Oleh :
Oleh :
Mengetahui,
Menyetujui
Dosen Wali
Pembimbing I
Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
A. JUDUL SKRIPSI
OPTIMASI PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA
TAMBANG BAWAH TANAH DI D.O.Z PT. FREEPORT INDONESIA
COMPANY
tonase
material
yang
didistribusikan
belum
ditentukan,
sehingga
permasalahan disini adalah distribusi tonase material yang diambil dari sejumlah
loading point/ sumber untuk kemudian dibuang menuju dump area/tujuan.
Untuk mengatasi kondisi tersebut maka ditentukan dump area/tujuan dengan batasanbatasan yang telah disepakati dan diperlukan suatu kajian pengoptimasian yakni
penjadwalan produksi dengan pendekatan pada teori Dasar DISPATCH, dimana
dalam membantu menentukan distribusi jumlah tonase yang optimal adalah dengan
membuat permodelan program linier yakni metode transportasi.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan masukan terhadap
penyelesaian masalah penjadwalan produksi dengan penerapan teori dasar Dispacth
terhadap distribusi jumlah tonase material dari loading point menuju dump area pada
rencana penambangan bulanan tambang DOZ ( Deep Ore Zone ) sehingga dapat
mengoptimalkan jumlah tonase material yang didistrribusikan , serta pengontrolan
terhadap kapasitas tampung dari dumping point untuk memenuhi target produksi
yang diinginkan oleh perusahaan dengan suatu permodelan program linier dengan
metode transportasi yang menggunakan paket program komputasi Quantitative
System For Bussiness plus ( QSB +).
D. RUMUSAN MASALAH
1. Mengetahui distribusi jumlah material yang diambil dari sejumlah loading
point yang akan dibuang menuju dump area.
2. Mengetahui perbandingan alat muat dan angkut sehingga target produksi
dapat tercapai, serta perbandingan LHD (alat muat ) dengan loading point
/dump area.
3. Menentukan suatu pengkajian pengoptimasian dari masalah diatas dengan
suatu pendekatan pada teori dasar Dispatch yaitui dengan membuat suatu
persamaan matematis dan kemudian diolah dengan program QSB + .
BAB II
ANALISIS MASALAH
A. DASAR TEORI
Kompleksitas dan spesifikasi dalam suatu permasalahan, menumbuhkan
kesulitan yang semakin besar untuk mengalokasikan sumberdaya
yang terbatas
dengan cara yang paling baik. Masalah ini dan kebutuhan untuk memeskan cara yang
paling baik dan efektif dalam memecahkannya menimbulkan kebutuhan akan teknik
riset operasi ( Operation Risearch ).Teknik operasi ini merupakan penggunaan
metoda-metoda pendekatan ilmiah secara kuantitatif untuk menemukan cara yang
paling baik dalam memecahkan masalah yang harus dihadapi dan untuk memilih
alternatif yang terbaik dapat dilakukan dengan bantuan model matematika.
Kriteria pemilihan nilai terbaik dari variable keputusan, dapat ditentukan
oleh fungsi linear dari variable keputusan tersebut. Fungsi yang menggambarkan
linearitas ini disebut fungsi tujuan. Karena Syarat linearirtas tersebut maka persoalan
ini disebut program linear.
Untuk penggunaan landasann teorinya yaitu teori dasar daipada Dispatch
yang mengacu pada program linear, diman teori ini akan dipakai untuk mengoptimasi
distribusi tonase jalur/pengangkutan termasuk dari loading point menuju dumping
point pada rencana tambang bulanan DOZ .
Salah satu programisasi matematis dengan basis program linear yang cocok dengan
penerapan teori dasar dari pada dispatch adalah persoalan transportasi atau metode
transportasi.
A. TEORI DASAR DISPATCH
1.Dispatc
Sistem pemuatan dan pengangkutan sepeti pada gambar terdapat dua shovel
( S#01 dan S#02 ) dengan dua dump area yakni waste dump dan ore crusher yang
perlu dipahami adalah semua jalur yang layak sebagai jalur pengangkutan diarea
tambang.
Jalur pengangkutan yang layak tersebut digambarkan dua pembatas yakni
sebagai berikut :
a). Truk ( yang disimbolkan anak panah ) bermuatan yang meninggalkan shovel
harus pergi meniuju dump area sesuai dengan material yang diangkutnya. Artinya
muatan untuk ore harus pergi menuju ore crusher dan waste dump .
b). Truk kosong yang meninggalkan dumop area ( ore crusher dan waste dump )
tidak memiliki pembatas dan mungkin saja ditugaskan menuju shovel lain untuk
pemuatan berikutnya.
Selama ini system pemuatan dan pengangkutan yang dikenal adalah system
pengangkutan dengan siklus tertutup, yakni dimana truk biasanya diarea tambang
menuju shovel material ore dan diangkut menuju ore crusher kemudian truk kosong
meninggalkan ore crusher menuju bench semula yang menghasilakan ore . Demikian
juga dengan benchyang menghasilakn waste. Truk dimuat shovel material waste
dump menuju bench semula yang menghasilkan waste
2. Teori Antrian
a. Pengertian umum sistem antrian
Kejadian antrian adalah kejadian yang biasa dijumpai dalam bidang teknik
konstruksi dan teknik pertambangan. Kejadian antrian akan timbul bila tingkat
permintaan untuk memperoleh akan suatu pelayanan melebihi kapasitas pelayanan
yang ada.
Ada dua sistem teori antrian yaitu sistem antrian terbuka dan sistem antrian
tertutup. Disini yang akan dibahas adalah sistem antrian tertutup.
Sistem antrian adalah suatu kesatuan fasilitas pelayanan sejak dari masukkan,
yaitu pelanggan yang akan menggunakan jasa pelayanan, hingga keluar yaitu
pelanggan yang telah memperoleh pelayanan.
b. Karakteristik dasar model antrian
1. Sumber masukkan
Unit masukkan dari sebuah sistem diperoleh dari beberapa populasi. Populasi
ini bisa tidak terbatas dan bisa pula terbatas ukurannya. Tidak terbatas yaitu
ketika jumlahnya sangat besar, namun bisa pula terbatas, yaitu ketika
jumlahnya sangat sedikit,mudah didefinisikan, dan setiap pelanggan yang
datang akan mempengaruhi kedatangan pelanggan yang lain. Populasi
pelanggan adalah sumber permintaan pelayanan sistem.
Kedatangan pelanggan biasanya dicirikan oleh adanya waktu edar antar
kedatangan (interarrival time), yakni waktu antar kedatangan dan pelanggan
yang berturut-turut pada suatu fasilitas pelayanan. Tingkat kedatangan itu
dapat diketahui secara pasti (deterministic), atau berupa suatu variabel acak
distribusi probabilitasnya telah diketahui.
Sebagai pelanggan yang masuk kedalam sistem akan membentuk sebuah
garis tunggu dan antrian dengan tingkat kedatangan, atau arrival rate tertentu
atau random. Berdasarkan keadaan tersebut, maka kedatangan pelanggan
diasumsikan mengikuti distribusi poison. Dalam hal ini, pelanggan yang telah
masuk kedalam sisitem kemudian keluar lagi tidak diperhitungkan.
2. Sifat-sifat antrian
Hal yang menarik dalam kejadian antrian, apakah para pelanggan yang masuk
kedalam fasilitas datang satu-persatu atau secara berombongan dan apakah
penolakan (balking) atau pembatalan (reneging) diperkenankan (Gambar 1).
Disiplin antrian
Sumber
Unit
Kedatangan
masukan
Antrian
Sumber
Terbatas
Mekanisme
Pelayanan
Sistem antrian
Penolakan
Pembatalan
Gambar 1
Dasar-dasar proses antrian
Unit
Terlayani
Balking terjadi bila seorang pelanggan menolak untuk memasuki suatu fasilitas
pelayanan karena antriannya terlalu panjang. Reneging terjadi apabila seorang
pelanggan yang telah berada dalam suatu antrian meninggalkan antrian dan
fasilitas pelayanan yang dituju karena menunggu terlalu lama.
3. Disiplin Pelayanan
Disiplin pelayanan adalah suatu aturan dimana para pelanggan dilayani. Tipe
aturan antrian terdiri dari :
a). FIFO (First In First Out)
Aturan yang mendasar pada yang pertama masuk, pertama keluar atau
pertama datang pertama yang akan dilayani (First come first served).
Aturan ini umum digunakan pada pemindahan tanah.
b). LIFO (Last In First Out)
Aturan pelayanan yang mendasarkan pada pelanggan yang terakhir masuk
pertama keluar.
c). SIRO (Service In Random Order)
Aturan pelayanan dalam urutan acak.
d). PRI (Priority Disciplines)
Aturan pelayanan berdasarkan prioritas.
4. Mekanisme Pelayanan
Berdasarkan mekanisme pelayanannya sistem antrian dapat dibedakan
menjadi :
a). Pelayanan tunggal (single server)
Model antrian yang hanya memiliki satu fasilitas pelayanan. Model ini
merupakan konfigurasi dasar model antrian dan akan menjadi dasar bagi
pembahsan sistem-sistem lainnya.
b). Multi pelayanan
i. Sistem antrian dengan pelayanan paralel
Model antrian apabila fasilitas pelayanannya lebih dari satu dan disusun
secara berjajar, artinya sejumlah pelanggan bisa dilayani oleh sejumlah
fasilitas secara bersaman.
ii.
M menunjukkan poisson
Ek menunjukkan erlang
D menunjukkan deterministik
1/
nq
nt
tq
tt
Pn
Po
Pw
Cs
nt =
( - )
tq =
( - )
1
tt =
( -)
Untuk Multiple Server rumus-rumus yang digunakan :
P = / s
1
Po =
S1
(/)n
(/)S
+
n!
n=0
Pn =
S! (1 /s )
Po
S! (1 [1 (/s)]
Po (/)S
nq =
(S 1)! (S - )2
nt = nq + /
Tq =
Po
(/)S
S (S!) [1 (/S)]2
tt = tq + 1/
d. Informasi Sistem Antrian
Secara prinsip informasi sistem antrian yang perlu ditarik adalah:
1. Waktu tunggu truck dalam sistem dan dalam antrian
2. Panjang antrian truck, jumlah truck dalam sistem
3. Waktu menganggur loader
4. Jumlah loader yang menganggur
5. Produktifitas, produksi atas hasil dari suatu operasi.
terdiri dari tahap-tahap atau tingkat-tingkat yang terbatas dalam sebuah putaran
tertutup. Hal ini dapat diperlihatkan pada Gambar 2.
Pelanggan yang selesai dilayani pada tahap i,
M = Jumlah
total tahap.
Tahap 1
Tahap M
Tahap 2
Tahap ?
Gambar 2
Tahap-tahap dalam sistem antrian putaran
Hasil dari tahap i adalah masukkan untuk tahap i + 1 sehinnga antrian yang
terjadi pada tahap awal akan terulang pada tahap berikutnya. Karena operasi antrian
merupakan sirkuit tertutup, maka jumlah pelanggannya terbatas.
Sebagai contoh, pada operasi penambangan yang melibatkan sebuah loader, unit
stockpile dan beberapa dump truck. Pada operasi ini terdiri dari empat tahap, yaitu :
1. Loader atau excavator ( merupakan pelayanan pemuatan dump truck)
2. Dump truck bermuatan (merupakan pelayanan pengangkutan ke stockpile)
3. Lokasi stockpile (merupakan pelayanan dump truck menumpahkan muatannya).
4. Dump truck kosong ( merupakan pelayanan dump truck kembali ke front
penambangan).
Pada model antrian putaran ini seluruh aktifitas pemuatan dan pengangkutan
kedua alat mekanis ini dianggap sebagai aktifitas pelayanan pada setiap tahapnya.
Dimana pada masing-masing tahapnya memiliki aktifitas pelayanan yang berbedabeda. Pada Gambar 2, tahap ke-2 dan tahap ke-4 dianggap sebagai tahap pelayanan
sendiri (self service). Dari skema penambangan yang dapat dilihat pada Gambar 3
sudah dapat dipastiikan pula bahwa waktu pelayanan dari masing-masing tahap
adalah berlainan.
Disiplin antrian pada model antrian putaran ini harus benar-benar dilaksanakan
guna mengurangi waktu tunggu yang terlalu lama dari peralatan mekanis untuk
dilayani sehingga sasaran produksi yang diinginkan dapat tercapai.
Tahap 1
Loader
Dump truck
kosong
Dump truck
bermuatan
Tahap 4
Tahap 2
Stockpile
Tahap 3
DUMP TRUCK
Gambar 3
Skema operasi penambangan
n1 = K
i=1
2,0
1,1
0,2
Gambar 4
Skema Sistem Antrian Putaran Dua Tahap
Dengan memperhatikan probabilitas keadaan P (2,0), maka penyelesaian persamaan
diatas dapat diberikan :
P (2,0) = P (2,0)
P (1,1) = (1 /2 ) P (2,0)
P (0,2) = (1 /2 )2 P (2,0)
Secara umum dapat ditulis :
P (n1 , n2) =
1 2 n1
P (2,0)
1
n2
P (n1 , n2) =
1 K n1
P (K,0)
n2
K+M1
(K + M 1)!
(M 1)! K!
Probabilitas keadaan tetap dapat diselesaikan berkenaan dengan satu yang tidak
diketahui, P(K,0,.,0) yang dapat diberikan dengan :
1 K n1
P (n1, n2,..,nM) =
P (K,0,,0)
2
=
1
1
n2
n3
3 M
n1
1
2
nM
n2
..
1
M
nM
P (K,0,,0)
1
1
n1
1
2
n2
..
-1
nM
b. Karakteristik sistem
Probabilitas bahwa ada n dump truck dalam beberapa tahap dapat dihitung dengan
menjumlahkan seluruh probabilitas pada keadaan n dump truck dari tahap tersebut.
Pada probabilitas keadaan dari sebuah tahap dalam keadaan menganggur, dimana n
= 0 ; maka :
Pr (tahap I menganggur) = 1 - i = P (n1 , n2 ,.., ni 1, 0 , ni + 1, . nM )
i = Tingkat penggunaan tahap I
Untuk probabilitas keadaan bahwa sebuah tahap sedang bekerja.
Pr (tahap I bekerja) = i = 1 Pr (tahap I menganggur).
Hasil tiap tahap (pelanggan yang telah dilayani/unit waktu) adalah :
= i j
Untuk proses antrian yang mendasarkan kesetimbangan, harga harus sama tiap
tahap (1 = j = 0).
Jumlah dump truck dalam tahap ke-i adalah :
Lj = ni P(n1 , n2 ,.. ni ,. nM )
Ni = 0,1,2,K
Jumlah dump truck dalam antrian pada tahap ke-I adalah :
Lqi = (ni 1) P (n1 , n2 ,..., ni,.. nM )
keadaan
dan
sifat-sifat
sistem
pada
antrian
putaran
dapat
disederhamakan. Jika diasumsikan bahwa seluruh tahap mempunyai sifat yang sama.
Jadi i = dimana, I = 1,2,,M.
P (n1, n2,..,nM) =
K n1
P (K,0,...,0)= P (K,0,...,0)
K n1
K
M
K
K (K 1)
-
=
K+M1
M (K + M 1)
Hasil (dump truck yang telah dilayani/unit waktu) untuk tiap tahap (), adalah :
= / =
K+M1
Waktu tunggu dump truck dalam antrian :
Wq = Lq/ =
K (K 1)
M (K + M 1)
K+M1
K-1
untuk ni < 2
2 i untuk ni 2
Persamaan yang meggambarkan probabilitas keadaan diberikan dalam bentuk
khusus. Sebagai contoh yaitu untuk kasus 2 tahap (M = 2) dengan truck sebanyak 3
unit (K = 3), 1 unit pada pelayan tahap 1 dan 2 unit pada pelayanan tahap 2 (Gambar.
5). Sebagai persamaan keseimbangannya dapat diselesaikan menjadi :
1
12
13
22
22
0,3
22
3,0
1,2
2,1
Gambar 5
Diagram angka kasus 2 tahap
Persamaan ini dapat ditulis secara umum untuk kasus Ci pelayanan dalam tahap i
(i = 1).
Maka dapat ditulis :
1 K n1
P (n1, n2,,nM) =
P (K, 0,..,0)
2
n2
n3
ni
..nii M
nM
n = 1, 2, ,Ci 1
1 K n1
P (n1, n2,,nM) =
P (K, 0,..,0)
2 n2 3
n3
..CI !Ci
ni Ci
i niM
nM
n = Ci - 1, CI,K.
Untuk pelayanan sendiri (self service) pada tahap i, diperoleh C i = ni dan Ci ! Ci
ni Ci
P (n1, n2,,nM) =
P (K, 0,..,0)
2
n2
n3
ni
..ni!i M
nM
n = 1, 2, K
Untuk kasus 3 tahap, seperti dalam operasi loader-truck diasumsikan sistem
antrian putaran mempunyai 3 tahap, dengan salah satu tahapnya dianggap
mempunyai pelayanan sendiri, seperi terlihat pada Gambar 6.
Kasus A
Pengangkutan
Tahap 1
Pemuatan
Tahap 3
Penumpahan
Tahap 2
Kasus B
Pemuatan
Tahap 1
Penumpahan
Tahap 3
Pengangkutan
Tahap 2
Gambar 6
Operasi loader-truck pada kasus 3 tahap
P (K, 0,0)
2
n2
n1 K
n3
P (n1, n2,,nM) =
P (K,0,0)
n1 = K
1 K n1
P (K, 0, 0)
n2 ! 2
n2
n3
N Kapasitas truck
Waktu edar
maupun data penunjang dan didukung berbagai teori yang menunjang permasalahan
tersebut, selanjutnya dicarikan alternatif penyelesaiannnya.
Adapun rincian dari analisa penyelesaian masalah optimasi produksi alat
muat dan alat angkut pada tambang bawah tanah di Deep Ore Zone adalah sebagai
berikut :
1.
Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data-data jumlah dan spesifikasi alat
muat dan angkut yang dipakai pada saat ini dan dasar-dasar teknis penggunaan
alat-alat berat tersebut.
BAB III
PENELITIAN DI LAPANGAN
A. METODOLOGI PENELITIAN
Didalam melaksanakan penelitian permasalahan ini, penulis menggabungkan
antara teori dengan data-data lapangan, sehingga dari keduanya didapat
pendekatan penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu :
1. Study literatur, brosur-brosur, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan.
2. Pengamatan langsung di lapangan, dilakukan dengan cara peninjauan lapangan
untuk melakukan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan di daerah
yang akan diteliti
3. Pengambilan Data, dengan pengukuran langsung di lapangan maupun
penelitian di laboratorium.
4. Akuisisi Data
a. Pengelompokan data
b. Jumlah data
c. Uji realitas
WAKTU
JENIS KEGIATAN
1. STUDI LITERATUR
MINGGU
I
II
III
IV
VI
VII
2. PENGAMATAN
3. PENGAMBILAN DATA
4. PENGOLAHAN DAN
ANALISIS DATA
5. PEMBUATAN
LAPORAN
5. Pengolahan data
6. Analisis hasil Pengolahan data
7. Kesimpulan
VIII
IX
XI
XII
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penelitian
C. Permasalahan
D. Penyelidikan Masalah
E.
BAB
Hasil
A. Teori Dispatch
B. Teori Antrian
PEMBAHASAN
A. Model Antrian pada Sistem Produksi Alat Muat dan Alat Angkut.
B. Jumlah Tonase Material pada Loading Point
C. Penjadwalan Produksi terhadap distribusi jumlah tonase material dari
loading poit menuju dump area