Anda di halaman 1dari 49

Namo Amitofo

Tsongkapa menyebutkan Menjapa Buddha adalah menyebutkan nama Buddha.


Melafalkan mantra adalah menyebutkan bahasa hati Buddha. Dengan adanya yoga
manjapa nama Buddha, maka rintangan segera tersingkirkan dan kebijaksanaanpun
bertambah, berubah dari orang awam menjadi orang suci, memiliki kekuatan dewa yang
dahsyat, tak terbayangkan. Menjapa nama Buddha dan melafalkan mantra kedua-duanya
dianjurkan. tidak ada perbedaan tinggi dan rendah. Maha guru Lian Chi menganjurkan : Yang
khusus menjapa nama Amithaba Buddha mengungguli semua pahala, manjapa nama
Buddha dengan penuh konsentrasi, menjapa satu kali nama Buddha maka dosa berat
samsara selama 80 koti kalpapun tersingkirkan. Dengan sepuluh penjapaan maka akan
memperoleh kelahiran yang tidak akan mundur. kedahsyatan dan kemanjurannya tak terukur,
itulah Maha Deva Mantra.
Doa Parinamana Pengangkatan sumpah pelafalan Namo Amitofo di rumah atau
Vihara.
Saya siswa yang bernama .., setulus hati berpasrah pada
Amithaba Buddha di Sukhavatiloka, Semoga Buddha menyinariku dengan cahaya suci,
membimbingku dengan sumpah Maitri, kini Aku dengan pikiran yang benar melafalkan
nama Tathagata, lewat sepuluh pelafalan seketika, demi jalan Bodhi, Aku berharap
terlahir di Tanah Suci.
Pada masa silam Sang Buddha memiliki sumpah dasar yang berbunyi barang siapa
yang Ingin terlahir di negeriKu maka Dia harus setulus hati, yakin dan bersuka cita,
bahkan sampai sepuluh pelafalan, jika ada yang tidak terlahir maka Sang Buddha
bersumpah
Untuk tidak mencapai pencerahan. Hanya dengan menyingkirkan lima perbuatan
durhaka Dan pengecaman terhadap Dharma yang benar, kini aku merenungkan bahwa
mulai dari kehidupan ini, takkan mengecam mahayana, semoga dengan sepuluh
pelafalan ini dapat memasuki samudera maha ikrar Tathagata, di bawah daya maitri
Sang Buddha,semua dosa tersingkirkan, karma suci bertambah, jika ajal menjelang
dengan sendirinya akan tahu kapan waktunya tiba, diri ini tidak mengalami penderitaan
sakit, pikiran tidak serakah juga tidak bercabang, ibarat memasuki Samadhi, Buddha
dan para Arya dengan menggenggam padma emas, datang menjemputku dengan
pelafalan seketika demikian terlahir di Sukhavatiloka, bunga mekar dan tampaklah
Sang Buddha, seketika mendengar Buddhayana sesaat terbukalah prajna Buddha,
menyelamatkan mahluk banyak dan memenuhi ikrar Bodhi. Om mani pad me hum.
Bila sedang bepergian. Doa pelimpahan jasa setelah pembacaan Namo Amitofo
Siswa anda yang bernama . ini sekarang adalah seorang
manusia biasa yang masih terikat oleh kelahiran dan kematian, yang berkarma berat,
yang masih harus bertumimbal lahir di enam alam kehidupan. Sekarang saya telah
sadar, menyadari betapa besar pahala menyebut Namo Amitofo, saya menyebut
Namo Amitofo
dengan sepenuh hati dan berharap dapat terlahir di alam Surga Sukhavati-Mu.
Kasihanilah
saya dan terimalah saya sebagai siswamu. Saya belum pernah melihat kateristik
cemer- lang dari Buddha, dapatkah Buddha menampakkan diri di hadapanku. Saya
juga berharap

dapat melihat Kwan Se Im Pousat dan Ta Se Ce Pousat dan para Bodhisatva


lainnya. Di Surga-MU segalanya adalah murni, agung, indah dan cemerlang. Betapa
saya ingin melihat Buddha Amitofo dan SurgaNya. Om mani pad me hum.
Bila rajin membaca Namo Amitofosetiap saat seumur hidup dan menjalankan pancasila,
ketika menjelang ajal maka Buddha Amitofo (Amithaba), Kwan Se Im Pou sat dan Ta Se Ce
Pou sat pasti datang menjemput untuk terlahir di Tanah Suci Buddhaloka. Ada yang bertanya
jika Mara (iblis) menjelma menjadi Buddha yang datang menjemput, Bagaimana ?
Panjatkanlah mantera rahasia Amithaba Buddha Om Guru Lien Seng Siddhi Hum tiga kali.
Jika itu Buddha sejati cahayanya semakin cemerlang. Jika itu Mara yang menjelma menjadi
Buddha akan lenyap.

Karma Ucapan
*Hukum Langit Atas Karma Ucapan*
Dari semua dosa yang paling gampang dan tidak disadari dilanggar semua
mahluk adalah karma ucapan dan sering dilakukan sedari usia muda. Ingat
pepatah
Mulutmu adalah harimaumu . Kita semua harus berhati-hati dengan
ucapan kita. Keberuntungan atau bencana dapat datang sebagian besar dari
ucapan kita sehari-hari. Simaklah dengan baik::
Hukum langit yang mengatur karma ucapan dari Dewa Wen Chang Ti
Chun
Pada saat seseorang menikmati mengucapkan kata-kata yang memperdayai
dan
berbicara kata-kata cabul, perkataan manis dan bahasa yang genit sehingga
mengganggu pikiran orang lain, menggunakan istilah yang berlebihan untuk
mengggambarkan tindakan yang menjijikan, memfitnah dan membuat
pernyataan
palsu sehingga reputasi seseorang hancur, menggosiipkan hubungan gelap
cinta
orang lain, dan seterusnya. Jika seseorang melakukan salah satu
pelanggaran
karma ucapan ini, maka
satu kejadian akan dihitung sebagai sepuluh kesalahan
Dua puluh kejadian akan dihitung sebagai satu Kesalahan besar
Satu Kesalahan besar akan mengakibatkan masa hidup orang tersebut
berku-

rang satu tahun. Seratus Kesalahan besar akan mengakibatkan


pengurangan
masa hidup hingga tiga tahun dan keberuntungannya akan dikurangi.Umur
dan keberuntungan orang akan dikurangi sesuai dengan banyak
pelanggaran yang
telah dilakukannya.
Jika kesalahan besar yang dilakukan terlalu banyak akan mengakibatkan
kemaLangan bagi anaknya yang mungkin terlahir cacat. Bagi yang merasa telah
mem
buat pelanggaran dan berkeinginan bertobat dapat membuat sumpah
pertobatan seperti dibawah ini :
Pada hari., tanggal.dan tahun. , saya bersumpah dan
bersedia menahan diri dari tindakan asusila termasuk perkataan yang
memperdayai. Pada kesempatan ini murid berpuasa dan
mandi , menyalakan dupa serta membuat permohonan dalam tulisan. Dengan
hormat dan ketulusan hati, saya bersumpah di depan dewa Wen Chang Ti
Chun (dewa pelajar). Pada zaman dahulu seorang guru yang bijaksana mengajarkan kesalehan merupakan prioritas
utama dari semua perbuatan baik, dan tindakan asusila adalah yang terburuk
dalam
hidup manusia. Diharapkan sedari usia muda kita dapat menjaga ucapan kita
sehingga tdak menimbulkan sesal di hari tua.

Menjapa Mantera dalam agama Buddha


April 25, 2009 Disimpan dalam penjapaan mantra dan sutra
Dalam menjalankan Agama Buddha Tantrayana ada 3 hal yang harus dijalankan untuk
mencapai keBuddhaan dalam tubuh sekarang.
Yaitu :
1. Menjapa Mantera
2. Meditasi
3. Melaksanakan Api Homa

Dari ketiga hal, yang paling gampang dan harus dijalankan adalah yang nomor satu
Menjapa Mantera. Simak syair di bawah ini
M e n j a p a MAN T E R AB U D D HA
Jangan ragu-ragu menjapa mantera Mudah mengikis dosa dan karma Menyadari dunia
fana bagaikan penjara
Harta dan tahta hanyalah lilin yang menyala
Lahir, tua , sakit , mati sudah hal biasa
Timbul lenyapnya cinta kembali sirna
Mendalami mantra Buddha dan mulai bersadhana
Kelak menetap abadi di Surga Sukhavatiloka.
Mantera dalam tantra Buddha disebut juga Dharani, memiliki makna penjapaan pokok
artinya segala penjapaan mantra tiada batas, kita menyebutkan-nya sebagai kata sejati,
cahaya mantera, hati Tathagata, Ratna manikam. Yang menapaki sadhana dalam
Buddha dharma akan menyadari bahwa Buddha dharma adalah maha tinggi, takjub
dan unik. Memiliki banyak ratna permata antara lain sunya yang sejati, kebijaksanaan,
pandangan benar dari Madyami-ka, Abhijna dari Vijnapti dan yoga ekarasa. Paling
dasar mendalami Yoga eka-rasa memasuki mantera Buddha. Mantera Buddha bisa
mengabulkan semua doa kita yang bajik, bisa meluruskan segala urusan besar seperti
pertobat-an,rejeki, kerukunan, penaklukan agar kemakmuran bisa tercapai, panjang
umur bahkan mencapai Anuttara Bodhi (keBuddhaan). Semua mantera berasal dari
Buddha Bodhisatva yang prihatin atas penderitaan mahluk hidup, demi menolong
mahluk hidup agar terbebas dari duka maka dharani itu diwariskan langsung oleh
Buddha Bodhisatva. Kitab intisari Tantrayana menyebutkan pahala menjapa mantra
dan menye-but nama Buddha bagaikan gunung semeru dan samudra luas. Bila hanya
menyebut nama Buddha tanpa menjapa mantra, pahala hanya sebatas gunung wangi
saja. Kitab Anuttarje mengatakan menyebut nama Buddha memang bisa
mencakupi tiga akar, namun umat yang terlahir di pantai seberang belum sepenuhnya
mencapai alam yang paling suci. Apabila menekuni sesuai Tantra-yana, sepuluh
penjuru alam suci dapat dijelajahi sesuai kehendak dan merupa-kan hal yang pasti
terlahir di tingkat paling suci. Menyebut nama Buddha akan memperoleh rupa nama
Buddha, manjapa mantera akan memperoleh hati Tathagata . Dengan menyebut nama
Buddha serta menjapa mantra, pencapaiannya paling sempurna.
Contoh mantera dan nama Buddha yang dapat ditekuni. Pilih yang paling berjodoh
dengan anda (yang paling disukai)
1. Mantera rahasia Amithaba Buddha : Om Ku Lu Lien Seng Siti Hum Menjapa
penuh setiap hari hingga 100.000 x semua doa positip terkabul Menjapa penuh setiap
hari hingga 350.000x semua siddhi akan diperoleh jauh dari penyakit dan
bencana/santet. Menjapa lebih banyak lagi semua malapetaka dan gangguan jahat
akan lenyap. Bila mampu menjapa 8.000.000X dalam hidupnya akan dijamin terlahir
di Surga Sukhavatiloka. Bila bertemu mahluk suci dalam meditasi dan untuk menguji

mahluk suci itu sejati atau siluman/mara japalah om kulu lienseng Siti hum 3x jika
sejati sinarnya akan lebih terang jika palsu akan ditampakkan wujud aslinya. Nama
Buddha yang dilafalkan : Namo Amitofo
2. Mantera Avalokitesvara : Om Mani Pad Me Hum Menjapa 108x setiap hari
seumur hidup tidak akan terlahir ke tiga alam yang lebih rendah dalam kehidupan
mendatang mendapat tubuh manusia kembali dan dapat melihat Avalokitesvara (Kwan
Se Im Posat) Menjapa 21 x setiap hari seumur hidup akan menjadi cerdas dan mampu
mengingat apapun yang telah dipelajari. Memiliki suara yang merdu menjadi ahli
dalam makna semua Buddha dharma. Menjapa 7 x setiap hari seumur hidup, semua
kesalahan akan disucikan dan semua rintangan hidup akan disingkirkan dalam
kehidupan mendatang. Tidak perduli dilahirkan dimana senantiasa berjodoh dengan
Avalokitesvara.
Nama Buddha yang dilafalkan : Namo Kwan Se Im Posat
Avalokitesvara pernah mengatakan pahala terbesar dalam Tantrayana adalah menjapa
Mantra! Mengapa ? Mantra meliputi segalanya. Meliputi angkasa luas. Tetapi besar
kecil pahala dan kekuatan dharma penjapaan mantra berbeda pada setiap orang.
Tergantung tingkat kesucian pikiran / hati orang tersebut. Menjapa mantra dapat
menghapus kotoran, membersihkan karma, menyembuhkan penyakit, menghapus
kerisauan bathin merupakan abhiseka manjur sungguh tak terbatas nilainya. Bagi
yang berjodoh dan mempunyai pahala besar akan segera menekuninya dengan rajin,
segera mencapai kontak bathin dan mencari ajaran selanjutnya. Bagi yang belum
berjodoh/berniat menekuni simpanlah hingga waktunya tiba. Bagi sedang bermasalah
jangan ragu-ragu lagi, segeralah menjapa mantra !

waspadalah dengan wabah penyakit


Mahluk Wabah penyakit Turun dari Langit
Saya beberapa kali dalam samadhi di pertapaan melihat para mahluk wabah penyakit
turun dari angkasa. Wujud mereka berbeda-beda. Ada yang tinggi seperti raksasa,
antara kepala dan kaki mereka tidak bisa dibedakan lagi, mulut luar biasa besarnya,
sekali lahap bisa menelan beberapa ekor sapi (sakit sapi gila).
* Ada yang bersuara gemuruh bak petir dari ujung kepala hingga ke ujung kaki
memancarkan cahaya aneh. Dalam cahaya itu terdapat virus, manusia yang terkena
virus atau menghirup virus tersebut, paru-parunya akan digerogoti dan menjadi basah,
langsung mati (penyakit sars).
* Ada juga yang seperti ular, kepalanya besar seperti topi caping badannya kecil
seperti jarum, mulutnya menyemburkan hawa berbisa, sekali mengembuskan napas
langsung mematikan beberapa ekor unggas(burung). Semua ayam dan itik mati tanpa
sisa. Kedatangan mahluk wabah ini sungguh menakutkan unggas di bumi (Flu
burung).
*Ada lagi mahluk wabah yang ganas, mata mereka sebesar mulut cangkir, wujudnya
beringas sangat menakutkan. Sapi, babi dan kambing merasa sangat
ketakutan.Mahluk wabah ini sangat ganas dan berbau amis, kulitnya penuh dengan
borok bagaikan penyakit kusta.(penyakit kuku dan mulut).
*Ada mahluk wabah yang berjumlah banyak seperti prajurit setan, mereka dipimpin

oleh beberapa jendral setan yang berbaju zirah, dipinggang tergantung sebilah golok.
Manusia yang bertemu dengan mahluk ini langsung ditebas. Korban yang jatuh tak
terhitung lagi banyaknya. Prajurit setan ini berperawakan kecil bagaikan gumpalan
bayangan hitam kecil kebanyakan baju mereka berwana hitam. Dan pada baju
zirahnya terdapat bintik-bintik putih (penyakit demam berdarah).
*Masih banyak lagi mahluk wabah yang tidak diketahui namanya.Yang saya lihat
bukan hanya itu saja. Sebagian mahluk wabah turun ke bumi atas titah dari langit.
Bahkan ada yang sedari awal telah bersembunyi di hati manusia.
Dengan kedatangan mahluk wabah yang demikian bencana besar bagi umat
manusia pun tiba. Bencana alam dan malapetaka takkan terelakkan lagi.
Saya memasuki mimpi para umat, Lekas menjapa mantra Cin Mu (penguasa langit
arah barat dalam Tao) om cin mu siddhi hum dan memanggil Dewi Yao Che Cin
MU dengan memanggil namanya Namo Wu Chi Ta Seng Yao Che Cin Mu Ta Thien
Cun. Setahu saya mereka semua dibawah pengawasan Maha Dewi Yao Che, Seluruh
mahluk wabah takut terhadap Maha Dewi Yao Che. Demi Ketentraman dunia dan
keamanan manusia, Hendaknya setiap orang senantiasa menjapa/menyebut Namo
Wu Chi Ta Seng Yao Che Cin Mu Ta Thien Cun. dengan demikian para mahluk
wabah tidak berani beraksi.kalau tidak, sekali mahluk wabah ini masuk ke satu daerah
itu langsung akan merajalela, dunia akan celaka. yang telah menderitasakit senantiasa
menjapa om cin mu siddhi hum Jika mahluk wabah berkembang banyak seperti
debu manusiapun tak punya ruang lagi untuk bertahan hidup.
Terjemahan bebas dari buku Satu mimpi satu duniaoleh Rinpoche Lien Shen

Arsip untuk Padmasambhava


Simhamuka Dharmapala no.1
November 25, 2010 Disimpan dalam Padmasambhava Tagged sadhana
Asal Mula Pintu Dharma Simha Mukha Dakini:
Pintu Dharma Simhamuka Dakini adalah salah satu dari sedikit Pintu Dharma silsilah
dari India, Pintu Dharma ini diperoleh dari India tengah yang dekat dengan lokasi
pencapaian Kebuddhaan dari Siddharta Gautama, berbagai sekte tantra sangat
menghormati Simhamuka Dakini.
Pada saat Luozhawa Sang Guru Penterjemah hendak memohon Dharma, Beliau
sempat menetap di Nepal, beliau sempat berdebat dengan seorang guru trithika
(penganut ajaran diluar Buddha Dharma) Gadengjiebu, Luozhawa memperoleh
kemenangan karena Beliau banyak mengetahui keunggulan Buddha Dharma.
Gadengjiebu tidak bisa menerima kekalahan ini, dalam hati timbul kebencian,
mengancam supaya Sang Penterjemah meninggalkan Triratna dan berlindung di
bawah agamanya, bila tidak dalam tujuh hari dia akan menggunakan kekuatan doa
bahasa gaib untuk mencabut nyawanya, Luozhawa Sang Penterjemah tidak takut mati.
Namun Gadengjiebu sang pendeta memiliki daya kuasa yang besar, tulah kutukannya
sangat manjur.
Karena tidak sanggup menghadapinya, Luozhawa sang penerjemah pergi menghadap
Arya Pangtingba, beliau menjelaskan duduk persoalannya dan memohon sadhana

yang mampu melindungi dirinya.


Pangtingba sang Arya memberikan petunjuk supaya sang penterjemah pergi menuju
ke Vajrasana di India, kelak disana dia akan menemukan cara mematahkan tulah
pendeta itu, Sang Arya mengadhistana Luozhawa dengan kekuatan kaki sakti supaya
bisa cepat mencapai tempat tujuan, dalam waktu sehari langsung mencapai Vajrasana
di India.
Di Vajrasana dia bertemu dengan Mahasiddha Duojiedanba, setelah menjelaskan
kisahnya, dia memohon bantuan Yang Arya.
Arya Dujiedanba mengatakan :
Hari ini adalah tanggal 9, siapkanlah persembahan besar untuk kita melakukan
mahapuja besok, maka Dakini Bunda Semesta akan membantumu.
Maka sang penterjemah juga menyiapkan persembahan untuk Acarya Duojiedanba,
pada tanggal 10 melakukan mahapuja.
Pada saat mahapuja dilaksanakan, Simhamuka Dakini muncul dengan tubuh sejati
Nya, memberi nasehat pada Luozhawa sang penerjemah :
Tidak perlu takut dengan tulah doa doa penganut ajaran tirthika, di sebelah Utara
Vajrasana ada sebuah Gunung yang berbentuk seperti sapi, di bagian jantung Gunung
ini ada sebuah gua yang terbentuk secara alami, masuklah dan menggalilah, dalam
kedalaman tiga bahu empat jari kau akan menemukan sebuah kitab yang dilapisi oleh
nyala api, hancurkan api itu dan di dalamnya akan tampak kotak emas, di dalam kotak
emas ada kotak kayu pohon Boddhi yang dihiasi oleh berbagai mustika, bukalah dan
dilamanya da sebuah kain biru kehitaman, di atasnya ada sebuah mantra yang
dituliskan dari lubuk hati dan darah Ku serta para Dakini, mantra itu dibagian
depannya tiada kata OM dan dibelakangnya tiada kata SOHA, tiada penggalan di
tengahnya, bila kau bisa menjapakan dengan tulus setiap hari 21x saja maka akan
memperoleh perlindungan, jangan menjapakannya lebih banyak dari itu, ingatlah !
Di hari kedua, sang penerjemah menuruti petunjuk Simhamuka Dakini, mencari gua
tersebut dan setelah memberikan persembahan pada Dakini Merah, ternyata di dalam
tanah tergali kotak berbagai mestika yang berisi kitab, setelah melihat dia
membawanya dengan hormat diikatkan di atas leher, dia menjalankan penjapaan
dengan tulus tanpa henti, bahkan melebihi jumlah yang ditetapkan oleh Bunda Dakini.
Pada malam hari ketiga, bala tentara makhluk kasat mata dari ajaran sesat yang
muncul dari kekuatan doa sang pendeta tirthika datang menyerang, ada yang
berbentuk seperti perempuan , mara dan lain sebagainya datang berbondong bondong
untuk mencelakai, namun mereka semua tidak sanggup !
Di pagi harinya, Simhamuka Dakini memberitahukan pada sang penerjemah bahwa
pendeta Gadengjiebu telah mati muntah darah.
Sebenarnya pendeta sesat itu tidak akan mati jika sang penerjemah tidak menjapa
mantranya terlampau banyak, kekuatan mantra yang terlampau besar membuat
pendeta sesat itu menelan kembali kutukan keji yang dilontarkannya.
Mendnegar kabar ini, Luozhawa sang penerjemah girang bukan main, namun Arya
Dujiedanba justru tidak senang, dia menuding sang penerjemah tidak punya belas
kasihan dan berkata :
Di jaman akhir Dharma, akan ada Guru seperti saya, dan muridnya pasti sepertimu !
beliau merampas kitab di leher sang penerjemah dan mengusirnya sambil mengatakan
bahwa beliau tidak ingin bertemu lagi dengan sang penerjemah .
Namun keyakinan Luozhawa sang penerjemah tetap kuat, dia
meninggalkan
Vajrasana tempat Sang Guru, sehingga bertahun tahun hidup bergantung dari sedikit
makanan yang disembunyikan di pinggang pendamping Guru yang bernama

Mahahasama.
12 tahun kemudian Yang Arya mewariskan semua abhiseka Simhamuka Dakini
beserta ajaran dan karman kepada sang penerjemah.
Sekembalinya di Tibet , sang penerjemah mewariskan sadhana Simhamuka Dakini
kepada pimpinan Lima Tetua Sakya, yaitu Gongganingbu, sehingga sadhana ini
menjadi salah satu dari 13 ajaran emas yang tidak pernah keluar dari tembok vihara.
Kemudian para Guru mewariskannya dari generasi ke generasi tanpa terputus sampai
sekarang.
Pahala
menurut apa yang tercatat dalam sutra, ada 25 macam manfaat :
1.Mantra ini dapat mengembalikan semua tulah kutukan dan mantra lainnya yang
berusaha melukai sadhaka, semua hal yang berupa rintangan dan tidak baik akan
dilontarkan kembali pada asalnya.
2.Mampu menaklukkan musuh
3.Bila berada di istana Vajra dan menekuni perlindungan cakra maka akan mampu
melindungi diri sendiri dari bahaya alam dan gangguan manusia, makhluk bukan
manusia , para setan dan dewa serta lain sebagainya yang berusaha membuat
rintangan.
4.Dapat memperoleh panjang usia.
5.Bagaikan mensthanakan Dewa Rejeki, kekayaannya akan terus bertambah.
6.Vasikarananya mampu membuat atasan menyukai.
7.Vasikarananya mampu membuat kerabat dan rekan menyukai.
8.Memperoleh anak cucu.
9.Menurunkan hujan dikala terjadi kekeringan.
10.Menghentikan huja dikala terjadi bencana air.
11.Menghentikan petaka yang berhubungan dengan kekurangan pangan (dijaman
dahulu digunakan untuk menghentikan hama).
12.Menyingkirkan bencana musim dingin.
13.Menyingkirkan bencana hujan es.
14.Menghentikan bencana petir.
15.Menyembuhkan penyakit.
16.Menghentikan wabah.
17.Menyingkirkan sakit tenggorokan.
18.Menyembuhkan flu dan sakit panas.
19.Menyembuhkan penyakit cacar.
20.Menyembuhkan penyakit kejiwaan seperti halusinasi dan lain sebagainya.
21.Menyingkirkan penyakit daerah kepala, seperti pusing2 dsb.
22.Menyingkirkan penyakit mudah lupa.
23.Menyingkirkan bencana senjata.
24.Terhindar dari stroke dan lain sebangsanya.
25.Terhindar dari bencana perampokan.
Om Mani Padme Hum
Simhamukha Dakini Homa Ceremony
Sembah sujud kepada Biksu Liaoming, Acarya Sakyazhengkong, Karmapa 16, Acarya
tubten Dhargye dan Tri Ratna Altar Mandala.

Hari ini kita melaksanakan api homa Simhamukha Dakini, homa hari ini dengan
homa yang dulu perbedaannya adalah Simhamukha Dakini kali ini dengan suka cita
dating dan dengan suka cita pula kembali. Penyatuan juga terjadi beberapa kali. Baru
saja hendak membentuk mudra, Beliau sudah tiba. Pada saat api homa belum di
nyalakan, Beliau juga hadir. Kemudian saat hendak berakhir, Beliau datang lagi.
Kekuatan Beliau sangat besar, karena Beliau merupakan Guru , yidam dan sekaligus
Dharmapala dari Padmasambhava. Simhamukha Dakini satu tubuh namun terdiri dari
Tiga kesadaran, asal mula Nya adalah Baghavati Prajnaparamita, Bunda yang paling
utama di antara para Baghavati. Dharmakaya dari Simhamukha Dakini adalah
Baghavati Prajna Paramita. Sambhogakaya adalah Dorje Pagmo atau Tara Merah atau
disebut juga Vajravarahi. Nirmanakaya adalah Simhamukha Dakini. Maka Beliau
adalah penggabungan dari tiga Adinata , yaitu Baghavati Prajnaparamita, Vajravarahi
dan Simhamukha. Maka bisa dikatakan Simhamukha Dakini adalah yang utama
diantara Baghavati , yang utama diantara Tara dan yang memiliki kekuatan paling
dahsyat.
Saya ingat dalam kisah riwayat Padmasambhava Bodhisattva, Beliau pernah
dikeroyok oleh Lima Orang Pertapa Sesat, saat kondisi kritis, Simhamukha Dakini
muncul, mengajari Nya mantra pembalik dari Simhamukha, begitu selesai dijapa,
kelima sesat itu habis semua.
Maka, kekuatannya adalah sangat dahsyat, mantra Nya adalah : .(censored) harus
pewarisan langsung dari Acarya, mantra ini tidak boleh dijapa terlalu keras, karena
kekuatan mantra ini terlampau dahsyat, bila terlalu keras, maka para dewa dan roh di
empat arah akan melarikan diri.
Baru saja menjapanya keras sekali (Mahaguru tertawa), namun bila menjapa dengan
keras di dalam daerah yang di berikan perbatasan sakral (Simabandhana) oleh
Mahaguru ini tidak apa, bila tidak , maka roh yang terkena mantra ini akan habis,
termasuk Raja Naga. Maka mantra ini tidak boleh dijapa di pinggir laut atau air.
Banyak sadhaka yang menjapa mantra ini tanpa mengeluarkan suara.
Vajravarahi disebut sebagai Dorje Pagmo, sedangkan Simhamuka Dakini adalah
Sendonma, dalam buku Saya ke 122 Upanisad tantra, ada menjelaskan tata cara
sadhana Simhamukha. Yang terutama adalah Beliau berkepala satu , wajah Singa.
Kenapa wajah singa ? karena diantara semua hewan, singa adalah yang paling
beringas. Semua hewan takut pada singa, maka Beliau menggunakan wajah singa.
Selain itu , Dharmabala Nya sangat besar, mampu mengatasi bencana alam, yaitu
bencana matahari, bulan, bintang, tanah, air, api dan angin, semua dapat diatasi Nya.
Selain itu, bila ada bencana peperangan dan senjata, petaka dari manusia, dengan
menekuni Sadhana Simhamukha, maka semua akan teratasi.
Bencana itu termasuk kekurangan pangan, asalkan menjapa mantra Simhamukha
maka Anda akan mampu mengatasi nya.
Mengikis lobha, dosa dan moha, bagi kita umat manusia sangat penting.
Simhamuka Dakini mampu memotong habis lobha, dosa dan moha. Beliau bisa
menyeberangkan kea lam manusia, dewa dan bahkan sampai ke Tanah Suci
Buddha.Maka kita semua sebagai manusia harus melaksanakan tanggung jawab dan
kewajiban kita sebagai manusia dengan baik, memotong loba dosa dan moha, terlebih
lagi bagi Anda para sadhaka. Seorang sadhaka harus menjaga sila, mengikis loba,
dosa dan moha. Hari ini sampai di sini, Om Mani Padme Hum

INTISARI

Mahaguru Liansheng
Sadhana Avenika Simhamukha Dakini

Sembah sujud pada Para Guru Leluhur.

Simhamuka Dakini pernah bertekad menjadi Dharmapala Nomor 1 bagi Zhen Fo


Zong


Kenapa Simhamuka Dakini merupakan Dharmapala Nomor 1 ?
Sebab, Buddha yang kedua (setelah Sakyamuni Buddha) adalah Padmasambhava ;
Simhamuka Dakini pernah menjadi Acarya bagi Padmasambhava ; Juga merupakan
Yidam dari Padmasambhava ; Dan juga merupakan Dharmapala dari
Padmasambhava.


Simhamuka Dakini pernah mewariskan Sadhana Abhicaruka yang paling dahsyat
kepada Padmasambhava, ini juga berarti pewarisan dari Acarya, Beliau mewariskan
mantra yang paling kuat berwibawa kepada Padmasambhava.





Kenapa juga merupakan Yidam ? Kita mengetahui tentang manifestasi. Yidam sejati
dari Padmasambhava adalah Amitabha Buddha dari Sukhavatiloka.

Mereka memiliki satu bijaksara yang sama, yaitu HRIH. Jadi dari Amitabha Buddha
bermanifestasi menjadi Padmasambhava, kemudian Simhamuka Dakini sendiri adalah
manifestasi dari Padmasambhava, jadi bisa dikatakan juga merupakan Yidam.
Padmasambhava adalah Yidam dari Simhamuka Dakini.
Yidam Padmasambhava juga adalah Simhamuka Dakini.
Saling berkaitan.

Simhamuka Dakini pada dasarnya juga adalah Dharmapala.


Semua Dakini adalah Dharmapala.

Diantara para Dharmapala, yang paling lembut adalah Dewa Gunung dan Dewa
Pelindung Penjuru / Tempat


Ada juga Dharmapala Dewa Bintang, seperti 28 konstelasi, mereka lebih keras.
Di dalam Mantianhuagai (Payung Konstelasi) dari Zhenfozong terdapat nama nama
28 Konstelasi di dalamnya.

Selain itu adalah Vidyaraja Dharmapala, memiliki kekuatan wibawa dan kekuasaan
paling besar, termasuk golongan Vidyaraja Dharmapala.



Selain itu masih ada lagi satu jenis yaitu yang berasal dari alam mara, dari alam mara
berubah menjadi pelindung siswa Buddha. Tidak ada yang tidak dilakukan oleh
Dharmapala yang berasal dari alam mara.
Apakah sifat khas dari Dakini ? sifat khas Dakini adalah garang.

Dakini sangat garang, merupakan Dharmapala yang garang, Simhamuka Dakini juga
sangat garang.

Sampai disini, mungkin Anda sekalian merasa heran, kebanyakan wanita bersifat
lebih lembut, namun pada kenyataannya setelah menelitinya bertahun tahun, Para
Devi di alam surga yang merupakan Dakini Dharmapala, yang pria seperti Daka tidak
terkenal, namun kebanyakan yang terkenal adalah Dakini.

Tantrayana sangat menghormati Dharmapala yang termasuk Dakini, karena mereka


pada dasarnya sangat garang.


Kenapa beberapa Dakini bisa demikian garang ? Kenapa Dakini yang berasal dari
garis Ibu sangat garang ?
Di dunia ini kita bisa melihat contohnya.
Coba kita pikir, kita sering mengucapkan pepatah : Katak ingin makan daging angsa.
Namun menurut penelitian katak adalah hewan yang lembut, mereka tidak akan
melukai manusia, sedangkan angsa lebih garang. Sebelum katak berhasil memangsa
angsa, begitu menoleh dia sudah dipatuk angsa, maka matilah katak itu. Tentu saja
maksud pepatah Katak ingin makan daging angsa adalah mimpi belaka.
Menurut penelitian para ahli, sebenarnya angsa sangat garang, secara penampilan
mereka kelihatannya lembut, belas kasih, bagaikan ibu yang penuh kasih, namun
kenyataannya begitu dia dibuat marah , dia tidak akan pandang bulu.

Maka pembawaan dari angsa adalah sangat galak, sedangkan katak adalah lembut.
Maka katak ingin makan daging angsa , menurut saya merupakan mimpi belaka.
Boleh dikatakan, pembawaan Simhamuka Dakini demikian, maka disebut sebagai
Dharmapala nomor satu bukan tidak ada sebabnya, kenapa Beliau adalah Dharmapala
nomor satu ada alasannya sendiri.


Saat kita mulai bersadhana, pertama kali biasanya adalam memasuki Mandala
Simhamuka Dakini, Anda harus mempersemayamkan Simhamuka Dakini, harus puja
pada mandala Nya.


Padmasambhava pernah mengatakan, Beliau adalah manifestasi sinar pelangi, kelak


asalkan siswa tantra membuat mandala Nya, yaitu altar, kau puja pada mandala Ku,
maka Aku akan tampil dalam mandala, ini adalah ikrar samaya Padmasambhava
Bodhisattva, tekad Padmasambhava :
Kau mempersemayamkan mandala Ku, Aku pasti muncul di atas mandala!


Saya ingin memberitahukan kepada Anda sekalian mengenai vihara yang dibangun
oleh Padmasambhava, Samye Monastery (; Tibetan: ). Tingkat atas

adalah termasuk sansekerta, merupakan bentuk India, sala utama. Tingkat kedua
termasuk tipe Tiongkok, tingkat tiga barulah Tibet. Maka orang -orang dulu pada
awalnya menyebut Samye Monastery sebagai Vihara Tiga Rupa, Tiga Rupa yaitu
India, Tiongkok dan Tibet.

Apakah pedoman Padmasambhava dalam membangun Samye Monastery ? Yaitu


berpedoman pada kesadaran alam semesta, Empat benua gunung Sumeru Matahari
dan Rembulan, semua jenis permata dipersembahkan pada Buddha. Sala utama di
tengah adalah Sumeru, di empat penjurunya ada catursala, merupakan empat maha
benua. Mengandung delapan benua kecil, ada juga suryasala dan candrasala. Inilah
Samye Monastery.

Saat itu, berdirinya Samye Monastery adalah Vihara pertama yang didirikan oleh
karena Padmasambhava mengusulkannya pada Raja Tibet.


Saat itu Beliau menebarkan beras dan bunga untuk memberi abhiseka pratima,
berdasarkan kisah Nya, begitu Beliau menebarkan bunga untuk mengabhiseka
pratima, maka rupang itu bisa keluar dari vihara dan kemudian masuk lagi. Pintu
Vihara sangat kecil, namun saat rupang itu di luar menjadi sangat besar, kemudian
saat kembali lagi ke dalam vihara berubah kecil.

Saat itu, asalkan Beliau menebarkan bunga, maka rupang Buddha akan bisa bergerak,
bahkan bisa menarikan tari Vajra, Rupang Buddha bisa keluar kemudian menarikan
tari Vajra bersama para rakyat. Bahkan semua rupang bisa bergerak, berbicara,
terbang, kemudian kembali, bisa juga menampakkan diri.


()

Mahaguru juga pernah satu kali , namu rupang Maitreya itu tidak bergerak ! Saat Saya
mengabhiseka pratima, sinar matahari membentuk satu garis menyinari Maitreya, ini
masih biasa, ini hal kecil. Namun kemudian semua burung di hutan turun dan
berkicau , ini barulah luar biasa!
(Peristiwa ini terjadi di Rainbow Villa saat peresmian rupang Maitreya di hutan, dan
disaksikan umat banyak)



(
)
Coba Anda bayangkan, rupang Maitreya Bodhisattva di puncak gunung Rainbow
Villa, saat itu juga ada umat disana, mereka bisa menjadi saksi, saat hendak
dilaksanakan persemian suasananya sangat tenang, tidak ada suara apapun, begitu
diucapkan : Kaiguang ! saat abhiseka pratima, semua burung mendadak turun ke
pohon sekeliling Maitreya Bodhisattva dan semuanya berkicau. (tepuk tangan hadirin)
()

Saya harap para Acarya, biksu dan para umat di Zhen Fozong belajar bagaimana
mengabhiseka pratima (tepuk tangan hadirin)
Saat Anda sekalian telah belajar tata cara abhiseka pratima kemudian mengabhiseka
pratima orang lain, wah ! Semua rupang Dakini bisa menari Vajra, rupang dewa dan
Buddha semua keluar menari Vajra ! Saat itu sungguh luar biasa ! Saya harap kalian
memperoleh realisasi yang demikian!


Apa yang dimaksud sebagai mandala oleh Padmasambhava adalah altar, ini adalah
makna penting pada hari ini kita membangun altar , tiap kita bersadhana harus
memasuki altar. Simhamuka mempunyai altar Simhamuka, bila Anda hendak
bersadhana maka masukilah altar Simhamuka, berdasarkan catursamaya empat kata
altar adalah sangat perlu.


Kemudian, menjapa mantra pembersihan, kita semua tahu di dalam setiap kitab
Buddha ada mantra pembersihan, maknanya adalah menyucikan diri sendiri.
Sadhana Penyucian yang saya peroleh dulu, saat mengabhiseka pratima melakukan
penyucian sambil memegang pena, Om. Xiuli Xiuli Mahaxiuli Xiuxiuli Soha. saat
menjapa mantra pembersihan dengan sendirinya tangan dan pena akan membentuk
suatu gambar, setelah membentuknya lama, saya tahu ternyata itu adalah mudra
vimala.
()


Demikian pena bergerak (Mahaguru memperagakan), bagaikan menggambar satu
garis, demikian, seekor ikan (bagai), Ini adalah semacam penyucian, apa yang saya
ajarkan ini pasti benar, mohon Anda ingat, saat menyucikan harus demikian, Buddha
Bodhisattva secara langsung memberitahu saya, asalkan Anda membentuk satu mudra

ini maka bermakna suci, maka saat Anda hendak menyucikan altar ataupun diri
sendiri, demikianlah menyucikannya.

Kemudian, apakah itu pemberkahan ? yaitu memberikan berkah pada orang lain,
kelak Acarya , Biksu lama yang membabarkan Dharma hendak memberikan
pemberkahan, bagaimana ? Saya beritahu kalian, pemberkahan juga merupakan satu
macam mudra, juga merupakan bentuk gambar garis, menggambar satu lingkaran
(menggambar di udara menghadap obyek) dan menitiknya dua kali di tengah, paustika
!
Satu lingkaran bermakna sempurna.
Dua titik bermakna berkah dan prajna.
Ini adalah ajaran langsung dari Buddha dan Bodhisattva pada saya, bila Anda hendak
memberkati orang lain, maka satu lingkaran dengan dua titik.
ket :
Cara diatas adalah membentuk garis yang meliuk liuk dari atas ke bawah setiap tiba
di titik kanan menjapa OM, kemudian dibawahnya adalah AH, dan dibawahnya lagi
adalah HUM (sinar putih)
Kemudian lingkaran dan dua titik (ada juga satu titik) dengan mantra XIE
(Tata cara ini masih dibagi menjadi beberapa lagi. Harap diketahui bahwa di artikel
ini hanya sebagai gambaran saja, untuk prakteknya harus dibimbing oleh Acarya
pembimbing Anda)


( )
Mudra penghantar (Mudra 9 aksara mantra)
Ada lagi, saat bersadhana Anda harus menghantarkan para dewa, Buddha Bodhisattva
memberitahu saya secara langsung, 4 mudra vertikal dan 5 horizontal bisa
menghantarkan dewa.

bagian terakhir menyusul


(KET : Lihat gambar dan sesuaikan karakter kanji nya dengan gambar mudra)
LIN (lin ); BING (ping ); DOU (tou ); ZHE (cek ) ; JIE (cie ); ZHEN
(cen ) ; LIE (lie ); ZAI (cai ) ; QIAN (jien )
maka Bodhisattva langsung akan dihantar pergi !
Inilah mudra menghantar , juga termasuk simabandhana, bahkan sebuah penangkal
mara, bagaikan sebuah jala yang dilempar keluar. Mendorongnya jauh jauh.
Hari ini mengajari Anda sekalian tiga hal ini, Anda menghantarnya pergi,
simabandhana dan menangkal mara, Anda bisa membentuk mudra penghantar.
Inilah apa yang aku ketahui, sekarang mengajarkan semuanya kepada kalian (tepuk
tangan hadirin)
KET : Mudra dan mantra diatas perlu abhiseka dan lagi ini ada visualisasinya.
Abhiseka dan Praktek harus melalui bimbingan Acarya Sejati.


Kemudian, kita menjapa mantra pengundang, mantra pengundang juga ada mudranya,
dulu pernah mengajari Anda sekalian untuk membentuk mudra pengait, visualisasi
diangkasa ada awan dan diatas awan ada yidam, kaitlah awan tersebut dan sambil japa
mantra OM AH HUM SOHA . Maka Beliau akan turun ke altar Anda.

( )
()

()

OM AH HUM SOHA adalah sebuah mantra pengundang yang sangat agung, biasanya
masih ada lagi mantra pengundang yang lebih kecil. Kita bersama menggunakan Om
Ah Hum Soha, merupakan mantra pengundang paling agung. Masih ada mudra
petunjuknya, demikian (Mahaguru memperagakan) . menujukkan apa ? (Mahaguru
memperagakan).
Ada lagi mudra bintang, yaitu meluruskan satu jari, ini adalah mudra bintang. Untuk
apa ? juga adalah mengundang, bintang menunjuk pada langit.
Sekarang saya akan mengundang dengan menghadap atas, hari ini waktu apa ?
(shichen )zi (), chou () , (Mahaguru melafal nama 12 waktu) ibu jari
menekan ke lokasi waktu tertentu sesuai waktu sekarang, satu mengacung satu

menekan waktu, maka dewa itu akan datang, ini adalah juga termasuk mudra
pengundang yang lebih spesial, mengundang dewa waktu hari itu.
()

Selain itu, masih ada lagi mudra krodha, biasanya demikian (Mahaguru
memperagakan), ini termasuk mudra krodha, saat membentuknya, Anda menjapa
mantra Adinata Krodha (angkara murka / Dharmapala), Beliau akan muncul dan
wibawa Nya akan timbul.

Saya ingat, sepertinya dulu pernah mengajari, saat mengundang Buddha Bodhisattva,
Anda tidak membentuk mudra, bisa menggunakan suatu benda untuk mengundang,
visualisasikan bulu mata Anda berubah menjadi panjang, memasuki angkasa, mata
mengait beberapa kali, kaitlah supaya Beliau turun, gunakan bulu mata menjadi kaitan
Vajra, kemudian mengait Buddha Bodhisattva turun.


Maka pengaitan ini juga merupakan cara untuk menghadirkan Buddha Bodhisattva.
Dalam Tantrayana memang ada cara menggunakan bulu mata untuk mudra
pengundang. Jika Anda memadukan mudra dan mantra pengundangan maka akan
sangat bermanfaat.

Kemudian, kita tahu bahwa dalam sadhana harus melakukan Mahanamaskara, jangan
dikira Mahanamaskara sangat mudah, asalkan Anda melakukan Mahanamaskara terus
menerus maka pasti akan berkeringat, nadi dan prana di sekujur tubuh akan bergetar,
terlebih adalah mahanamaskara seluruh tubuh.

Mahanamskara dalam Tantrayana adalah melatih nadi dan prana sekujur tubuh Anda,
saat Anda hendak rebah , prana harus penuh

Saat bangun (berdiri) adalah menghirup nafas.

Saat turun adalah tahan nafas


KET : Masukkan prana ke Dantian kemudian tahan dan lakukan namaskara ke
bawah.

Saat tubuh Anda membentur lantai, prana dan nadi akan bergetar, namun Anda tidak
akan terluka.



Mahanamaskara adalah olahraga yang keras, pembinaan dalam Tantra adalah
menggetarkan prana dan nadi sekujur tubuh, semua nadi sampai sekecil kecilnya
harus bisa tembus.

Tahukah Anda bahwa Mahanamaskara adalah dasar dari Tinju Vajra ? Tahukah Anda
manfaat Tinju Vajra ? yaitu untuk merilekskan nadi, darah dan prana dalam tubuh
Anda mengalir dengan lancar. Prana, kundalini dan bindu dapat tembus tanpa
halangan. Inilah kegunaan Tinju Vajra.
Komentar bertahan

Uraian sadaksari dari Padmasambhava


Februari 24, 2010 Disimpan dalam Avalokitesvara, Padmasambhava Tagged mantra

PADMASAMBHAVA
membabarkan Keluhuran Mantra Hati Guanyin Pusa
Kemudian, Padmasambhava Acarya mengatakan pada para rakyat :
Wahai para raja Tibet, dengarkanlah baik-baik ! Om Mani Beimi Hum adalah mantra
hati Guanshiyin Pusa yang mahakaruna. Kebajikan menjapa satu kali mantra ini, bila
mau dihitung , tak akan ada habisnya !
Sebutir biji Utpala Putih, dapat menghasilkan tumbuhan baru banyak sekali, namun
banyaknya masih kalah dengan pahala yang dihasilkan dari penjapaan satu kali
Sadaskasri Mantra.
Sebutir wijen, juga dapat menghasilkan banyak sekali yang baru, namun banyaknya
masih kalah dibandingkan dengan penjapaan satu kali Mantra Sadaksari.
Anak empat sungai besar tak terhitung banyaknya, semua mengalir memasuki
samudera, namun masih kalah banyak dibandingkan dengan penjapaan satu kali
Sadaksari mantra.
Bila berdoa pada Cintamani (permata pengabul kehendak), maka akan mengeluarkan
segala yang kita harapkan, namun masih kalah bila dibandingkan dengan pahala
kebajikan penjapaan Sadaksari mantra.
Om Mani Beimi Hum !
Titik air hujan yang turun dalam 12 tahun dapat dihitung, namun pahala kebajikan
menjapa satu kali saja Sadaksari Mantra adalah tak terhitung.

Semua padi yang ditanam di empat benua dapat dihitung namun pahala kebajikan
menjapa satu kali saja Sadaksari Mantra adalah tak terhitung.
Titik air dalam samudera dapat dihitung namun pahala kebajikan menjapa satu kali
saja Sadaksari Mantra adalah tak terhitung.
Jumlah bulu para makhluk di alam hewan dapat dihitung namun pahala kebajikan
menjapa satu kali saja Sadaksari Mantra adalah tak terhitung.
Om Mani Beimi Hum
Oleh karena Sadaksari ini adalah mantra hati dari Avalokitesvara Yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang.
Gunung Vajra yang setinggi 84.000 koti, bila di sapukan kain Kasika satu kali tiap
satu kalpa pun pasti kelak akan habis.
Namun pahala penjapaan satu kali Mantra Sadaksari tak kan ada habisnya.
Bila gunung Sumeru dimakan oleh serangga, pada akhirnya akan habis juga, namun
pahala kebajikan penjapaan 1 kali Mantra Sadaksari tak akan habis.
Bila burung kecil membawa tiap butir Pasir sungai Gangga, pada kahirnya akan habis
juga. Namun pahala kebajikan penjapaan 1 kali Mantra Sadaksari tak akan habis.
Tanah di empat benua, bila ditiup angin bisa juga habis tercerai berai. Namun pahala
kebajikan penjapaan 1 kali Mantra Sadaksari tak akan habis.
Om Mani Beimi Hum
Sarira Buddha di seluruh penjuru negeri dalam semesta, bila dibuat menjadi stupa 7
ratna, lalu dipersembahkan tanpa henti. Pahala tindakan ini dapat dihitung.
Namun pahala kebajikan penjapaan 1 kali Mantra Sadaksari adalah tak terhitung.
Butiran pasir di semesta bila semua berubah menjadi Buddha, kemudian dengan tak
terputus, memberi pujana menggunakan dupa, pelita, wewangian, air untuk mencuci
kaki, musik dan persembahan lainnya, pahala yang dihasilkan ini dapat dihitung.
Namun pahala kebajikan penjapaan 1 kali Mantra Sadaksari adalah tak terhitung.
Om Mani Beimi Hum
Oleh karena Mantra Sadaksari ini adalah Mantra Hati Arya Avalokitesvara .
Bila tiap hari dapat menjapa 108 kali, tidak akan terjerumus dalam tridusgati.
Kelahiran mendatang akan memperoleh tubuh manusia dan bertemu dengan
Avalokitesvara.
Bila selalu menjaga kesucian pikiran dan menjapa 21 kali mantra ini, sampai terpatri
dalam batin, selalu mempertahankan dalam pikiran dan mendengarnya, maka sekali
saja suara masuk atau jaran Dharma didengar akan mampu memahami semua makna
Dharma !

Bila setiap hari menjapa 7 kali, akan menyucikan segala karma buruk dan noda,
dalam tiap kelahiran tidak akan terpisah dari Arya Avalokitesvara !
Siapapun yang dicelakai mara penyakit, saat melakukan segala sadhana Santika, bila
dibandingkan dengan menggunakan Mantra Sadaksari ini untuk menghadapinya,
maka mantra ini lebih unggul !
(Kesaksian : luar biasa, kemarin saya baru mendengar kabar bahwa Tongzi
mengajari seorang teman untuk melakukan sadhana Santika menggunakan mantra
ini dan kiat kiatnya, hari ini saya membaca ayat diatas sambil menterjemahkannya !
Namo Sakyamuni Buddhaya
Namo Aryavalokitesvara)
Melakukan berbagai pengobatan, bila dibandingkan dengan penjapaan Mantra
Sadaksari, keampuhannya dalam menyembuhkan sakit karena mara adalah lebih
unggul !
Bahkan Buddha Tiga Masa semua tidak ada yang mampu menghitung pahala Mantra
sadaksari ! Kenapa ?
Karena mantra ini adalah intisari batin Arya Avalokitesvara yang dengan mahakaruna
tanpa putusnya mengamati para insan, mampu menyelamatkan semua insan dalam
tumimbal lahir !
Wahai para rakyat di masa yang akan datang, hendaknya kalian menekuni
Avalokitesvara Yidam yoga ! menjapa Sadaksari ! maka tak diragukan lagi bahwa
kalian tak akan terjerumus ke dalam alam rendah.
Oleh karena nidana bahwa Beliau adalah adinata di tanah Tibet, bila denga tulus dan
sepenuh hati berdoa, maka akan muncul siddhi adhistana, oleh karena itulah segera
tebas segala keraguan dalam hati !
(ket: Dalam menekuni Dharma Avalokitesvara syarat yang paling utama adalah
ketulusan dan keyakinan penuh.
Manusia harap berhati hati dengan hatinya sendiri, kadang pintar menipu diri
sendiri untuk menyembunyikan ketidakyakinan, oleh karena itulah latihan
kontemplasi juga diperlukan.
Sebab sedikit saja keyakinan menjadi goyah, maka tak akan bisa membuahkan hasil
yg maksimal , demikianlah kata kata Avalokitesvara dalam Mahakaruna Dharani
Sutra . )
Dharma ini bahkan lebih dalam dari sutra yang mendalam, bahkan Aku
Padmasambhava juga sulit memahaminya !
Sekarang, Aku Padmasambhava akan pergi,
Saat ini pun telah ada di masa yang akan datang,
wahai para rakyat Tibet hendaklah selalu mengingat dalam hati!
Setelah Sang Acarya selesai berkata kata, rakyat Tibet semua bersuka cita, mereka
semua bernamaskara penuh dengan sekujur tubuh terkelungkup.

(Riwayat Kelahiran Tanpa noda dari Mahacarya Padmasambhava )


Bab 39 Acarya menjelaskan Pahala Mahakaruna Sadaksari Mantra
Komentar bertahan

Padmasambhava The Lion Roar Guru and


Martial Tantra
Februari 23, 2010 Disimpan dalam Padmasambhava Tagged pengenalan
http://www.lionsroar.name/guru_padmasambhava.htm
translated by nagaratana
Padmasambhava
Guru Senge Dradog
Guru Singa Mengaum!
Padmasambhava (Guru Senge Drafog/Vajra Guru) adalah Akar Dewa Yidam bagi
Simanhada Vajramushti Sangha
GURU SINGA MENGAUM DAN TANTRA BELA DIRI

Guru Padmasambhava Kelahiran Teratai, juga dikenal sebagai: Guru Singa


Mengaum adalah sosok penting dalam sejarah Buddhisme Tibet, dipuji karena
keberhasilannya dalam memperkenalkan Buddhisme Tantra ke Tibet (sekitar 750 CE).
Ia adalah penting bagi semua yang ingin memahami perumpamaan dan symbol yang
berhubungan dengan transisi Buddhisme dari India ke bentuk Tibet.
Ia juga penting secara tidak terduga (oleh banyak orang) sehubungan dengan
transmisi dan evolusi Hindu India dan Buddhist Simhanada Vajramukti menjadi
Tibetan, Auman Singa! Seni bela diri.

Padmasambhava Kelahiran Teratai, juga dikenal sebagai: Guru Singa Mengaum


khususnya dalam salah satu dari delapan wujud nya Guru Senge Dradog (Tibet).
Sebelum pengembangan ritual Chod Tibet oleh Yogini Tibet Machig Labron (10531153), Padmasambhava telah berhubungan dengan praktek Tanah Pekuburan, yang
melibatkan ritual meditasi habisnya jasmani (gambaran) dan memotong putus
(Chod). Ritual ini dikatakan telah ada di India sebagai bagian dari Tantrisme,
walaupun beberapa sumber memberikan kredit kepada Yogini Machig Labdron.
Sebaagi perwujudan dari Guru Singa Mengaum, Padmasambhava mempraktikkan
Memotong-Putus dan mengaumkan Auman Singa!
Dalam Tantra Seni Bela Diri Auman Singa, prinsip Chod (diucapkan Cho dalam
bahasa Tibet) atau memotong putus, diwujudkan dalam genggaman benih, ChuneChoi (Cantonese), yang menerjemahkan sebagai penembusan ruang atau kondisiantara/interval dan memotong yaitu, penembusan dan pemutusan dalam Bardo,
demikianlah asal istilah: Bardo-Chod. Chune dalam Bahasa Canton juga
menerjemahkan memasang benang. Tantra adalah Bahasa Sanskrit yang berarti
menenun, jadi Chune (chod) adalah Upaya (Cara-cara Terampil) untuk menenun
benang Tantra!
Gerak yang unik dari Seni Bela Diri Tantra Auman Singa menggunakan tubuh dalam
konsumsinya sendiri dan memotong-putus (Bardo-Chod) melalui tindakan, sebagai
suatu contoh Cara-cara terampil (Upaya Sanskrit) dalam Siddha atau tradisi
Kebijaksanaan-Gila.
Nama Seni Bela Diri Auman Singa berasal dari Simhanada Vajramukti Indo-Aryan
asli (seni bela diri keluarga Sang Buddha dari asal-usul Hindu) hingga masuk ke
Tibet sebagai Senge-Ngwa dan kemudian masuk ke China sebagai Si-Ji-Hao
(Kanton).
Hubungan dengan Bardo-Chod dan dengan Padmasambhava sebagai Guru Auman
Singa! Sangat penting untuk memahami bagian ini.
Hubungan Tantra harus ada agar Auman Singa tetap menjadi Auman Singa dan
bukan suatu divisi cabang yang berevlousi, dikurangi akar berlian-keras-takterhancurkan sejati.
Oleh karena itu adalah penting bagi mereka yang mengaku mengetahui seni bela diri
Auman Singa, untuk memahami Chune (Bardo-Chod) secara lengkap dan dalam
makna yang mendalam.
Riwayat Padmasambhava (juga dikenal sebagai Vajraguru)
Padmasambhava, lebih terkenal sebagai Guru Rinpoche, dihormati oleh seluruh
silsilah Buddhisme Tibet, dan gambarnya jelas dipasangkan disebelah Sang Buddha di
banyak Kuil Buddhis, viharam dan di rumah-rumah. Banyak umat, khsuusnya dari
aliran Nyingma yang didirikan oleh Padma, menganggapnya sebagai Buddha ke dua.
Padma bukanlah makhluk biasa, praktisi biasa, juga bukan seorang bodhisattva
mulia. Ia adalah emanasi langsung dari semua Buddha di sepuluh penjuru dan
tiga masa. Ia adalah junjungan yang maha mencakup ketiga permata Buddha,

Dharma dan Sangha. Ia adalah perwujudan tunggal kebijaksanaan, belas


kasihan dan aktivitas dari seluruh Pemenang. Ia adalah Guru dari tiga akar
Guru, Yidam dan Pelindung. Ia adalah inti dari Buddha Amitabha.
Dalam Dharmakaya, ruang luas kesadaran primordial, Padma tidak terpisah dari
Buddha primordial Samantabhadra. Dalam Sambogakaya, ekspresi spontan kesadaran
primordial, Padma tidak terpisah dari Buddha Vajradhara, bermanifestasi sebagai
emanasi kebijaksanaan para Bhyani Buddha. Dalam Nirmanakaya, pertunjukan energi
belas kasihan dari para Buddha Sambhogakaya, Padma pertama-tama muncul dalam
bentuk setenagh wujud di alam Mahabrahma, di mana hanya para Bodhisattva mulia
yang dapat melihatnya. Ia kemudian muncul di hadapan makhluk-makhluk biasa
sebagai banyak Nirmanakaya dari Yang Tercerahkan Sempurna, seperti Buddha
Shakyamuni, dan dalam seluruh perwujudan kelahiran yang tidak terhitung
banyaknya. Pertunjukan manifestasi ini muncul terus-menerus selama masih ada
makhluk-makhluk hidup.
Dakini Yeshe Tsogyal mengalami suatu manifestasi Padma dalam mimpi. Masingmasing pori-pori tubuhnya bersisikan satu milyar alam, dan dalam masing-masingnya
terdapat satu milyar sistem dunia. Dalam masing-masing sistem dunia berdiam satu
milyar Padma yang menciptakan satu milyar emanasi, dan masing-masing emanasi ini
mengajarkan kepada satu milyar siswa. Pertunjukan ini, yang ia sebut Samudera Vajra
yang sangat luas, berulang pada tiap-tiap arah utama.
Padma bermanifestasi secara bersamaan dalam tidak terhitung banyaknya sistenm
dunia untuk mengajarkan dan mengalih-yakinkan semua makhluk, baik manusia,
dewa, setan atau siluman, khususnya mereka di masa gelap yang sulkit diyakinkan,
dan ia muncul di hadapan mereka dalam bentuk yang sesuai dengan karma individual
mereka. Dalam salah satu otobiografinya, ia menjelaskan, Pada saat ini, dalam
Kaliyuga perselisihan dan permusuhan, makhluk-makhluk tanpa membeda-bedakan
berkubang dalam lumpur beracun kebencian, nafsu, kebingungan, iri-hati dan
keangkuhan. Khususnya untuk membantu makhluk-makhluk yang paling sulit
ditolong, para Buddha tubuh sederhana tanpa batas mengandung diriku dengan
Pikiran mereka yang terkonsentrasi, para Buddha tubuh kenikmatan semu
menahbiskan gaya kehidupanku dengan watak belas kasihan mereka dan para Buddha
jelmaan belas kasihan menegaskan perwujudanku dengan kekuatan kelompok
mereka. Demikianlah, aku, Orgen Padma, Guru Kelahiran Teratai, muncul di dunia
ini.
Dalam sistem dunia kita, 1000 Buddha akan muncul, dan pada masing-masing dari
para Buddha ini akan ada 1000 Padma untuk melakukan aktivitas-aktivitas mereka.
Para Padma ini aadlah emanasi batin Amitabha, emanasi ucapan Avalokitesvara, dan
terutama membantu makhluk-makhluk yang tersesat dalam masa gelap di mana para
Buddha dan para Bodhisattva tidak muncul. Dalam masa kita sekarang, masa Buddha
Shakyamuni, Padma muncul dalam seluruh enam alam samsara. Di alam manusia, ia
adalah tubuh emanasi Buddha Shakyamuni dan kehidupannya and perbutannya adalah
pertunjukan gaib untuk mengalih-yakinkan makhluk-makhluk biasa kepada Dharma
sesuai kapasitas individual mereka, kecenderungan dan kebutuhan mereka. Dalam
biografi, dikatakan bahwa Padma, kebal terhadap penyakit, usia tua dan kematian,
masih hidup dan membabarkan Dharma kepada makhluk-makhluk. Ketika Padma
melakukan perjalanan ke Tibet, ia berusia lebih dari 1000 tahun. Padma mengatakan

bahwa ia telah hidup dalam kelahiran duniawinya yang sekarang selama lebih dari
3600 tahun.
Biografi dan Ramalan
Selama kemunculannya di masa dunia kita, Padma mendiktekan berbagai otobiografi
kepada siswanya, Yeshe Tsogyal. Otobiografi ini, beberapa ditambah oleh para
komentator, dan berbagai biografi independent, terdapat perbedaan, dan kadangkadang berlawanan, kisah kelahirannya dan detil lain dari kehidupannya. Misalnya,
satu kisah menyebutkan bahwa Padma terlahir selayaknya manusia biasa dan bernama
Danaraks**ta, putera Raja Mahusita dari Uddiyana. Dalam kisah lain, ia adalah putera
seorang menteri dari Raja Indrabhuti. Dalam yang lain lagi, ia muncul secara
spobntan dari kilat di puncak Gunung Malaya di Sri Lanka. Menurut beberapa versi
yang lebih dipercaya, dan berdasarkan catatan dikte Padma sendiri, ia terlahir bersih
tanpa ayah dan ibu dari bunga teratai di Danau Dhanakosha di negeri Urgiyan;
beberapa orang percaya bahwa aku terlahir sebagai Pangeran Urgiyan; orang lain
percaya bahwa Aku muncul dari kilat di puncak Nainchak. Ada banyak kepercayaan
berbeda yang dianut berbagai orang, karena aku telah muncul dalam berbagai bentuk.
Akan tetapi, dua puluh empat tahun setelah Buddha Shkayamuni Parinirvana,
Adibuddha Cahaya Tanpa Batas, Amitabha, memendam Pikiran Pencerahan dalam
bentuk Yang Maha Welas Asih, Avalokitesvara, dan dari jantung Yang Maha Welas
Asih, aku, Padma, Guru kelahiran Teratai, teremanasi sebaagi suku kata HRI. Aku
datang bagaikan hujan di seluruh dunia dalam milyaran bentuk bagi mereka yang siap
menerimaku. Tindakan Yang Tercerahkan adalah tidak dapat dipahami! Siapakah yang
mampu mendefinisikan atau mengukurnya? Padma melanjutkan bahwa salah satu
dari bentuknya adalah kelahiran sebagai Pangeran Oddyian, yang ditakdirkan untuk
memerintaj negeri itu dan menjadikan negeri itu Buddhis sepenuhnya. Setelah itu ia
pergi ke India, memulai karir spiritualnya.
Buddha Shkayamuni meramalkan bahwa kelak setelah parinirvana, setelah
dua belas tahun berlalu, penakluk terbaik di seluruh dunia, aku, akan muncul
lagi, di tanah Uddiyana, dan, dengan nama Padmasambhava, aku akan
mengajarkan Doktrin Mantrayana. Ketika Buddha Shakyamuni akan segera
memasuki Nirvana, ia berkata kepada para siswanya yang bersedih: Dunia
adalah tidak kekal dan kematian tidak terhindarkan bagi semua makhluk
hidup, saatnya kepergianku telah tiba. Tetapi janganlah menangis; karena dua
belas tahun setelah kepergianku, dari bunga teratai di Danau Dhanakosha, di
sudut barat-laut di negeri Urgyan, akan lahir seorang yang lebih bijaksana dan
lebih perkasa secara spiritual daripada diriku. Ia akan bernama
Padmasambhava, dan olehnya Doktrin Esoterik akan ditegakkan.
Kerajaan Indrabhuti
Di negeri Uddiyana, di barat laut Kashmir yang terletak di sebelah barat Bodhgaya,
seorang raja buta bernama Indrabhuti berkuasa. Putera Raja yang masih bayi
meninggal dunia, dan tidak lama setelahnya, musim kering membawa bencana
kematian dan kemelaratan, kelaparan dan kematian melanda penduduk negeri itu,
Indrabhuti berkonsultasi dengan Asenya, seorang petapa, yang menasihati bahwa
hanya dengan perbuatan baik, seperti kedermawanan, dan keyakinan dan tekad yang
tanpa kenal lelah, akan memunculkan keberuntungan yang lebih baik. Indrabhuti,

mengikuti nasihat ini, memberikan persembahan berlimpah kepada Tiga Permata,


membacakan Sutra Awan Dharma, dan berjanji untuk membagikan seluruh
kekayaannya kepada penduduk yang menderita. Ia membuka pintu tiga ribu lumbung
dan gudang hartanya, dan membagikan dana kepada yang memerlukan hingga
kekayaannya habis. Akan tetapi, barisan para pengemis masih belum berakhir, dan
mereka yang tidak menerima jatah mereka memperingatkan raja bahwa jika ia tidak
memasukkan mereka, maka jasa dari kedermawanannya sebelumnya akan menjadi
minim.
Sang raja sedih, karena ia merasakan bahwa tidak ada kebahagiaan yang
mendatanginya di dunia ini. Ia tidak memiliki penglihatan juga tidak memiliki putera,
dan ia sadar bahwa ia kekurangan Dharma. Ia bersedih atas kemalangan dari
rakyatnya. Indrabhuti berdoa kepada para dewa dan para roh pelindung dari segala
keyakinannya yang tersisa dan melakukan upacara dan ritual api pengorbanan untuk
menghalau semua roh dan siluman jahat. Ia menyatakan bahwa agama adalah hampa
dari kebenaran dan memerintahkan agar para dewa dan roh pelindung itu
dihancurkan. Sebagai jawaban, para dewa dan roh mengirimkan badai, angin, hujan
batu dan darah, dan menakuti rakyat Uddiyana yang kesengsaraannya meningkat.
Avalokitesvara, yang mengamati semua kesengsaraan itu, memohon bantuan dari
Amitabha. Segera, kondisi kerajaan membaik. Indrabhuti terus meyakinan bahwa
hanya dengan melalui perbuatan baik, seperti kedermawanan tanpa batas, maka
pemulihan dapat tercapai. Ia telah tergerak oleh peringatan para pengemis dan
terinspirasi untuk melakukan persembahan dana dalam skala yang lebih besar dari
sebelumnya. Harta kerajaan habis, Indrabhuti memulai pelarayan menuju Tanah
Permata untuk mencari kekayaan tanpa batas untuk memuaskan banyak pengemis. Ia
bertemu dengan Charumati, puteri Raja Naga, yang memiliki Permata PemenuhHarapan, dan membujuknya untuk memberikannya kepadanya. Indrabhuti kembali
dengan sejumlah besar harta, termasuk Permata itu, yang membantunya memulihkan
penglihatan dari mata kirinya yang buta sebelumnya. Ia memanfaatkan permata itu
dengan baik, dan apapun yang diinginkan oleh rakyatnya secara literal turun dari
langit.
Kelahiran Padma yang tanpa noda dan kedatangannya ke Istana
Pada hari ke sepuluh bulan ke enam tahun Monyet, Buddha Amitabha, dengan
penglihatannya yang Maha Tahu dan tanpa halangan, melihat saatnya telah tiba untuk
memajukan Dharma. Ia melihat Indrabhuti yang telah kehilangan puteranya. Ia
melihat para siluman dan roh jahat berkuasa di mana-mana, khusunya para Raksasha
Kanibal di Tibet yang cenderung menghancurkan umat manusia. Ia melihat raja besar
Trisong Detsen di Tibet yang akan membantu menyebarkan Dharma. Karena
kelahiran gaib diperlukan untuk mentransmisikan ajaran Tantra dan menginspirasi
keyakinan dalam Dharma, Amitabha, yang juga telah melihat Danau Dhanakosa yang
berwarna biru kehijauan dan tanpa noda, mengirimkan berkas cahaya merah dari
lidahnya yang menembus danau. Sekuntum teratai berwarna-warni dan tanpa noda,
muncul di hutan teratai di sebuah pulau di tengah danau berwarna biru kehijauan,
dengan tangkai yang besar sehingga lengan seseorang tidak dapat melingkarinya. Dari
tengah jantung Amitabha, sebuah vajra emas muncul, ditandai dengan huruf HRIH,
yang mengambang ke dalam kuntum bunga teratai itu. Huruf HRIH secara ajaib
berubah menjadi seorang anak yang manis, berumur delapan tahun, menyerupai Sang

Buddha. Ia memegang sebuah vajra kecil, sekuntum teratai, dan tombak bermata tiga,
dan dihiasi dengan tanda-tanda mayor dan minor seorang Buddha. Anak ini
mengajarkan Dharma yang mendalam di pulau itu kepada para dewa dan dakini di
wilayah itu.
Kira-kira pada bulan pertama musim gugur di tahun Naga, Raja Indrabhuti, yang baru
kembali dari pelayarannya, bermimpi bahaw ia memegang sebuah vajra emas yang
menerangi seluruh kerajaannya, sementara para menterinya bermimpi tentang seribu
matahari terbit, menerangi seluruh dunia. Setelah menerima ramalan kelahiran
makhluk agung, raja mengutus menterinya untuk mencari kelahiran gaib tersebut.
Sang menteri menemukan anak itu, berumur lebih kurang delapan tahun, duduk di
atas sekuntum teratai di tengah-tengah Danau Dhanakosa. Aura pelangi mengelilingi
makhluk agung tersebut, dan para dakini mengelilinginya. Raja Indrabhuti dan para
menterinya menyadari bahwa anak itu adalah penjelmaan makhluk agung. Ketika
berbicara dengan anak itu, raja memperoleh kembali penglihatan mata kanannya.
Anak itu menyatakan bahwa ia masuk ke dunia ini demi kebaikan semua makhluk dan
untuk menaklukkan mereka yang jahat demi kebaikan Dharma. Ia berkata, Ayahku
adaklah Samantabhadra yang muncul dengan sendirinya, Ibuku adalah alam
kenyataan, Samantabhadri. Kastaku adalah gabungan kebijaksanaan primordial dan
Dharmadhatu. Dan namaku adaklah Padmasambhava yang agung.
Indrabhuti memberinya nama Padmakara, Kelahiran Teratai, dan membawanya ke
istana. Ketika Padma dikawal ke istana Raja Indrabhuti, ia mengenali symbol-simbol
masa depannya di sepanjang jalan. Ia melihat seekor ikan tertangkap oleh mata kail
dan terlempar bergetar dan melompat ke dalam jarring, yang melambangkan bahwa
PAdma akan terbelenggu sebagai penguasa kerajaan Indrabhuti. Ia juga melihat
seekor ayam hutan, yang membebaskan diri dari semak berduri, dikejar oleh seekor
gagak, melambangkan pelepasan keduniawiannya di masa depan, ia melihat seekor
tikus yang dibunuh, sehingga ia tidak dapat kembali ke rumahnya, melambangkan
pengasingan yang akan ia terima begitu ia melanggar hukum raja.
Raja mengangkat Padma sebagai putera mahkotanya dan mendudukkannya di atas
singgasana permata berharga. Padma menjadi dikenal sebagai Bodhisatta Pangeran
dan dinyatakan sebagai raja.
Masa muda dan Perkawinan Padma
Padma tumbuh di istana raja dan selalu aktif., masa muda dan kelak meninggalkan
keduniawian serupa dengan kisah Sang Buddha. Di usia tiga belas tahun, Padma
menetapkan hukum baru yang berdasarkan pada sepuluh sila. Ia duduk di atas
singgasana emas dan berwarna-warni ketika para pendeta melakukan upacara religius
demi kesejahteraan kerajaan. Buddha Amitabha, Avalokitesvara dan para Raja
Pelindung di sepuluh penjuru datang untuk menobatkannya, dan mereka menamainya
Pema Gyalpo, Raja Teratai. Kerajaan Indrabhuti menjadi makmur dan rakyat puas.
Padma adalah seorang yang cepat belajar, dan unggul dalam seni dan filosofi. Ia maju
dengan cepat dari murid menjadi guru, akhirnya menamatkan pembelajaran dari
segala jenis guru manusia dan bukan-manusia.
Ia tidak tertandingi dalam hal Atletik dan khususnya terkenal dalam hal memanah dan
ketangkasan fisik lainnya

Padma mampu menembakkan anak panah melewati lubang jarum. Ia dapat


menembakkan tiga belas anak panah berturut-turut, yang satu menembus yang
lainnya, dan kekuatan anak panahnya mampu menembus tujuh pintu. Suatu kali ia
mengangkat sebutir batu berukuran sekor yak dan melemparkannya begitu jauh, batu
itu tidak terlihat lagi. Ia mampu berlari mengelilingi kota tiga kali dalam satu tarikan
nafas dengan kecepatan anak panah. Ia juga dapat menangkap seekor elang yang
sedang terbang dan mengungguli ikan dalam renang.
Padma sering bepergian sendirian dengan berjalan jauh, dan suatu hari, ketika
bermeditasi di Hutan Kesedihan di dekat istana, ia bertemu dengan para
Arahant yang memberi hormat dan melantunkan puji-pujian kepadanya. Raja
Indrabhuti mengamati kecenderungan Padma untuk beermeditasi dan melihat ketidakmembeda-bedakannya terhadap aktivitas-aktivitas dan kenikmatan kehidupan biasa.
Khawatir bahwa ia akan meninggalkan kerajaan, raja berunding dengan para
menterinya, dan mereka memutuskan untuk mencarikan seorang puteri untuk Sang
Kelahiran Teratai. Pangeran menyadari bahwa rencana ini digunakan untuk
mengikatnya pada kehidupan rumah tangga, maka ia menolak seluruh ribuan gadis
yang diberikan. Akan tetapi, karena desakan raja, Padma mempersiapkan suatu
gambaran jenis gadis yang akan ia terima. Gadis itu haruslah seorang gadis dengan
sedikit keinginan, kebencian, atau kesalahan, dan yang tidak bertindak berlawanan
dengan pikiranku! ia berkata bahwa ia menginginkan seorang istri yang berasal dari
silsilah murni, mampu mengubah pikirannya, ia yang tidak bermuka dua juga tidak
pemarah, yang tidak pencemburu juga tidak kikir, dan yang bersifat rendah hati.
Seorang gadis yang baik dan menarik bernaam Bhasadhara ditemukan di Singala,
sebuah negeri tetangga,. Raja Chandra Kumar, ayah Bhasadhara, dengan menyesal
menolak lamaran itu, karena perkawinan Bhasadhara dengan Pangeran Singala telah
diberlangsungkan. Raja Indrabhuti menggunakan Permata Pemenuh-Harapannya,
untuk membawa Bhasadhara dan seluruh gadis pelayannya secara gaib ke istana raja.
Ia dikawinkan dengan Pangeran Kelahiran Teratai, dan dinobatkan sebagai
Ratu. 499 gadis pelayannya juga dikawinkan dengan Pangeran, karena adalah
kebiasaan di Uddiyana bahwa seorang Raja memiliki 500 istri.
Meninggalkan Keduniawian
Selama lima tahun Padma mengalami kebahagiaan duniawi sebagai seorang peumah
tangga. Ia memerintah kerajaan Uddiyana sesuai dengan Dharma. Pertanda yang
meramalkan perubahan besar terjadi. Raja Inderabhuti berminmpi bahwa matahari
dan bulan terbit pada waktu yang sama, dan bahwa terdapat banyak kesedihan di
Istana. Sewaktu berjalan di Hutan Kesedihan, Padma memperoleh penglihatan akan
symbol-simbol Buddhis di langit. Symbol-simbol itu termasuk Roda Emas surgawi,
tujuh permata kerajaan, tujuh benda berharga, tujuh benda yang perlu, dan tujuh
obyek suci. Roda, misalnya, berarti bahwa ia akan memerintah dunia dengan
kebijaksanaan atau memutar roda Dharma. Ini menyiratkan bahwa Padma akan
menjadi Cakravartin, seorang penguasa manusia universal, atau seorang pemimpin
spiritual atau Raja Dharma.
Pada saat itu, Dhyani Buddha Vajrasattva, disertai oleh tujuh puluh dua ribu dewa,
muncul di langit di lengkungan pelangi dan meramalkan:

Di tengah-tengah istana kerajaan


Berdiri Raja Dharma
Dikelilingi oleh sekumpulan ratu cantik
Masing-masing berkumpul di tempatnya masing-masing, semuanya tidak bahagia
Dan dengan hati takut, mereka bersedih.
Waktu mereka telah habis
Ia akan menolak kerajaan sebagai sesuatu yang busuk.
Sejak awal, Padma telah menyadari bahwa, dengan menerima tahta dan karena terikat
oleh ayahnya, sang raja, ratunya, dan kerajaannya, ia tidak akan mampu memberikan
manfaat kepada banyak makhluk hidup. Ia juga memahami kelemahan dari kehidupan
duniawi, dan ketidak-puasan, sifat ilusi dari dunia. Mengingat pelepasan keduniawian
agung Sang Buddha, Padma bertekad bahwa saatnya telah tiba untuk meninggalkan
tahtanya, kelurganya dan kerajaannya.
Menurut satu kisah, ketika Raja mmenentang rencana Padma untuk bergabung
dengan Sangha Monastik, Padma mengancam untuk bunuh diri, berpura-pura
akan menusuk dirinya dengan pedang. Raja menerima kata-kata Padma, dan
memutuskan adalah lebih baik baginya untuk bergabung dengan Sangha daripada
melakukan ancamannya. Menurut legenda umum, Padma menemukan cara-cara
terampil untuk mewujudkan pelepasan keduniawiannya. Dengan memiliki
kemampuan untuk melihat kehidupan lampau dan kehidupan masa depan, ia
menyadari bahwa suatu perbuatan yang jelas negative, jelas-jelas adalah
negative, melibatkannya dalam karma membunuh, sesungguhnya adalah belas
kasihan, tetapi akan menyebabkan raja dan para menterinya mengusirnya dari
negeri itu. Dua makhluk yang berada dalam siklus buruk karena karma masa
lampau mereka sedang menjelang kematian, dan akan pergi ke neraka. Salah
satunya terlahir kembali sebagai seorang anak dari seorang pengikut raja, dan
yang lainnya terlahir sebagai lebah. Lebah itu berada di dekat kepala anak itu,
dan Padma melemparkan batu pada lebah itu, menyebabkan lebah itu
menyengat kening anak itu, yang membunuh baik anak maupun lebah itu.
[size=16pt]Ini adalah perbuatan belas kasihan, karena ia mencegah anak dan
lebah itu pergi ke neraka. Dalam kecemasan penduduk Uddiyana, adalah suatu
perbuatan aneh dan jahat dan tidak konsisten dengan bagaimana mereka
memperlakukan Padma. Walaupun tidak menyesal, Sang Kelahiran Teratai tidak
memusuhi salah satu dari keduanya.[/b][/size]
Padma dituntut atas kejahatan itu, dan dibawa ke hadapan raja untuk dihukum.
Indrabhuti puas dengan penjelasan Padma bahwa jika perbuatannya dipahami
dengan benar, maka hukum tidak dilanggar. Raja membayar denda atas
pembunuhan orang, namun mengurung Padma dalam istana dengan penjagaan.
Selama dipenjara, Pangeran mendekati ayahnya dan memohon bahwa ia tidak
memperoleh kebahagiaan dalam kehidupan istana, yang dikarakteristikkan dengan
kelambanan dan kegaduhan, dan bahwa ia ingin meninggalkan kerajaan. Ia
menyatakan bahwa ia akan menjadi Buddha dalam satu kehidupan dan akan
mengajarkan Dharma. Untuk membujuk ayahnya yang tidak menyetujui, Padma
menjelaskan ketidak-kekalan dari kehidupan berkondisi, bagaimana kematian
akhirnya akan memisahkan kita dari segala sesuatu yang kita anggap berharga, dan
bagaimana kita harus mengembara sendirian dalam bardo yang tidak diketahui, yang
menunjukkan sifat ilusif dari realitas. Akhirnya, raja menyetujui, dengan berkata,

Baiklah, adalah dalam agama batinmu telah mengambil perlindungan. Keinginanku


pada seorang putera yang kucintai telah rusak. Engkau bermaksud untuk menjadi
makhluk sempurna.
Pada dini hari, untuk meninggalkan kerajaan, Padma mengumpulkan para menteri. Di
teras istana, telanjang bulat kecuali kalung tulang magis, dan memegang sebuah
dorje, lonceng, dan tombak bermata tiga khatvanga, Padma melakukan tarian
liar dan murka. Kerumunan yang berkumpul menjadi ketakutan dan para menteri
protes. Di antara kerumunan itu terdapat Katama, istri Upta, seorang menteri Raja,
dan putera meraka Pratkara. Pangeran melemparkan dorje dan khatvanga kepada
ibu dan anak itu. Dorje itu menembus kepala Pratkara dan khatvanga
menembus jantung Katama, dan membunuh keduanya. Padma melakukan
karma pembunuhan lagi. Padma menjelaskan perbuatannya ini sebagai sebelum
konteks kehidupan lampau dan mendatang, tetapi bagi Upta sebuah tindakan
hukuman resmi diperlukan atas pembunuhan. Raja mengataakn bahwa karena Padma
bukan berasal dari manusia, melainkan penjelmaan makhluk surga, maka hukuman
tidak dapat dijatuhkan padanya. Raja dan para menteri sepakat bahwa Padma harus
diasingkan sebagai gantinya. Karena dewan tidak sepakat mengenai tempat
pengasingan, maka Raja Indrabhuti menyatakan bahwa kemanapun Padma ingin
pergi, maka itu adalah tempat pengasingannya. Ini adalah berita gembira bagi Padma,
yang memiliki Hutan Pekkuburan Dingin sebagai tempat tinggalnya, dan semua
menteri menyetujuinya.
Padma telah bertekad dan tidak ada apapun yang dapat membujuknya untuk tetap
tinggal, tidak kesedihan raja juga tidak tangisan dan ratapan Bhasadhara dan para
pelayannya. Kerumunan berkumpul dari segala penjuru untuk menyaksikan
pengusiran itu. Menurut satu kisah, para menteri dengan gembira mengawal Padma
menuju tempat tinggalnya yang baru. Menurut kisah lain, sementara para menteri
berdebat mengenai tempat pengasingan, Empat Raja Dewa bersama para pengikutnya
dan para dakini dari empat penjuru datang, bernyanyi dan menari. Mereka membawa
kuda surgawi dan mendudukkan sang Pangeran di atas pelana. Ia lenyap ke alam
surga melalui arah selatan selagi kerumunan itu melihat dengan terkesima. Padma
turun ke bumi saat matahari terbenam dan berdiam di dalam gua, di mana ia berdoa
dan bermeditasi selama tujuh hari, Padma mencapai siddhi biasa dan luar biasa,
termasuk kekuatan untuk melampaui siklus kelahiran dan kematian.
Mengembangkan Seni Meditasi di Pekuburan
Pengasingan itu adalah mimpi yang menjadi kenyataan bagi Padma. Ia akhirnya akan
menyempurnakan meditasinya dengan mengusahakan jalannya di seluruh delapan
pekuburan dan tanah pemakaman besar di India dan tempat-tempat suci lainnya, dan
ia akan belajar untuk mengendalikan pengaruh-pengaruh jahat melalui praktik
ketidak-melekatan.
Padma pergi ke Hutan Pekuburan Dingin, yang juga dikenal sebagai Pekuburan
Cendana Dingin, terletak sepuluh mil sebelah barat daya Bodhgaya. Dikatakan bahwa
Sang Buddha mengajarkan Dharma di sana. Padma segera menyadari perlunya
mengalih-yakinkan para siluman dan roh-roh. Bertempat duduk di atas tumpukan
mayat, ia menyebabkan para setan penghuni tempat itu gemetar ketakutan. Mereka
muncul di hadapannya memberikan persembahan. Para Dakini memberikan

penghormatan, dan selama lima tahun, Padma mengajarkan Dharma kepada mereka.
Selama masa itu, ia menekuni praktik Yoga Sosanika, yang melaluinya ia mempelajari
ketidak-kekalan, penderitaan dan kekosongan. Ia menyaksikan pemakamanpemakaman, sanak saudara yang kehilangan dan bersedih, mayat-mayat yang
membusuk, dan binatang-binatang yang saling berkelahi memperebutkan sisa-sisa
mayat itu. Ia bermeditasi dengan duduk di atas mayat-mayat, menahankan praktik
keras seperti memakan makanan upacara persembahan kepada almarhum, dan ia
menutupi tubuhnya dengan kain pembungkus mayat. Selama bencana kelaparan,
ketika makanan upacara tidak dibawa bersama mayat, Padma mengubah daging
mayat-mayat itu menjadi makanan murni dan memakannya, sedangkan kulit
mereka menjadi pakaiannya. Ia menaklukkan makhluk-makhluk spiritual penghuni
pekuburan itu dan menjadikan mereka pelayannya. Ketika para siluman bangkit
melawannya, ia membunuh yang laki-laki dan bergabung dengan yang
perempuan, menguasai mereka dengan kekuatannya. Para mamo dan dakini
memujanya.
Raja Arti, yang menguasai wilayah itu, kehilangan seorang ratu saat melahirkan anak.
Ketika jenazahnya dibawa ke pekuburan itu. Padma mengeluarkan bayi
perempuan dari rahimnya. Melihat hubungan karma dengannya, Padma
memutuskan untuk membesarkan bayi perempuan itu sendiri. Raja Arti
tersinggung dengan perbuatan itu dan mengirim bala tentara untuk menyerang
Padma, tetapi Padma [size=16pt]mengalahkan mereka semua dengan kemahiran
memanahnya. Sebagai penyesalan atas perbuatan ini, Padma mendirikan stupa[/b]
[/color].[/size]
Selama masa ini, Indraraja, raja di sebuah wilayah Uddiyana, dan banyak rakyatnya
telah beralih agama. Padma mengubah wujudnya menjadi siluman Rakshasa
dengan mengikatkan seekor ular di rambutnya, dan mengenakan pakaian dari
kulit manusia dan rok dari kulit macan. Dengan senjata di tangannya, ia
mendatangi kerajaan Indraraja, di mana ia secara gaib [size=16pt]mengubah
tubuh raja dan para pengikutnya, meminum darah mereka dan memakan
daging mereka. Batin mereka terbebaskan, dan dikirim ke alam surga, mencegah
keturunan mereka jatuh ke neraka. Padma mengambil setiap perempuan untuk
dirinya sendiri untuk memurnikan mereka secara spiritual dan mempersiapkan
mereka untuk menjadi ibu dari anak-anak yang berkecendrungan religius.[/b][/size]
Kemudian Padma pergi ke negeri Sahor, di mana ia berlatih di tanah pemakaman
besar yang disebut Pekuburan Kebahagiaan, atau Pekurburan Hutan Kegembiraan. Di
tempat ini, Dakini pemarah, penakluk Mara, memberikan berkah kepadanya. Setelah
itu ia bermeditasi di Pekuburan Sosaling di selatan Uddiyana, dan menerima
kekuasaan dan berkah dari dakini Perkumpulan Damai. Kemudian ia kembali ke
tempat kelahirannya, dan mengajarkan Mahayana kepada para dakini setempat
dalam bahasa mereka sendiri. Dengan mempraktikkan bahasa isyarat Mantra Rahasia
mereka, ia memperoleh kekuatan yogis mengalahkan mereka dan para dewa di
wilayah itu, ternasuk para naga dan roh-roh planet, dan mereka semua bersumpah
untuk membantunya dalam misinya. Selanjutnya Padma menetap di Pekuburan
Sangat Menakutkan, atau Pekuburan Hutan Lebat, di mana Vajra Varahi muncul di
hadapannya, memberkahinya, dan menganugerahkan kekuatan untuk menaklukkan
yang lain. Ia menerima transmisi dan pencapaian dari segala kelompok dan tingkat
daka dan dakini, yang memberkahinya dan mengajarkan Dharma kepadanya. Mereka

memberinya nama Dorje Drakpo Tsal, dan ia menjadi seorang yogi dan meditator
besar.
Padma Mencari Guru
Padma mengunjungi Bodhgaya, yang juga dikenal sebagai Vajrasana, dan
memberikan persembahan di altar. Selama menetap di sana, ia berlatih mengubah
wujud, menggandakan tubuhnya menjadi bentuk lain seperti ratusan bhikkhu
memberikan persembahan, atau menjadi banyak yogi, atau gerombolan besar gajah.
Mereka yang menyaksikan beberapa aktivitasnya yang luar biasa bertanya siapa
gurunya. Ia menjawab: aku tidak memiliki ayah, tidak memiliki ibu, tidak memiliki
guru, tidak memiliki kasta, tidak memiliki nama; aku adalah Buddha yang terlahir
sendiri. Jawaban ini membuat orang-orang menganggap Padma adalah siluman.
Walaupun ia adalah penjelmaan Buddha yang terlahir sendiri dan oleh karena
itu tidak memerlukan guru, ia pikir adalah bijaksana untuk mendemonstrasikan
kepada generasi mendatang bahwa seorang praktisi biasa membutuhkan guru.
Walaupun Dharma dan segala pengetahuan yang berhubungan dengan Dharma
muncul secara spontan dalam pikiran Padma, ia memutuskan untuk memainkan peran
sebagai seorang siswa kepada guru, dan sebagai murid dari segala ilmu, kemanusiaan
dan seni kepada berbagai guru. Pada saat kelahirannya, delapan kelompok dewa dan
siluman berkumpul dan memberi hormat kepadanya, dan semua Buddha di sepuluh
penjuru muncul dan menganugerahkan kekuasaan dan berkah kepadanya. Padma
tidak perlu belajar, untuk memperoleh kekuasaan, untuk memperoleh penahbisan
sebagai bhikkhu, atau tunduk pada praktik pertapaan dan yoga. Ia melakukannya
hanya untuk memperlihatkan kepada para pengikut awam akan pentingnya aktivitas
demikian, dan untuk memunculkan keyakinan dalam dirinya.
Padma adalah seorang murid yang luar biasa. Ia segera menguasai apapun yang
diajarkan kepadanya hanya sekali. Setiap subyek yang dapat dipikirkan, seni, dan
keterampilan yang menarik perhatiannya, dan ia menguasainya semua dengan cepat.
Padma memulai pelajrannya dengan pengetahuan duniawi, pengetahuan yang ia
namakan lima seni dan pengetahuan, yang termasuk bahasa-bahasa, penyembuhan,
dialektika, seni halus dan metafisik. Di Benares, Arjuna, seorang petapa, mengajarkan
pengetahuan astrologi kepada Padma. Putera Jivakakumara, seorang tabib terkenal,
mengajarkan segala sesuatu mengenai obat-obatan kepada Padma. Di bawah
bimbingan doctor Kungi Shenyen, Padma menyempurnakan seni komposisi, bersama
dengan enam puluh empat bentuk kaligrafi. Ia menguasai 360 bahasa berbeda,
termasuk bahasa siluman, dewa, makhluk-makhluk ganas, dan semua makhluk
lainnya dalam enam migrasi. Vishyakarma, seorang seniman besar, mengajarkan
kepadanya semua seni dan keterampilan yang dapat dipikirkan, dari mengukir,
melukis, dan membuat patung hingga membuat minuman keras, menenun, kerajinan
kayu, membuat topi, dan menjahit. Seorang perempuan desa sederhana mengajarkan
bagaimana membuat benda-benda dari tembikar kepadanya. Ia mempelajari segalanya
yang harus diketahui, dan menjadi terkenal sebagai guru terpelajar dari segala ilmu
terapan.
Tujuan Padma berikutnya adalah meningkatkan pengetahuannya yang sudah cukup
luas mengenai Dharma. Padma bertemu dengan Ananda, yang menetap di gua para
Asura, dan menetap bersamanya selama lima tahun. Ia menguasai dua belas volume
aturan yang terdiri dari Getri, yang juga dikenal sebagai gerbang menuju Dharma,

terdiri dari 84,000 shloka, yang berisikan semua ajaran Buddha yang penting.
Beberapa biografi mengatakan bahwa Padma menerima sumpah selibat dan
penahbisan ke dalam Sangha dari Ananda. Pada saat ini, para dewi bumi
mempersembahkan jubah monastic berwarna jingga, dan para Buddha dari sepuluh
penjuru berkumpul di angkasa dan menamainya Shakya Senge, Singa Shkya.
Ananda menjelaskan kepada Padma bahwa semua ajaran Buddha telah tercatat sejak
Paranirvana. Sebagian besar dari kitab-kitab ini telah dibagi antara para Deva dan
Naga yang berselisih atas kitab-kitab itu, dan yang lainnya tersembunyi di berbagai
lokasi di India dan Uddiyana. Kelak, dengan bantuan para dakini, Padma
mengumpulkan naskah-naskah ini dari berbagai alam dan menguasai isinya.
Kemudian ia dirujuk sebagai Seorang kaya yang berkuasa di dunia.
Padma melakukan perjalanan menuju Sahor dan bertemu dengan Prabhahasti, yang
mengajarkan kepadanya tiga bagian dari Yoga Tantra. Ia memahami ajaran ini dengan
cepat, dan bahkan walaupun ia tidak pernah mempraktikkan Yoga Tantra, ia secara
spontan mengalami penglihatan pada 37 dewa yang tergambar dalam ajaran itu.
Padma, tidak puas dengan ajaran Sutra-sutra yang ia terima dari Ananda, juga tidak
puas dengan Tantra yang ia terima dari Prabahasti. Ia memutuskan untuk mencari
ajaran yang tertinggi yang ada, ajaran sehubungan dengan kekosongan dan
kebijaksanaan surgawi. Ia mendekati Guru Besar, Garab Dorje, dengan penghormatan
tinggi, dan menerima darinya ajaran Dzongchen Nyingtik, yang juga dikenal sebagai
Hati Kesempurnaan Agung. Ia melanjutkan untuk memperoleh ajaran yang lebih
tinggi dengan bantuan berbagai guru. Dari Sangyey Sangwa, ia menerima seratus
emanasi Hati Rahasia, sebuah ajaran sehubungan dengan 100 dewa yang damai dan
kejam. Dari Sri Singha, ia mempelajari Tantra dari Heruka TErtinggi, atau Batin
Kebahagiaan Belas Kasih. Dari guru Jampal Shenyen, Padma memperoleh Tantra
Jampal Shinje, Penghancur Kematian. Padma akhirnya menerima instruksi dari
semua guru besar di India dan negeri-negeri lainnya, termasuk Guru Ludup,
Hungchenka, Vimalamitra, Jnanasutra, Dhanasanskrita, Humkara,
Buddhaguhya, Mahavajra, Gridhrakuta, Devachandra, Shantigarbha,
Mahasandhi dan Nagarjuna.
Lukisan-lukisan thanka yang menggambarkan Pohon Perlindungan dari
Padmasambhava mengungkapkan hubungan penting dari berbagai gurunya.
Umumnya, Padmasambhava ditunjukkan bersama-sama dengan istrinya, dan di
atasnya digambarkan silsilah transmisi dari guru-gurunya. Di paling atas lukisanlukisan itu menggambarkan Buddha Primordial Samantabhadra dengan istrinya
Samantabhadri, dan langsung di bawah mereka adalah Vajrasattva. Di bawah guruguru surgawi, guru-guru duniawi yang penting, Garab Dorje, Manjusrimitra, Shri
Singha dan Jnanasutra digambarkan, dan di bawah mereka kita melihat banyak lagi
guru personal lainnya.
Mengembangkan Delapan Manifestasi
Setiap saat Padma tidak berada di kaki para guru duniawinya. Ia berlatih dan
mengajar di pekuburan, atau mengunjungi alam surga untuk menerima instruksi dari
para guru surgawinya. Selama lima tahun, Padma berdiam di Pekuburan Akhir Tubuh,
di negeri Baiddha, di mana ia bertemu dengan Mahapalesvara, Dewa Pelindung

Dunia, yang memiliki tubuh seekor yak, kepala singa dan kaki menyerupai ular. Di
tempat ini, ia membabarkan dharma kepada para dakini dan menerima nama Nyima
Ozer, atau Cahaya Matahari Keemasan.
Kemudian ia pergi ke Surga Akanistha, di mana ia menerima ajaran Kesempurnaan
Agung dari Buddha Primordial Samantabhadra, dan disebut Guru Urgyan Dorje
Chang, atau Guru Vajradhara dari Uddyiana. Dari sanam ia pindah ke Pekuburan
Kebahagiaan Meluas, juga disebut Pekuburan Kebahagiaan Bersinar, terletak di
Kashmir, dan selama lima tahun ia mengajarkan Dharma kepada siluman perempuan
bernama Gaurima dan para dakini lainnya. Menurut satu kisah, Padma menerima
nama Loden Chogsed kali ini karena ia memperlihatkan kebaikan agung, seperti
seorang ayah dan ibu, kepada seorang pembunuh yang kemurkaannya
menyebabkannya diterkam oleh binatang buas.
Setelah perjalanannya ke alam surga Vajrasattva, di mana ia mempelajari yoga dan
ajaran Tantra, Padma mengunjungi Puncak yang tercipta sendirinya, atau Pekuburan
Banyak Gundukan yang terbentuk sendiri di Nepal. Ia menetap di tempat yang
menakutkan dan menyeramkan ini selama lima tahun, menaklukkan delapan
kelompok makhluk cebol, dan mengajar berbagai jenis makhluk spiritual, termasuk
siluman. Sejak saat ini ia dipanggil Senge Dradog, atau Guru Bersuara Singa.
Kembali di surga Buddha Samantabhadra, Padma memperoleh instruksi lengkap
dalam Sembilan Kendaraan berdasarkan pada Lima Kitab Maitreya, Sembilan
metode pencapai pencerahan, dan dipanggil Yang Terajarkan Sepenuhnya. Kemudian
ia pergi ke Sahor, dan menetap di Pekuburan Lankakuta, di mana ia membabarkan
Dharma selama lima tahun, mendisiplinkan banyak siluman menakutkan, dan
menerima nama Padmasambhava, Kelahiran-Teratai. Setelah itu, ia pergi ke
Pekuburan Puncak Dewa, juga disebut Tumpukan Pekuburan Besar Dunia-dunia, di
negeri Khotan. Ia menerima instruksi dari Vajra Yogini mengenai metode Tantric
rahasia untuk mencapai kebebasan, dan menetap di pekuburan menyeramkan ini
selama lima tahun, memutar Roda Dharma kepada para dakini. Sejak saat ini, ia
dikenal sebagai Dorje Drolod, Guru Penghiburan.
Para Guru Utama dan Inisiasi oleh Kungamo
Selagi Padma sedang berlatih di pekuburan, Garab Dorje secara ajaib terlahri dari
seorang perawan, puteri Raja Dharmasoka di India, sewaktu ia sedang bepergian dari
rumah. Karena tidak memerlukan seorang anak tanpa ayah, ia meninggalkannya
dalam sebuah celah yang terbakar, tetapi selama tujuh hari anak itu secara ajaib dapat
bertahan hidup. Ia teringat akan mimpinya, sebelum melahirkan anak itu, yang mana
ia diramalkan bahwa ia akan melahirkan seorang makhluk surgawi. Ia kembali dan
gembira menemukan anak itu hidup, dan memberinya nama Rolang Dewa.
Anak itu tumbuh dengan cepat, dan pada usia delapan, ia mengemukakan minat besar
untuk menemukan Vajrasattva. Setelah beberapa waktu, pada selang waktu ia
dianggap hilang, Rolang Dewa tiba-tiba kembali dan menyatakan: Aku telah pergi
menemui Srivajrasattva untuk mendengarkan Ajarannya, dan apa yang diketahui
Vajrasattva, aku juga mengetahui. Ia melanjutjkan dengan mendemonstrasikan
kebenaran yang ia akui dengan cara memenangkan perdebatan dengan lima ratus
pandit besar, yang pergi, meyakini bahwa ia adalah seorang Buddha. Garab Dorje
bertemu dengan Manjusrimitra di Uddiyana di pulau di Danau Dhanakosa, di mana

Manjusrimitra mengajarkan kepadanya kendaraan ke-9, Atiyoga, pada saat ini, Padma
mendatangi Garab Dorje, yang mengajarkan kepadanya 17 Tantra dari Dzogchen
Nyingtik, dan berbagai ajaran lainnya.
Padma mencari Manjushrimitra di Gunung Malaya untuk memohon ajaran untuk
menyempurnakan tingkat umur panjang vidyadhara dan mahamudra, tetapi sang guru
menundanya. Sebagai gantinya, ia mengirim Padma kepaad Dakini Kebijaksanaan
Kungamo untuk memohon kekuatan pendahuluan yang diperllukan. Padma pergi ke
tanah pemakaman Hutan Cendana, atau Pekuburan Puncak Lanka, di mana ia
menemukan Kungamo, yang berdiam di istana tengkorak. Ia memohon kekuatan
usia panjang, mahamudra, dan kekuasaan atas siluman dan roh. Kungamo
mengubah Padma menjadi suku kata Hung. Dengan Hung di bibirnya, ia
memberikan kuasa kepada Padma untuk menjadi Buddha Amitabha,
memberinya kekuatan untuk mencapai umur panjang. Kemudian ia menelan
Hung, dan di dalam perutnya, Padma menerima rahasia kekuatan mahamudra
Avalokitesvara. Diam-diam ia menginisiasinya menjadi Hayagriva, dan dengan
cara ini memberkahinya dengan kekuatan atas segala mamo, dakini, para dewa
duniawi dan roh-roh jahat. Memancarkan Hung melalui teratai rahasianya, ia
memurnikan rintangan jasmani, ucapan dan pikirannya. Kungamo memberi
Padma nama rahasia Loden Chogsed, Jenius Tertinggi.
Padma kembali ke Manjushrimitra, di mana ia mempelajari semua ajaran Manjushri,
dan segera setelahnya, ia memiliki penglihatan Manjushri. Ia juga kembali ke
Prabhahasti, dan menerima instruksi mengenai Seratus Ribu Syair Purba Vitatoma,
atau Vajra Kilaya.
Salah satu guru duniawi terpenting bagi Padma adalah Pangeran Shri Singha, yang
berdiam di sebuah gua di Burma. Menurut pernyataan pribadi Padma, adalah dari
instruksi lisan Shri Singha maka pencerahannya tercapai. Merujuk pada instruksiinstruksi ini, Padma menulis:
Aku, Padma dari Uddiyana,
Mengikuti Guru Shri Sibngha.
Ini, instruksi terakhirnya,
Membebaskan aku, Padma.
Walaupun tidak terbebaskan oleh tripitaka atau mantra rahasia,
Aku terbebaskan oleh ajaran rahasia ini.
Semoga semua mereka yang layak juga terbebaskan melalui ini.
Semoga instruksi terakhir dan langsung ini
Dari Guru Shri Singha
Bertemu dengan orang yang layak yang menmiliki latihan sebelumnya!
Selama tahun-tahun belajar dan mengajar ini, Padma memperoleh seluruh
pengetahuan sihir, kelahiran kembali, harta tersembunyi, usia panjang, dan kekuatan
atas dunia fisik.ia memperlajari bagaimana menyadap inti sari dari berbagai benda
untuk mencegah penyakit, menawarkan racun, mendapatkan penglihatan jernih,
berjalan di atas air, dan memperpanjang kehidupan. Ia mengembangkan kekuatan
supernormal dari indria-indria dengan hanya meminum air dan tidak makan. Ia
mampu tetap hangat tanpa pakaian. Ia mengembangkan kejernihan pikiran,
keringanan tubuh, dan ketangkasan kaki hanya melalui pengendalian nafas, dan ia

memperoleh pembelajaran luas melalui puasa dan memahami kekosongan. Ia


menguasai keterampilan menyadap obat dari pasir, dan mengubah kotoran dan daging
dari mayat menjadi makanan murni. Ia bertemu dengan Buddha Obat dan para Rishi,
yang memberikan kepadanya sekendi amrita yang ia minum dan itu membantunya
memperpenjang hidupnya.
Mengembangkan Ajaran Tertinggi dan Melestarikan Dharma di berbagai
Negeri
Setelah menyelesaikan latihannya dalam seni dan pengetahuan, menuntaskan
kemahiran meditatifnya di pekuburan, menghancurkan segala keraguan dengan
permohonan Sila dari semua guru-guru penting dan kontemporer, dan setelah belajar
mengendalikan kekuatan kejahatan dengan melepaskan, Padma siap untuk
mempraktikkan ajaran-ajaran yang lebih tinggi, khususnya ajaran panjang usia dan
mahamudra, dan membangkitkan kembali dan melestarikan Ajaran Buddhisme
di India, China, Uddyiana dan banyak negeri lainnya.
Akan tetapi, sebelum menyebarkan Ajaran, Padma ingin menghancurkan kekuatan
jahat yang masih ada di dunia. Ia kembali ke Pekuburan Cendana Dingin di dekat
Bodhgaya, mendirikan rumah tengkorak berpintu delapan, dan duduk bermeditasi di
atas singgasana di dalam rumah itu. Dengan mengadopsi bentuk murka dengan
Sembilan kepala dan delapan belas lengan, ia menari dalam perasaan murka.
Dalam samaran ini dan lainnya, ia menaklukkan para siluman, katai dan roh
jahat, membunuh mereka, [size=16pt]memakan jantung mereka dan meminum
darah mereka, dan mengirim kesadaran mereka ke tanah suci[/u].[/b][/size] Ia
juga menaklukkan para naga ketika mengambil bentuk Hayagriva, menari di atas
danau beracun. Dalam bentuk dewa murka lainnya ia menaklukkan berbagai jenis
siluman, seperti yang menyebabkan wabah, penyakit, hujan es dan bencana kelaparan.
Ia mengendalikan para dewa dalam samaran Manjushri Merah dan ia menaklukkan
para dewa yang dipimpin oleh Brahma dengan mengucapkan mantra-mantra mereka.
Setelah menaklukkan kejahatan dengan cara-cara ini, Padma kembali ke Bodhgaya
untuk melenyapkan segala pandangan keliru, menggunakan kekuatan Sutra-sutra.
Melalui penggunaan mantra-mantra, ia menyadarkan semua roh-roh jahat,
para naga dan para siluman yang telah ia bunuh, mengajarkan Dharma kepada
mereka, menginisiasi mereka, dan membuat mereka melayani penyebab agama.
Dalam Vajrasana, tempat paling suci di India, para Tirthika Hitam menimbulkan
ketakutan, dan Padma menaklukkan mereka dengan kekuatan gaib. 500 terpelajar
Vajrasana memohon agar Padma menjadi guru mereka. Vimalamitra, seorang
terpelajar terkenal, tetap menjadi wakil Padma dan membantu melestarikan Ajaran
selama 100 tahun setelah kepergian Padma.
Untuk melaksanakan niatnya untuk menyempurnakan tingkat panjang umur
vidyadhara yang mana ia telah menerima kekuatan dari Kungamo, dan instruksi dari
Manjushrimitra, Padma membutuhkan seorang istri spiritual yang asli. Ia pergi ke
negeri Sahor, di mana Raja Arshadhara berkuasa. Padma membuat sinar memasuki
rahim sang ratu ketika ia sedang menyatu dengan Raja. Seorang puteri, yang
memiliki 32 tanda-tanda Buddha, terlahir dari mereka dan diberi nama
Mandarava. Diramalkan bahwa ia akan meninggalkan keduniawian dan
menjadi orang suci. Mandarava tumbuh dengan cepat, tumbuh dalam sehari

seperti anak-anak normal tumbuh dalam sebulan. Pada usia 13, semua orang
menganggapnya sebagai penjelmaan dewi. Banyak pelamar datang dari berbagai
negeri, tetapi karena ia tidak menerima siapapun, Raja menjadi marah. Madarava,
yang mampu melihat kehidupan lampaunya, menjelaskan bahwa ia ingin memasuki
praktik religius. Sebagai akibatnya, ia dikurung dan dijaga oleh 500 pelayan dan
dilarang keluar dari istana. Mandarava mampu membebaskan diri melalui jalan
rahasia menuju hutan. Ia memotong rambutnya dan merusak wajahnya untuk
menghilangkan kecantikannya. Raja akhirnya mengijinkan penahbisannya bersama
dengan 500 pelayannya, dan ia membangunkan vihara mewah untuk mereka. Padma
memutuskan bahwa saatnya telah tiba untuk memberikan instruksi kepada
Mandarava, maka ia muncul di hadapannya dan para pengikutnya di taman, dalam
wujud seroang pemuda tersenyum yang duduk di atas pelangi. Semua bhikshuni
membungkuk di hadapannya dan bertanya kepadanya mengenai asal-usulnya.
Kemudian mereka mengundangnya masuk ke dalam vihara di mana ia mengajarkan
tiga yoga kepada mereka. Seorang penggembala, yang mengamati Padma bersama
para bhikshuni, dan yang telah mendengarkan di pintu vihara, melaporkan kepada
Raja bahwa para bhikshuni tidak bermoral. Raja mengutus bala tentara yang secara
paksa masuk dan menangkap Padma. Ia memerintahkan agar Padma di bakar pada
sebuah pancang dan agar Mandarava diletakkan di sebuah celah berduri selama 25
tahun. Para tentara menelanjangi Padma, memukuli dan melemparinya dengan
batu, dan mengikatnya dengan tali pada sebuah pancang. Ribuan orang
diperintahkan untuk membawa seikat kayu dan sedikit minyak wijen. Sehelai
kain panjang direndalm dalam minyak dan dililitkan ke sekujur tubuh Padma.
Dedaunan kering diletakkan di atasnya dan kayu di paling atas. Tumpukan kayu
yang nmenggunung dinyalakan dari empat penjuru dan asap menutupi
matahari. Banyak orang puas dan bubar kembali ke rumah mereka masingmasing. Tiba-tiba, terdengar gemuruh seperti gempa. Para dewa dan para
Buddha menolong Padma.
Raja mulai curiga bahwa pengemis itu adalah seorang jelmaan penting, tujuh hari
kemudian ia melihat asap terus-menerus muncul dari tumpukan kayu bakar itu. Ia
menyelidiki, dan menemukan di tempat pembakaran itu, sebuah danau besar di bawah
pelangi dikelilingi oleh kayu-kayu yang terus-menerus terbakar. Di tengah danau di
atas sekuntum teratai duduk seorang anak berumur delapan tahun, seorang anak yang
bersinar dengan aura agung, dilayani oleh delapan gadis, semuanya menyerupai
Mandarava. Berkata kepada Raja, anak itu menunjukkan cara-cara jahatnya dan
berhati-hati akan karma masa depannya. Raja menyesali perbuatannya. Mengenali
Padma sebagai Buddha, ia mempersembahkan dirinya, kerajaannya, dan Mandarava.
Padma menerima Puteri Mandarava sebagai istri spiritualnya, dan tetap
menjadi guru bagi Raja, memberikan kepadanya dan 21 pengikutnya pelatihan
yoga dan inisiasi. Raja menjadi seorang guru Dharrma, negeri Sahor menjadi
bertatahkan dengan yogi, dan Ajaran Buddha lestari di sana selama dua ratus tahun.
Setelah membuat seluruh negeri memeluk Buddhisme, Padma ingin melakukan hal
yang sama pada tanah kelahirannya. Pergi bersama Mandarava menuju Uddiyana,
Padma dikenali oleh menteri yang anaknya ia bunuh, yang mencoba untuk
membakarnya hidup-hidup sekali lagi. Sekali lagi Padma mengubah api itu
menjadi danau, yang di tengahnya ia dan Mandarava duduk di atas sekuntum teratai
besar. Raja dan para pengikutnya takjub. Mereka bersujud, mengelilinginya, dan
melantunkan puji-pujian. Raja Indrabhuti tercerahkan ketika Padma memberikan

instruksi kepadanya yang menyebabkan ia mengenali sifat pikirannya. Raja dan


semua pengikutnya menjadi para pengikut, dan Padma menetap selama 13 tahun
sebagai pemimpin spiritual di istana.
Padma kembali kepada persoalan spiritual yang belum selesai. Ia bepergian bersama
dengan Mandarava menuju Gua Maratika di Nepal, yang dikatakan terletak di
dekat Potala di mana Avalokitesvara berdiam, untuk menyempurnakan tingkat
umur panjang vidyadhara dengan melatih Sadhana kehidupan Abadi. Bersamasama mereka berdoa kepada Buddha panjang umur, Amitayius, selama 3 bulan
7 hari. Setelah itu, Amitayis muncul di hadapan mereka dalam suatu
penglihatan, dan memberikan kepada mereka naskah ritual yang memberikan
keabadian. Dengan membawa vas-berisi-nectar kehidupan abadi, ia
menuangkan nectar itu ke mulut mereka dan mengubah tubuh mereka menjadi
tubuh vajra, menganugerahkan kepada mereka kekebalan sejak lahir dan
kematian hingga akhir kalpa. Mereka juga menerima siddhi transformasi
menjadi pelangi, dan siddhi menjadi tidak terlihat. Padma dan Mandarava
kembali ke alam manusia and bermeditasi di dalam gua barisan gunung tinggi, di
negeri Kotala, mempraktikkan yoga mereka selama 12 tahun, sementara Raja Kotala,
Nubsarupa, menyediakan semua kebutuhan mereka.
Selama masa ini, Padma melihat bahwa Raja Arshadhara, ayah Mandarava, telah
terlahir kembali sebagai Mandhebhadra, puteri Nubsarupa. Ia juga melihat bahwa di
pekuburan besar yang disebut Tawa Hinaan Keras, sejumlah besar binatang buas
kelaparan karena kekuarangan mayat. Padma merasa kasihan pada binatang buas ini,
tetapi ia gagal memuaskan rasa lapar mereka dengan memberikan tubuhnya sendiri,
karena tubuh vajra tidak dapat dimakan. Ia menyusun rencana untuk membuat
Mandhebhadra mempersembahkan dirinya kepada binatang-binatang itu
dengan membangkitkan rasa kasihan kepada binatang-binatang buas itu. Ia
berkata kepadanya bahwa dengan mempersembahkan dirinya kepada binatangbinatang itu, mereka akan terlahir kembali sebagai manusia dan bukan turun ke
neraka, dan ia akhirnya akan terlahir kembali sebagai Raja Tongsten Ganmpo
di Tibet. Sebagai Tongsten Gampo, ia akan bekerja sama dengan binatang-binatang
buas yang terlahir kembali sebagai manusia untuk menyebarkan Dharma demi
manfaat semua makhluk. Gadis itu memberikan dirinya kepada binatang-binatang itu,
dan masa depan terungkap seperti yang diramalkan oleh Padma. Raja Nubsarupa,
yang bersedih atas kehilangan puterinya, berpaling pada Dharma setelah ia
memahanmi manfaat dari peristiwa ini.
Setelah ini, Padma mengungkapkan dirinya di kota Pataliputra, di
Kusumapura, India, di mana Ashoka, raja agama ini, memicu perpecahan
dalam Ajaran. Adalah perselisihan antara Mahasanghika, para bhikkhu muda,
dan Sthavira, kelompok kecil para bhikkhu tua. Ashoka memerintahkan untuk
membunuh bhikkhu yang lebih muda, dan para bhikkhu tua dipukul dan
dibiarkan mati. Padma mendekati Raja dalam wujud seorang bhikkhu pemintaminta. Ashoka curiga dan merasa bahwa ia sedang melihat sesuatu yang
menjijikkan. Ia memerintahkan agar Padma direbus dalam sebuah kuali
minyak hingga lenyap. Akan tetapi, bhikkhu itu muncul tanpa terluka, duduk di
atas kuntum teratai yang tumbuh dalam minyak di kuali dan menjulang ke
udara. Raja Ashoka segera menyadari kesalahannya dan menjadi dikuasai oleh

penyesalan. Ia berziarah ke Pohon Bodhi, memberikan dana, dan bekerja untuk


menyebarkan ajaran. Ia menjadi dikenal sebagai Ashoka yang Adil.
Padma mengunjungi banyak negeri lainnya untuk menegakkan Dharma. Raja Singala
menjadi penyokong dan siswanya. Padma menetap di Singala selama hampir 200
tahun dan mengalih-yakinkan penduduk menjadi Buddhisme Mahayana. Di Bengal,
ia menegakkan Buddhisne setelah mengalahkan raja dan menaklukkan kerajaan
dengan bala tentara ciptaan yang berjumlah 81000 prajurit bersenjatakan busur dan
anak panah. Ia mengalih-yakinkan non-Buddhis di Bodhgaya dengan memenangkan
perdebatan panjang, dan mendapat nama Guru Senge Dradog, Guru Auman Singa. Ia
pergi ke Jambumala, Parpata, Nagapota, dan Kashakamala dan banyak tempat
berbeda, dan di setiap tempat ia mendukung dan meningkatkan praktik Buddhis yang
telah ada atau memperkenalkan yang baru.
Untuk menyempurnakan tingkat vidyadhara dari mahamudra, Padma pergi ke Gua
Yangelsho, sekarang dikenal sebagai Palphing, antara India dan Nepal. Pada saat ini,
Shkayadevi, puteri raja Nepal, menjadi istrinya dan menyertainya ke gua ini. Padma
menulis: Dalam ketinggian gua meditasi di Yangleysho, aku memulai proses menjadi
sadar akan keluhuran Kenyataan Heruka dari Pikiran untuk memperoleh kekuatan
relative emosi dan belas kasihan tertinggi dari mahamudra. Ia berlatih bersama
dengan sang puteri dan mencapai pencapaian tertinggi melalui sadhana yang
mendalam dari dewa Vajraheruka dan Vajrakilaya, yang ia gabungkan dalam satu
latihan tunggal. Latihan Padma terhenti karena Naga Gyongpo, Yaksha Gomakha dan
Logmadrin, siluman alam gaib, menghentikan hujan selama tiga tahun. Ini
menyebabkan kekeringan, kelaparan dan penyakit yang menimbulkan penderitaan
bagi rakyat India dan Nepal. Padma mengetahui bahwa para dewa lokal menghalangi
pencapaiannya akan mahamudra. Oleh karena itu ia memohon kepada gurunya
Prabahasti untuk memberikan kepadanya sebuah alat untuk mengatasi
halangan ini. Prabahasti mengirimkan naskah Purba Vitotama yang tidak dapat
diangkat oleh satu orang. Ketika naskah besar itu datang, para siluman teratasi
hanya dengan kehadirannya. Demikianlah rintangan kemajuan sadhana Padma
dilenyapkan, dan ia mencapai penembusan mahamudra
CATATAN:
1. Jika kita menganggap Padma sebagai seorang manusia biasa, kita tidak akan
melihat kualitas tercerahkan dari seorang Buddha. Dalam Saddharma Pundarika
Sutra, Buddha Shkayamuni menggambarkan bahwa seorang Buddha dapat mengubah
sesaat menjadi satu kalpa dan satu kalpa menjadi sesaat. Kendali atas fenomena ini
adalah satu contoh kekuatan luar biasa dari seorang Buddha, yang tidak dapat
dijelaskan oleh makhluk-makhluk biasa atau bahkan memahaminya. Sebagai
tambahan, persepsi makhluk-makhluk adalah relatif. Satu tindakan Buddha
Shakyamuni dilihat dalam berbagai cara oleh siswa-siswa berbeda Karena perbedaan
kapasitas mereka. Pengikut Hinayana melihat kegaiban agung Sang Buddha bertahan
selama satu hari, sementara pengikut Mahayana melihatnya bertahan selama berharihari. Biasanya, kita membicarakan Tiga Pemutaran Roda Dharma. Kadang-kadang
kita melihat referensi pada Empat Pemutaran atau Lima Pemutaran. Orang-orang
biasa melihat Buddha memberikan sejumlah besar ajaarn lain, seperti Avatamsaka,
Kalachakra, dan sebagainya. Ini adalah contoh dari relativitas persepsi manusia.
Dengan keterbatasan ini, bagaimanakah kita dapat mengharapkan untuk memahami

misteri dari jasmani, ucapan dan pikiran seorang Buddha seperti Padma? Para
individu biasa, dan bahkan para bodhisattva, tidak memahami bagaimana para
Buddha atau siddha agung mampu mengubah waktu, memperlihatkan banyak
perwujudan dari bentuk jasmani mereka, dan memperlihatkan banyak keajaiban lain.
Oleh karena itu, kita harus membuat kelonggaran atas aktivitas-aktivitas luar biasa
atau yang tidak dapat dijelaskan dengan bersandar pada keyakinan.
2. Yeshe Tsogyal adalah siswa akrab Padmasambhava dan penjelmaan Sarasvati,
Dewi Pembelajaran. Mengikuti apa yang didiktekan oleh Padma, ia menyusun aturanaturan Padma yang dikenal sebagai Padma bKahi Thang Yig yang terdiri dari dua
versi, satu ditulis dalam prosa dan yang lain dalam puisi. Karya ini adalah satu dari
banyak otobiografi yang membentuk Literatur Kathang bahwa Padmasambhava
menyusun, secara fisik menyegel, dan menyimpannya di tempat aman demi generasi
mendatang. Padma memerintahkan Yeshe Tsogyal untuk menmgubur naskah itu
dalam berbagai gua rahasia, bersama dengan berbagai benda lainnya yang telah ia
sembunyikan di sana. Versi prosa dari Padma bKahi Thang Yig kelak ditemukan oleh
Terton Sangye Lingpa dalam gue cerminan Pouri, dan terdiri dari gulungan yang
ditulis dalam bahasa Sanskrit bersama dengan terjemahan lengkap dalam bahasa
Tibet. Karya ini membentuk dasar bagi terjemahan seperti An Epitome of the Life
and Teachings of Tibets Great Guru Padmasambhava menurut Biografi Yeshe
Tsogyal, yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh Sardar Bahadur S. W. Laden,
dalam Tibetan Book of The Great Liberation, ed. W. Y. Evan Wentz. Yang ke dua,
versi yang lebih panjang dari karya yang sama dalam 108 canto, ditemukan oleh
Ogryen Lingpa dalam Gua Batu Kristal di Yarlung, ditulis dalam puisi, dan menjadi
dasar bagi The Life And Liberation Of Padmasambhava, diterjemahkan dari bahasa
Perancis oleh Kenneth Douglas & Gwendolyn Bays, Dharma Publishing, 1978. kedua
bersi dari Padma bKahi Thang terutama terdiri dari ajaran Guru Padmasambhava,
tetapi belakangan para komentator telah menambahkan dan menyisipkan materimateri yang mereka temukan sendiri menyebabkan karya ini menjadi agak tidak dapat
diandalkan sebagai sumber sejarah. Kedua versi juga berbeda dalam banyak rincian
penting. bKa Thang Zab Rgyas, Deep and Vast Chronicles dalam empat jilid, salah
satu penyajian yang sangat ekstensif dari kehidupan Padmasambhava juga sama tidak
murni dan tidak diterjemahkan. Salah satu sumber terbaik dari informasi asli, yang
pertama dikenal otobiografi ternma, disebut Sanglingma Life Story, juga tercatat oleh
Yeshe Tsogyal, dan dimasukkan oleh Jamgon Kongtrul dalam jilid pertama dari
koleksinya yang terkenal dari harta terma yang dikenal sebagai Rinchen Terdzo. Ini
adalah dasar bagi The Lotus Born: The Life Story of Padmasambhava diterjemahkan
dari bahasa Tibet oleh Erik Pema Kunsang, Sambhala Publication 1993. Yeshe
Tsogyal menyembunyikan Salingma di bawah patung dewa tantra Hayagriva di altar
Kuil Tembaga di vihara Samye, dan kelak ditemukan oleh Nyang Ral Nyima Oser.
Dalam kata pengantar dari The Lotus Born, Dilgo Kyentse Rinpoche menjelaskan
bahwa berdasarkan pada cara yang berbeda para makhluk melihat kenyataan maka
terdapat sejumlah besar riwayat hidup Padmasambhava yang bersesuaian yang mana
Saglingma adalah raja. Karya ini meringkas banyak biografi, otobiografi dan sejarah
lainnya, dan juga berisi hal-hal utama dari ajaran Padmasambhava serta instruksi lisan
dan nasihat terakhir. Karya ini membahas tentang bagaimana ajaran menyebar ke
Tibet dan bagaimana Padmasambhava mengalih-yakinkan para siswa di negeri itu.
Sebuah synopsis yang baik dari The Life terdapat dalam The lEgend of the Great
Stupa and The Life Story of the Lotus Born Guru yang diterjemahkan oleh Keith
Dowman. Sebagai tambahan pada otobiografi terdapat berbagai biografi yang ditulis

oleh orang-orang lain yang umumnya berdasarkan pada therma. Yang paling unggul
di antara karya-karya ini adalah Threefold Confidence: A Life Story of
Padmasambhava oleh Taranatha dari abad 16.
Kata Tibet namtar, yang menggambarkan jenis tulisan ini sebenarnya berarti
complete liberation (kebebasan sepenuhnya) dan seharusnya tidak diterjemahkan
life story (riwayat hidup) tulisan-tuklisan namtar adalah penuntun yang mana para
siswa menurunkan instruksi, sering kali tidak secara jelas, serta inspirasi, dengan
mempelajari teladan kehidupan dari gurunya, dan masing-masing bab atau bagian
sering kali menjelasjan tahap tertentu atau praktik sang jalan.
3. Ramalan oleh Buddha Shakyamuni atas kemunculannya kembali sebagai
Padmasambhava terdapat dalam banyak Sutra dan Tantra. Kutipan ini berasal
dari Tantra Bla-med don rdzogs dus-pa. Ramalan serupa dapat ditemukan dalam
Tantra bka dus: Seorang makhluk agung yang termashyur yang akan menjadi satu
dengan diriku, Kelahiran Berlian dari Danau, sejalan dengan ordonasiku, akan muncul
di masa depan. Ia akan memberikan instruksi secara luas, di tanah Zahor,
mengajarkan kepada Raja Asradhara dan yang lainnya Aturan-aturan Gabungan,
Kendaraan Meditasi Agung ini. Dalam Sutra dbus gyur tshal lung bstan-ba
disebutkan: Empat puluh dua tahun dari sekarang, di pulau di danau Dhanakosa,
melalui kelahiran spontan dari teratai, Padmasambhava akan muncul, Raja Ajaran dari
Formula Rahasia. Beberapa naskah lainnya yang berisikan ramalan ini adalah
Immaculate Goddes Sutra, Sutra of Inconceivable Secret, Tantra of the Ocean of
Ferocious Activity, Tantra of the Perfect Embodiment of the Unexcelled Nature,
Nirvana Sutra dan Sutra of Predictions in Magadha.
4. Dikutip oleh Evans Wentz, ibid, p.105. sumber asli dari kalimat ini, seperti
yang dikutip oleh Wentz, adalah Mahaparinirvana Sutra. Walaupun ramalan Sang
Buddha terbukti sangat akurat sehubungan dengan rincian kelahiran Padmasambhava,
pernyataannya sehubungan dengan kemuliaan Padma dibandingkan dirinya sendiri
tidak diartikan secara literal melainkan secara hiperbolis oleh beberapa pembaca,
karena bagaimana mungkin ada orang yang lebih mulia daripada Sang Buddha? Akan
tetapi, dapat diperdebatkan bahwa Padmasambhava lebih mulia daripada
Buddha Shkayamuni dalam hal bentuk manusianya karena ia tidak mudah
diserang oleh ketuaan, penyakit dan kematian. Terlebih lagi, ada kepercayaan
berdasarkan pada kalimat dalam Kanjur, bahwa Buddha Shkayamuni terlahir
kembali sebagai Padmasambhava untuk tujuan khusus membabarkan doktrin
Tantra.ia dikutip sebagai mengucapkannya pada saat meninggal dunia, sebagai
jaawban atas pertanyaan mengapa ia tidak mengajarkan Tantra, bahaw ia tidak
layak melakukan itu karena telah terlahir dari rahim seorang manusia, dan
bahwa hanya kelahiran yang melampaui manusia yang menghasilkan tubuh
yang luar biasa murni yang diperlukan untuk mengungkapkan Tantra. Dari
sudut pandang absolute tidak ada makhluk yang lebih unggul daripada Sang
Buddha. Apa yang dimaksudkan di sini adalah bahwa emanasi seorang Buddha
tertentu mungkin, secara relative, lebih superior dari emanasi lainnya. Dalam
Nirvana Sutra Buddha Shakyamuni menguraikan lima kualitas dari emanasinya
sebagai Padmasambhava yang membuatnya lebih unggul daripaad yang lainnya.
Kyeho! Dengarlah, Seluruh poengikut, dengan pikiran terpusat.

Emanasi diriku ini


Akan lebih unggul daripada emanasi lainnya di tiga masa.
Tidak tunduk pada ketuaan dan kemunduran.
Bentuknya yang unggul akan lebih unggul daripada emanasi lainnya.
Sejak awal menaklukkan empat mara,
Kekuatan kemurkaannya akan lebih unggul daripada emanasi lainnya.
Mengajarkan kendaraan yang lebih besar Kebuddhaan dalam satu kehidupan,
Pencapaiannya akan lebih unggul daripada emanasi lainnya.
Mengalih-yakinkan pusat benua Jambu dan pulau-pulau sekelilingnya,
Manfaat yang diberikan kepada makhluk-makhluk akan lebih unggul daripada
emanasi lainnya.
Melampaui kematian dalam kalpa yang baik ini
Umur keghidupannya akan lebih unggul daripada emanasi lainnya.
Ini karena ia adalah emanasi Amitabha.
5. Sungai besar Sindhu, satu dari empat sungai besar yang berasal dari mata air dari
Gunung Kailash, mengalir ke arah tanah selebah barat Uddiyana dan masuk ke Laut
Arab. Dimana sungai itu sampai di Uddiyana, sungai itu membentuk sebuah danau
yang penuh dengan teratai. Karena akar-akar teratai menghasilkan sari yang manis
dan mengandung susu, maka disebut Laut Susu. Danau itu terletak di wilayah
Dhanakosha, sebelah barat laut Uddiyana, tenggara Kamaru, kota pualam, adnau itu,
juga dikenal sebagai Danau Kosha atau sebagai Danau Tanpa Noda Memesona,
adalah kumpulan air yang sangat banyak dengan kualitas yang sangat murni,. Air itu
memiliki delapan karakteristik yaitu murni, jernih,m sejuk, manis, harum dan
beraroma menyenangkan, memuaskan dahaga dan menyehatkan. Orang-orang yang
mandi di dalamnya atau meminum airnya menjadi hening, damai, tidak celaka dan
tenang, dan karma negatifnya menjadi berkurang.
6. Biografi-biografi itu mengandung banyak kisah demikian dan adalah mustahil
memasukkannya semua dalam ringkasan singkat kehidupannya ini. Beberapa contoh
aktivitas Padma ini dimasukkan untuk mengilustrasikan transendensinya dari segala
konsep dan moralitas konvensional, yang telah mengundak kritik dari pihak tertentu.
Walaupun kita sering melihat gambar Padma yang diperlihatkan dengan keunggulan
yang sama dengan pendiri mereka Tsongkapa, beberapa sektarian di antara Gelugpa
telah melontarkan kritik yang tidak menyetujui ajaran tantra Padma. Dikatakan
bahwa ia mengabaikan segala standar baik dan buruk dan ia sepenuhnya
mengabaikan segala kebiasaan social, modal dan dogma, serta kebiasaan religius
dan menegakkan aturan berperilaku. Keluhan dilontarkan sehubungan dengan
penggunaan alcohol sebagai alat tantra dan ketidak-laziman hubungan suamiistri. Adalah di luar cakupan kita untuk membeberkan segala keberatan ini
seluruhnya dan beberapa komentar seharusnya mencukupi. Padma sering
memegang casngkir dari tengkorak berisikan minuman keras surgawi yang ia
berikan kepada mereka yang memilihnya menjadi guru mereka. Menyuruh
mereka meminumnya untuk mencapai kebebasan. Penggunaan alcohol, daging,
dan seks dalam praktik trantra diterima sebagai alat untuk meningkatkan
latihan dan mempercepat pencapaian tertinggi. Mereka yang belum diinisiasi
menikmati alcohol, daging dan seks dalam cara yang biasa dan vulgar. Mereka
yang telah diinisiasi melakukannya secara simbolis dan sebagai cara-cara yang
mendalam dan terampil. Terlebih lagi, kritik pada cara-cara ini berlandaskan
pada konsepsi baik dan buruk yang relatif atau terbatas. Karena kualitas

Kebuddhaannya, khususnya kemaha-tahuannya, Padma mampu sepenuhnya


melampaui perbedaan konseptual seperti perbedaan antara baik dan buruk.
Tidak perlu memberikan banyak pertimbanagn pada opini-opini vulgar
sehubungan dengan Guru Berhrga. Hanya seorang guru besar, bukan seorang
dengan nafsu dan selera yang tidak terkendali, mampu memberikan dan
menciptakan ajaran tertinggi yang diwariskan oleh Padma demi manfaat bagi
generasi mendatang. Kritik sectarian atas karakter Padma dan tantra hanya
dapat berfungsi untuk menegaskan kehidupan dan kualitas luar biasa, aktivitas
dan kesempurnaan luar biasa dari Guru Besar.
7. suatu konflik muncul pada titik ini di antara berbagai otobiografi Padmasambhava.
Dalam Sanglingma dikatakan bahwa Padma menerima penahbisan dari Prabhahasti
dan adalah ia yang memberikan kepadanya nama Shakya Senge. Di pihak lain,
menurut kedua versi bKahi Thang, Padma memohon agar Prabhahasti
menganugerahkan kepadanya status brahmacharya, sumpah selibat, tetapi Prabhahasti
memberitahu Padma bahwa walaupun ia dapat mengajarkan Tantra kepadanya, namun
ia tidak memiliki kualifikasi untuk memberikan penahbisan, dan bahwa ia harus
menemui Ananda, sepupu Sang Buddha dan siswa utama, untuk hal itu. Lebih jauh
dikatakan bahwa Padma tidak menemui Ananda menuruti nasihat ini, dan bahwa ia
menerima penahbisan darinya. Tidak disebutkan mengenai Ananda dalam
Sanglingma, tetapi ia muncul secara menonjol dalam bKahi Thang dalam berbagai
canto.
8. Beberapa dari nama ini dan lain-lainnya yang mengikuti selanjutnya merupakan
delapan prinsip dan permujudan yang paling terkenal dari Padmasambhava. Dalam
Mandala dari delapan perwujudan ini, Shakya Senge muncul di timur. Padma Gyalpo
di selatan. Padmasambhava muncul di barat. Dorje Drolod muncul di utara. Nyima
Ozer muncul di tenggara. Padma Jungnay muncul di barat daya. Senge Dradog
muncul di barat laut. Loden Chogsed muncul di timur laut. Legenda-legenda berbeda
memberikan asal-usul sejarah yang berbeda atas beberapa nama ini. Sosok-sosok
berbeda memperlihatkan perbedaan peralatan, mudra, pakaian, danm dalam sosok
murka, variasi ganjil dalam cirri-ciri fisik dan wajah. Semuanya dikelilingi oleh para
dakini dari berbagai kelompok. Padma Jungnay adalah nama dari perwujudan Padma
yang melakukan perjalanan ke Tibet dan mengalahkan para kanibal. Beberapa dari
perwujudan menarik lainnya adalah Tsokey Dorje, Padma sebagai Raja Sahor, guru
yang diramalkan oleh Buddha Shkyamuni; Guru Drakpo, memegang-kalajengking,
perwujudan kemarahan; Simhamukha, sang dakini rahasia, dakini bermuka singa dan
Dombhi Heruka
Komentar bertahan

PAHALA Hut padmasambhava tgl 10 Setiap Bulan


Februari 23, 2010 Disimpan dalam Padmasambhava Tagged sadhana

Dalam Sutra Padmasambhava yang dilafalkan di aliran Zhenfo zong


pada HUT Padmasambhavadinyatakan bahwa tiap tanggal 10 imlek ,
Padmasambhava akan turun ke dunia memberkati semua pemuja Nya.
Sedangkan menurut catatan di Nyingmapa sendiri, bila setiap tanggal 10 dapat
melakukan Sadhana Padmasambhava atau Puja Hui gong () Padmasambhava
akan segera memperoleh 10 macam keberhasilan.
Saat Padmasambhava hendak meninggalkan dunia fana, Beliau telah berpesan pada
orang Tibet, Aku tidak datang dan tidak pergi (Bo Lai Bo Khi)^_^
Hanya pada yang meyakiniku, Aku akan muncul dihadapannya dan membabarkan
Dharma. Tiap tanggal 10 tiap bulan, Aku akan datang langsung menjenguk siswa Ku.
Dan inilah pahala atau fungsi dari tanggal 10 tiap bulan dan hubungannya
dengan Sadhana Padmasambhava :

(Bulan 1 tgl 10)


Memperoleh wibawa, akan di patuhi oleh para mara, dewa dan setanmelenyapkan
penyakit dari 5 unsur, mengabulkan permohonan.
(Bulan 2 tgl 10)
Cukup pangan, di patuhi para insan, mimpi indah, dapat mengetahui masa depan.
(Bulan 3 tgl 10 )
Menghindarkan diri dari gangguan dewa dan hantu, memahami Dharma lokiya
maupun lokuttara, keberhasilan Kebijaksanaan Besar dan tubuh Vajra
(Bulan 4 Tgl 10)
Menghindari pengaruh buruk perbintangan dan segala aktivitas (pernikahan, lamaran,
pemakaman dan lain lain) , keselamatan dalam perjalanan, mengabulkan kehendak.

(Bulan 5 Tgl 10)


Menaklukkan nagaraja dan mara.
(Bulan 6 Tgl 10)
Tolak bala, memperpanjang usia, melenyapkan penyakit, memperoleh kemampuan
berbicara.
(Bulan 7 tgl 10)
Menyembuhkan penyakit dan segala kesulitan, memperpanjang usia dan kekuasaan,
memperoleh iddhi, terlahir di Tanah Suci Padmasambhava.
(Bulan 8 tgl 10)
Menyingkirkan penyakit yang sukar diobati maupun membuat mati tidak hiduppun
sulit, mententramkan rakyat, mencukupi harta.
(Bulan 9 tgl 10)
Menyingkirkan kesialan karena pengaruh tahun, bulan, hari dan waktu.
Menyingkirkan mimpi buruk, segala ketidak lancaran dalam urusan keluarga.
(Bulan 10 tgl 10)
Menaklukan mara penyakit dan setan, sehingga mereka akan mematuhi dan
menghormati. Memperoleh keberhasilan Tubuh Mahavajra.
(Bulan 11 tgl 10)
Untuk bertobat supaya memandulkan karma pelanggaran sila, memfitnah BUddha,
memfitnah Dharma, mulut jahat dan sembarangan bicara.
(BUlan 12 tgl 10)
Supaya yang belum waktunya mati dapat sehat kembali, melenyapkan halangan
penyakit. Bagi yang usianya telah habis akan terlahir di Sukhavati untuk menempuh
jalan menuju ke BUDHA an.

OM AH HUM
Adalah intisari tubuh, ucapan dan pikiran
BIEZHA
Intisari Vajrakula
GULU
Intisari Ratnakula
BEIMA
Intisari Padmakula

XIDI
Intisari Karmakula
HUM
Intisari Buddhakula
***
OM
Sambhogakaya dari Pancadhyani Buddha
A
Dharmakaya yang Sempurna
HUM
Nirmanakaya Padmasambhava yang sempurna
BIEZHA
Paripurnamandala dari Heruka
GULU
Paripurnamandala Vajracarya
BEIMA
Paripurnamandala Dakini
XIDI
Nadi hidup dari semua Jambhala dan pemilik ajaran
HUM
Nadi hidup dari Para Dharmapala
***
OM AH HUM
Tiga pewarisan (Rahasya/mantra/langsung)
BIEZHA
Sutra dan sila
GULU
Sastra dan ajaran temurun
BEIMA
karmatantra dan bagian yogatantra
XIDI
Mahayoga

HUM
Anuttarayoga dan Adiyoga
***
OM AH HUM
Melenyapkan semua karma buruk tiga masa
BIEZHA
Melenyapkan karma buruk kebencian
GULU
Melenyapkan karma buruk kesombongan
BEIMA
Melenyapkan karma buruk keserakahan
XIDI
Melenyapkan karma buruk iri dengki
HUM
Melenyapkan karma buruk kilesha
***
OM AH HUM
Memperoleh Trikaya
BIEZHA
Memperoleh Adarsajnana (Prajna dari Aksobhya)
GULU
Samathajnana (Prajna dari Ratnasambhava)
BEIMA
Pratyaveksanajnana (Prajna dari Amitabha)
XIDI
Krtyanusthanajnana (Prajna dari Amoghasiddhi)
HUM
Mulajnana Pancajnana
***
OM AH HUM
Dapat mengundang Dewa, mara dan manusia
BIEZHA
Menyingkirkan halangan dari pemakan wangi dan Dewa Api

GULU
Menyingkirkan halangan dari mara kematian dan raksasa
BEIMA
menyingkirkan halangan Dewa Air dan Angin
XIDI
Menyingkirkan halangan yaksa dan Deva Isvara
HUM
Menyingkirkan halangan Rahu dan Penunggu wilayah
***
OM AH HUM
Menyempurnakan Sad Paramita
BIEZHA
Menyukseskan ritual santika (tolak bala)
GULU
Menyukseskan ritual paustika (berkah)
BEIMA
Menyukseskan ritual vasikarana (cinta kasih)
XIDI
menyukseskan semua jenis karman
HUM
menyukseskan abhicaruka (penakklukan)
***
OM AH HUM
Menyingkirkan kekuatan mantra sesat
BIEZHA
menyingkirkan gangguan dewa langit
GULU
menyingkirkan gangguan mantra dewa naga dan makhluk 8 bagian
BEIMA
menyingkirkan kekuatan mantra dewa semesta
XIDI
menyingkirkan mantra dan kutukan dari naga dan penunggu wilayah

HUM
menyingkirkan kekuatan mantra manusia , dewa dan mara
***
OM AH HUM
Melenyapkan mara lima racun
BIEZHA
menyingkirkan mara kebencian
GULU
menyingkirkan mara kesombongan
BEIMA
menyingkirkan mara keserakahan
XIDI
menyingkirkan mara iri dengki
HUM
menyingkirkan mara dewa, manusia dan iblis
***
OM AH HUM
memperoleh pencapaian tubuh, ucapan dan pikiran
BIEZHA
memperoleh pencapaian damai dan angkara dari yidam
GULU
memperoleh pencapaian anuttara dari penjapaan mantra
BEIMA
memperoleh pencapaian dakini
XIDI
memperoleh pencapaian umum dan avenika
HUM
memperoleh pencapaian tekad
***
OM AH HUM
Dapat mencapai Samanthabadraraja Tathagata Pureland
BIE ZHA
Mencapai Tanah suci Suka cita sebelah Timur dari Aksobhya Tathagata

GULU
Mencapai Tanah Suci Mustika yang Agung dari Ratnasambhava Buddha
BEIMA
Mencapai Tanah Suci Sukhavati Amitabha Buddha
XIDI
Mencapai Tanah Suci Karya Kebajikan Anuttara Amoghasiddhi
HUM
Mencapai Tanah Suci Keagungan Rahasya Vairocana Buddha
Pahala penjapaan satu kali mantra ini, bila diberikan wujud, dapat memenuhi
benua selatan, Bagi yang dapat mendengar, melihat atau merenungi mantra ini
akan senantiasa bersama dengan Buddha dan Baghavati.
Mantra BIEZHA GULU (padma Guru) merupakan kata kata sejati yang
bermakna selamanya tak dicampakkan. Bila menurut apa yang telah
Kukatakan tadi, namun semua permohonan tidak dapat terkabul, bukankah
berarti Aku Padmasambhava telah mencampakkan para insan ? Aku pasti tidak
akan mencampakkan, maka kalian hendaknya melaksanakan nya dan menekuni
sesuai ajaran.
Bila kondisi yang menyebabkan kamu tak dapat menjapakannya, kamu dapat
menggantungkan mantra ini, maka makhluk yang menerima tiupan angin yg
telah lewat dari mantra ini, tanpa diragukan akan memperoleh pembebasan.
Atau tulislah di atas tanah, kayu, batu, setelah diresmikan, letakkan di pinggir
jalan, bagi yang meilhatnya, penyakit, halangan mara dan karma buruk akan
terkikis, Rajasetan dan raksasa yang memasuki jalan tersebut akan patah.
Tuliskan mantra ini dengan warna emas diatas kertas biru tua, bawalah di
tubuhmu, mara jahat dan yaksa tak akan melukai. Setelah meninggal dunia, bila
mantra ini masih berada beserta dengan tubuh sampai kremasi , akan
memunculkan lingkaran pelangi, pasti dapat terlahir di Sukhavati.
Pahala bagi yang menjapa dan menuliskannya adalah tak terhingga.

Anda mungkin juga menyukai