proses ini diharapkan menjadi awal sintesis
pengetahuan baru dan dapat menambah kualitas dan kepedulian dalam kontinuitas pelayanan
pasien (2).
Temuan lain yang juga berpengaruh pada RPP defisien adalah waktu pengisian RPP. Semakin besar
jarak waktu pasien pulang dan pengisian berkontribusi pada peningkatan defisiensi RPP (4,6).
Beberapa rumah sakit telah berupaya mengurangi jeda waktu pengisian ini dengan
Resume Pasien Pulang: Defisien itu Inefisien, Robertus Arian Datusanantyo |

RAD Journal 2014:05:012

mengimplementasikan sistem pengisian RPP secara elektronik. Pengisian dilakukan oleh DPJP
secara mandiri atau dibantu staf lain memakai sistem rekam medis elektronik ini.
Sebuah randomized controlled trial di Kanada mengukur implementasi pengisian RPP secara
elektronik ini, bukan dari sisi kelengkapan namun dari sisi kepuasan dokter layanan primer (10).
Kepuasan dokter layanan primer terhadap RPP penting dinilai dalam skema kontinuitas pelayanan
antar pelayanan kesehatan. Informasi klinis dalam RPP sangat diperlukan oleh dokter layanan
primer untuk mengintegrasikan pelayanannya dengan kondisi klinis pasien paska pelayanan di
rumah sakit.
Penelitian di Kanada tersebut membuktikan bahwa pengisian RPP secara elektronik tidak
meningkatkan kepuasan dokter layanan primer terhadap kelengkapan, kualitas, dan ketepatan
waktu datangnya RPP. Walau demikian, kemudahan dan kepuasan justru lebih tergambar di sisi
dokter yang menuliskan RPP. Sebagian besar RPP dalam penelitian ini ditulis oleh residen atau
dokter magang. Cara elektronik dianggap lebih mudah walaupun tidak mempersingkat durasi
pengisiannya (10).
Sistem RPP elektronik juga mempunyai manfaat lain seperti penyimpanan basis data yang bisa
dicari, integrasi dengan sistem pengingat, dan sarana transfer pasien (10). Pengembangan sistem
penulisan RPP elektronik dapat menjadi bagian dari pengembangan sistem rekam medis elektronik.
Alternatif lain, program RPP elektronik dapat difinalisasi terlebih dahulu untuk memudahkan DPJP
mengisi RPP sambil mengembangkan sistem rekam medis elektroniknya.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa walaupun sistem RPP elektronik tidak mengubah kualitas
RPP, namun memungkinkan staf untuk mempunyai persiapan yang lebih baik ketika akan menerima
pasien (11). Ini menunjukkan bahwa sistem RPP elektronik menjanjikan integrasi yang lebih tinggi
dalam kontinuitas pelayanan pasien.
Apakah sistem RPP elektronik akan membawa manfaat di rumah sakit mungkin masih akan
diperdebatkan. Nampaknya, tetap lebih baik untuk memastikan dulu bahwa para DPJP merasa perlu
untuk mengisi RPP dengan baik dan lengkap.
Sebagai penutup, perlu disepakati bahwa RPP defisien menghambat peningkatan mutu dan
mengurangi efisiensi. Perlu dicari faktor yang menyebabkan RPP defisien untuk diintervensi dengan
strategi yang tepat. Tidak perlu terburu-buru berpindah ke RPP elektronik bila selama
kemanfaatannya untuk rumah sakit belum terlalu jelas. Sebagai sarana standar, penyelenggaraan
audit dan pemberian umpan balik terhadap DPJP dengan RPP defisien dapat dilakukan. Dengan RPP
yang berkualitas, lebih banyak keuntungan dari sisi klinis dan manajemen rumah sakit.

Referensi
1. Adeleke IT, Adekanye AO, Onawola KA, Okuku AG, Adefemi SA, Erinle SA, et al. Data quality assessment
in healthcare: a 365-day chart review of inpatients health records at a Nigerian tertiary hospital. J Am Med
Inform Assoc [Internet]. 2012 [cited 2014 May 22];19(6):103942. Available from:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=3534461&tool=pmcentrez&rendertype=abstract
2. Coit MH, Katz JT, McMahon GT. The effect of workload reduction on the quality of residents discharge
summaries. J Gen Intern Med [Internet]. 2011 Jan [cited 2014 May 21];26(1):2832. Available from:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=3024111&tool=pmcentrez&rendertype=abstract
3. Dinescu A, Fernandez H. Audit and feedback: an intervention to improve discharge summary completion. J
Hosp [Internet]. 2011 [cited 2014 May 21];6(1):2832. Available from:
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/jhm.831/full
4. Kind AJH, Thorpe CT, Sattin J a, Walz SE, Smith M a. Provider characteristics, clinical-work processes and
their relationship to discharge summary quality for sub-acute care patients. J Gen Intern Med [Internet].
2012 Jan [cited 2014 May 21];27(1):7884. Available from:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=3250552&tool=pmcentrez&rendertype=abstract
5. Harel Z, Wald R, Perl J, Schwartz D, Bell CM. Evaluation of deficiencies in current discharge summaries for
dialysis patients in Canada. J Multidiscip Healthc [Internet]. 2012 Jan;5:7784. Available from:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=3333802&tool=pmcentrez&rendertype=abstract
6. Legault K, Ostro J, Khalid Z, Wasi P, You JJ. Quality of discharge summaries prepared by first year internal
medicine residents. BMC Med Educ [Internet]. BMC Medical Education; 2012 Jan [cited 2014 May
Resume Pasien Pulang: Defisien itu Inefisien, Robertus Arian Datusanantyo |

RAD Journal 2014:05:012

13];12(1):77. Available from:


http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=3532338&tool=pmcentrez&rendertype=abstract
7. Van Walraven C, Weinberg a L. Quality assessment of a discharge summary system. CMAJ [Internet]. 1995
May 1;152(9):143742. Available from:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=1337907&tool=pmcentrez&rendertype=abstract
8. Pongpirul K, Walker DG, Winch PJ, Robinson C. A qualitative study of DRG coding practice in hospitals
under the Thai Universal Coverage scheme. BMC Health Serv Res [Internet]. BioMed Central Ltd; 2011 Jan
[cited 2014 Apr 29];11(1):71. Available from:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=3083332&tool=pmcentrez&rendertype=abstract
9. Pongpirul K, Walker DG, Rahman H, Robinson C. DRG coding practice: a nationwide hospital survey in
Thailand. BMC Health Serv Res [Internet]. BioMed Central Ltd; 2011 Jan [cited 2014 May 21];11(1):290.
Available from:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=3213673&tool=pmcentrez&rendertype=abstract
10. Maslove DM, Leiter RE, Griesman J, Arnott C, Mourad O, Chow C-M, et al. Electronic versus dictated
hospital discharge summaries: a randomized controlled trial. J Gen Intern Med [Internet]. 2009 Sep [cited
2014 May 15];24(9):9951001. Available from:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=2726886&tool=pmcentrez&rendertype=abstrac
t
11. Melby L, Helleso R. Electronic exchange of discharge summaries between hospital and municipal care from
health personnel s perspectives. Int J Integr Care. 2010;10(April).

Keterangan
*Penulis adalah wakil ketua tim akreditasi Rumah Sakit Panti Rapih. Tulisan ini adalah opini pribadi
dan telah diterbitkan di Website Mutu Pelayanan Kesehatan sehingga dapat diakses secara gratis di:
http://mutupelayanankesehatan.net/index.php/component/content/article/1397

Resume Pasien Pulang: Defisien itu Inefisien, Robertus Arian Datusanantyo |

Anda mungkin juga menyukai