Final Edit Nadya Komplikasi Intratemporal Dan Intrakranial1
Final Edit Nadya Komplikasi Intratemporal Dan Intrakranial1
ABSTRAK
Latar belakang: Otitis media akut (OMA) merupakan peradangan akut yang berlangsung di telinga
tengah akibat berbagai faktor predisposisi seperti sumbatan tuba Eustachius, infeksi dan alergi. Tujuan:
Kasus ini diajukan untuk mengingatkan dokter umum maupun spesialis THT mengenali gejala
komplikasi OMA pada anak yang mempunyai potensi menimbulkan komplikasi intratemporal dan
intrakranial. Kasus: Dilaporkan satu kasus OMA dengan komplikasi intratemporal (labirintitis dan tuli
saraf) dan intrakranial (meningitis) pada anak perempuan usia 11 tahun. Penatalaksanaan:
Penatalaksanaan otitis media akut dengan komplikasi intrakranial dan intratemporal mencakup pemberian
antibiotik empiris, analgetik, anti-inflamasi dan tindakan miringotomi dengan pemasangan pipa ventilasi.
Kesimpulan: Ketepatan dalam mendiagnosis OMA dengan komplikasi tergantung pada gejala klinis
yang bisa dikenali seperti pusing berputar, demam, kejang, kaku kuduk dan penurunan kesadaran.
Pemeriksaan otoskopi pneumatik merupakan gold standard dalam membantu diagnosis. Terapi untuk
kasus ini terdiri atas antibiotik selama 14 hari, anti-inflamasi dan tindakan berupa miringotomi dengan
pemasangan pipa ventilasi.
Kata kunci: otitis media akut, komplikasi intrakranial, komplikasi temporal
ABSTRACT
Background: Acute otitis media (AOM) is an acute inflammation in the middle ear caused by
various factors such as blockage of Eustachian tube, infection and allergy. Purpose: The case report is to
forewarn general practitioners and ENT specialists concerning AOM potentially causes intratemporal
and intracranial complications. Case: We report an eleven-years-old girl with acute otitis media with
intratemporal complications (labirynthitis and sensorineural hearingloss) and intracranial complication
(meningitis). Case management: The recent management of acute otitis media with complications
includes empiric antibiotics, analgesic, anti-inflammatory drugs and miringotomy with ventilation tube
insertion. Conclusion: The accuracy of diagnosing AOM with complication depends on the clinical
symptomps such as vertigo, fever, seizure, meningism and unconsciousness. The pneumatic otoscopy
1
examination is the gold standard in diagnosing AOM. Our patient was given antibiotics for 14 days, antiinflamation and myringotomy with ventilation tube insertion procedure.
Key words: acute otitis media, intracranial complications, intratemporal complications
.
Alamat korespondensi: Harim Priyono, Depertemen THT FKUI-RSCM. Jl. Diponegoro 71, Jakarta.
Email: harimpriyono@yahoo.com
PENDAHULUAN
Otitis media adalah proses peradangan
yang terjadi pada sebagian atau seluruh
mukosa telinga tengah, tuba Eustachius,
antrum mastoid dan sel-sel mastoid. OMA
dibagi menjadi beberapa stadium, yaitu
oklusi tuba, hiperemis, perforasi, supuratif
populasi
al.2
et
anak
mempunyai
melaporkan
yang
riwayat
terpapar
pernah
bahwa
OMA
terinfeksi
timbul
akibat
meningkatnya
resistensi
6-8
dengan
mastoiditis
koalesen
dan resolusi.1-2
Yates
et
al.6
melaporkan
mengutip
yang
pelaporan
menyatakan
oleh
insiden
pada
dewasa
di
negara
pelaporan
dari
Divisi
komplikasi
intratemporal
dan
tromboflebitis.10
komplikasi
invasi
ke
langsung
intratemporal
dan
mendapatkan
sensitivitas
peneliti
antibiotik,
imunitas,
terapi
analgetik
setuju
selama
dengan
masa
pemberian
kortikosteroid juga.2,8,10,11
pada
yang
dapat
meningitis,
terjadi
abses
antara
otak,
lain
yaitu
tromboflebitis
pipa
OMA,
mencakup
ventilasi,
tindakan
adenoidektomi
dan
miringotomi
dilakukan
dan
menyatakan
Setelah
pengambilan
sensitivitas
miringotomi
sekret
kuman
telinga
terhadap
antibiotik.2,3,10
untuk
bisa
Akibat
pada
timpanosintesis
merupakan
untuk
menegakkan
digunakan
bahwa
saja.
diagnosis
otoskopi
pemeriksaangold
OMA
pneumatik.
standard
kasus
OMA
dengan
komplikasi
LAPORAN KASUS
Dilaporkan kasus anak perempuan usia
11 tahun dikonsulkan dari Instalasi Gawat
Darurat ke Divisi Otologi Departemen THT
pada tanggal 5 April 2011 dengan keluhan
nyeri telinga kiri yang menjalar ke leher
sejak dua minggu, disertai dengan keluhan
demam, pusing berputar, sakit kepala, mual,
muntah setiap membuka mata. Keluhan lain
yang
dirasakan
berkurangnya
oleh
pendengaran
pasien,
telinga
yaitu
kiri
Pada
pemeriksaan
fungsi
Pemeriksaan
penunjang
berupa
bulannya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan
kondisi umum pasien saat masuk IGD
dengan
tahap awal.
penurunan
kesadaran,
GCS
28%,
leukosit
8000/ul,
trombosit
230.000/ul.
Pemeriksaan urine tanggal 5 April 2011
ditemukan hasil terdapat infeksi saluran
kemih. Dilanjutkan pemeriksaan lumbal
pungsi pada tanggal 6 April 2011 dan
ditemukan
tanda-tanda
infeksi
pada
Kemudian
seftriakson,
(grommet)
deksametason,
parasetamol,
dipasang
di
daerah
pipa
ventilasi
anterior-inferior
dan
anaerob.
Pasien
demam
ditemukan
naik-turun
peningkatan
leukosit
berupa
antibiotik
sulfametoksazol.
gentamisin
selama
hari.
Pemberian
staphylococcus
kecuali
epidermidis.
trimetoprim/
Diberikan
tambahan
ke
antibiotik
ini
berdasarkan
konsul
dengan
pemasangan
pipa
keluhan
Pada
pusing
berputar
pemeriksaan
lagi.
tes
Dari
penala
anatomi
nada
untuk
dan
murni
mengevaluasi
yang
bertujuan
pendengaran
pasien
dan
napas
bentuk
atas
anatomi
dan
tuba
saluran
menyebabkan
DISKUSI
Dilaporkan
satu
kasus
komplikasi
intrakranial
dapat
muncul
intratemporal
dan
intrakranial.
antibiotik,
imunitas,
terapi
dapat
meningitis,
terjadi
abses
antara
otak,
lain
yaitu
tromboflebitis
pneumocephalus.
Pada
pemeriksaan
fisik
pasien
pada
labirin
dan
biasanya
ditemukan
pemeriksaan
sebagai
inflamasi
penyakit OMA.
di
lapisan
subarakhnoid
hingga
meningen,
otak.
Kuman
fungsi
komplikasi
Pemeriksaan
Hasil
keseimbangan
intratemporal
tomografi
dari
komputer
mengevaluasi
muncul
komplikasi
saat
gejala
prodromal
dan
dan
mengidentifikasi
seperti
adanya
abses
maka
pasien
ini
dicurigai
menderita
tulang.
Hoffman11
pemeriksaan
tomografi
menilai
menyarankan
untuk
destruksi
yang
merupakan
meningitis.
tanda
khas
7,8,11,12
adalah
melihat
struktur
korteks
tulang
mastoid
pada
seperti
abses
keadaan
tensa,
protein
gangguan pendengaran.10-16
Pemeriksaan
perforasi
fungsi
pars
keseimbangan
>1g/l,
laktat
>0,3g/l
dan
ketiga.
Antibiotik
yang
azitromisin.5 Pada
empiris
diberikan
mg/kg/hari
pemberian
obat
kecacatan
seperti
ketulian.
Jang
terdapat
yaitu
dan
antibiotik
dosis
seftriakson
50-75mg/kg/hari
di
dalam
streptococcus
kasus
cairan
ini
otak,
pneumonia
intrakranial
berupa
selama
14
hari.2,3,6-12
Timpanosintesis
selama
ini
hari.
untuk
paresis
mencegah
fasialis
al.17
et
Pemberian
dan
melaporkan
meningen.9-12
Pada kasus ini diberikan antibiotik
bermanfaat
untuk
pemasangan
ventilasi
pipa
ventilasi.
dibandingkan
hanya
Beberapa
dengan
8
labirintitis supurasi.
18
labirintitis
serosa,
labirintitis
supuratif
luar.
berdasarkan
miringotomi
pipa
Tindakan
dilakukan
dengan
pemasangan
kultur
2,3
darah
tidak
kultur
ditemukan
kuman.
urine
ditemukan
Pada
supuratif
progresif
serosa.
biasanya
perlahan-lahan
dibandingkan
dan
labirintitis
12,14
bersifat
tidak
Tetapi
ototoksik,
sehingga
pada
kasus
ini
kuman
yang
bahkan bilateral.12,14
inflamasi
pada
serebrospinal
timbul
bertujuan
untuk
di
telinga
tuli
kepustakaan
vaksin
telinga
dalam.
saraf.
tengah
Penelitian
Menurut
menyarankan
7-valent
dapat
lain
beberapa
pemberian
pneumococcal
serangan
dengan
antibiotik
terutama
komplikasi
sesuai
kasus
intratemporal
tes
resistensi
OMA
dan
dan
supurasi
lebih
tinggi
DAFTAR PUSTAKA
1.
indigenous
2007. h. 64-7.
2.
otitis
media
in
adults.
Clin
Intracranial
DS,
6.
126-9.
5.
indigenous
of
4.
non
3.
and
eds.
11. Hoffman
complications
of
otitis
Glasscock-Shaumbaugh
O,
Weber
and
treatment
JR.
Pathophysiology
of
2006; 70:613-7.
2nd
Complications
of
otitis
media
in
ed.
Philadelphia:
Lippincott
11
complications
of
otitis
ed.
Lippincott
56.
14. Helmi,
Philadelphia:
Djaafar
Komplikasi
otitis
ZA,
RD.
supuratif.
Restuti
media
2005; 46:161-5.
78-86.
Definition,
LB,
Poe
DS,
eds.
Glasscock-
terminology
and
12