Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lansia adalah mereka yang usianya lebih dari 65 tahun keatas. Disini muncul istilah
Lansia Resiko Tinggi (High Risk Elderly) dengan kriteria :

a. usia diatas 80 tahun

b. hidup sendiri

c. depresi

d. gangguan intelectual

e. inkontinensia urine

banyak perubahan fisik yang terjadi pada lansia. Kekuatan, ketahanan dan kelenturan otot
rangka berkurang. Pergerakan dan kestabilan terganggu, dementia (intelectual
terganggu), defesiensi imunologis, kemunduran pengelihatan, pendengaran, dan lain-lain.

Perubahan Saluran Pencernaan : rongga mulut yang terpengaruh adalah gigi, gusi dan
ludah yang bukan hanya disebabkan oleh penuaan tapi juga karena tidak bersihnya gigi
dan gusi yang sering menimbulkan infeksi. Penuaan esofagus, lapisan lambung menipis,
berat usus halus yang menurun juga merupakan perubahan yang terjadi.

B. Tujuan

Tujuan Umum :
- Untuk memahami kecukupan gizi pada Lansia
- Untuk memahami masalah-masalah gizi pada lansia
- Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang sesuai pada Lansia yang
mengalami gangguan gizi

Tujuan khusus
- Untuk menyelesaikan Tugas dari mata kuliah Ilmu Gizi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sajian Lengkap Gizi untuk Lansia

Kecukupan makanan sehat sangat penting bagi para usia


lanjut. Orang yang berusia 70 tahun, kebutuhan gizinya sama
dengan saat berumur 50-an. Sayangnya, nafsu makan mereka
cenderung terus menurun. Karena itu, harus terus diupayakan
konsumsi makanan penuh gizi.

Bertambahnya usia menyebabkan indra rasa menurun. Sebagai


kompensasi, banyak orang lanjut usia (lansia) memilih makanan yang
rasanya sangat manis atau asin. Padahal, penambahan gula hanya
memberikan kalori kosong (tidak ada nilai gizinya), sedangkan garam
dapat meningkatkan tekanan darah.

Indra pencium dan penglihatan juga terganggu, sehingga


mengakibatkan pemilihan makanan yang berbau tajam atau minat
terhadap makanan menurun. Perubahan emosi karena depresi dan
kesepian juga membuat nafsu makan menurun. Masalah gigi sering
dialami lansia, seperti gigi tanggal, gigi berlubang, dan gigi palsu yang
tidak nyaman. Kesemuanya ini berisiko menimbulkan kurang gizi.

Selain itu, lansia umumnya mempunyai paling sedikit satu masalah


kesehatan, seperti artritis, penyakit kardiovaskular, dan diabetes.
Ditambah pula menurunnya kapasitas mental yang berkaitan dengan
otak. Gangguan kesehatan pada lansia itu berkaitan dengan apa yang
dimakan. Mereka membutuhkan pengaturan menu yang tepat,
contohnya makanan rendah lemak dan garam.

Alat Bantu
Gizi seimbang untuk lansia perlu diterapkan dengan melihat
kondisinya, apakah masih dapat mengunyah dengan baik atau tidak.
Jika tidak, upayakan makanan lunak yang tetap memenuhi kebutuhan
gizinya. Sebaiknya ada yang mengatur menu supaya mereka tidak
mengalami masalah akibat makanan yang salah. Jika menderita
penyakit, sebaiknya awasi dan atur menu agar kesehatannya tetap
dapat dipertahankan.

2
Dengan mengatur makanan sesuai dengan dunianya, kehidupan lansia
yang membahagiakan akan dapat dipertahankan. Mereka pun tidak
akan terlalu merasakan kehidupan yang berbeda dari saat masih
muda.
Selain mengatur makanan, sangat penting untuk mempertahankan
aktivitas agar tetap sehat, seperti berjalan kaki, berenang, dan senam
ringan. Berkebun juga bisa menjadi pilihan hobi yang sehat dan
menyenangkan.

Melakukan pekerjaan ringan dan membaca sangat baik untuk latihan


otak, supaya tak cepat pikun. Jika tidak dapat berjalan dengan mudah,
pakailah alat bantu, misalnya tongkat, supaya tetap terbiasa bergerak.

Sup Kental dalam Roti Bun


Untuk 5 porsi
(1 porsi = 398 kalori)

Bahan:
5 bh roti bun dikerok bagian tengahnya

Bahan sup kental:


25 gr margarin
25 gr tepung terigu
500 ml kaldu
250 ml susu
250 gr wortel dipotong dadu, direbus, ditiriskan
250 gr sosis, diiris kecil
Garam secukupnya
_ sdt merica bubuk
_ sdt pala bubuk
50 gr keju parut

Cara membuat:
1. Buat sup kental. Lumerkan margarin lalu masukkan tepung terigu,
aduk. Tuangi kaldu dan susu sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai
habis dan mengental. Masukkan wortel dan sosis, beri garam, merica,
dan pala, aduk rata. Dimasak sampai mendidih, angkat, masukkan
parutan keju, aduk rata.
2. Ambil roti bun yang telah dikerok bagian tengahnya hingga
menyerupai mangkuk, kemudian isi dengan sup kental.
3. Hidangkan segera.

Orak Arik Telur dengan Toast


Untuk 2 porsi
(1 porsi = 320 kalori)

3
Bahan:
4 lembar roti tawar dipanggang (toast)

Bahan orak arik:


1 sdm margarin
2 sdm irisan bawang bombai
1 sdm irisan bawang putih
_ sdt garam
_ sdt merica bubuk
100 gr wortel diserut
2 btr telur ayam

Cara membuat:
1. Buat orak arik. Tumis dengan margarin bawang bombai dan bawang
putih sampai keluar aroma, beri garam dan merica, aduk, masukkan
wortel, aduk rata. Sementara itu, kocok telur ayam dengan garpu, lalu
tuang ke dalam tumisan sayuran sambil diorak arik sampai matang
dan agak kering, angkat.
2. Hidangkan orak arik telur wortel dengan roti panggang.

B. Lansia Berisiko Kekurangan Gizi

Pasien lanjut usia yang dirawat di rumah sakit berisiko tinggi untuk mengalami
malnutrisi (kekurangan gizi) karena para perawat tidak mempunyai waktu yang cukup
untuk menyuapi para pasien lansia, demikian disampaikan Age Concern, kelompok sosial
Sabtu.

Age Concern mencanang kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan masalah


tersebut, dan kelompok itu mengatakan enam dari 10 pasien usia lanjut menderita
kekurangan gizi atau mengalami kemunduran kesehatan saat mereka dirawat di rumah
sakit.

Selanjutnya dikatakan kondisi kekurangan gizi menelan biaya sebesar 7,3 milyar pound
setiap tahunnya karena pasien kekurangan gizi dirawat dirumah sakit lebih lama dan tiga
kali kemungkinannya lebih besar untuk mengalami komplikasi selama operasi dan
memiliki rata-rata angka kematian yang jauh lebih tinggi.

"Rumah sakit menjadi tempat yang berbahaya bagi kesehatan para lanjut usia ," kata
presiden direktur Age Concern, Gordon Lishman.

"Sebagian besar para lanjut usia ditolak untuk permintaan pelayanan perawatan dasar
kesehatan, dan menyebabkan ribuan pasien lanjut usia mengalami kekurangan gizi."

4
Sungguh sangat mengejutkan karena harga diri seseorang diremehkan begitu saja dan
Age Concern kini melakukan kampanye untuk menentang praktek-praktek semacam
itu ."

Age Concern melakukan survei terhadap 500 orang perawat dan menemukan sembilan
dari 10 orang perawat tidak memiliki waktu yang cukup bagi pasien yang membutuhkan
bantuan dalam urusan masalah makan makanan mereka dan mengatakan sebagai hasilnya
pasien diatas usia 80 tahun memiliki risiko lima kali lipat kekurangan gizi dari pada
mereka yang berusia dibawah 50 tahun.

Pauline Ford dari Akademi Ilmu Perawat di Inggris mengatakan hasil survei tersebut
memperlihatkan telah terjadi masalah yang cukup serius, kekurangan tenaga kerja
perawat di hampir setiap rumah sakit dan "waktu menjadi hal yang paling mewah" bagi
para perawat.

"Satu hal yang paling tak dapat diterima adalah para pasien tidak menerima bantuan yang
mereka butuhkan," kata Ford.

"Para perawat sesungguhnya sangat menginginkan untuk dapat memenuhi standard


pelayanan seperti yang telah mereka pelajari se masa pendidikan namun dukungan dan
sumber daya manusia yang cukup jumlahnya diperlukan untuk memenuhi kondisi
pelayanan sesuai standar."

"Hal yang utama adalah mereka memerlukan waktu yang cukup untuk melakukannya."
kata Ford lagi.

Menteri Kesehatan kerajaan Inggris Caroline Flint mengatakan kepada Radio BBC ia
saddar betul akan adanya sejumlah masalah di sejumlah rumah sakit namun menekankan
usaha peningkatan disertai perbaikan dalam pelayanan kesehatan telah dilakukan.

"Sudah jelas bagi kita bahwa ada sejumlah orang tidak menerima pelayanan yang
sepatutnya mereka terima," kata Flint.

"Kami telah menargetkan hal ini jauh sebelum laporan mengenai pelayanan kesehatan ini
keluar, dan pada pertemuan mendatang akan dibahas bagaimana kebijakan ini akan
dilaksanakan."

"Salah satu tuntutan adalah agar pemerintah mengembalikan wewenang kepada para staf
medis, karena itu kami memiliki 3000 tenaga tambahan yang salah satu tugasnya adalah
menangani soal makan para lansia, yang dapat memastikan para pasien lanjut usia
kebutuhan gizinya terpenuhi, kebersihan makanannya terjaga, tetapi juga harga dirinya
tetap dijunjung tinggi.

"Makanan, perawatan dengan kasih, sensitifitas serta memperlakukan seorang pasien


dengan penuh rasa hormat adalah hal-hal yang penting dalam pelayanan kesehatan yang

5
sepantasnya mereka (pasien terutama para lansia) terima ."

Age Concern mengusung kampanye dengan tema "harapan untuk didengar" maka
organisasi sosial itu menyeru kepada pihak rumah sakit untuk memperkenalkan "program
makan yang terjamin" dimana para perawat memberikan perhatian penuh dalam hal
bantuan memberikan makanan pada pasien terutama mereka yang lanjut usia.
(Reuters/Ant/OL-01).

C. MASALAH LANSIA YANG TERKAIT GIZI :

- Penyakit Kronis : jantung , diabetes , hipertensi


- Problem Like Depresion : kehilangan daya ingat , arthritis (mengubah
nafsu makan)
- Kesehatan Mulut Buruk : penyakit gigi, susah menelan dan mulut kering
- Obat : lansia kadang suka mengkonsumsi obat bebas tanpa resep
- Kemiskinan
- Hidup Sendiri : yang tidak hidup di panti werda dan merasa dirinya sehat
- Masalah dan Morbiditas : tidak bisa melakukan kegiatannya sendiri.

sumber: Media Indonesia Online

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulam

Karena fisik lansia mulai mengalami kemunduran dan keterbatasan. Bagaimana


memilih dan mengolah makanan yang baik bagi mereka? Adakah anggota
keluarga Anda di rumah yang tergolong lanjut usia (lansia)? Apakah kondisinya
cukup prima pada umurnya yang sudah lanjut itu?

Banyak penyakit yang diderita lansia berkaitan erat dengan faktor makanan
sehari-hari. Bisa jadi mereka menderita penyakit salah gizi (gizi kurang dan gizi
lebih), diabetes mellitus, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kanker, anemia,
dan penyakit tulang. Untuk mencegah dan menunda terjadi penyakit pada anggota
keluarga 'senior' kita, makanan mereka perlu diperhatikan dan sedikit diatur.
Suatu langkah yang tidak merepotkan asal tahu caranya.

Ahli Gizi dari Instalasi Gizi RS Dr Sardjito Retno Pangastuti mengatakan, menu
untuk lansia sebetulnya tidak berbeda dengan menu untuk dewasa. Namun, karena
pada lansia mulai ada kemunduran-kemunduran, keterbatasan-keterbatasan, maka
biasanya kita harus memperhatikan cara pengolahan makanan. Misalnya, karena
ada gangguan di gigi geligi otomatis makanan harus empuk, renyah, jangan liat.
"Daging sapi sebaiknya dicincang, daging ayam disuwir," kata Retno.

Sementara itu makanan yang baik atau harus cukup bagi lansia adalah makanan
berserat seperti sayuran, buah-buahan. Sebetulnya lansia tidak perlu menambah
dari luar misalnya suplemen makanan, asal setiap kali makan ada sayur dan buah.

B. Saran

Hendaknya asuhan keparawatan pada Lansia di berikan sesuai aturan dan


kecukupan gizi Lansia.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.kompas.com/read/xml/2008/01/10/22494690/sajian.lengkap.gizi.u
ntuk.lansia

2. http://gdwgdw.wordpress.com/2008/05/14/gizi-postnatal/

3. http://artikel-kesehatan-online.blogspot.com/2008/04/lansia-berisiko-
kekurangan-gizi.html

4. http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1074584667,88693,

5. http://www.google.co.id/search?q=gizi+lansia&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a

6. sumber: Media Indonesia Online

8
9

Anda mungkin juga menyukai