Anda di halaman 1dari 10

INDUKSI PERSALINAN

Dr.Harry Ananda

Induksi persalinan adalah suatu upaya


stimulasi mulainya proses persalinan.
(dari tidak ada tanda-tanda persalinan,
distimulasi menjadi ada)
Bedakan dengan akselerasi persalinan,
suatu upaya mempercepat proses
persalinan.
(sudah ada tanda-tanda persalinan,
namun kemajuannya lambat, sehingga
diakselerasi menjadi cepat)

INDIKASI POKOK UNTUK


INDUKSI PERSALINAN
1. untuk janin yang masih dalam kandungan, pertimbangannya
adalah kondisi ekstrauterin akan lebih baik daripada intrauterin,
atau kondisi intrauterin lebih tidak baik atau mungkin
membahayakan.
2. untuk ibu, pertimbangannya adalah menghindari /
mencegah / mengatasi rasa sakit atau masalah2 lain yang dapat
membahayakan nyawa ibu.
Indikasi janin, misalnya : kehamilan lewat waktu
(postmaturitas), inkompatibilitas Rh
Pada usia kehamilan postmatur, di atas 10 hari lebih dari saat
perkiraan partus, terjadi penurunan fungsi plasenta yang
bermakna, yang dapat membahayakan kehidupan janin
(gangguan sirkulasi uteroplasenta, gangguan oksigenasi janin)
Indikasi ibu, misalnya : kematian janin intrauterin
Indikasi janin dan ibu, misalnya : pre-eklampsia berat

METODE INDUKSI
PERSALINAN
Surgikal
Dengan cara :
1. melepaskan / memisahkan selaput
kantong ketuban dari segmen bawah
uterus (stripping), atau
2. memecahkan selaput kantong
ketuban (amniotomi)

Stripping, dapat dengan cara :


1. manual (dengan jari tengah / telunjuk dimasukkan
dalam kanalis servikalis)
2. dengan balon kateter Foley yang dipasang di dalam
segmen bawah uterus melalui kanalis servikalis, diisi
cairan (dapat sampai 100 cc pada Foley no.24),
diharapkan akan mendorong selaput ketuban di daerah
segmen bawah uterus sampai terlepas (BUKAN untuk
dilatasi serviks).
Amniotomi, selaput ketuban dilukai / dirobek dengan
menggunakan separuh klem Kocher (ujung yang
bergigi tajam), steril, dimasukkan ke kanalis servikalis
dengan perlindungan jari-jari tangan.

Medisinal
Dengan menggunakan obat-obat untuk stimulasi
aktifitas uterus, misalnya spartein sulfat,
prostaglandin (misoprostol-derivat prostaglandin)
atau oksitosin.
Sedang dalam penelitian : penggunaan preprarat
prostaglandin tablet misoprostol intravaginal
(dipasang di ruang fornix).
Pada beberapa kepustakaan, induksi prostaglandin
intravaginal disebutkan dapat dilakukan
bersamaan dengan pemakaian balon kateter Foley
(gambar).

Di FKUI/RSCM : digunakan juga oksitosin.


Dalam kolf 500 cc dextrose 5%, dicampurkan 5 IU oksitosin
sintetik. Cairan oksitosin dialirkan melalui infus dengan dosis 0.5
mIU sampai 1.0 mIU per menit, sampai diperoleh respons berupa
aktifitas kontraksi dan relaksasi uterus yang cukup baik.
Hati-hati, Kontraksi uterus yang terlalu kuat dan relaksasi yang
kurang akan dapat berakibat buruk terhadap janin karena
gangguan sirkulasi uteroplasental.
Evaluasi :
dapat diulang sampai dengan 3 kali. Jika persalinan belum maju,
dinyatakan refrakter / induksi gagal.
Jika sudah terdapat aktifitas kontraksi uterus sebelumnya tetapi
tidak baik (misalnya pada incoordinated uterine action), aktifitas
tersebut dieliminasi lebih dahulu misalnya dengan pethidine 50
mg, baru dilakukan induksi.

TANDA-TANDA INDUKSI BAIK


1. respons uterus berupa aktifitas
kontraksi miometrium baik
2. kontraksi simetris, dominasi
fundus, relaksasi baik (sesuai dengan
tanda-tanda his yang baik / adekuat)
3. nilai pelvik menurut Bishop (tabel)

PRINSIP !!
1. penting : monitor keadaan bayi,
keadaan ibu, awasi tanda-tanda
ruptura uteri
2. penting : harus memahami
farmakokinetik, farmakodinamik,
dosis dan cara pemberian obat yang
digunakan untuk stimulasi uterus.

KONTRAINDIKASI INDUKSI
PERSALINAN
1. kontraindikasi / faktor penyulit untuk
partus pervaginam pada umumnya :
adanya disproporsi sefalopelvik, plasenta
previa, kelainan letak / presentasi janin.
2. riwayat sectio cesarea (risiko ruptura
uteri lebih tinggi)
3. ada hal2 lain yang dapat memperbesar
risiko jika tetap dilakukan partus
pervaginam, atau jika sectio cesarea
elektif merupakan pilihan yang terbaik.

Anda mungkin juga menyukai