Anda di halaman 1dari 18

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

ANAK SD
(Gaya Belajar Dan Imlikasinya dalam Pembelajaran)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Ni Made Dainivitri SS, S.Pd., M.Pd

Oleh kelompok:
1.
2.
3.
4.

Kadek Somarasih
Ni Wayan Ririn Trisnayanti
Made Rita Dwi Pramayanti
I Kadek Ola Suardi Arjana

(1311031022)
(1311031036)
(13110310)
(13110310)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2015

Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul Gaya Belajar Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran
ini tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih terhadap semua pihak yang
secara langsung maupun tidak langsung telah ikut membantu dalam
terselesaikannya makalah yang sangat sederhana ini.
Penulis menyadari banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini,untuk itu mohon kiranya ada kritik dan saran yang bersifat
membangun dan konstruktif terhadap makalah ini demi penyempurnaan isi
makalah ini kedepannya.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
berguna, dan juga dapat berpengaruh terhadap dunia pendidikan pada khususnya
dan bermanfaat bagi banyak orang pada umumnya.

Singaraja , April 2015


Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..............................................................................................

Daftar Isi .......................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................
1.3 Tujuan..................................................................................................
1.4 Manfaat................................................................................................

1
2
2
2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gaya Belajar..................................................................... 3
2.2 Jenis-Jenis Gaya Belajar dan Implikasinya........................................ 4
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Gaya Belajar................................ 8
2.4 Pendekatan SAVI Untuk Belajar......................................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1........................................................................................Simpulan
........................................................................................................15
3.2...............................................................................................Saran
........................................................................................................15
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akhir-akhir ini pembelajaran di sekolah, terutama sekali pembelajaran yang
terjadi di sekolah dasar (SD) cenderung lebih banyak mengandalkan pikiran saja.
Kita bisa jumpai sebagian besar siswa SD dikondisikan, untuk teratur, rapi dan
sikap siap yang kaku. Siswa sudah sudah diperlakukan sebagai robot atau
boneka yang harus patuh dan konsentrasi penuh. Guru yang cenderung
memperlakukan murid seperti itu tanpa sadar guru sebenarnya sudah mulai
melumpuhkan otak dan belajar siswa menjadi melambat. Melambatnya belajar
siswa karena guru memisahkan antara pikiran dengan fisik siswa atau tidak
melibatkan seluruh tubuh dan pikiran siswa untuk belajar. Ini menunjukkan
bahwa guru belum menguasai sepenuhnya kompetensi pedagogik dalam
pembelajaran.
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan
dialogis. Guru belum memahami dengan benar bahwa setiap siswa memiliki
perbedaan baik itu minat, motivasi, pengetahuan, sosial ekonomi dan budaya,
serta gaya belajar.
Kusus untuk gaya belajar, setiap anak memiliki gaya belajar yang berbedabeda seperti ada yang bergaya audio, visual dan konestika (DePoter, 1992).
Untuk itu guru harus bisa mengakomodasi ketiga gaya tersebut dalam
pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih berhasil.
Untuk itu dalam makalah ini akan dikupas tentang gaya belajar dan
implikasinya dalam pembelajaran, meliputi pengertian gaya belajar, faktor-faktor
yang mempengaruhi gaya belajar, jenis-jenis gaya belajar, implikasi gaya belajar
dalam pembelajaran dan pendekataan untuk mengakomodasi gaya belajar dalam
pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apakah yang di maksud dengan Gaya Belajar?
1

2. Apa saja jenis-jenis Gaya Belajar dan bagaimana Implikasinya?


3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi Gaya Belajar?
4. Bagaimana pendekatan untuk mengakomodasi Gaya belajar dalam
pembelajaran?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian dari Gaya Belajar
2. Mengetahui jenis-jenis dari Gaya Belajar dan implikasinya
3. Mengetahui fakktor-faktor dari Gaya Belajar
4. Mengetahui pendekatan yang digunakan untuk mengakomodasi
Gaya Belajar dalam pembelajaran

1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada pembaca
khususnya bagi para guru serta peserta didik dan penulis sebagai sumber
informasi mengenai Gaya Belajar dan Implikasinya dalam Pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Gaya Belajar
Para ahli memberikan beberapa pengertian gaya belajar. Pada dasarnya
kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti
berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang sangat lambat.
Oleh karena itu, siswa seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa
memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Gaya belajar merupakan
cara belajar yang khas bagi siswa (Winkel,2009). Adapun beberapa pendapat para
Ahli mengenai pengertian gaya belajar :
1. Menurut Kosasih A Jahiri Gaya belajar adalah segala faktor yang
mempermudah dan mendorong siswa/mahasiswa untuk belajar dalam
situasi yang telah ditentukan.
2. Menurut DePorter dan Hernacki gaya belajar adalah kombinasi dari
menyerap, mengatur, dan mengolah informasi.
3. Menurut James dan Blank gaya belajar didefinisikan sebagai kebiasaan
belajar dimana seseorang merasa paling efisien dan efektif dalam
menerima, memproses, menyimpan dan mengeluarkan sesuatu yang
dipelajari.
4. Menurut McLoughlin gaya belajar adalah menyimpulkan bahwa istilah
gaya belajar merujuk pada kebiasaan dalam memperoleh pengetahuan.
5. Menurut Honey dan Mumford (1992) mendefinisikan gaya belajar
sebagai sikap dan tingkah laku yang menunjukkan cara belajar
seseorang yang paling disukai.
6. Menurut Nasution (2011) gaya belajar atau learning style siswa yaitu
cara siswa bereaksi dan menggunakan perangsang perangsang yang
diterima dalam proses belajar. Menurut penulis gaya belajar adalah
cara siswa untuk membuat suatu strategi dalam belajar dan dapat
berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang tersebut.
7. Menurut Deporter dan Hernacki (2011) gaya belajar merupakan suatu
kombinasi dari bagaimana seseorang meyerap, dan kemudian

mengatur serta mengolah informasi. Gaya belajar bukan hanya berupa


aspek ketika menghadapi informasi, melihat, mendengar, menulis dan
berkata. Tetapi juga aspek pemrosesan informasi sekunsial, analitik,
global atau otak kiriotak kanan, aspek lain adalah ketika merespon
sesuatu atas lingkungan belajar (diserap secara abstrak dan konkret).
Dari pengertian pengertian gaya belajar di atas, disimpulkan bahwa gaya
belajar adalah cara yang cenderung dipilih siswa untuk bereaksi dan
menggunakan perangsang-perangsang dalam menyerap dan kemudian mengatur
serta mengolah informasi pada proses belajar.
2.2 Jenis-Jenis Gaya Belajar dan Implikasinya
Menurut DePorter dan Hernacki, gaya belajar Terdapat tiga jenis gaya
belajar berdasarkan

modalitas yang digunakan individu dalam memproses

informasi (perceptual modality). Diantaranya :


a. Visual (Visual Learners)
Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitik beratkan pada ketajaman
penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar
mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat
dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ada beberapa karakteristik
yang khas bagai orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama
adalah kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk
mengetahuinya atau memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap
warna, ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik,
keempat memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, kelima terlalu
reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran secara lisan, ketujuh
seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.
Ciri-ciri gaya belajar visual ini yaitu :
1. Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar
2. Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
3. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat
teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
4. Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang
lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
5. Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
4

6. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan


7. Dapat duduk tenang ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa terganggu
Strategi dalam mempermudah proses belajar visual anak :
1. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
2. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
3. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
4. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
5. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam
gambar.
Hal yang dapat seorang guru lakukan untuk mengakomodasi gaya belajar ini
dengan cara
1. Tulislah poin-poin atau kata-kata kunci ketika menjelaskan sesuatu
2. Berdiri tenang saat menyajikan informasi dan perpindahan dari satu
tempat ke tempat lain serta berikan jeda.
3. Gunakan simbul-simbul visual dalam presentasi terutama untuk konsepkonsep kunci

b. AUDITORI (Auditory Learners )


Gaya

belajar

Auditori

(Auditory

Learners) mengandalkan

pada

pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik jenis belajar


seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap
informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita
bisa mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang
memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui
pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk
tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
Ciri-ciri gaya belajar Auditori yaitu :
1. Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau
materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas
2. Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di tv/ radio
3. Cenderung banyak omong
4. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik
karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
5. Kurang cakap dalam mengerjakan tugas mengarang/ menulis
5

6. Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain


7. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya,
seperti hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :
1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas
maupun di dalam keluarga.
2. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
4. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong
dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.
Hal yang dapat seorang guru lakukan untuk mengakomodasi gaya belajar ini
dengan cara
1. Gunakan variasi vocal (nada,kecepatan,dan volume)
2. Tatalah informasi sesuai dengan urutan saat anda melakukan evaluasi
3. Gunakan pengulangan dengan meminta siswa mengungkapkan kembali
konsep-konsep kunci
4. Setelah setiap penyajian informasi,minta peserta didik mengungkapkan
kembali pada peserta lain konsep kunci yang ia pelajari.
c. Kinestetik (Kinesthetic Learners)
Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu
yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar
ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti
ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah
menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus
mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya
ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.
Ciri-ciri gaya belajar Kinestetik yaitu :
1. Menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya, termasuk saat belajar
2. Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
3. Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh:
saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya
asyik menggambar
6

4.
5.
6.
7.

Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar


Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambing
Menyukai praktek/ percobaan
Menyukai permainan dan aktivitas fisik

Strategi

untuk

mempermudah

proses

belajar

anak

kinestetik:

1. Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.


2. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya:
ajak dia baca sambil menggunakan gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar
konsep baru).
3. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
4. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
5. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.
Hal yang dapat seorang guru lakukan untuk mengakomodasi gaya belajar ini
dengan cara
1. Gunakanlah lebih banyak media manipulatif saat menyajikan informasi
2. Kondisi actual dan riil mengenai konsep yang disajikan.
3. Peragakan konsep sambil memberi kesempatan peserta mencoba
melangkah demi langkah.
4. Ceritakanlah pengalaman belajar anda dan doronglah, siswa melakukan
hal yang sama.
5. Jika menghafalkan perkalian, ijinkanlah siswa untuk menghafalkan
perkalian di kelas atau di sekitar sekolah tentunya dengan waktu yang
telah ditentukan.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Gaya Belajar


Secara umum faktor-faktor yag mempengaruhi gaya belajar dibedakan atas
dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal . kedua faktor tersebut
saling memengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan kualitas hasil
belajar.
7

a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan
dapat memengaruhi gaya belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi
faktor fisiologis dan faktor psikologis.
1. Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan
kondisi fisik individu. Factor-factor ini dibedakan menjadi dua macam.
Pertama, keadaan jasmani. Keadaan jasmani pada umumnya sangat
memengaruhi aktivitas belajar seseorang . kondisi fisik yang sehat dan bugar akan
memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya,
kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar
yang maksimal. Oleh karena itu keadaan jasmani sangat memengaruhi proses
belajar , maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar
berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat memengaruhi
hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfunsi dengan baik akan
mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula . dalam proses belajar ,
merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh
manusia. Sehinga manusia dapat menangkap dunia luar. Panca indra yang
memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena
itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga panca indra dengan baik, baik secara
preventif maupun secara yang bersifat kuratif.
2. Factor psikologis
Factor faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
memengaruhi proses gaya belajar. Beberapa factor psikologis yang utama
mempengaruhi proses gaya belajar adalah kecerdasan siswa, motifasi , minat,
sikap dan bakat.
a. kecerdasan /intelegensia siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemempuan psiko-fisik
dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan
dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh lainnya. Namun bila

dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting


dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali
tertinggi (executive control) dari hamper seluruh aktivitas manusia.
b. Motivasi
Motivasi adalah salah satu factor yang memengaruhi keefektifan kegiatan
belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan
belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri
individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap
saat (Slavin, 1994)..
Dari sudut sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi
intrinsic dan motivasi ekstrinsik. Motaivasi intrinsic adalah semua factor yang
berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan
sesuatu. Dalam proses belajar, motivasi intrinsic memiliki pengaruh yang efektif,
karena motivasi intrinsic relaatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi
dari luar(ekstrinsik).
Motivasi ekstrinsik adalah factor yang dating dari luar diri individu tetapi
memberi pengaruh terhadap kemauan untauk belajar. Seperti pujian, peraturan,
tata tertib, teladan guru, orangtua, danlain sebagainya. Kurangnya respons dari
lingkungansecara positif akan memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi
lemah.
c. Minat
Secara sederhana,minat (interest) kecemnderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003)
minat

bukanlah

istilah

yang

popular

dalam

psikologi

disebabkan

ketergantungannya terhadap berbagai factor internal lainnya, seperti pemusatan


perhatian,

keingintahuan,

moativasi,

dan

kebutuhan.Namun

lepas

dari

kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena


memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau
bahkan tidak mau belajar.
d. Sikap

Sikap

adalah

gejala

internal

yang

mendimensi

afektif

berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relative tetap
terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebaginya, baik secara positif maupun
negative (Syah, 2003).Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan
senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan
sekitarnya.
e. Bakat
Bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satukomponen yang
diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan
bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses
belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
B. Factor-faktor eksogen/eksternal
Selain karakteristik siswa atau factor-faktor endogen, factor-faktor eksternal
juga dapat memengaruhi proses belajar siswa.dalam hal ini, Syah (2003)
menjelaskan bahwa faktaor-faktor eksternal yang memengaruhi balajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu factor lingkungan social dan factor
lingkungan nonsosial.
1. Lingkungan social
a. Lingkungan social sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman
sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan harmonis
antra ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik
disekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau
administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.
b. Lingkungan social massyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat
tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh,
banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar
siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau
meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilkinya.
c. Lingkungan social keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi
kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga
(letak rumah), pengelolaan keluarga, semuannya dapat memberi dampak terhadap
aktivitas belajar siswa. Hubungan anatara anggota keluarga, orangtua, anak,

10

kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar
dengan baik.
2. Lingkungan non social.
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah:
a. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan
tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap,
suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut mmerupakan factorfaktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi
lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terlambat.
b. Factor instrumental,yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua
macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,fasilitas
belajar, lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti
kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, bukupanduan, silabi dan lain
sebagainya.
c. Factor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Factor ini hendaknya
disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga dengan metode
mengajar guru, disesuaikandengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar
guru dapat memberikan kontribusi yang postif terhadap aktivitas belajr siswa,
maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang
dapat diterapkan sesuai dengan konsdisi siswa.
2.4 Pendekatan SAVI Untuk Belajar
Pembelajaran tidak otomatis meningkat dengan menyuruh orng berdiri dan
berlari-lari kesana kemari. Akan tetapi menggabungkan gerakan fisik dengan
aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra dalam belajar. Penggabungan
tersebut dinamakan belajar SAVI ( Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual).
Keempat cara belajar ini harus ada agar belajar berlangsung secara optimal.
Dibawah ini perincian keempat cara belajar tersebut.
1. Belajar Somatis
Somatis berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh, jadi belajar berarti
belajar menggunakan indra peraba dan kinestika dan itu praktis harus
digunakan serta menggunakan tubuh sewaktu belajar melalui bergerak dan
berbuat. Untuk dapat membangun hubungan pikiran dalam tubuh,
ciptakanlah suasana belajar yang dapat membuat bangkit dan berdiri dari

11

tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke waktu. Metolah yang
paling cocok digunakan adalan beberapa dengan memvariasikan metode
tertentu seperti metode demonstrasi dengan wawancara, observasi dengan
wawancara, kerja proyek atau gabungan dari metode tersebut. Yang pada
intinya melibatkan kerja fisik. Berikut ini contoh belajar yang mampu
menggerakkan aktivitas fisik yakni; 1) menyuruh siswa untuk
memperagakan hasil karyanya di depan kelas; 2) belajar simulasi tentang
materi yang diajarkan; 3) mewawancarai orang di luar kelas; 4) membuat
model bangun ruang yang memerlukan aktivitas fisik, dan lain-lain yang
bisa diimbangkan oleh guru.
2. Belajar Auditori
Dalam merancang pelajaran yang menarik bagi saluran auditori yang kuat
dalam diri siwa, carilah cara untuk mengajak mereka untuk membicarakan
apa yang sedang mereka pelajari. Suruh mereka menterjemahkan
pengalaman mereka dengan suara. Mintalah mereka membaca keras-keras
secara dramatis, bermain peran, dan lebih banyaklah menggunakan metode
diskusi. Berikut ini adalah daftar singkat gagasan-gagasan awal untuk
meningkatkan penggunaan sarana auditori dalam belajar yakni; 1) ajaklah
siswa membaca satu paragraf, lalu mintalah mereka menguraikan dengan
kata-kata sendiri setiap paragraf yang dibaca dan direkam ke dalam kaset,
mintalah mereka mendengarkan kaset itu beberapa kali supaya mereka
terus ingat; 2) mintalah siswa membuat rekaman sendiri yag berisi katakata kunci, roses, definisi, atau posedur dari apa yang dia baca; 3) mintalah
siswa berpasang-pasangan membincangkan secara terperinci apa yang
baru saja mereka pelajari dan bagaimana mereka akan menerapkannya; 4)
mintalah siswa memperaktekkan suatu keterampilan atau memperagakan
suatu fungsi sambil mengucapkan secara tepat terperinci apa yang mereka
kerjakan.
3. Belajar Visual
Guru harus bisa memahami karakteristik siswanya, dalam hal ini adalah
gaya belajar siswa. Teknik atau strategi yang bisa digunakan oleh guru
agar siswa yang memiliki gaya belajar visual mampu memahami informasi

12

yang guru berikan. Berikut ini beberapa hal yang dapat guru lakukan
untuk membuat pembelajaran lebih visual adalah sebagai berikut:
1) Pergunakanlah media visual jika ingin mengajarkan sesuatu keada
siswa.
2) Gunakanlah bahasa tubuh yang dramatis bila ingin menjelaskan
sesuatu
3) Mintalah mereka mengamati situasi yang nyata lalu bicarakan situasi
itu dengan contoh-contoh yang konkrit.
4) Tuliskanlah hal-hal yang penting di papan tulis bila sedang
menjelaskan sesuatu.
4. Belajar Intelektual
Belajar intelektual belajar menciptakan makna dalam pikiran, sarana yang
digunakan manusia untuk berpikir, menyatukan pengalaman, menciptakan
saraf baru, dan belajar. Dengan demikian belajar intelektual adalah belajar
dengan menghubungkan pengalaman mental, fisik dan emosional dan
intuitif tubuh untuk membuat makna baru bagi siswa itu sendiri. Beberapa
jenis belajar yang dapat menantang siswa untuk berpikir adalah sebagai
berikut:
1) Pembelajaran untuk memecahkan masalah ( problem solving)
2) Belajar menganalisis pengalaman
3) Menugaskan siswa untuk membuat/menyiapkan beberapa pertanyaan
4) Meminta siswa untuk meramalkan sesuatu peristiwa tertentu
5) Meminta siswa untuk memberikan solusi/ gagasan-gagasan kreatif
Jadi jelas belajar menjadi optimal jika keempat unsur yakni;
somatis,auditori, visual dan intelektual (SAVI) dapat disatukan dalam
peristiwa pembelajaran. Untuk itu guru harus lebih kreatif meramu
pendekatan SAVI ini dalam sebuah rancangan pembelajaran dengan
metode yang variatif yang tetap mengakomodasi jenis-jenis gaya belajar
sehingga minat,motivasi,dan hasil belajar siswa menjadi lebih maksimal.

13

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan keterangan diatas, kami dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut bahwa :
Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah
pasti berbeda-beda tingkatannya, ada yang cepat, ada yang sedang, ada pula yang
lambat. Karenya sering kali menempuh cara yang berbeda-beda. Gaya belajar
siswa tergantung pada sifat, karakteristik, seorang siswa dalam menangkap apa
yang disampaikan oleh gurunya.
Dengan begini adanya, para guru dituntut untuk dapat memahami setiap
sifat-sifat para siswa, baik internalnya maupun eksternal. Baik dari segi
sikolognya, maupun lingkungan tempat tinggalnya yang menjadi salah satu faktor
pembelajaran. Di dalam pembelajaran ada faktor-faktor yang mempengaruhi gaya
belajar yang terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal yang akan memotivasi
siswa untuk belajar. Sebagai seorang pendidik, guru dituntut untuk dapat
memahami siswa baik internalnya maupun eksternalnya, maka seorang guru dapat
mengetahui apa dan bagaimana cara mengajar siswa yang ada.
3.2 Saran
Saran kami, ada baiknya kita menyimak dan memahami betul apa saja
yang menjadi pengertian, jenis-jenis, dan implikasi dari gaya belajar dalam
pembelajaran. Sehingga saat kita sudah menjadi pengajar nantinya akan mampu
memahami dan mengisi kondisi siswa dalam berbagai situasi dalam interaksi
terjadi, karena setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda begitu pula
dengan gaya belajar yang mereka gunakan.

14

DAFTAR PUSTAKA
http://taqwimislamy.com/index.php/en/56-siswaunggulan/402-gayabelajar-dalam-pembelajaran
ps://www.academia.edu/4697862/PENGARUH_GAYA_BELAJAR_D
AN_MOTIVASI_BERPRESTASI_SISWA_TERHADAP_PRESTASI_
BELAJAR_PRAKTIK_INSTALASI_LISTRIK_DI_SMK_NEGERI_
2_YOGYAKARTA_Penulis_Danang_Indarto_Pembimbing_Dr
http://minartirahayu.blogspot.com/2013/03/pengertian-gaya-belajarberbagai-macam.html
Suwatra, Ign.,dkk. (2007). Modul Belajar dan Pembelajaran.
Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Anda mungkin juga menyukai