Anda di halaman 1dari 2

Pemeriksaan EKG

Sindrom koroner akut (SKA) merupakan suatu spektrum klinis yang terdiri dari
angina tidak stabil, infark miokard akut tanpa (NSTEMI) atau dengan elevasi segmen
ST (STEMI). Keluhan utamanya adalah nyeri dada. Kemudian berdasarkan gambaran
EKG digolongkan berdasarkan ada tidaknya elevasi segmen ST. Diagnosis awal SKA
tanpa elevasi segmen ST digolongkan lagi berdasarkan hasil pemeriksaan enzim
jantung troponin. Jika troponin positif maka didiagnosis sebagai infark miokard akut
tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI). Jika negatif maka diagnosisnya angina tidak
stabil
Pada EKG normal, gelombang T biasanya positif pada lead I, II, dan V3 sampai
dengan V6; terbalik pada lead aVR; bervariasi pada lead III, aVF, aVL, serta V1; dan
pada V2 jarang didapatkan terbalik. Jika terjadi iskemia, gelombang T menjadi
terbalik (inversi), simetris, dan biasanya didapatkan sementara (terjadi saat pasien
simptomatik). Pada kasus ini tidak didapatkan kerusakan miokardium sesuai dengan
pemeriksaan CK-MB maupun troponin yang tetap normal. Diagnosisnya adalah
angina tidak stabil. Tetapi, jika inversi gelombang T persisten, biasanya didapatkan
kenaikan kadar troponin, dan diagnosisnya menjadi NSTEMI. Angina tidak stabil dan
NSTEMI disebabkan oleh trombus non-oklusif, oklusi ringan (dapat mengalami
reperfusi spontan), atau oklusi yang dikompensasi sirkulasi kolateral yang baik

Klasifikasi gagal jantung


New York Heart Association (NYHA) pertama kali membuat klasifikasi
gagal jantung yang berdasarkan pada derajat keterbatasan fungsional. Pembagian
fungsional NYHA sering digunakan untuk menentukan progresifitas gagal
jantung. Sistem ini membagi pasien atas 4 kelas fungsional yang bergantung pada
gejala yang muncul, yaitu asimptomatis (kelas I), gejala muncul pada aktifitas
berat (kelas II), gejala muncul pada saat aktifitas ringan (kelas III) dan gejala
muncul pada saat istirahat (kelas IV).

DIAGNOSIS BANDING
Berbagai diagnosa banding sindrom koroner akut antara lain:
a.
Mengancam jiwa dan perlu penanganan segera: diseksi aorta,
perforasi ulkus peptikum atau saluran cerna, emboli paru, dan tension
pneumothorax.
b.
Non iskemik: miokarditis, perikarditis, kardiomyopati hipertropik,
sindrom Brugada, sindrom wolf-Parkinson-White.

c.
Non kardiak: nyeri bilier, ulkus peptikum, ulkus duadenum,
pleuritis, GERD, nyeri otot dinding dada, serangan panik dan gangguan
psikogenik.

Anda mungkin juga menyukai