DISUSUN OLEH:
ADHA WIDONI
1407113105
TEKNIK KIMIA S1 A
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya yang
telah memberikan penulis kemampuan dan untuk menyelesaikan tugas makalah
Pengantar Teknik Kimia dan Industri. Makalah ini berisikan tentang daerah
potensi, sejarah eksplorasi, industri terkait dan produk yang dihasilkan serta sisa
cadangan terkini. Saya sebagai penulis dan juga mahasiswa Teknik Kimia
Universitas Riau ingin memberikan penjelasan yang cukup akan kompetensi dasar
yang harus dipenuhi, dan jelas akan materi yang disampaikan dalam makalah ini
serta banyak bermanfaat bagi pembaca sekalian. Makalah ini masih belum bisa
menjawab semua pertanyaan pembaca tentang Pengantar Teknik Kimia dan
Industri ini, maka saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Untuk
kesalahan yang terdapat dalam penulisan makalah ini, saya mohon maaf. Ucapan
terima kasih saya berikan kepada pembaca yang telah menjadikan makalah ini
sebagai referensi pelajaran.
Pekanbaru,
Mei 2015
Penulis
ADHA WIDONI
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini bertujuan untuk:
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Eksplorasi Migas
Industri minyak dan gas bumi telah terbukti menduduki peran yang sangat
penting dalam pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Bahkan industri minyak dan
gas bumi telah menjadi unsur yang strategis dalam kaitannya dengan kepentingan
negara, geopolitik dan geoekonomi suatu wilayah. Terdapat kurang lebih 60
negara berkembang di penjuru dunia menggantungkan perekonomiannya dari
sektor industri minyak dan gas bumi.
Sejak minyak dan gas bumi ditemukan pertama kali di Indonesia oleh
Aeilko Janszoon Zijkler di Telaga Tunggal Sumatera Utara, maka kegiatan
pencarian emas hitam
Belanda.
2.1.1
penjajahan Belanda. Kajian dan Laporan yang pertama kali diterbitkan berisi
tentang adanya potensi minyak bumi yang cukup prospektif di wilayah jajahan
Hindia Belanda dibuat oleh Cornelis de Groot pada tahun 1864. Dengan adanya
laporan tersebut maka para pelaku usaha di industri minyak bumi mulai tertarik
untuk mengeksploitasi kekayaan alam tersebut. Untuk mengatur kegiatan
penambangan minyak dan gas bumi, Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1899
mengeluarkan undang-undang lndische Mijn Wet dan diumumkan dalam
Staatsblad Nomor 214 tahun 1899. Salah satu isi undang-undang tersebut adalah
bahwa pengusahaan dan penambangan di wilayah Hinda Belanda diatur menurut
wilayah konsesi penambangan. Undang-undang tersebut juga memberikan
peluang bagi sektor swasta untuk berpartisipasi dalam penambangan minyak dan
gas bumi. Pola kerja sama dalam undang-undang tersebut di dasarkan pada
pengakuan hak individual secara menonjol. Setelah diterbitkannya undang-undang
tersebut maka perusahaan besar minyak dunia mulai melakukan kegiatan
pencarian minyak di Hindia Belanda.
minyak dan gas bumi bahwa daerah Sumatera Tengah bukan merupakan daerah
kering seperti yang pernah diduga oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Menjelang kemerdekaan Republik Indonesia terdapat dua perusahaan
besar minyak asing yang beroperasi di wilayah Sumatera Tengah (baca:Riau).
Perusahaan pertama adalah NV. SVPM, yang kemudian dikenal STANVAC, yang
merupakan gabungan antara perusahaan Nederlandsche Koloniale Petroleum
Maatschappij (NKPM) dengan Standard Oil of New Jersey pada tahun 1933.
Kelompok ini beroperasi di Riau atau tepatnya sekitar Lirik.
Sedangkan perusahaan lainnya adalah NV Caltex Pacific Petroleum Maatschappij
yang merupakan gabungan usaha antara NV Nederlandsche Pacific Petroleum
Maatschappij (NPPM) dengan Texas Oil Company (TEXACO) pada tahun 1936.
Kelompok ini beroperasi di Sumatra bagian tengah (Blok Rokan, Sebanga, Duri,
Minas).
2.1.2
karena semua ladang minyak diambil alih oleh Jepang. Untuk kebutuhan bahan
bakar perang, tentara Jepang pada tahun 1944 melanjutkan kegiatan pemboran
pada sumur Minas. Dan akhirnya sumur Minas 1 berhasil diproduksi minyaknya
untuk pertama kali oleh tentara Jepang.
2.1.3
pengelolaan minyak dan gas bumi belum ada perubahan yang berarti. Dalam pasal
33 ayat (2) dan (3) Undang Undang Dasar 1945 telah disebutkan dengan jelas
tentang prinsip pengusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia dimana hasil
minyak bumi dikuasai oleh negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Namun karena belum ada undang-undang yang mengatur
maka, cara konsesi masih diberlakukan sampai dengan tahun 1959.
2.1.4
Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Bagi masyarakat
daerah, lahirnya undang-undang ini dapat memberikan harapan baru tentang
kemandirian pengelolaan industri hulu minyak dan gas bumi. Pengelolaan industri
hulu minyak dan gas bumi oleh daerah didasarkan pada ketentuan Pasal 9 ayat 1
UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Dalam pasal tersebut
dikatakan bahwa Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) diperbolehkan melakukan
kegiatan usaha sektor hulu dan hilir Minyak dan Gas Bumi. Kegiatan Usaha Hulu
bisa mencakup usaha di bidang eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi.
Sedangkan kegiatan usaha hilir mencakup kegiatan dalam bidang pengolahan,
pengangkutan, penyimpanan serta penjualan minyak dan gas bumi.
Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya
alam salah satunya adalah minyak bumi, sektor minyak tidak pernah terlepas dari
polemik dibanyak negara termasuk Indonesia yang merupakan negara yang
memiliki cadangan minyak yang melimpah, namun yang terjadi cadangan minyak
tersebut justru di kusai oleh perusahaan asing dimana dari 47 wilayah kerja
pertambangan yang terdiri dari 25 kelompok majors (perusahaan minyak
internasional yang besar), terdiri Chevron dengan 7 wilayah kerja operasi,
Exxon/Mobile dengan 5 WKP, British Petroleum dengan 3 WKP, Gulf Resource
dengan 5 WKP, Total/Petro Fina dengan 2 WKP dan Majors lainnya dengan 3
WKP serta sisanya 22 WKP adalah tidak tergolong Majors. Indonesia merupakan
negara yang sangat strategis sehingga banyak menarik perhatian perusahaanperusahaan multinational corporation untuk berinvestasi.
Pada provinsi ini terdapat beberapa perusahaan berskala internasional yang
bergerak di bidang minyak bumi dan gas serta pengolahan hasil hutan dan sawit.
Selain itu terdapat juga industri pengolahan kopra dan karet. Beberapa perusahaan
besar tersebut diantaranya Chevron Pacific Indonesia anak perusahaan Chevron
Corporation, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk di Perawang, dan PT. Riau
Andalan Pulp & Paper di Pangkalan Kerinci.
Chevron merupakan salah satu perusahaan multinational corporation asal
Amerika yang bergerak dibidang migas, sebelumnya Chevron bernama Caltex
(California Texas Oil Company). Pada tahun 2001 perusahaan ini berganti nama
menjadi Chevron, padatahun 1944 perusahaan ini menemukan lapangan minyak
yang sangat komersial diMinas, Riau Indonesia. Lapangan ini kemudian menjadi
kunci utama bagi kegiatan bisnis Chevron di Indonesia karena Minas merupakan
sumur minyak terbesar di Asia Tenggara. Minas yang merupakan daerah
diProvinsi Riau juga merupakan tempat cadangan minyak bumi yang terbanyak di
Indonesia yang memiliki kualitas minyak terbaik. Sejak awal keberadaannya
Chevron sudah mendominasi produksi minyak di Indonesia, puncaknya adalah
pada tahun 1970 an produksi minyak Chevron menembus angka 1 juta barel/hari
dari 1,6 juta barel/hari produksi minyak Indonesia pada tahun itu. Pada tahun
1980 Chevron Pasific Indonesia membangun proyek Sistem Injeksi Uap terbesar
di dunia yang dinamakan Duri Steam Flood (DSF). Ini merupakan terobosan
inovasi terbaru yang dilakukan oleh Chevron untuk meningkatkan jumlah
produksi minyak yang berada di Lapangan Duri, Riau.
Dalam acara edukasi media yang diadakan Satuan Kerja Khusus Minyak
dan Gas (SKK Migas) di Batam, Kamis (28/11), pakar perminyakan dari Institut
Teknologi Bandung (ITB) Prof Dody Afdasyah mengungkapkan jumlah cadangan
positif minyak bumi Indonesia tinggal 3,8 miliar barel. Jumlah itu diperkirakan
bakal habis diproduksi dalam tempo 10 atau 15 tahun ke depan dengan perkalian
820.000 barel per hari. Kebutuhan dalam negeri 1,5 juta barel per hari tetap
bergantung pada bahan bakar minyak, terutama untuk memenuhi bahan bakar
transportasi laut, darat, udara, industri, serta kebutuhan rumah tangga.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Provinsi Riau memiliki sumber daya alam, baik kekayaan yang terkandung
di perut bumi, berupa minyak bumi dan gas, serta emas, maupun kekayaan
hasil hutan dan perkebunannya, belum lagi kekayaan sungai dan lautnya.
Jumlah cadangan positif minyak bumi Indonesia tinggal 3,8 miliar barel.
Jumlah itu diperkirakan bakal habis diproduksi dalam tempo 10 atau 15
tahun ke depan dengan perkalian 820.000 barel per hari. Kebutuhan dalam
negeri 1,5 juta barel per hari tetap bergantung pada bahan bakar minyak,
Sejak minyak dan gas bumi ditemukan pertama kali di Indonesia oleh
Aeilko Janszoon Zijkler di Telaga Tunggal Sumatera Utara, maka kegiatan
pencarian emas hitam (baca:minyak bumi) tersebut berlanjut ke wilayah
lain di daerah jajahan Belanda.
DAFTAR PUSTAKA
Stanley, J,. L. , 1975 .Clays in industrial minerals and Roes, 4th ed, American
Institute Of
Minning, Metalurgieal and Petroleum Enginners Inc, New York, 1975,
( 519 575).
Diantika. 2011. Migas Provinsi Riau. thesis.umy.ac.id/datapublik/t26604.pdf.
Diakses pada
tanggal 20 Mei 2015.
Rafiq.2012.KilasBalikpengolahankelapasawit.https://rafiqimtihan.wordpress.com/
2012/10/
02/kilas-balik-pengelolaan-migas-di-riau/. Diakses pada tanggal 20 Mei
2015.
Aldo.2014.
Provinsi
Riau.
riau.html.Diakses pada
tanggal 20 Mei 2015.
http://aldo-shandy.blogspot.com/p/provinsi-