Anda di halaman 1dari 27

Lipatan dan Patahan

Lipatan merupakan strata yang selalu ditemukan dalam bagian kerak bumi dan telah
mendapatkan proses pembengkokan atau perlipatan.
Ada 2 jenis lipatan :
1. Anticline ( lipatan bentuk kubah, atau suatu lipatan dimana batuan yang lebih tua berada
dibagian dalam lipatan )
2. Syncline ( lipatan yang cekung kebawah, atau suatu lipatan dimana batuan yang lebih muda
berada dibagian tengah )
Titik yang tertinggi disebut crest dan yang terbawah disebut through. Garis sepanjang lipatan
di lengkungan yang tinggi disebut hinge. Permukaan bagian yang terlipat di antara satu hinge
dengan hinge yang lain disebut sayap. Lipatan pada lapisan permukaan bumi dapat diamati
secara langsug dilapangan dimana suatu lapisan dikatakan telah mengalami perlipatan jika pada
lapisan tersebut memperlihatkan suatu ciri tertentu.

Adapun ciri dari lipatan tersebut yaitu :


Ditemukannya suatu perubahan kedudukan pada suatu perlapisan batuan, dimana suatu
perlapisan batuan tersebut yang pada awalnya diendapkan pada posisi yag mendatar, maka
setelah mengalami perlipatan maka akan mengalami perubahan kedudukan.

Patahan yaitu gerakan pada lapisan bumi yang sangat besar dan berlangsung yang dalam waktu
yang sangat cepat, sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi retak atau patah. Bagian muka
bumi yang mengalami patahan seperti graben dan horst. Horst adalah tanah naik, terjadi bila
terjadi pengangkatan. Graben adalah tanah turun, terjadi bila blok batuan mengalami penurunan

Lipatan adalah suatu perlapisan yang mengalami perlipatan. Secara normal lipatan dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1. Antiklin
2. Sinklin
Sinklin adalah perlipatan yang menampakkan perlapisan batuan membentuk cekungan,
sedangkan antiklin merupakan kebalikan dari sinklin.
Lereng perlapisan sebelah menyebelah dari suatu sinklin atau antiklin disebut sayap (limbs atau
flanks), puncaknya disebut lembah (trough) atau puncak (crest). Bidang simetri antara sayap
disebut bidang sumbu (axial plane), dan garis perpotongan dengan permukaan yang melalui crest
maupun trough disebut sumbu lipatan (fold axis).
Hinge adalah garis sepanjang puncak dari bidang sumbu antiklin atau garis terendah dari bidang
sumbu sinklin.
Apabila garis hinge tidak horizontal berarti lipatannya menunjam (planging). Jika bidang sumbu
tidak vertikal, maka kedudukan lipatan memiliki dip atau kemiringan (deep). Kemiringan atau
dip suatu lipatan diukur berdasarkan kemiringan bidang sumbu. Bentuk lipatan tidak selalu
simetris, tetapi bila perlipatannya lebih intensif bentuknya lebih kompleks. Bila stress yang
bekerja lebih kuat maka lipatan menjadi asimetris.
( Tim Penyusun Praktikum Geologi Struktur, 2009 )

Patahan adalah rekahan pada batuan yang mengalami pergerakan sejajar bidangnya. Dalam
mengklasifikasikan sesar dipergunakan pergeseran relative, karena tidak diketahui blok mana
yang bergeser. Berdaasarkan pergeseran relative dua buah blok diantara bidang sesar, sesar

dibedakan menjadi dua adalah :


1. Pergeseran translasi
2. Pergeseran rotasi
Berdasarkan dua tipe pergeseran tersebut, sesar diklasifikasikan menjadi lima adalah :
1. Sesar turun (normal fault)
2. Sesar naik (trust fault)
3. Sesar geser (strike slip fault)
4. Sesar miring (deep slip fault)
5. Sesar gunting (moving fault)
Sesar miring bisa turun dan naik (normal and trust deep slip fault).
Parameter-parameter yang berhubungan dengan posisi sesar, dipakai beberapa istilah :
1. strike
2. Deep
3. Foot wall
4. Hanging Wall
5. Strike slip
6. Trow, dan
7. Hade
Strike adalah arah bidang patahan. Deep adalah arah kemiringan bidang patahan. Foot wall
adalah blok yang berada di bawah bidang patahan. Hanging wall adalah blok yang berada di atas
bidang patahan. Strike slip adalah arah bidang yang bergeser. Trow adalah jarak vertikal titik
patahan yang bergerak. Hade adalah besar sudut dip dengan sumbu vertikal
(Tim Penyusun Geologi Struktur, 2009)

Titik yang tinggi sekali dipanggil 'crest' dan yang bawah sekali dipanggil 'through'. Garisan
sepanjang lipatan di mana lengkungan yang tinggi dipanggil 'hinge' . Permukaan bahagian yang
terlipat di antara satu hinge dengan hinge yang lain dipanggil sayap.

Ada tujuh lipatan-lipatan yang utama iaitu :


1. Lipatan selari
2. Lipatan chevron
3. Lipatan sama / isoclinal
4. "Upright"
5. "Inclinent"
6. "Recumbent"
7. "Curved axial surface"

Fault atau patahan merupakan suatu gejala adanya pergeseran lapisan batuan akibat gaya geologi.
Ciri paling mudah untuk melihat struktur patahan pada lapisan batuan adalah adanya bidang
offset pada batuan tersebut. Batas bidang patahan dinamakan bidang sesar. Di Indonesia patahan
yang terkenal adalah Patahan Semangko yang membujur dari ujung utara Sumatera hingga
Lampung. Patahan Semangko terbentuk karena desakan lempeng indo australia ke dalam
lempeng eurasia sehingga pulau sumatera terbelah. Sesar membagi lapisan batuan menjadi 2
block yaitu Hanging wall dan Foot wall. Hanging wall adalah block batuan yang terletak di atas

bidang sesar sedangkan Foot wall adalah block yang terdapat di bawah bidang sesar.

Sesar Sumatera (Semangko)

Untuk memudahkan mengenali mana itu hanging wall atau foot wall, lihat saja blok batuan yang
bentuknya seperti telapak kaki itu adalah foot wall. Dalam lingkungan fault biasanya terdapat
lapisan batuan yang turun yang disebut graben, atau lapisan yang naik disebut horst.

Jenis Sesar dapat dikategorikan menjadi beberapa macam berdasarkan gerakannya yaitu
1.

Normal Fault

Merupakan patahan yang memungkinkan satu blok (footwall) lapisan batuan bergerak dengan
arah relatif naik terhadap blok lainnya (hanging wall). Ciri dari patahan ini adalah sudut
kemiringan besar hingga mendekati 90 derajat.

2.

Reserve Fault

Merupakan patahan dengan arah footwall yang relatif turun dibanding hanging wall. Ciri dari
patahan ini adalah sudut kemiringan yang relatif kecil yaitu kurang dari 45 derajat.

3.

Strike Fault

Merupakan patahan yang arahnya relatif mendatar ke kiri atau ke kanan. Arah patahan mendatar
ini tidak sepenuhnya seluruh lapisan batuan bergerak dengan arah mendatar namun sebagian ada
yang bergerak dengan arah vertikal. Bila gerakan patahan ke kanan di sebut sesar geser sinistrial
dan

bila

ke

kiri

dinamakan

sesar

geser

dekstral.

Struktur faults terbentuk karena adanya gaya endogen kerak bumi berupa tekanan-tekanan pada
dinding lapisan batuan. Gempa berskala rendah juga sering terjadi pada zona ini. Di zona

patahan ini sering ditemukan fenomena seperti gawir, air terjun, sungai berpola rektangular dan
cebakan minyak/gas.

FAKTOR

PEMBENTUK

MUKA

A.

BUMI

DI

DARATAN

DAN

TENAGA

LAUTAN
ENDOGEN

Tenaga Endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga ini pada umumnya
memberikan berbagai bentuk relief kulit bumi dan bersifat memba adalah sebagai berikut.
1)

TEKTOGENETIK

Tektogenetik adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan adanya perubahan
letak kedudukan lapisan kulit bumi, baik secara horizontal maupun vertikal. Gerakan
tektogenetik dikenal dengan istilah dislokasi. Berdasarkan kecepatan gerak lurus dan luas
daerahnya,

pembagian

gerakan

tektogenetik

adalah

sebagai

berikut.

a. Gerakan epirogenetik adalah gerakan yang mengakibatkan turun naiknya lapisan kulit bumi.
Gerakan ini relatif lambat dan berlangsung agak lama di suatu daerah yang luas. Contohnya
pembentukan kontinen atau benua. Tanda-tanda yang kelihatannya jelas dari gerak epirogenetik
dapat

Epirogenetik

suatu

dibedakan

darata

Epirogenetik

suatu

positif

(perubahan

sehingga
negatif

daratan

(perubahan

sehingga

menjadi
permukaan
permukaan
permukaan
permukaan

laut

positif)

air

laut

laut

negatif)

air

laut

dua.
adalah

gerak

turunnya

kelihatan

naik.

adalah

gerak

kelihatan

naiknya
turun.

b. Gerak orogenetik adalah gerakan atau pergeseran lapisan kulit bumi yang relative lebih cepat
daripada gerakan epirogenetik serta meliputi daerah yang sempit. Gerak orogenetik

menyebabkan adanya tekanan horizontal atau vertikal pada kulit bumi sehingga terjadilah
peristiwa

dislokasi,

baik

dalam

bentuk

lipatan

Lipatan

maupun

patahan.

(fold)

Lipatan adalah suatu kenampakan yang diakibatkan oleh tekanan horizontal dan tekanan vertikal
pada kulit bumi yang plastis. Lapisan yang melengkung membentuk lipatan yang besar,
punggung lipatan atau antiklinal dan lembah lipatan atau sinklinal. Lembah sinklinal yang sangat
luas disebut geosinklinal. Daerah ladang minyak bumi di Indonesia umumnya terletak pada
daerah geosinklinal yang oleh J.H.F Umgrove disebut idiogeosinklinal. Adakalanya sebuah
daerah lipatan terjadi dari beberapa antiklinal dan sinklinal. Deretan semacam itu masingmasing disebut antiklinorium dan sinklinorium. Lipatan (fold) terdiri atas berbagai bentuk, di
antaranya

sebagai

berikut.

Lipatan tegak (symmetrical fold) terjadi karena pengaruh tenaga radial, kekuatannya sama atau
seimbang

dengan

tenaga

tangensial.

Lipatan miring (asymmetrical fold) terjadi karena arah tenaga horizontal tidak sama atau tenaga
radial

lebih

kecil

daripada

tenaga

tangensial.

Lipatan rebah (overturned fold) terjadi karena tenaga horizontal berasal dari satu arah.
Lipatan menutup (recumbent fold) terjadi karena hanya tenaga tangensial saja yang bekerja.

Patahan

(fault)

Patahan adalah gejala retaknya kulit bumi yang tidak plastis akibat pengaruh tenaga horizontal
dan tenaga vertikal. Daerah retakan seringkali mempunyai bagian-bagian yang terangkat atau
tenggelam. Jadi, selalu mengalami perubahan dari keadaan semula, kadang bergeser dengan arah

mendatar, bahkan mungkin setelah terjadi retakan, bagian-bagiannya tetap berada di tempatnya.
Horst (tanah naik) adalah lapisan tanah yang terletak lebih tinggi dari daerah sekelilingnya,
akibat

patahnya

lapisan-lapisan

tanah

sekitarnya.

Graben/slenk (tanah turun) adalah lapisan tanah yang terletak lebih rendah dari daerah
sekelilingnya

akibat

patahnya

lapisan

sekitarnya.

Dekstral terjadi jika kita berdiri potongan yang berada di depan kita bergeser ke kanan.
Sinistral, jika kita berdiri di potongan sesar yang satu dan potongan di depan kita bergeser ke
arah

kiri.

Block mountain terjadi akibat tena ga endogen yang membentuk retakanretakan di suatu
daerah, ada yang naik, ada yang turun, dan ada pula yang bergerak miring sehingga terjadilah
satu

kompleks

2)

pegunungan

patahan

GUNUNG

yang

terdiri

atas

API

balok-balok

litosfer.

(VULKANISME)

Vulkanisme merupakan salah satu gejala alam yang mencakup peristiwa yang berhubungan
dengan naiknya magma (massa cair pijar) ke permukaan bumi melalui suatu rekahan dalam
kerak

3)

bumi.

Magma

GEMPA

yang

sudah

BUMI

keluar

disebut

lava.

(SEISME)

Terjadinya gempa bumi disebabkan oleh adanya pelepasan kekuatan yang berada dari dalam
bumi, yaitu sentakan asli yang bersumber dari dalam bumi merambat melalui permukaan lalu
menerobos permukaan kulit bumi karena keseimbangannya yang terganggu. Batuan kulit bumi
menjadi bergeser sampai tercapainya keseimbangan kembali. Penyebab timbulnya gangguan
keseimbangan itu di antaranya adalah karena tenaga dari dalam bumi, peristiwa vulkanisme,

tektonisme, dan tanah runtuh. Menurut sebab terjadinya, gempa dibedakan menjadi tiga macam.
a)

Gempa

vulkanis

Gempa vulkanis adalah gempa yang terjadi akibat meletusnya gunung api. Apabila gunung api
akan meletus, maka timbulah tekanan gas dari dalam. Tekanan ini menyebabkan terjadinya
getaran yang kita sebut gempa bumi. Gempa vulkanis hanya terdapat di daerah gunung api yang
akan, sedang, atau sesudah meletus. Bahaya gempa ini relatif kecil, tetapi sangat terasa di
sekitarnya.
b)

Gempa

tektonik

Gempa tektonik disebabkan oleh gerak tektonik yang merupakan akibat dari gerak orogenetik.
Daerah yang seringkali mengalami gempa tektonik adalah daerah pegunungan lipatan muda,
yaitu rangkaian Pegunungan Mediterania dan Sirkum Pasifik. Bahaya gempa ini sangat besar
sekali sebab akibat gempa yang timbul, tanah dapat mengalami retakan, terbalik bahkan dapat
bergeser.
c)

Gempa

runtuhan

(terban)

Gempa runtuhan dapat terjadi karena gugurnya atau runtuhnya tanah di daerah tambang yang
berbentuk terowongan atau pegunungan kapur. Pada umumnya di pegunungan kapur terdapat
gua yang disebabkan oleh korosi. Jika gua atau lubang tersebut runtuh, maka timbullah gempa
bumi. Namun, bahaya yang ditimbulkan gempa bumi ini relatif kecil. Lokasi episentrum (pusat
gempa) pada suatu tempat dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa cara.

Menggunakan tiga tempat yang terletak pada satu homoseista. Homoseista adalah garis pada
peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mengalami atau mencatat gelombang primer
pada

waktu

yang

sama.

Menggunakan

tiga

Menggunakan

sismograf

tiga

yang

tempat

ditempatkan

pada

telah

diketahui

yang

sebuah

stasiun

jarak

gempa.

episentralnya.

Jika dari stasiun A diketahui jaraknya adalah XA, dari stasiun B adalah XB, dan dari stasiun C
adalah XC. Dengan titik A, B, dan C sebagai pusat lingkaran, dibuat lingkaran yang masingmasing beradius XA, XB, dan XC. Ketiga lingkaran itu berpotongan di sebuah titik. Maka titik
itu

merupakan

episentrum

yang

dicari.

Cobalah

perhatikan

gambar

berikut

ini.

Klasifikasi gempa juga dapat dibedakan berdasarkan pusat gempa (episentrumnya).


1)

Berdasarkan

Gempa

linear

Gempa

sentral

2)

memiliki

Gempa

setempat/lokal

Gempa

jauh

memiliki

Gempa

sangat

jauh

episentrum

jarak

jarak

memiliki

Gempa

laut

darat
memiliki

kurang

dari

sekitar

episentrum

letak

episentrum

di

titik.

10.000
10.000

sekitar

km.
km.

10.000

letak

memiliki
letak

berbentuk

episentrum
jarak

garis.

episentrumnya

episentrum

Berdasarkan
Gempa

berbentuk

jarak

memilik
memiliki

episentrumnya

episentrum

Berdasarkan

3)

bentuk

km.

episentrumnya
episentrum

dasar

laut

atau

di

daratan.

permukaan

laut.

Tenaga
Tenaga

Pembentuk

Lipatan,
Pembentuk

kobah

dan

patahan
Lipatan

Daerah yang berstruktur lipatan, kubah, dan struktur patahan, pada dasarnya disebabkan oleh
tenaga endogen. Hanya saja tenaga endogen pembentuk ketiga daerah struktur lipatan, kubah,
dan patahan tidak sama. Pada daerah berstruktur lipatan, disebabkan oleh tenaga endogen yang
arahnya mendatar berupa tekanan, sehingga batuan sedimen yang letak lapisanlapisannya
mendatar berubah menjadi terlipat atau bergelombang. Daerah yang berstruktur demimikian
disebut daerah lipatan, dalam bahasa Inggris disebut folded zone. Untuk memberikan kejelasan
tentang daerah lipatan, berikut ini disajikan ilustrasi dalam Gambar 5 1 (Sudardja &
Akub,1977:

115).

Pada gambar di atas, dengan mudah dapat dilihat bahwa suatu lipatan tersebut memilik beberapa
bagian, sebagai akibat dari adanya lipatan tersebut. Unsur-unsur tersebut adalah antiklinal,
sinklinal, sayap antiklin. Di samping itu juga ada berupa sumbu antiklinal dalam kaitannya
dengan menentukan posisi suatu lipatan yaitu dip (kemiringan) dan strike (jurus), serta sumbu
sinklinal.
Berbicara mengenai lipatan ada beberapa macam sebagai akibat dari kekutan yang
membentuknya, yaitu lipatan tegak, miring, menggantung, isoklin, rebah, kelopak, antiklinoriun,

dan sinklinorium. Di dunia ini banyak terdapat daerah lipatan yang memperlihatkan bentukan
topografi yang jelas, lipatan yang terkenal adalah Sirkum Pasifik dan lipatan Alpina. Kedua
lipatan tersebut mempunyai kelanjutan di Indonesia. Lipatan Alpina di Indonesia berupa sistem
pegunungan Sunda yang terbentang di Indonesia mulai dari Sumatera, Jawa, Nusra, Maluku, dan
berakhir di P Banda. Lipatan ini merupakan busur dalam yang Indonesia bersifat volkanis dan
busur luar yang non vulkanis. Demikian pula dengan lipatan Sirkum Pasifik dari Pilipina
bercabang ke Kalimantan dan Sulawesi dan seterusnya. Untuk memperjelas secara visual berikut
ini

disajikan

jenis-jenis

Lip.
Lip.
Lip.

lipatan

Tegak

tersebut

seprti

Patah

Isoklin

pada

Gambar

Lip.
=
=

Menggantung
Lip.
Lip.

Tenaga

berikut

Miring
Kelopak
Antiklinorium

Pembentuk

Kubah/dome

Tenaga pembentuk daerah yang berstruktur kubah adalah tenaga endogen mempunyai arah tegak
lurus ke arah luar bumi, sehingga daerah yang luas mengalami pencembungan akibat tenaga
tersebut. Seperti juga lipatan, dome juga mempunyai Dip, tetapi dip pada dume menuju kesemua
arah. Kalau boleh diumpamakan bahwa dome tersebut ibarat kuali yang ditelungkupkan. Kalau
tenaga yang tegak lurus tersebut menuju pusat bumi, maka bentuk yang dihasilkan merupakan
kebalikan dari dome, yaitu berupa basin atau cekungan ibarat kuali yang menghadap ke atas.

Berdasarkan

pembentukannya

dome,

digolongkan

menjadi

beberapa

macam,

yaitu:

Dome yang berintikan batuan beku yang terdiri dari dua jenis, yaitu dome laccolith dan batolith.

Terjadi karena penerobosan magma ke dalam kulit bumi, sehingga lapisan kulit bumi yang
terletak

di

atasnya

terdesak

yang

mengakibatkan

kulit

bumi

tersebut

cembung.

Dome atau kubah garam Kubah garam terjadi akibat intruisi massa garam ke dalam lapisan
batuan. Jadi kubah ini mempunyai inti berupa garam. Diatasnya kadangkadang terdapat lapisan
tudung berupa gips, batu gamping atau dolomit yang pejal. Pada umum nya kubah garam ini
kecil-kecil dengan garis tengah 1 6 km dengan ketinggian 100 kaki dari daerah sekitarnya.
Banyak di antaranya mempunyai nilai ekonomis. Bentuk dome seperti ini banyak terdapat di
Jerman (Harz Mountains), Sayap kanan pegunungan Karpatia (Rumania), Mesir, Persia, Spanyol,
Maroko, dan Aljazair. Terjadinya diduga bahwa lapisan garam yang terletak jauh di dalam
lapisan bumi, mendapat tekanan yang keras sehingga keadaanya menjadi plastis dan pada bagian
di bagian kulit bumi yang lemah ia naik danmendorong lapisan batuan yang ada di atasnya,
sehingga cembung ke atas. Kubah garam ini meskipun berstruktur kubah, sering kali
memperlihatkan permukaan yang cekung, karena garam merupakan lapisan yang mudah larut,
akibatnya lapisan yang terletak di atasnya mudah ambruk. Jadi dalam hal ini dapat dikatakan
bahwa

daerah

itu

berstruktur

positif

tetapi

topografi

negatif.

Kubah akibat pengangkatan regional pada daerah yang luas. Kubah pada golongan ini adalah
akibat adanya pengangkatan regional didaerah yang luas. Ukurannya luas dengan dip yang landai
hingga hampir mendatar. Kubah ini mungkin terjadi sebagai akibat dari desakan batuan volkanis
dari

dalam

atau

kerena

proses

epirogenesisi

Kubah kriptovolkanis (Cryptovolcanic domes) Kubah ini terjadi sebagai akibat dari desakan gas
dari dalam bumi yang tergerak secara tiba-tiba, tetapi dengan kekuatan kecil. Karena
kekuatannya yang kecil sehingga tidak sampai ke luar, melainkan hanya mendorong lapisan kulit

bumi

hingga

Tenaga

Pembentuk

ceambung.

Patahan

Tenaga pembentuk daerah yang berstruktur patahan, adalah tenaga endogen yang mengakibatkan
kulit bumi bergerak mendatar dengan berlawanan arah atau bergerak ke bawah atau ke atas, yang
sering disebut dengan kekar, rekahan atau retakan yang cukup besar. Kulit bumi mengalami sesar
dimana patahan yang disertai dengan pergeseran kedudukan lapisan yang terputus hubungannya
(fault). Berdasarkan gerakan atau pergeseran kulit bumi terdapat tiga macam sesar.
Dip slip fault, yaitu sesar yang tergeser arahnya vertikal (sesar vertikal), sehingga salah satu dari
blok

terangkat

dan

membentuk

bidang

patahan.

Strike slip fault, yaitu sesar yang pergeserannya ke arah horisontal (sesar mendatar), sehingga
hasil dari aktivitas ini kadangkala dicirikan oleh kenampakan aliran air sungai yang membelok
patah-patah.
Oblique slip fault, yaitu sesar yang pergeseran vertikal sama dengan pergeseran mendatar, yang
sering disebut sesar miring (oblique). Pergeseran kulit bumi pada tipe ini membentuk celah yang
memanjang, kalau terjadi di dasar laut/samudera terbentuk palung laut, dan bila di daratan bias
berupa

ngarai.

Pembahasan Gejala Alam Kebumian disusun kedalam 4 bagian pembahasan utama, yaitu:

1.
Secara

Bumi
fisik,

Bumi

dibagi

sebagai
menjadi

lapisan

Litosfer

Planet
dan

lapisan

Astenosfer.

Lapisan Litosfer merupakan lapisan teratas yang meliputi kerak bumi dan bagian atas dari mantel
bumi. Litosfer merupakan bagian yang padat, solid tetapi mudah patah. Litosfer bergerak
terapung

di

atas

astenosfer.

Astenosfer merupakan lapisan cair yang meliputi mantel bawah dan inti luar bumi. Lapisan ini
lemah dengan temperatur yang sangat tinggi. Di lapisan ini terjadi arus konveksi yang
menggerakkan

lempeng-lempeng

permukaan

bumi.

2.

Lithosfer

Tenaga tektonik menghasilkan bentukan patahan dan lipatan. Patahan adalah perubahan posisi
batuan

Patahan

akibat

bekerjanya

dibedakan

gaya

endogen

menjadi

pada

batas

bentuk,

lempeng.

yaitu:

Graben (slenk) adalah bentuk patahan yang mengalami pemerosotan ke bawah di antara dua
bagian

yang

tinggi.

Horst adalah bentuk patahan yang mengalami pengangkatan ke atas diantara dua bagian yang
rendah.
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi akibat adanya pergeseran lapisan batuan di dalam bumi.
Pusat gempa yang terletak di bawah kerak bumi disebut hiposentrum. Pusat gempa pada titik di
permukaan bumi yang terletak tegaklurus di atas hiposentrum disebut episentrum.
Terjadinya gempa bumi memiliki kaitan dengan proses pergeseran lempeng bumi. Lempeng
pembentuk lapisan kulit bumi bergerak perlahan sekitar 10-19 cm per tahun. Gerakan lempeng

ini ada yang saling menjauh, bergesekan, dan saling bertumbukan, yang kemudian
mengakibatkan

gempa.

Sedimentasi adalah proses pengendapan material yang dibawa oleh air, angin atau gletser. Semua
material hasil pelapukan yang tererosi akan mengendap di satu tempat sebagai sedimen.
Berdasarkan tempat dan tenaga yang mengendapkannya, proses sedimentasi dibedakan menjadi
tiga

jenis,

yaitu

Sedimentasi

fluvial

Sedimentasi

aeris

Sedimentasi

pantai

Sedimentasi fluvial adalah proses pengendapan materi yang diangkut oleh air sungai dan
diendapkan di sepanjang sungai atau muara sungai. Bentang alam hasil sedimentasi fluvial antara
lain

pulau

sungai

dan

delta.

Pulau sungai merupakan dataran yang terdapat ditengah-tengah badan sungai. Sedangkan delta
adalah bentukan hasil endapan lumpur, tanah, pasir dan batuan yang terdapat di muara sungai.

3.

Pemanasan

Atmosfer

oleh

matahari

terjadi

dengan

dua

cara,

yaitu:

Pemanasan langsung, terjadi karena adanya penyerapan sebagian sinar matahari oleh uap
air,debu

dan

zat-

zat

lain

yang

ada

di

udara.

Pemanasan tidak langsung, terjadi karena sebagian sinar matahari selain diserap juga dipantulkan
ke atmosfer. Sinar matahari yang dipantulkan ini turut memanaskan udara, terutama pada lapisan
atmosfer

paling

bawah.

Angin Fohn (angin jatuh panas) mempunyai ciri angin jatuh yang panas dan kering. Maksud
angin jatuh adalah angin yang menuruni lereng gunung setelah sebelumnya bergerak naik ke
puncak gunung. Pada saat angin tersebut naik ke puncak gunung, angin tersebut mengalami
penurunan suhu dan terjadi pengembunan. Pada saat melewati puncak gunung, angin tersebut
telah kering dan turun melewati puncak. Namun, suhu angin tersebut naik ketika bergerak turun
menuju lembah. Bahkan, ketika sampai lembah, angin tersebut suhunya lebih tinggi dari suhu
udara di lembah tersebut, sehingga orang yang tinggal di lembah akan merasakan adanya aliran
angin

yang

panas

dan

kering.

Contoh angin Fohn adalah angin Gending di daerah Probolinggo, Jawa Timur. Angin ini
berhembus di dataran Probolinggo dari arah tenggara setelah melewati pegunungan IyangArgopuro pada waktu musim kemarau. (Movie di atas dikonvert dari animasi flash)

4.

Hidrosfer

Hidrosfer adalah semua air yang berada di bumi, baik dalam bentuk cair (air), padat (es dan
salju), maupun dalam bentuk gas (uap air). Jumlah air yang berada di bumi tidak berubah, karena
air secara terus-menerus mengalami sirkulasi. Sirkulasi air meliputi proses penguapan
(evaporasi), hujan (presipitasi) dan pengaliran (flow). Sirkulasi air ini disebut siklus hidrologi.

Secara umum sebaran air di permukaan bumi dibedakan menjadi air permukaan dan air tanah.
Air permukaan adalah segala bentuk perairan yang berada di permukaan bumi.

Berdasarkan letaknya dibedakan sebaran air permukaan menjadi dua bagian, yaitu perairan darat
dan perairan laut. Perairan darat adalah semua bentuk perairan yang berada di darat, misalnya
sungai,

danau

dan

rawa.

Sungai merupakan alur panjang di daratan yang berfungsi menampung dan mengalirkan air dari
mata air atau air hujan menuju ke laut. Profil memanjang sebuah sungai dibagi menjadi tiga
bagian,

yaitu

bagian

hulu,

bagian

tengah,

dan

bagian

hilir.

Tektonisme atau tenaga tektonik adalah tenaga yang bekerja dari dalam bumi dengan arah
vertical / tegak maupun horizontal/ lateral/ mendatar yang mengakibatkan perubahan lokasi atau
letak

lapisan-lapisan

batuan

yang

membentuk

muka

bumi.

Tenaga tektonisme ini dikelompokkan atas tektonik patahan (faulting process) dan tektonik
lipatan

(folded

process)

Tenaga tektonik dibedakan atas aktifitas epirogenesis (aktifitas penurunan atau kenaikan benua)

dan

aktifitas

orogenesis

1.

(aktifitas

pembentukan

MORFOLOGI

pegunungan)

PATAHAN

Adalah bentukan-bentukan alam di muka bumi sebagai akibat adanya proses pematahan (faulting
process) pada lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfera). Proses pematahan lapisan batuan
pembentuk

litosfera

a.

disebut

SESAR.

GRABEN/

SLENK

Adalah patahan dengan arah vertical, dimana posisi daerah tersebut lebih rendah dari daerah
sekitarnya,

dikarenakan

patahan/

sesar

yang

mengalami

b.

penurunan.

HORST

Adalah patahan dengan arah vertical, dimana posisi daerah tersebut lebih tinggi dari daerah
sekitarnya,

dikarenakan

patahan/

sesar

c.

yang

mengalami

kenaikan.

FLEKSUUR

Adalah patahan dengan arah vertical, dimana posisi daerah tersebut mengalami penurunan atau
kenaikan

d.

sebagian

saja.

DEKSTRAL

Adalah patahan dengan arah horizontal, dimana posisi tanah yang ada di depan kita bergeser
kearah

kanan.

e.

SINISTRAL

Adalah patahan dengan arah horizontal, dimana posisi tanah yang ada di depan kita bergeser kea
rah

kiri.

2.

MORFOLOGI

LIPATAN

Terjadi karena adanya tenaga endogen yang arahnya lateral/ horizontal dari dua arah yang
berhadapan (saling mendekat), sehingga lapisan-lapisan batuan di daerah tersebut terlipat dan
membentuk

puncak

lipatan

(antiklin)

dan

lembah

lipatan

(sinklin)

Patahan, adalah retakan sepanjang blok pada kerak bumi yang pada kedua sisinya bergerak satu
dengan

yang

lainnya

dengan

arah

yang

paralel

dengan

retakan

tersebut.

Di bumi ini ada 7 lempeng yang besar yaitu Pacific, North America, South America, African,
Eurasian (lempeng dimana Indonesia berada), Australian, dan Antartica. Di bawah lempenglempeng inilah arus konveksi berada dan astenosphere (lapisan dalam dari lempeng) menjadi
bagian yang terpanaskan oleh peluruhan radioaktif seperti Uranium, Thorium, dan Potasium.
Bagian yang terpanaskan inilah yang menjadi sumber dari lava yang sering kita lihat di gunung
berapi dan juga sumber dari material yang keluar di pematang tengah samudera dan membentuk
lantai samudera yang baru. Magma ini terus keluar keatas di pematang tengah samudera dan
menghasilkan aliran magma yang mengalir kedua arah berbeda dan menghasilkan kekuatan yang
mampu membelah pematang tengah samudera. Pada saat lantai samudera tersebut terbelah,
retakan terjadi di tengah pematang dan magma yang meleleh mampu keluar dan membentuk
lantai

samudera

yang

baru.

Kemudian lantai samudera tersebut bergerak menjauh dari pematang tengah samudera sampai
dimana akhirnya bertemu dengan lempeng kontinen dan akan menyusup ke dalam karena berat
jenisnya yang umumnya berkomposisi lebih berat dari berat jenis lempeng kontinen. Penyusupan
lempeng samudera kedalam lempeng benua inilah yang menghasilkan zona subduksi atau
penunjaman dan akhirnya lithosphere akan kembali menyusup ke bawah astenosphere dan
terpanaskan lagi. Kejadian ini berlangsung secara terus-menerus. Wah ternyata bumi memang
bergerak. Nah kalau memang bergerak, apa yang terjadi di daerah pertemuan lempeng tektonik?

Daerah pertemuan lempeng ini umunya banyak menghasilkan gempa bumi dan kalo sumber
gempa bumi ini ada di samudera maka besar kemungkinan terjadi tsunami. Tsunami itu apa?
Nanti deh disambung di wacana yang lain biar nambah wacana. Pertemuan dari lempenglempeng tersebut adalah zona patahan dan bisa dibagi menjadi 3 kelompok. Mereka adalah
patahan normal (normal fault), patahan naik (thrust fault), dan patahan geser (strike slipe fault).
Selain ketiga kelompok ini ada satu lagi yang biasanya disebut tumbukan atau obduction dimana
kedua Bnaik berhubungan dengan compressional atau tegasan atau dorongan. Patahan geser
banyak

berhubungan

dengan

gaya

transformasi.

Nah

Indonesia

ada

dimana?

Kalau melihat Indonesia, daerah kita terletak di pertemuan lempeng Australian dan Eurasian
dimana lempeng Australian menyusup ke dalam zona eurasian sehingga membentuk zona
subduksi sepanjang Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Nusa Tenggara, Timur dan melingkar di
Banda. Sedangkan Irian Jaya adalah tempat bertemunya beberapa lempeng yaitu Australian,
Eurasian, Pasific, dan Philipine. Akibat dari terbentunya zona subduksi inilah maka banyak

sekali ditemukan gunung berapi di Indonesia. Makanya orang- orang banyak menyebut daerah
kita sebagai RING OF FIRE. Wow keren kan? Jadi jangan kaget kalo di negara kita sering
dilanda gempa bumi dan tsunami karena daerah kita dibatasi oleh pertemuan lempeng-lempeng
besar

di

dunia.

Prinsip

saya

The

great

nation

is

the

nation.

Gempa bumi adalah getaran (goncangan) yang terjadi karena pergerakan (bergesernya) lapisan
batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi dan juga bisa dikarenakan adanya
letusan gunung berapi. Gempa bumi sering terjadi di daerah yang berada dekat dengan gunung
berapi

dan

juga

di

daerah

yang

dikelilingi

lautan

luas.

Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi
juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi
kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena
pergerakan
Mengapa

itu

sudah
Terjadi

terlalu

besar

untuk
Gempa

dapat

ditahan.
Bumi

Gempa bumi yang hebat umumnya disebabkan oleh proses tektonik, yang terjadi karena
pergerakan lempeng kerak bumi. Para ilmuwan berpendapat bahwa lempeng samudera yang
mengapung pada lapisan yang bersifat padat tetapi sangat panas, mengalir secara perlahan,
seperti cairan dengan viskositas (kekentalan) tinggi. Pada saat lempeng samudera menyusup ke
bawah lempeng benua, terjadi gesekan yang menghambat proses penyusupan. Perlambatan gerak
penyusupan menyebakan adanya akumulasi energi di zona subduksi dan zona patahan, akibatnya
akan terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Apabila batas elastisitas batuan terlampaui akibat

tekanan, tarikan, dan geseran, maka akan terjadi pensesaran batuan yang diikuti oleh lepasnya
energi secara tiba-tiba yang menyebar ke segala arah yang disebut gelombang gempa bumi atau
gelombang

seismik.

Pada zona patahan, getaran gempa bumi dapat terjadi akibat gerak relative naik yang disebut
patahan (sesar) naik, gerak relative turun (patahan/sesar turun) dan gerak relative geser
(patah/sesar

geser).

Penyebab lain memungkinkan terjadinya gempabumi yaitu terjadi runtuhan pada atap-atap gua
atau terowongan di daerah pertambangan. Gempa semacam ini disebut gempa runtuhan.
Intensitas gempanya tidak begitu kuat dan hanya terasa di daerah sekitar runtuhan.

Gempa Bumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi,
oleh patahan aktif aktivitas gunung berapi atau runtuhan batuan. Kekuatan gempa bumi akibat
aktivitas gunung berapi dan runtuhan batuan relatif kecil frekuensi kejadiannya dibandingkan
dengan

gempa

bumi

akibat

tumbukan

antar

lempeng

bumi

dan

patahan

aktif.

Lempeng Samudera yang rapat massanya lebih besar ketika bertumbukkan dengan lempeng
benua di zona tumbukan (subduksi) akan menyusup ke bawah. Gerakan lempeng itu akan
mengalami perlambatan akibat gesekan dari selubung bumi. Perlambatan gerak itu menyebabkan
penumpukkan

energi

di

zona

subduksi

dan

zona

patahan.

Akibatnya di zona-zona itu terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Pada saat batas elastisitas
lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara
tiba-tiba. Proses ini menimbukan getaran partikel ke segala arah yang disebut gelombang gempa

bumi.

Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng utama dunia yaitu Lempeng Australia,
Eurasia, dan Pasifik. Lempeng Eurasia dan Australia bertumbukan di lepas pantai barat Pulau
Sumatera, lepas pantai selatan pulau Jawa, lepas pantai Selatan kepulauan Nusatenggara, dan
berbelok ke arah utara ke perairan Maluku sebelah selatan. Antara lempeng Australia dan Pasifik
terjadi tumbukan di sekitar Pulau Papua. Sementara pertemuan antara ketiga lempeng itu terjadi
di sekitar Sulawesi. Itulah sebabnya mengapa di pulau-pulau sekitar pertemuan 3 lempeng itu
sering

terjadi

gempa

bumi.

Intensitas gempabumi adalah tingkat kerusakan yang terasa pada lokasi terjadinya. Angkanya
ditentukan dengan menilai kerusakan yang dihasilkannya, pengaruhnya pada benda-benda,
bangunan, dan tanah, dan akibatnya pada orang-orang. Skala ini disebut MMI (Modified
Mercalli

Intensity)

diperkenalkan

oleh

Giuseppe

Mercalli

pada

tahun

1902.

Magnituda adalah parameter gempa yang diukur berdasarkan yang terjadi pada daerah tertentu,
akibat goncangan gempa pada sumbernya. Satuan yang digunakan adalah Skala Richter. Skala
ini diperkenalkan oleh Charles F. Richter tahun 1934. Sebagai contoh, gempabumi dengan
kekuatan 8 Skala Richter setara kekuatan bahan peledak TNT seberat 1 gigaton atau 1 milyar
ton.

Anda mungkin juga menyukai