Tempat
Waktu pertemuan
: WIB
Sasaran
Materi
I.
: Penyuluhan Diare
Tujuan
1)
III.
Materi Pembelajaran
1. Pokok Bahasan
: Penyuluhan Diare
a.
b.
c.
d.
Pengertian diare
Penyebab diare
Gejala-gejala diare
Pencegahan diare
IV.
Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
V.
Setting
1) Setting Waktu
Tahap
Waktu
(50 menit)
Pendahuluan
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
(20 menit)
Pembukaan
moderator.
(40 menit)
Penyampaian
materi oleh
penyaji:
a. Pengertian diare
Peserta
mengikuti
sesi
b. Penyebab diare
penyampaian materi dengan
c. Gejala-gejala diare
antusias
d. Pencegahan diare
(30 menit)
Sesi diskusi oleh fasilitator
Penutup
Pelaksanaan
(10 menit)
acara
oleh Mengikuti
pembukaan
dengan antusias
2) Setting Tempat
Keterangan :
= Anak usia sekolah
= observer
= Pemateri
= Moderator
= Fasilitator
Kemudian Diskusi
Keterangan :
= Anak sekolah
= Moderator
= Fasilitator
= Observer
VI.
VII.
Media
a.
LCD
b.
Laptop
c.
Leaflet
Pengorganisasian
PJ Kegiatan
Penyaji
Moderator
: Endah P, S.Kep
Observer
Fasilitator
: 1)Yevi D L, S. Kep
2) Laila Isna, S. Kep
3) Ratu Izza U, S.Kep
4) Cory Castela, S.Kep
5) Tria Anisa, S.Kep
6) Sholihatul M, S.Kep
7) Diana Rachmania, S.Kep
8) Windi Arie C, S.Kep
9) Reny Fitriyah Y, S.Kep
10) Joko I, S.Kep
11) Awalin A, S.Kep
12) Putri P, S.Kep
13)
Humas
VIII.
Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi struktur
1.
Kesiapan POA
2.
3.
4.
2) Evaluasi proses
1. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya
2. Peserta antusias terhadap penjelasan tentang materi diare
3. Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
3) Evaluasi hasil
Peserta mampu mengerti dan memahami :
1.
2.
3.
4.
Pengertian diare
Penyebab diare
Gejala-gejala diare
Pencegahan diare
Surabaya, 13 Juni 2010
PJ Kelompok,
PJ Kegiatan,
Mengetahui
PJMK Keperawatan Kesehatan Komunitas
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya
Mahfudli, S.Kep. Ns
NIK : 139 040 679
Materi Penyuluhan
DIARE
KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Beberapa pengertian diare:
1. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak
dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto,
1999).
2. Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari
tiga kali sehari.
3. Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna
hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).
Anak usia TODDLER adalah anak usia antara 1 sampai 3 tahun (Donna L.
Wong)
B. Penyebab
1. Faktor infeksi
b.
c.
2.
Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan
anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
3.
Faktor Makanan:
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu.
4.
Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang
terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.
C. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan osmotik
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran
air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan
akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningklatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya
timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat
timbul diare pula.
D. Manifestasi Klinis
Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, napsu makan
berkurang kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan atau darah.
Warna tinja makin lama berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu.
Daerah anus dan sekitarnya timbul luka lecet karena sering defekasi dan tinja yang
asam akibat laktosa yang tidak diabsorbsi usus selama diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan
karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit. Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa penggantian yang memadai,
gejala dehidrasi mulai tampak yaitu: berat badan menurun, turgor kulit berkurang,
mata dan ubun-ubun besar cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta
kulit kering.
Bila dehidrasi terus berlanjut dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan gejala
denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat dan lemah bahkan tidak teraba,
tekanan darah menurun, klien tampak lemah dengan kesadaran menurun. Karena
kekurangan cairan, diuresis berkurang (oliguria sampai anuria). Bila terjadi asidosis
metabolik klien akan tampak pucat, pernapasan cepat dan dalam (pernapasan
Kussmaul).
E.
Prinsip Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diare akut pada anak:
1.
= 10% x kg BB
Umur
PWL
NWL
CWL
Kehilangan
<3
< 1 bln
150
125
25
Cairan
300
3-10
1 bln-2 thn
125
100
25
250
10-15
2-5 thn
100
080
25
205
15-25
5-10 thn
080
025
25
130
Sumber: Ngastiyah (1997)
Keterangan:
PWL : Previus Water Lose (ml/kgBB)
NWL
= cairan muntah
= cairan diuresis,
penguapan, pernapasan
CWL: Concomitant Water Lose (ml/KgBB)
Dietetik
Untuk mencegah kekurangan nutrisi, diet pada anak diare harus tetap
2)
3.
Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah:
1)
2)
3)