Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)

KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS, KELUARGA &


GERONTIK
MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI RW VIII KEL. MOJO KECAMATAN GUBENG KOTA SURABAYA
Tanggal 07 Juni 24 Juli 2010
TAHUN AKADEMIK 2009/2010
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
PENYULUHAN KESEHATAN
Hari, tanggal

Tempat

: Balai RW VIII Kelurahan Mojo Kec. Gubeng


Surabaya

Waktu pertemuan

: WIB

Sasaran

: Anak Usia Sekolah warga RW VIII Kelurahan Mojo


Kec. Gubeng Surabaya.

Materi
I.

: Penyuluhan Diare

Tujuan
1)

Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan tentang penyuluhan diare anak usia

sekolah di RW 8 Kelurahan Mojo dapat mengerti dan memahami apa


penyebab diare dan bagaimana pencegahannya.
2)

Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mendapat penyuluhan anak-anak dapat:


1.
2.
3.
4.
II.

Anak mengerti pengertian diare


Anak mengerti tentang penyebab diare
Anak mengerti tentang gejala-gejala diare
Anak mengerti tentang bagaimana pencegahan diare

Sasaran : Anak Usia Sekolah warga RW VIII Kelurahan Mojo


Kec. Gubeng Surabaya.

III.

Materi Pembelajaran
1. Pokok Bahasan

: Penyuluhan Diare

2. Sub Pokok Bahasan

a.
b.
c.
d.

Pengertian diare
Penyebab diare
Gejala-gejala diare
Pencegahan diare

IV.

Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi

V.

Setting
1) Setting Waktu

Tahap

Waktu
(50 menit)

Pendahuluan

Kegiatan Penyuluh

Kegiatan Peserta

Mempersiapkan peserta, alat,


tempat dan pemateri oleh tim.

(20 menit)

Pembukaan
moderator.

(40 menit)

Penyampaian
materi oleh
penyaji:
a. Pengertian diare
Peserta
mengikuti
sesi
b. Penyebab diare
penyampaian materi dengan
c. Gejala-gejala diare
antusias
d. Pencegahan diare

(30 menit)
Sesi diskusi oleh fasilitator

Peserta dapat mengajukan


pertanyaan dan timbal balik
dengan moderator

Penutup

Pelaksanaan

(10 menit)

acara

oleh Mengikuti
pembukaan
dengan antusias

2) Setting Tempat

Keterangan :
= Anak usia sekolah

= observer

= Pemateri

= Moderator

= Fasilitator
Kemudian Diskusi

Keterangan :
= Anak sekolah
= Moderator

= Fasilitator

= Observer
VI.

VII.

Media
a.

LCD

b.

Laptop

c.

Leaflet

Pengorganisasian
PJ Kegiatan

: Wardatur Rahmah, S. Kep

Penyaji

: Khoirul Nisak, S.Kep

Moderator

: Endah P, S.Kep

Observer

: Dwi Budi H, S. Kep

Fasilitator

: 1)Yevi D L, S. Kep
2) Laila Isna, S. Kep
3) Ratu Izza U, S.Kep
4) Cory Castela, S.Kep
5) Tria Anisa, S.Kep
6) Sholihatul M, S.Kep
7) Diana Rachmania, S.Kep
8) Windi Arie C, S.Kep
9) Reny Fitriyah Y, S.Kep
10) Joko I, S.Kep
11) Awalin A, S.Kep
12) Putri P, S.Kep
13)

Humas
VIII.

: Aang Kunaifi, S.Kep

Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi struktur
1.

Kesiapan POA

2.

Kesiapan media dan tempat

3.

Peserta yang hadir minimal 70% dari jumlah undangan

4.

Pengorganisasian dilakukan 1 hari sebelumnya.

2) Evaluasi proses
1. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya
2. Peserta antusias terhadap penjelasan tentang materi diare
3. Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
3) Evaluasi hasil
Peserta mampu mengerti dan memahami :
1.
2.
3.
4.

Pengertian diare
Penyebab diare
Gejala-gejala diare
Pencegahan diare
Surabaya, 13 Juni 2010

PJ Kelompok,

PJ Kegiatan,

Ni Luh Putu Dewi P., S. Kep


NIM. 130931040

Wardatur Rahmah., S. Kep


NIM. 130931005

Mengetahui
PJMK Keperawatan Kesehatan Komunitas
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya

Mahfudli, S.Kep. Ns
NIK : 139 040 679
Materi Penyuluhan
DIARE

KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Beberapa pengertian diare:
1. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak
dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto,
1999).
2. Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari
tiga kali sehari.
3. Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna
hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).
Anak usia TODDLER adalah anak usia antara 1 sampai 3 tahun (Donna L.
Wong)
B. Penyebab
1. Faktor infeksi
b.

Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang


merupakan penyebab utama diare pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio,
E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb),
infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi
parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).

c.

Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar


sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut,
tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

2.

Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan
anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.

3.

Faktor Makanan:
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu.

4.

Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang
terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.

C. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:

1. Gangguan osmotik
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran
air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan
akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningklatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya
timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat
timbul diare pula.
D. Manifestasi Klinis
Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, napsu makan
berkurang kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan atau darah.
Warna tinja makin lama berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu.
Daerah anus dan sekitarnya timbul luka lecet karena sering defekasi dan tinja yang
asam akibat laktosa yang tidak diabsorbsi usus selama diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan
karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit. Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa penggantian yang memadai,
gejala dehidrasi mulai tampak yaitu: berat badan menurun, turgor kulit berkurang,
mata dan ubun-ubun besar cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta
kulit kering.
Bila dehidrasi terus berlanjut dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan gejala
denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat dan lemah bahkan tidak teraba,

tekanan darah menurun, klien tampak lemah dengan kesadaran menurun. Karena
kekurangan cairan, diuresis berkurang (oliguria sampai anuria). Bila terjadi asidosis
metabolik klien akan tampak pucat, pernapasan cepat dan dalam (pernapasan
Kussmaul).
E.

Prinsip Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diare akut pada anak:
1.

Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.


Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang

cepat dan akurat, yaitu:


1) Jenis cairan yang hendak digunakan.
Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena
tersedia cukup banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya rendah bila
dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak tersedia dapat
diberiakn NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul
Nabik 7,5% 50 ml pada setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare
akut awal yang ringan dapat diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi
dengan segala akibatnya.
2) Jumlah cairan yang hendak diberikan.
Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus
sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan. Jumlah kehilangan cairan
dari badan dapat dihitung dengan cara/rumus:
1) Mengukur BJ Plasma
Kebutuhan cairan dihitung dengan rumus:
BJ Plasma 1,025
---------------------- x BB x 4 ml
0,001
2) Metode Pierce
Berdasarkan keadaan klinis, yakni:

a. diare ringan, kebutuhan cairan = 5% x kg BB


b. diare sedang, kebutuhan cairan = 8% x kg BB
c. diare ringan, kebutuhan cairan

= 10% x kg BB

3) Metode Perbandingan BB dan Umur


Total
BB (kg)

Umur

PWL

NWL

CWL

Kehilangan

<3

< 1 bln

150

125

25

Cairan
300

3-10

1 bln-2 thn

125

100

25

250

10-15

2-5 thn

100

080

25

205

15-25

5-10 thn

080

025
25
130
Sumber: Ngastiyah (1997)

Keterangan:
PWL : Previus Water Lose (ml/kgBB)
NWL

= cairan muntah

: Normal Water Lose (ml/kgBB)

= cairan diuresis,

penguapan, pernapasan
CWL: Concomitant Water Lose (ml/KgBB)

= cairan diare dan muntah

yang terus menerus


2.

Dietetik
Untuk mencegah kekurangan nutrisi, diet pada anak diare harus tetap

dipertahankan yang meliputi:


1)

Susu (ASI atau PASI rendah laktosa)

2)

Makanan setengah padat atau makanan padat (nasi tim)

3.

Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah:

1)

Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin)

2)

Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone)

3)

Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi)

Anda mungkin juga menyukai