Chapter II
Chapter II
TEORI DASAR
3. Letusan gunung berapi. Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas
magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Gempa bumi jenis ini
disebut gempa vulkanik dan jarang terjadi bila dibandingkan dengan gempa
tektonik. Ketika gunung berapi meletus maka getaran dan goncangan
letusannya bisa terasa sampai dengan sejauh 20 mil. Sejarah mencatat, di
Indonesia pernah terjadi letusan gunung berapi yang sangat dahsyat pada
tahun 1883 yaitu meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Jawa barat.
Letusan ini menyebabkan goncangan dan bunyi yang terdengar sampai sejauh
5000 Km. Letusan tersebut juga menyebabkan adanya gelombang pasang
Tsunami setinggi 36 meter dilautan dan letusan ini memakan korban jiwa
sekitar 36.000 orang. Gempa ini merupakan gempa mikro sampai menengah,
gempa ini umumnya berkekuatan kurang dari 4 skala Richter.
4. Kegiatan tektonik. Semua gempa bumi yang memiliki efek yang cukup besar
berasal dari kegiatan tektonik. Gaya-gaya tektonik biasa disebabkan oleh
proses pembentukan gunung, pembentukan patahan, gerakan-gerakan patahan
lempeng bumi, dan tarikan atau tekanan bagian-bagian benua yang besar.
Gempa ini merupakan gempa yang umumnya berkekuatan lebih dari 5 skala
Richter.
Dari berbagai teori yang telah dikemukan, maka teori lempeng tektonik inilah yang
dianggap paling tepat. Teori ini menyatakan bahwa bumi diselimuti oleh beberapa
lempeng kaku keras (lapisan litosfer) yang berada di atas lapisan yang lebih lunak
dari litosfer dan lempemg-lempeng tersebut terus bergerak dengan kecepatan 8 km
per tahun sampai 12 km per tahun. Pergerakan lempengan-lempengan tektonik ini
lainnya.
4. Accretion, yaitu tabrakan lambat yang terjadi antara lempeng lautan dan
lempeng benua.
Deskripsi
II
III
Dirasakan lebih keras. Kendaraan atau benda lain yang berhenti dapat
bergerak
IV
Dirasakan lebih keras baik didalam bangunan atau diluar. Jendela dan
pintu mulai bergetar
VI
VII
Setiap orang mulai lari ke luar. Bisa dirasakan di dalam kendaraan yang
bergerak
VIII
IX
Mulai dengan kepanikan. Sudah ada kerusakan yang berarti bagi semua
bangunan
XI
XII
bergetar dengan berbagai bentuk karena gaya gempa yang dapat menyebabkan lantai
pada berbagai tingkat mempunyai percepatan dalam arah yang berbeda-beda.
1. Serviceability
Jika gempa dengan intensitas percepatan tanah yang kecil dalam waktu ulang
yang besar mengenai suatu struktur, disyaratkan tidak mengganggu fungsi
bangunan seperti aktivitas normal di dalam bangunan dan perlengkapan yang
ada. Dengan kata lain, tidak dibenarkan terjadi kerusakan pada struktur baik
pada komponen struktur maupun elemen non-struktur yng ada. Dalam
perencanaan harus diperhatikan kontrol dan batas simpangan (drift) yang
terjadi semasa gempa, serta menjamin kekuatan yang cukup bagi komponen
struktur untuk menahan gaya gempa yang terjadi dan diharapkan struktur
masih berperilaku elastik.
2. Kontrol kerusakan (damage control)
Jika struktur dikenai gempa dengan waktu ulang sesuai dengan umur rencana
bangunan, maka struktur direncanakan untuk dapat menahan gempa ringan
tanpa terjadi kerusakan pada komponen struktur ataupun non-struktur, dan
diharapkan struktur masih dalam batas elastis.
3. Survival
Jika gempa kuat yang mungkin terjadi pada umur rencana bangunan
membebani suatu struktur, maka struktur tersebut direncanakan untuk dapat
bertahan dengan tingkat kerusakan yang besar tanpa mengalami keruntuhan
(collapse). Tujuan utama dari keadaan batas ini adalah untuk menyelamatkan
jiwa manusia.
4. Sistem ganda, yaitu sistem yang terdiri dari rangka ruang yang memikul
seluruh beban gravitasi, pemikul beban lateral berupa dinding geser atau
rangka bresing dengan rangka pemikul momen. Rangka pemikul momen
harus direncanakan secara terpisah mampu memikul sekurang-kurangnya
25% dari seluruh beban lateral, dan kedua sistem harus direncanakan untuk
memikul secara bersama-sama seluruh beban lateral dengan memperhatikan
interaksi sistem ganda.
Selain 4 sistem struktur dasar tersebut, dalam SNI 03-1726-2002 juga mengenalkan
3 sistem struktur lain, yaitu sistem struktur gedung kolom kantilever (sistem struktur
yang memanfaatkan kolom kantilever untuk memikul beban lateral), sistem interaksi
dinding geser dengan rangka, dan subsistem tunggal (subsistem struktur bidang yang
membentuk struktur gedung secara keseluruhan).
menggunakan metode analisis dinamik. Selain itu, analisis dinamik juga harus
dilkakukan untuk struktur yang mempunyai kekakuan atau massa yang berbeda-beda
tiap tingkatnya.
Namun, pemilihan metode analisis antara analisis statik dan dinamik umumnya
ditentukan dalam peraturan perencanan yang berlaku. Pemilihan metode analisis
tergantung pada bangunan tersebut apakah termasuk struktur gedung beraturan atau
tidak beraturan. Jika suatu bangunan termasuk struktur bangunan beraturan yang
didefinisikan dalam peraturan perencanan, maka analisis gempa dilakukan dengan
analisis statik. Sebaliknya, jika suatu struktur termasuk struktur bangunan tidak
beraturan, maka analisis gempa dilakukan dengan cara dinamik.
Dalam SNI 03-1726-2002 pasal 4.2.1, gedung yang ditetapkan sebagai struktur
gedung beraturan adalah sebagai berikut:
1. Tinggi struktur gedung diukur dari taraf penjepitan lateral tidak lebih dari 10
tingkat atau 40 m.
2. Denah struktur gedung adalah persegi panjang tanpa tonjolan dan kalaupun
mempunyai tonjolan, panjang tonjolan tersebut tidak lebih dari 25% dari
ukuran terbesar denah struktur gedung dalam arah tonjolan tersebut.
3. Denah struktur gedung tidak menunjukkan coakan sudut dan kalaupun
mempunyai coakan sudut, panjang sisi coakan tersebut tidak lebih dari 15%
dari ukuran terbesar denah struktur gedung dalam arah sisi coakan tersebut.
4. Sistem struktur gedung terbentuk oleh subsistem-subsistem penahan beban
lateral yang arahnya saling tegak lurus dan sejajar dengan sumbu-sumbu
utama ortogonal denah struktur gedung secara keseluruhan.
Kalaupun ada lantai bertingkat dengan lubang atau bukaan seperti itu,
jumlahnya tidak boleh melebihi 20% dari jumlah tingkat seluruhnya.
MULAI
PERHITUNGAN
STATIK
PENGUJIAN
STRUKTUR
PERENCANAAN STRUKTUR
GEMPA BUMI
ANALISIS DINAMIK
AMAN TIDAKNYA
STRUKTUR
SELESAI