Tim Perumus
Mulyadi Muslim, MA
Sudarman,MA
Dr. Rosniati Hakim,MA
Nur Asni Abbas,M.Ag
Edi Oktaviandi,S.Ag
Dr. M. Kasim
Paljariati Yusra,SS
Yunardi,M.Pd
Teuku Debi Muhammadar
Elfan Bawaslah,ST
Konstributor
Zuriyati, MA
Hendrayadi, MA
Editor
A.R. Rizal
maka
dan keluarga
kuat untuk mengakses menu dan situs-situs negatif, sehingga membuat mereka
cendrung permisif dan mengikuti budaya serta pemikiran yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai agama ataupun budaya
yang menegaskan bahwa falsafah
lokal
beradat dan adat itu dilandaskan kepada Agama atau Adat Basandi Syara, Syarak
Basandi Kitabullah
Berangkat dari realitas di
atas,
membentengi akidah serta moral generasi muda dan kewajiban pemerintah yang
secara tegas tertuang dalam visi membangun Kota Padang, khususnya
peningkatan kegiatan keagamaan yang lebih berkualitas, maka pesantren
ramadhan adalah program konkrit yang harus sukses dilaksanakan. Mulai dari
perencanaan konsep kurikulum, pembekalan panitia dan penyelenggara,
pelaksanaan hingga
Pesantren ramadhan untuk para pelajar, mulai dari tingkad SD/MIN kelas
IV hingga kelas VI, SMP/MTS dan SMA/MA serta SMK telah dilaksanakan sejak
tahun 2004. Dalam perjalanan pelaksanaan yang cukup panjang itu, telah
dilakukan evaluasi, perbaikan dan pemantapan baik dari segi kurikulum, tata cara
pelaksanaan, penilaian ataupun pembiayaan. Jika pada tahun 2009 fokus muatan
pesantren ramadhan diarahkan pada penguatan hafalan ayat-ayat pendek dan
Asmaul Husna, kemudian pada tahun 2010 pelaksanaan pesantren ramadhan
dilengkapi dengan bahan Ajar serta RPP untuk setiap tingkatan. Selanjutnya pada
tahun 2011 hingga 2013 bahan ajar pesantren ramadhan ditekankan kepada
materi-materi akhlak, sehingga tema besar kegiatan dimaksud pembiasaan
akhlaqul karimah berbasis Al Qur an dan Sunnah.
Adapun tema besar yang menjadi acuan dalam pelaksanaan pesantren
ramadhan tahun 2014 hingga 2016
dan Akhlak untuk setiap tingkatan. Dalam pembahasan Iman difokuskan pada
pembekalan peserta didik dari bahaya syirik dan khurafat dengan konten materi
akhlakpun juga demikian, dan untuk menyerap nilai dari materi yang disampaikan,
maka materi yang berkaitan dengan biografi para sahabat ataupun pahlawan lebih
ditekankan kepada akhlak dan karakter dari objek pembahasan yang sejalan
dengan tujuan materi. Kepanitiaan ataupun penanggung jawab kegiatan besar ini
juga disempurnakan dengan penunjukan satu orang Master of Trainer (MOT)
yang berasal dari panitia ataupun orang khusus yang mampu memerankan diri
sebagai Kepala Sekolahnya Pesantren Ramadhan.
Khusus untuk tahun 2015 ini, peran MOT juga di definitifkan sebagai
Kepala Sekolah Pesantren Ramadhan, sehingga dia lebih fokus pada
penyelenggaraan kegiatan pesantren. Adapun urusan administratif ataupun teknis
lainnya dihendle oleh kepanitiaan secara tersendiri. Khusus untuk lima sekolah di
Kota Padang yaitunya SMA 1, SMA 2, SMA 6, MAN 3 dan SMK 2 dieberikan
kewenangan untuk melaksanakan pesantren ramadhan di sekolah masing-masing
dengan harapan pelaksanaan, pengelolaan dan target yang dicapai jauh lebih baik
dari pelaksanaan yang diselenggarakan di masjid/mushalla. Kita berharap
pelaksanaan pesantren yang diselenggarakan sekolah dimaksud juga lebih
berbobot, karena ditunjang oleh sarana sekolah yang cukup untuk proses PBM
pesantren, keterlibatan para guru yang lebih maksimal, serta pengawasan Kepala
Sekolah. Dan adanya pelaksanaan pesantren ramadhan di sekolah tidak akan
manghilangkan makna dan semangat memakmurkan masjid seperti yang kita
inginkan sebelumnya.
Betapapun tim perumus telah merancang kurikulum dan bahan ajar secara
optimal, pemerintah mendorong pelaksanaanya lebih baik dari tahun-tahun
sebelumnya dalam bentuk regulasi kebijakan dan anggaran, panitia ditingkat
kelurahan, masjid dan mushalla bekerja sungguh-sungguh, tetapi pada akhirnya
keberhasilan itu akan lebih ditentukan oleh partisipasi peserta didik pesantren
ramadhan, support dan partisipasi aktif setiap warga Kota Padang. Karena
kerja-kerja memperbaiki akhlak, penanaman iman serta penguatan budi pekerti
adalah kerja-kerja berat dan harus berkelanjutan, maka masukan, evaluasi dan
H.MAHYELDI, SP
Bagian Pertama
AQIDAH
Standar Kopetensi :
Memahami tauhid secara benar dalam kehidupan.
Kemampuan Dasar
Berakidah yang lurus dan benar
Mengantisipasi bahaya syirik dari pengaruh teknologi informasi.
Indikator Capaian
1. Memahami sifat-sifat Allah Swt.
2. Memahami ayat Al-Quran yang terkait dengan sifat-sifat Allah Swt.
3. Membuktikan Allah itu ada
SALAH satu rukun iman yaitu iman kepada Allah. Rukun iman kepada Allah ini
adalah rukun iman yang pertama. Tidaklah mudah meyakinkan diri bahwa Allah
itu selalu memperhatikan dan Maha Melihat dan Maha Mendengar.
Iman Kepada Allah berarti yakin dan percaya bahwa Allah itu memang ada
dengan segala sifat-sifat dan nama-nama-Nya yang agung serta Dia-lah yang
menciptakan dan mengatur alam semesta ini.Tujuan untuk meyakini adanya Allah
SWT adalah untuk mengerjakan semua perintah dari Yang Maha Kuasa untuk
mendapatkan rahmat-Nya. Dalam hal ini sebagai seorang muslim memiliki
beragam cara untuk meyakini adanya kehadiran Allah SWT di alam semesta ini.
Bagaimana caranya kita meyakini adanya Allah? Hal ini dapat dilakukan
dengan cara:
1. Mengenal ciptaan dan kekuasaan Allah di alam semesta ini.
Alkisah, tentang seorang pemuda yang tidak percaya dengan Tuhan. Dia
mengajak berdebat seorang alim mengenai ada atau tidak adanya Tuhan. Di
antara pertanyaannya adalah: Benarkah Tuhan itu ada dan Jika ada, di
manakah Tuhan itu?
Ketika pemuda itu menunggu bersama para penduduk di kampung
tersebut, orang alim itu belum juga datang. Ketika pemuda dan para penduduk
berpikir bahwa orang alim itu tidak akan datang, barulah muncul orang alim
tersebut. Maaf jika kalian menunggu lama. Karena hujan turun deras, maka
sungai menjadi banjir, sehingga jembatannya hanyut dan saya tak bisa
menyeberang. Alhamdulillah tiba-tiba ada sebatang pohon yang tumbang.
Kemudian, pohon tersebut terpotong-potong ranting dan dahannya dengan
sendirinya, sehingga jadi satu batang yang lurus, hingga akhirnya menjadi
perahu. Setelah itu, baru saya bisa menyeberangi sungai dengan perahu
tersebut, begitu orang alim itu berkata.
berkata. Tuhan itu tidak ada hanya karena panca indera manusia tidak bisa
mengetahui keberadaan Tuhan adalah pernyataan yang keliru.
Kita wajib meyakini keesaan dan kekuasaan Allh, yaitu bahwa hanya
Allh yang mencipta, memiliki, menguasai dan mengatur seluruh makhluk.
Hanya Allh Azza wa Jalla yang menghidupkan, mematikan, memberi rezki,
mendatangkan kebaikan, mendatangkan bencana. Tidak ada sekutu bagi Allh
Azza wa Jalla dalam seluruh perkara di atas, baik malaikat, nabi, wali, jin, ruh,
atau lainnya. Yang mencipta, memiliki dan mengatur/menguasai seluruh alam
semesta ini hanyalah bagi Allh semata. Allh Azza wa Jalla berfirman dalam
surat Al Baqarah ayat 2 :
Maksudnya, keadaan manusia atau makhluk yang sudah ada ini tidak lepas
dari salah satu dari tiga keadaan :
a. Mereka ada tanpa pencipta. Ini tidak mungkin. Tidak ada akal sehat yang
bisa menerima bahwa sesuatu itu ada tanpa ada yang membuatnya.
b. Mereka menciptakan diri mereka sendiri. Ini lebih tidak mungkin lagi.
Karena bagaimana mungkin sesuatu yang awalnya tidak ada menciptakan
sesuatu yang ada.
10
c. Inilah yang haq, yaitu Allh Azza wa Jalla yang telah menciptakan mereka,
Dialah Sang Pencipta, penguasa, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Seorang Arab Baduwi ditanya, Apakah bukti tentang adanya Allh
Azza wa Jalla? Dia menjawab, Subhnallh (Maha Suci Allh)!
Sesungguhnya kotoran onta menunjukkan adanya onta, bekas telapak kaki
menunjukkan adanya perjalanan! Maka langit yang memiliki bintang-bintang,
bumi yang memiliki jalan-jalan, lautan yang memiliki ombak-ombak,
tidakkah hal itu menunjukkan adanya al-Lathf (Allh Yang Maha Baik)
al-Khabr (Maha Mengetahui).
Apakah bukti bahwa Allah itu memang benar benar ada? Mari kita
lanjutkan ke pembahasan di bawah ini.
a.
Allah telah menciptakan seisi alam semesta ini. Yaitu gunung, lautan,
daratan dan masih banyak lagi. Kalau begitu, siapakah yang menciptakan
matahari, bulan dan bintang serta planet planetnya? Tentunya adalah Allah
SWT.
b.
c.
Begitu pula burung-burung yang berkicau dan begitu lincah berpindah dari
satu tangkai ke tangkai yang lain. Serta ayam yang membelah dan
memecahkan kulit sebutir telur kemudian keluar darinya seekor anak. Juga,
11
anak sapi yang lahir dari induknya kemudian menyusu. Air susu yang
memenuhi kantong susu induknya dipersiapkan untuk menyusui
anak-anaknya. Seluruh fenomena itu merupakan tanda-tanda kekuasaan,
kebesaran dan wujud Sang Pencipta.
d.
Selain itu, masih ada pernyataan lagi. Kalau begitu, siapakah yang
memberikita akal untuk berpikir? Siapakah yang telah menciptakan kita
dalam bentuk yang seindah indahnya? Dan siapa pula yang memberikan
kita bantuan dan jalan keluar dari semua masalah yang kita hadapi?
Jawaban dari pada pertanyaan semua di atas adalah Allah SWT.
e.
Dan satu lagi, siapakah yang menjanjikan sebuah surga dan siapakah yang
akan membangkitkan kita nanti di alam kubur? Siapa penentu hari kiamat
itu? Jawabannya juga Allah SWT.
Artinya : Katakanlah: "Serulah Allah atau
serulah Ar-Rahman. dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia
mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu
mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya
dan carilah jalan tengah di antara kedua itu".( QS. al Isra ; 110 )
12
Artinya :"Hanya milik Allh asm-ul husn, maka bermohonlah kepada-Nya
dengan
menyebut
asm-ul
husn
itu
dan
tinggalakanlah
Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan
yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan Allah sebagai pencipta dan
pemelihara alam semesta beserta segala isinya. Mengetahui asma Allah yang
99 merupakan jalan untuk dapat mengenal dan meyakini akan adanya Allah
SWT. Dalam kehidupan sehari hari dapat dilihat realisasinya antara lain:
a. Membiasakan membaca
segala
hidup
dan
penghidupan
manusia
diperoleh
atas
13
b. Membiasakan membaca
Setiap selesai mengerjakan pekerjaan yang baik atau mendapatkan nikmat
Allah.
Hal ini dilakukan karena memuji orang atas perbuatannya yang baik yang
dikerjakannya haruslah dengan kemauan sendiri. Karena itu, memuji Allah
berarti menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik. Lain halnya dengan
syukur yang berarti mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang
diberikannya. Kita menghadapkan segala puji bagi Allah karena Allah sumber
dari segala kebaikan yang patut dipuji. Semuanya itu tidak terlepas dari sifat
Allah yang maha berkuasa, mengatur dan menentukan alam semesta ini.
Dengan mengetahui dan memahami asma Allah berarti kita telah
menyadari keberadaan Allah dalam hidup karena Allah yang maha pengasih
dan penyayang terhadap makhluk-Nya. Allah yang memberikan rezki dan
mendatangkan kebaikan bagi hamba-Nya. Dengan adanya pengakuan
manusia akan keberadaan Allah dengan segala asma Allah, maka akan
tumbuh kesadaran manusia untuk patuh dan mentaati seluruh aturan Allah
berupa dinul Islam.
14
ayat 56:
Pengabdian atau ibadah
pengabdian atau ibadah yang sesuai dengan aturan syariat Allah SWT. Oleh
karena itu, setiap muslim dituntut untuk belajar dan mempelajari bagaimana
beriman kepada Allah dalam artian men-tauhid-kan/mengesakan Allah SWT.
Bagaimana cara beribadah yang benar dan bagaimana ber-muamalah dalam
kehidupan sehari-hari, karena semua itu pada akhirnya bernilai ibadah jika sesuai
dengan aturan. Namun, menjadi sia-sia belaka jika tidak sesuai dengan aturan
yang telah ditetapkan Allah SWT.
B. Bahaya Syirik
Setiap muslim harus mengesakan Allah dalam segala bentuk kekuasaan,
kehebatan dan kemahakayaan-Nya. Allah yang menciptakan, memelihara dan
maha menentukan segalanya. Dia Dzat yang maha tinggi dan agung, melebihi
ketinggian dan keagungan makhluk yang lainnya.
Allah yang maha esa, tidak beranak dan tidak punya keturunan.
Allah tidak sama dengan makhluk (Q.S. Al Ikhlas). Kepada Allah manusia
meminta bantuan dan pertolongan, karena Dia-lah Dzat yang maha hidup, tidak
pernah mengantuk apalagi tidur. Dia yang menguasai jagat raya beserta isinya
(Q.S Al Baqarah : 255). Karena Allah yang maha berkuasa, maka keyakinan akan
adanya kehebatan, kekuasaan makhluk tidak boleh sama atau melebihi Allah SWT.
Inilah yang dinamakan dengan men-tauhid-kan Allah dalam keberadaan-Nya,
pengabdian kepada-Nya dan juga dalam asma dan sifat-Nya. (Tauhidullah dalam
15
adalah
Allah juga, tetapi ibadahnya tidak ditujukan kepada Allah, maka yang
bersangkutan akan terjerumus pada kesyirikan dalam beribadah. Atau dia
meyakini Allah Maha Berkuasa, tetapi dia juga meyakini bahwa ada makhluk lain
yang juga mempuyai kehebatan yang menyamai Allah dan bahkan melebihi
kekuasaan Allah. Ini pun juga termasuk kategori syirik dalam keyakinan.
Untuk memurnikan tauhid, maka di samping mengetahui bagaimana
mentauhidkan Allah dalam keberadaan, pengabdian dan asma serta sifat-Nya,
maka manusia harus mengetahui bentuk-bentuk kesyirikan dalam rangka untuk
menghindari diri agar jangan sampai melakukannya.
Para ulama membagi kategori syirik ke dalam dua bentuk, yaitu syirik
akbar (besar) dan syirik asghar (kecil).
1. Bentuk- bentuk syirik akbar itu antara lain:
a. Memalingkan
suatu
ibadah
kepada
selain
Allah
dalam
bentuk
16
oleh orang lain. Namun, walaupun termasuk kategori syirik kecil, tetapi sangat
dikhawatirkan oleh Rasul SAW sebab jika terus berkelanjutan pada akhirnya
akan menjadi besar. Padahal, Allah SWT menyuruh manusia beribadah
kepada-Nya dengan ikhlas sepenuh hati. Allah berfirman:
...Tidaklah mereka disuruh, kecuali hanya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan (ikhlas) kepada-Nya dalam menjalankan agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat yang
demikian itulah agama yang lurus (Q.S Al Bayyinah, 98 :5)
Jika seseorang melakukan perbuatan syirik secara sadar dan tidak berhenti
dari kesyirikan dimaksud, maka dia akan menanggung konsekuensinya, baik di
dunia ataupun di akhirat kelak. Syirik akbar sangat berbahaya, sehingga harus
dihindari. Di antara bahaya atau efek negatifnya adalah sebagai berikut:
1. Amalannya tertolak, tidak akan diterima oleh Allah, hanya akan menjadi
sia-sia bagaikan debu yang beterbangan (Q.S al-Furqan: 23)
2. Pelakunya tidak akan diampuni apabila mati dalam keadaan belum
bertaubat (Q.S An-Nisaa': 48)
3. Pelakunya keluar dari Islam atau murtad, sehingga boleh diperangi oleh
pemerintahan yang sah (Q.S At-Taubah: 5)
4. Pelakunya tidak berhak untuk masuk surga (al-Maidah: 72)
C. Contoh Kesyirikan dalam Film
Syirik akbar ataupun asghar sangatlah berbahaya. Oleh karena itu, setiap
muslim harus menghindari diri dari semua bentuk kesyirikan dimaksud. Pada
zaman modern
menyembah patung atau berhala seperti zaman jahiliyah dulu. Tetapi, lewat
tontonan film sangat mungkin saja anak-anak, remaja bahkan orang dewasa
terjerumus pada keyakinan yang berbau syririk. Salah satu bentuk kesyirikan dalam
isi film dapat dilihat pada cuplikan cerita film Mahadewa, Harry Potter dan Little
Krisna.
17
Mahadewa merupakan salah satu nama suci Tuhan dalam agama Hindu,
Mahadewa artinya Tuhan Yang Maha Besar. ama lainnya adalah Shiwa. Keyakinan
ini bertentangan dengan konsep tauhid dalam Islam. Bahwa Yang Maha Besar itu
hanyalah Allah, sebagaimana firman Allah Taala (pada ayat kursi):
Shiwa di bumi bersemayam di Kailasha, nama tempat tersuci di puncak
Gunung Himalaya. Menurut keterangan kitab suci agama Hindu, puncak ini
dipercaya perbatasan antara alam nyata dengan surga. Gunung Himalaya dipercaya
gunung paling suci bagi umat Hindu, seperti dinyatakan di dalam Bhagavad Gita;
Di antara gunung, Aku adalah Himalaya. Di gunung inilah bhatara Shiwa
beryoga.
Berbeda sekali dengan Tuhannya umat Islam, kita beriman bahwa Allah
ber-istiwa di arsy (di langit). Yang bersemayam di gunung itu sesungguhnya
adalah bangsa jin yang malah disembah manusia.
Dikisahkan pada film Mahadewa adalah Shiwa, Tuhan yang berpribadi
sebagai Yogin (pertapa), sehingga seolah-olah seperti manusia. Hal ini
bertentangan dengan konsep ketuhanan dalam Islam bahwa Allah tidak sama
dengan manusia. Seperti diungkapkan firman Allah:
Tidak ada yang menyerupainya sesuatu pun, dan Dia Maha
Mendengar lagi Maha Melihat (As Syuro 110).
Dewa Syiwa memiliki empat sakti/istri. Salah satunya adalah Dewi Sati,
putri Dewa Daksa (Daksa adalah putra Dewa Brahma). Dalam film Mahadewa juga
diceritakan percintaan Dewa Shiwa, hingga lahirnya Ganesha dan Kartikeya (di
Bali disebut Dewa Kumara, Dewanya para anak kecil).
Keyakinan adanya Tuhan yang beristri dan punya anak bertentangan
dengan Firman Allah :
Dia tidak beristri dan tidak beranak , Bagaimana Dia mempunyai anak
18
padahal Dia tidak mempunyai istri (Qs Al An am, 6:101). Maha suci Allah dari
yang mempunyai anak (Q.S. An Nisa, 4:171)
Dewa Daksa pada film Mahadewa digambarkan sebagai dewa pencipta yang
arogan terhadap Shiwa, sehingga Shiwa akan memenggalnya dan diganti dengan
kepala kambing.
Kita bisa lihat Tuhan-Tuhan dalam agama Hindu saling berselisih dan
berperang saling membinasakan, sungguh benarlah firman Allah :
Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan- tuhan selain Allah, tentulah
keduanya itu telah rusak binasa, ( Q.S. Al-Anbiya: 22)
Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada Tuhan
(yang lain) beserta-Nya, kalau ada Tuhan beserta-Nya, masing- masing Tuhan itu
akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari Tuhan-Tuhan itu
akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha suci Allah dari apa yang mereka
sifatkan itu. ( Q.S Al-Muminun : 91)
19
Bagian Kedua
AKHLAQ
Standar Kopetensi :
Memahami akhlaq secara benar dalam kehidupan.
Kemampuan Dasar:
1. Berprilaku jujur dan beretika dalam kehidupan sehari-hari
2. Berani
melakukan kebaikan dan kebenaran
Indikator capaian:
1. Memahami ayat Al-Quran dan Sunnah Rasul yang
terkait dengan kejujuran.
2. Memahami nilai-nilai kejujuran.
3. Mencontohkan prilaku jujur.
4. Menerapkan prilaku jujur dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Menerapkan prilaku jujur dalam kehidupan
sehari-hari
6. Berani menyampaikan kebaikan dan kebenaran
7. Memahami Ayat Al-Quran dan sunnah Rasul yang
terkait dengan kebaikan dan kebenaran
8. Berani bersikap dan konsisten dalam perbuatan
9. Beranggung jawab dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban
10. Memberikan contoh prilaku dan perbuatan berani karena
benar
20
A. Memahami ayat Al-Quran dan Sunnah Rasul yang terkait dengan kejujuran
21
, ,
, , :
, ,
1[8].
22
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan
hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.
Sikap jujur, merupakan salah satu fadhilah yang menentukan status dan
kemajuan seseorang dan masyarakat. Menegakkan prinsip kejujuran adalah salah
satu sendi kemaslahatan dalam hubungan antara manusia dengan manusia dan
antara satu golongan dengan golongan yang lain.
Dampak dari sifat jujur adalah menimbulkan rasa berani, karena tidak ada
orang yang merasa tertipu dengan sifat yang diberikan kepada orang lain. Bahkan,
orang merasa senang dan percaya terhadap pribadi orang yang jujur. Pepatah ada
mengatakan berani karena benar, takut karena salah.
Sifat Jujur tidak dapat dimiliki dan dilaksanakan dengan baik dan
sempurna oleh orang yang tidak kukuh imannya. Orang beriman dan takwa, karena
dorongan iman dan taqwanya itu merasa diri wajib selalu berbuat dan bersikap
benar serta jujur. Sebagaimana dijelaskan Allah dalam surat az-Zumar ayat 33.
Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya,
mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
Hadis Rasul mengatakan :
).
2[10](
23
24
25
26
Ayat Al-Quran dan Sunnah Rasul yang terkait dengan kebaikan dan
kebenaran
Berani karena benar:
27
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap
mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada
Allah.
Sesungguhnya
Allah
menyukai
orang-orang
yang
bertawakkal
kepada-Nya.
Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah Ini dengan menyebut
nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut
asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah
ialah nama zat yang Maha suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya,
yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar
Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa
Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha
Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang
menyebabkan dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.
Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah Ini dengan menyebut nama Allah.
setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah,
seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat
yang Maha suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak
membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan
(Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah
melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha
Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang
menyebabkan dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.
28
148.
Arti:
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (41)
Katakanlah: "Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah
orang-orang yang mempersekutukan (Allah)". (42)
29
Al Araf 56-58
30
yang bersukur.(58)
Al kahfi ayat 29
31
29. Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barang siapa
yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir)
Biarlah ia kafir". Sesungguhnya kami Telah sediakan bagi orang orang zalim itu
neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum,
niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat
yang paling jelek.
Yunus ayat 40-41(arti):
Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al-Quran, dan di
antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih
mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan (40). Jika mereka
mendustakan kamu, maka katakanlah: Bagiku pekerjaanku dan bagimu
pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun
berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan (41).
32
2.
Pengertian kebaikan : elok, patut, teratur, apik, rapi, tidak ada celanya, mujur
beruntung, berguna, selamat, tidak kurang sesuatu apapun, berbudi pekerti.
Pengertian kebenaran: sesuai sebagaimana adanya, betul, tidak salah, tidak berat
sebelah, adil,
33
bermain-main, patuh pada perintah Allah dan Rasul, patuh pada orang
tua, guru, dan tokoh masyarakat.
3. Berani
34
1.2.2.
35
5.2.3.
Tidak terpengaruh dengan film, televisi dan media yang sesat dan tidak
baik
5.2.4. Tidak membaca bacaan yang porno dan bacaan orang dewasa
5.2.5. Melakukan shalat berjamaah di masjid dengan tetap
5.2.6. Disiplin baik di rumah, di sekolah dan di mana saja berada
5.2.7. Berbuat baik secara terus menerus tanpa henti
5.3. Contoh Bertanggung-jawab dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
5.3.1. Rajin shalat
5.3.2. Mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh orang tua dan guru sampai
selesai
5.3.3. Membantu orang tua dengan sukarela
5.3.4. Belajar dengan penuh kesadaran dan senang hat
5.3.5. Mengaku salah kalau melakukan kesalahan dan berjanji tidak mengulang
kembali perbuatan salah .
36
Bagian Ketiga
FIQH IBADAH
Standar Kopetensi :
Santri mampu melaksanakan praktek ibadah dan beramal shaleh dengan benar
sesuai perintah Allah dan Rasul
Kemampuan Dasar
Melaksanakan
praktek Ibadah
Rasullullah
Indikator Capaian
1.
2.
3.
4.
5.
37
Praktik Wudhu
Pengertian
Wudhu berasal dari kata wadaah yang berarti baik dan bersih.
Secara istilah: Wudhu adalah membasuh anggota badan tertentu sesuai dengan
ketentuan syara dengan disertai niat untuk menghilangkan hadas kecil
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub, maka
mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat
buang air (kakus) atau menyentuh[perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air,
maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan
tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia
hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya
kamu bersyukur.
Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
Artinya: Shalat salah seorang di antara kalian tidak akan diterima -ketika masih
berhadats- sampai dia berwudhu. (HR. Bukhari no. 6954 dan Muslim no. 225)
Sebelum mempraktikkan wudhu sebaiknya perlu diketahui syarat dan rukunnya.
38
Artinya: "Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadast fardhu karena
Allah".
6. Membasuh muka dari ujung dahi hingga ujung dagu dan dari anak telinga
kanan hingga anak telinga kiri 3x.
7. Membasuh dua tangan hingga siku 3x sampai benar-benar rata, sambil
menyila-nyila jari tangan kanan dengan tangan kiri, dan sebaliknya. (Anggota
tubuh yang dibasuh berpasangan hendaklah mendahulukan yang kanan dari
pada yang kiri.)
8. Mengusap sebagian kepala
9. Membasuh kedua telinga
39
10. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki 3x sambil menyila-nyila jari kaki
kanan dengan jari tangan kiri dan menyila-nyila jari kaki kiri dengan jari
tangan kanan.
11. Membaca doa sesudah wudhu:
,
Artinya:"Aku bersaksi, tiada Tuhan melainkan Allah yang tunggal dan tiada
sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi, bahwa Nabi Muhammad SAW, adalah
utusan-Nya.Ya Allah, jadikanlah aku orang yang ahli taubat dan
jadikanlah aku orang yang suci, dan jadikanlah aku dari golongan
orang-orang yang shaleh".
40
No
Kegiatan
1
Membaca basmalah
2
Mencuci telapak tangan
3
Berkumur-kumur
4
Membasuh hidung
5
Membaca lafazh niat
6
Membasuh muka
7
Membasuh kedua tangan hingga siku
8
Menyela-nyela jari-jari tangan
9
Menyapu sebagian kepala
10 Membasuh kedua telinga
11 Membasuh kedua kaki hingga mata kaki
12 Menyela-nyela jari-jari kaki
13 Membaca doa setelah berwudhu
14 Mendahulukan yang kanan dari pada kiri
15 Tertib
Skor Maksimal
Skor
2
Ket.
45
Ket.
Skor 3 : dilaksanakan secara sempurna
Skor 2 : terdapat kekurangan, tetapi tidak menyebabkan batal
Skor 1 : terdapat kekurangan dan menyebabkan kegiatan tersebut tidak sah atau
tidak dilakukan sama sekali.
41
Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al
Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat
Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
2. Qs. Thaha/20: 14
42
Artinya: Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain
Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
Rasulullah SAW juga bersabda:
Artinya: Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat. (HR. Bukhari,
Muslim, dan Ahmad).
Dalam hadis lain, Rasul juga bersabda:
Artinya: Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat di waktu usia mereka
meningkat tujuh tahun dan pukullah mereka (bila meninggalkannya)
diwaktu mereka berusia sepuluh tahun. (HR. Ahmad, Abu Daud, dan
Hakim).
B. Bacaan dalam shalat fardhu
Sebelum mempelajari bacaan shalat, perlu dipahami kembali rukun shalat.
Rukun ini merupakan gerakan atau bacaan yang tidak boleh ditinggalkan dalam
melaksanakan shalat. Adapun rukun shalat adalah:
1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu, jika tidak bisa duduk atau berbaring bagi yang
sakit.
3. Takbiratul ihram, dengan membaca Allahu Akbar
4. Membaca surat al-Fatihah
5. Ruku dengan thumaninah (berhenti sejenak)
6. Itidal dengan thumaninah
7. Sujud dengan thumaninah
8. Duduk antara dua sujud dengan thumaninah
9. Duduk akhir (duduk tawarru)
10. Membaca tasyahud akhir (ketika duduk tawarru)
11. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW
12. Mengucapkan salam pertama
13. Tertib (teratur dan berurutan).
43
Sengaja aku shalat fardhu isya empat rakaat menghadap qiblat tunai
44
.
Artinya: Allah Maha Besar, lagi sempurna kebesaran-Nya dan segala puji (yang
sebanyak-banyaknya) bagi Allah, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi
dan petang. Sesungguhnya kuhadapkan wajahku kepada-Mu yang
menciptakan bumi dan langit dalam keadaan berserah diri sebagai
( )
Artinya: Ya Allah jauhkanlah antara diriku dan dosaku, sebagaimana engkau
telah menjauhkan antara Timur dan Barat. Ya Allah bersihkanlah diriku
dari dosa-dosa sebagaimana dibersihkannya kain putih dari kotoran. Ya
Allah sucikanlah diriku dari dosa dan kesalahan dengan air, salju dan
embun (HR. Bukhari-Muslim)
45
6. Membaca taawwudz
Aku berlindung kepada Allah dari Syaitan yang terkutuk
7. Membaca surat al-Fatihah
Artinya:
. . . .
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu
sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak
pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula)
menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah,
agamaku".
11. Rukuk yaitu mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu kemudian
diturunkan sambil membungkukan tubuh dan meluruskan punggung
sedangkan kedua tangan bertumpu di atas kedua lutut dengan jari-jari terbuka.
46
Atau membaca;
Maha suci Engkau Ya Allah, ya Rabb kami dan dengan memuji Engkau, Ya
Allah ampunilah dosaku
12. Bangkit dari ruku dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan pundak
lalu menurunkannyanya lurus sebagaimana permulaan shalat dan membaca:
Allah mendengar bagi siapa saja yang memuji-Nya
47
Anggota tubuh yang harus menempel di tempat sujud adalah dua telapak
tangan, dua lutut, jari-jari dua kaki, dan wajah. Nabi s.a.w ketika sujud
meletakkan dua telapak tangannya, merapatkan jari-jarinya, menegakkan
lengannya dan menjauhkannya dari lambung serta menghadapkannya ke arah
kiblat.
( )
Apabila kamu sujud, letakkanlah kedua telapak tanganmu dan angkatlah
kedua siku lenganmu (HR. Muslim dan Abu Awanah)
Janganlah seseorang di antara kamu membentangkan kedua lengannya
seperti anjing membentangkan kedua kaki depannya (HR. Bukhari, Muslim,
Abu Daud dan Ahmad)
Doa ketika sujud:
Maha suci Rabbku yang Maha Tinggi dan Maha Tinggi.
Atau membaca:
Maha suci Engkau Yaa Allah, yaa Rabb kami dan dengan memuji Engkau, Yaa
Allah ampunilah dosaku.
14. Bangkit dari sujud dengan bertakbir kemudian duduk di atas telapak kaki kiri
dan menegakkan telapak kaki kanan (duduk tawarru), ujung-ujung jari kaki
ditegakkan dan searah dengan kaki. Tangan diletakkan di atas paha dan
ujung-ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
Dalam duduk diantara dua sujud itu baca doa:
Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, tutuplah keaibanku, angkatlah
derajatku, berilah aku rezeki, berikanlah aku petunjuk, dan berilah aku
48
. . .
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".
18. Rukuk sambil bertakbir kemudian baca doa rukuk sebagaimana pada rakaat
pertama.
19. Berdiri Itidal membaca kemudian membaca doa Itidal
sebagaimana pada rakaat pertama.
20. Sujud sambil takbir dengan tanpa mengangkat kedua tangan, dalam sujud itu
baca sebanyak 3x atau membaca:
Artinya : Maha suci Engkau Yaa Allah, yaa Rabb kami dan dengan memuji
Engkau, Yaa Allah ampunilah dosaku.
21. Kemudian bangkit dari sujud dan bertakbir kemudian membaca doa duduk di
antara dua sujud sebagaimana pada rakaat pertama
22. Kemudian takbir lalu sujud lagi dan baca doa sujud.
23. Bangkit dari sujud kedua sambil bertakbir dan duduk sebagaimana duduk
diantara dua sujud (duduk iftirasy).
Kemudian membaca doa tasyahhud dan shalawat :
49
Segala kehormatan, keberkahan, kemuliaan, dan kebaikan bagi Allah. Semoga
keselamatan atas engkau wahai nabi, begitu pula rahmat Allah serta berkah-Nya.
Mudah-mudahan keselamatan tetap dilimpahkan kepada kita semua dan seluruh
hamba Allah yang shaleh-shaleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan (yang
berhak disembah) selain Allah, dan Aku bersaksi bahwa nabi Muhammad itu
adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas nabi Muhammad dan
atas keluarga nabi Muhammad.
Rakaat yang ketiga
Sama sebagaimana rakaat yang pertama dan kedua, hanya saja setelah
bangkit dari duduk tasyahhud dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan sebatas
pundak atau sejajar dengan bahu sambil bertakbir, kemudian melanjutkan rakaat
shalat yang tersisa. Ini bila shalat tersebut adalah shalat maghrib, Dzuhur Ashar
dan Isya namun shalat subuh selesai pada rakaat yang kedua.
Pada rakaat ketiga setelah bangkit dari duduk tasyahhud lalu takbir,
kemudian membaca al-Fatihah dan disunnahkan untuk membaca surat. Pada
shalat Maghrib rakaat ketiga adalah rakaat yang terakhir, kemudian mengucapkan
salam bagi shalat Maghrib.
Rakaat keempat
Setelah bangkit dari sujud dari rakaat yang ketiga, maka pelaksanaannya
sama sebagaimana pada rakaat yang kedua.
24. Setelah bangkit dari sujud yang terakhir, duduklah dengan duduk tawarruk
atau disebut juga duduk tasyahud akhir, yakni dengan menegakkan telapak
kaki kanan dan meletakkan telapak kaki kiri di bawah tulang kering kaki
kanan, sedangkan kedua tangan diletakkan di atas paha dengan cara
sebagaimana pada tasyahhud awal. Pada tasyahhud akhir ini, doa yang dibaca
sama dengan doa pada tasyahhud awal, lalu ditambah dengan membaca doa:
50
Sebagaimana Engkau telah melimpahkan shalawat kepada nabi Ibrahim a.s. dan
keluarganya. Berikanlah keberkahan kepada Nabi Muhammad SAW dan
keluarganya sebagaimana Engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi
Ibrahmi a.s. dan keluarganya dan di alam semesta ini sesungguhnya Engkau
Maha Terpuji dan Maha Mulia.
25. Setelah membaca tasyahud akhir, maka akhirilah dengan membaca salam ke
kanan dan disunnahkan pula ke kiri.
Semoga keselamatan dan rahmat Allah bersama kamu.
Menurut sebagian ulama, terutama Mazhab Imam Syafii, pada saat shalat
shubuh disunnahkan membaca doa qunut pada rakaat kedua setelah Itidal.
Adapun doa qunut tersebut adalah:
Wahai Tuhan, tunjukkanlah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau
beri petunjuk dan sehatkanlah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau
sehatkan, kasihilah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau kasihi,
berkahilah aku sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada hamba-Mu.
Hidarkanlah aku dari takdir yang tidak baik, maka sesungguhnya Engkaulah
yang menentukan dan bukanlah yang ditentukan. Dan sesungguhnya tidak akan
hina orang-orang yang Engkau beri kekuasaan dan tidak akan mulia orang yang
Engkau musuhi. Maka berkah dan Maha Tinggi Engkau ya Allah, segala puji
bagi-Mu atas apa yang telah Engkau turunkan, aku mohon ampun kepada-Mu
dan bertaubat kepada-Mu. Semoga rahmat Allah dilimpahkan kepada nabi
Muhammad, keluarganya dan para sahabat serta semoga Allah memberi
keselamatan kepadanya.
D. Makna Bacaan Shalat
Ketika shalat, kita diwajibkan untuk membaca surah al-Fatihah. Surat ini
juga dinamai ummul-Quran yang berarti ibu atau inti al-Qur;an. Membaca
al-Fatihah dalam shalat termasuk rukun shalat. Dari Abu Hurairah, Rasulullah
51
dan
bukan
(pula
jalan)
mereka
yang
sesat.
(QS.Al-Faatihah,1:1-7).
Surat ini memiliki makna yang amat padat dan mendalam. Suatu
penghambaan yang dimulai dengan menyebut sifat utamanya, yaitu Maha
Pengasih dan Maha Penyayang, pujian yang hanya milik-Nya, yang menguasai
hari pembalasan, yang hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan agar kita
tidak tersesat, memohon hidayah dan bimbingan sebagaimana yang telah Ia
berikan kepada para nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan
orang-orang yang saleh dan memohon agar kita terhindar dari jalan kebathilan.
Sebagaimana yang ditempuh kaum Yahudi yang dimurkai-Nya karena tidak
memiliki amal dan banyak membunuh para nabi maupun kaum Nasrani yang
tersesat karena tidak memiliki pengetahuan yang benar. Jadi sesungguhnya jalan
yang dikehendaki dan diridhoi-Nya adalah jalan yang berdasarkan pengetahuan
yang benar beserta pengamalannya, bukan hanya salah satunya.
Jepang adalah suatu negara yang dikenal luas akan kedisiplinannya. Rupanya
masyarakat negeri matahari terbit ini sejak lama telah memiliki kebiasaan
52
mengulang-ngulang kalimat tertentu seperti kalimat aku juara seratus kali dalam
sehari. Teori ini disebut repetitive magic power yang terbukti mampu
merealisasikan apa yang diucapkan tersebut dan menjadikannya motivasi untuk
mencapai suatu cita-cita.
Begitu pula dengan shalat. Bacaan yang diulang-ulang yang dimengerti
maknanya,
apalagi
bila
dilaksanakan
secara
khusyu,
teratur
dan
53
susah maupun senang, sakit maupun sehat kita harus senantiasa mengingat
kebesaran-Nya.
Demikian pula bacaan lain seperti doa Iftitah yang dibaca setelah
takbiratul Ikhram, sebagai berikut : Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku
dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam (QS.Al-Anaam,6:162)
yang diucapkan dalam shalat kita minimal 5 kali dalam sehari. Adakah kita
benar-benar memahami makna ikrar, janji kita tersebut?
Setelah membaca doa Iftitah, surat Al-fatihah dan salah satu surat
ataupun ayat Al-Quran kita rukuk sambil membaca bacaan yang membesarkan
nama-Nya. Begitu bangun dari rukuk kita membaca Sami Allahu liman
hamidah yang artinya : Allah mendengar siapa yang memuji-Nya.
Artinya
Berikutnya adalah doa yang kita ucapkan ketika dalam posisi duduk di antara dua
sujud yang diucapkan minimal 17 kali dalam sehari sebagai berikut:
Ya Tuhanku, ampunilah aku dan kasihanilah aku dan cukupilah aku dan
tinggikanlah aku dan berilah rizki padaku dan tunjukilah aku jalan dan berilah
aku sehat dan maafkanlah aku.
Sadarkah kita bahwa sebenarnya rezeki, kesehatan, jabatan, kemuliaan
maupun petunjuk yang ada pada kita ini adalah wujud atau buah dari permintaan
dan permohonan yang setiap hari kita mintakan secara berulang kali, yang
kemudian dikabulkan-Nya?
Selanjutnya adalah bersujud. Posisi menempelkan dahi, yang merupakan
bagian paling bergengsi manusia, ke permukaan terendah di muka bumi ini yaitu,
tanah adalah melambangkan tanda syukur kita sebagai makhluk yang sangat
kecil dan amat bergantung kepada Sang Pencipta Yang Maha Tinggi di atas sana.
54
Bacaan Subhana Robbiyal Ala yang berarti Segala Puji hanya milik Rob
Yang Maha Tinggi ini jelas mengisyaratkan hal tersebut.
Shalat ditutup dengan membaca Tahiyatul-akhir, sementara Tahiyatulawal diselipkan pada rakaat kedua untuk shalat-shalat yang berakaat lebih atau
sama dengan 2. Bacaan ini berfungsi untuk mempertegas dan mengulang ikrar
kita sebagai umat Islam, yaitu bacaan syahadat. Tidak ada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah. Syahadat dilanjutkan dengan shalawat nabi,
memohon kepada Allah agar
kecintaan kita kepada sang rasul yang telah berjasa mengajak manusia kepada
jalan
malaikat Jibril as atas izin-Nya. Dengan menyadari hal-hal ini maka seharusnya
shalat mampu mengubah perilaku dan cara berpikir seseorang. Firman Allah
dalam QS. Al Ankabut, 29: 45
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al
Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan)
keji
dan
mungkar.
Dan
sesungguhnya
55
2. Melatih seseorang untuk hidup sehat, baik secara jasmani maupun rohani.
3. Melatih seseorang untuk disiplin.
4. Mendidik seseorang menjadi sabar.
5. Mempererat silaturrahim antara sesama muslim.
6. Melatih seseorang untuk beribadah secara khusyuk.
7. Mendidik seseorang untuk meraih taqwa.
8. Mendidik seseorang untuk bersifat tawadhu dan terhindar dari sifat
sombong (takabur).
9. Membuat hati seseorang menjadi tenang
10. Melatih seseorang untuk hidup bersih dan rapi.
11. dan lain sebagainya
56
Bagian Keempat
TARIKH
Standar Kopetensi :
Santri mampu mentauladani perjuangan dan karakter sahabat Nabi Muhammad
Saw dan serta mentauladani
perjuangan dan karakter
tokoh Islam
Minangkabau
Kemampuan Dasar
1. Mentauladani perjuangan dan karakter sahabat Nabi Muhammad Saw.
2. Mentauladani perjuangan dan karakter Tokoh Islam dari Minangkabau
Haji Agus Salim
Indikator
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Capaian
Agus salim
57
prilaku
58
59
musuh-musuh Allah.
Namun Rasulullah tidak mengizinkannya untuk berperang karena usianya
yang masih sangat muda. Zaid pun kembali, dengan rasa iba karena keinginannya
ditolak nabi. Namun, cita-cita itu tidak padam, apalagi mendapat dukungan dari
ibu dan paman-pamannya.
Meski tidak bisa berkontribusi dalam peperangan, maka Zaid ditempa dan
dibina untuk mendalami ilmu agama sehingga pamannya pun menghadap Nabi
SAW dan berkata: "Wahai Rasulullah! Ini anak kami. Dia hafal tujuh belas surat
dari kitab Al-Quran. Bacaannya fasih, sesuai dengan yang diturunkan Allah
kepadamu. Dia juga pandai baca tulis Arab. Tulisannya indah dan bacaannya
lancar. Dia ingin berbakti kepada Anda dengan keterampilan yang ada padanya,
dan ingin pula mendampingimu selalu. Jika engkau menghendaki, silakan
mendengarkan bacaannya."
Setelah menyaksikan kemampuanya, Rasulullah menyuruh remaja itu
untuk mempelajari bahasa Ibrani, Suryani dan bahasa lainnya. Dalam waktu
singkat ia kuasai lalu Zaid diangkat sebagai sekretaris Rasulullah ketika
berinteraksi dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang berbahasa Suryani.
Zaidlah yang kemudian membacakan surat mereka kepada Rasul dan menuliskan
surat Rasulullah untuk mereka.
Zaid bin Tsabit kemudian dipercaya sebagai orang yang menuliskan
wahyu yang diterima oleh Rasulullah SAW. Penulisan wahyu itu dilakukan secara
teliti dan diawasi oleh Nabi.
Zaid sendiri bersama rekan-rekannya memulai peran mereka sebagai
mujahid di jalan Allah dalam Perang Khandaq, pada tahun V hijrah.
Kepribadiannya sebagai seorang Muslim yang beriman terus tumbuh
dengan cepat dan menakjubkan. Ia bukan hanya terampil sebagai pejuang,
melainkan juga sebagai tokoh intelektual yang memiliki beragam keunggulan. Ia
tidak henti-hentinya menghafal Al-Quran, menuliskan wahyu untuk Rasulnya,
serta unggul dalam ilmu dan hikmah.
Ketika Rasul SAW mulai menyampaikan dakwahnya ke seluruh negeri di
luar Madinah, dan mengirimkan surat kepada para raja dan kaisar dunia, beliau
60
61
di mana sepanjang waktu itu beliau sibuk dengan suatu peperangan, dan berganti
dengan peperangan yang lain. Beliau selama waktu itu mampu mengalahkan tipu
daya dan permusuhan, yang terus datang silih berganti.
Salama waktu itu beliau membangun dunia baru. Dunia baru dengan
segala makna baru yang ada. Selama itu wahyu terus turun dan Rasul
membacakan da menyampaikannya. Dan di sana ada satu kelompok yang
diberkahi yang mencurahkan segala perhatian terhadap Al-Quran yang diberkahi
yang mencurahkan segala perhatian terhadap Al-Quran sejak hari-hari pertama.
Sebagian tampil menghafalkannya semampunya dan sebagian yang lain
mempunyai keterampilan menulis, sehingga mereka menjaga ayat-ayat tersebut
dengan tulisan-tulisan mereka.
Dalam jangka waktu sekitar 21 tahun, Al-Quran turun ayat demi ayat,
atau beberapa ayat disusul oleh beberapa ayat, sesuai dengan tuntutan keadaan
dan sebab-sebabnya. Mereka yang ahli menghafal dan menuliskannya itu
mendapat taufik yang besar dari Allah Taala dalam melaksanakan tugas mereka.
Al-Quran tiak turun dalam satu waktu atau secara keseluruhan sekaligus,
karena ia bukanlah kitab yang dikarang atau artikel yang disusun. Al-Quran
merupakan dalil dan pedoman bagi umat baru yang dibangun secara alami, satu
bata demi satu bata, hari demi hari, hingga akidah, perasaan, pikiran dan
kemauannya terbentuk sesuai kehendak Illahi. Ia tidak memaksakan secara
membabi buta, tetapi menuntun umat ini sesuai dengan pengalaman atau tabiat
manusiawi untuk menempuh jalan ketaatan yang sempurna menuruti kehendak
tersebut. Karena itu, Al-Quran datang secara berangsur-angsur sesuai dengan
keperluan yang terjadi dalam perjalanannya yang terus berkembang, situasi yang
selalu berubah dan krisis yang muncul.
Seperti telah kami sebutkan sebelumnya, banyak penghafal dan penulis
menjaga Al-Quran. Di antara pemimpin dalam urusan ini ialah Ali bin Abu
Thalib, Ubai bin Kaab, Abdullah bin Masud, Abdullah bin Abbas, dan seseorang
yang mempunyai kepribadian yang mulia yang sedang kita bicarakan sekarang ini,
yaitu Zaid bin Tsabit. Semoga Allah ridha kepada mereka semua.
Setelah wahyu turun secara sempurna dan pada masa-masa akhir dari
62
63
gunung di atas pundaknya, itu pasti lebih ia sukai daripada bila ia melakukan satu
kesalahan-meskipun sangat kecil-dalam menuliskan ayat atau menyusunnya
menjadi satu surat. Semua kengerian terbayang dalam hati dan tanggung jawab
agamanya bila seandainya ia melakukan kesalahan seperti itu, bagaimanapun juga
kecilnya atau tanpa disengaja olehnya. Tetapi, taufik Allah mendampinginya, dan
selain itu janji-Nya pun bersamanya, dalam firman-Nya:
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Adz-Dzikr (Al-Quran), dan
pasti Kami (pula) yang memeliharanya. (Al-Hijr: 9)
64
tugas tersebut.
Semua pihak yang membantu Zaid adalah penulis-penulis wahyu dan
penghafal Al-Quran. Namun, nila terdapat perbedaan dan ternyata sedikit sekali
terdapat perbedaan itu, mereka selalu berpegang kepada petunjuk Zaid, dan
menjadikan sebagai alasan kuat dan keputusan akhir.
Sekarang, kita dapat membaca Al-Quran yang mulia tersebut dengan
mudah atau mendengarnya dari bacaan orang dengan merdu. Namun, sayang,
hampir bisa dipastikan tidak pernah terbayang dalam pikiran kita tentang
kesukaran-kesukaran hebat yang dialami oleh orang-orang yang telah ditentukan
Allah untuk menghimpun dan melihatnya.
Sejatinya, tidak ada bedanya kesukaran yang harus dialami oleh para
pengumpul
oleh mereka yang berjihad di jalan Allah. Keduanya adalah untuk mengukuhkan
berdirinya agama yang benar di muka bumi ini dan melenyapkan kegelapan
dengan cahayanya yang berdering.
65
A. Riwayat Hidup
Haji Agus Salim dijuluki The Grand Oldman artinya Orang Tua
Besar,
karena
kecendiakawanan
dan
kehebatannya
berorasi
dan
66
67
tidak
menyekolahkan
anak-anaknya,
melainkan
dididiknya
68
berkonsentrasi di SI.
Pada tahun 1923, terjadi perpecahan didalam tubuh SI. Semaun dan
kelompoknya menghendaki SI lebih condong ke kiri, sedangkan Agus
Salim dan Tjokroaminoto menolak hal itu. Perbedaan ini menyebabkan dua
kubu tersebut semakin berseberangan. Semaun dan kelompoknya membentuk
Serikat Rakyat (pengembangan dari SI Merah atau SI Kiri) yang nantinya
berubah menjadi Partai Komunis Indonesia/PKI, sementara Agus Salim dan
kelompoknya tetap bertahan di SI (disebut juga sebagai SI Putih). Dengan
demikian, posisinya sebagai politisi dan pemimpin Islam semakin jelas
terlihat.
Pada tahun 1927, Agus Salim diutus ke Mekah mewakili umat Islam
Indonesia dalam menggalang kesatuan dan perjuangan umat Islam sedunia.
Sekembalinya dari Mekah, ia bersama Hos Tjokroaminotomenerbitkan surat
kabar Fajar Asiadalam usaha untuk mengubah Sarekat Islam menjadi partai
politik. Maksud ini tercapai dan Partai Sarekat Islam Indonesia(PSII) menjadi
partai politik terbesar di Indonesia ketika itu.
Pada tahun 1930, Agus Salim diutus menghadiri Konferensi
Perubahan Internasional di Janewa, Swiss, di mana ia juga menyampaikan
pidatonya. Semenjak itu namanya mulai terkenal diluar negeri, disebabkan
dalam penyampaian makalahnya pada konferensi itu diketahui bahwa orang
Indonesia mempunyai kecrdasan yang tinggi dan mampu menguasai
bahasa-bahasa asing.
HOS Tjokroaminoto meninggal dunia pada tahun 1934, dan pimpinan
partai dipegang oleh Abikusno. Karena tidak dapat bekerja sama dengan
Abikusno, maka Agus Salim bersama teman-teman yang sehaluan menarik
diri dari PSII. Ia kemudian mendirikan Partai Penyadar bersama Mr.
Muhammad Roem dan A.M. Sengaji.
Pada zaman Jepang, Agus Salim sempat bekerja pada stasiun radio
NIROM bahagian ketimuran. Tapi hanya sebentar, ia lalu berhenti dari
pekerjaan ini dan banting stir jadi pedagang arang dengan maksud agar dapat
hidup bebas dan terlepas dari tekanan penjajahan Jepang.
69
70
Menteri
Luar
jurnalismemembuatnya
Negeri.
dipercaya
Pengalamannya
sebagai
Ketua
dalam
Dewan
bidang
kehormatan
71
72
Bagian Kelima
MOTIVASI
AKU SANG JUARA: TUJUAN HIDUP SEORANG PEMENANG
73
Pernahkah kita bayangkan ada mereka yang tak punya kaki dan tangan
tapi bisa berhasil dalam dunia pendidikan. Adakah kita mendengar tentang
seorang anak yang dilahirkan dalam kondisi lumpuh total, hanya mata dan
lidahnya saja yang bisa bergerak. Tapi, hafal Al-Quran 30 juz, jadi dosen
perguruan tinggi, jadi wartawan olahraga dan terkenal di televisi.
Bisakah kita rasakan ada anak yang setiap hari diejek oleh teman
sekolahnya karena cacat tubuh yang dialaminya, tapi kemudian berkata: Mulai
hari ini, saya tidak akan marah pada siapapun yang menghina saya, karena
mustahil tuhan menciptakan saya kalau tidak tidak ada maksud positif di balik
hadirnya saya di dunia ini.
74
(Sekolah di
75
76
tentang diri sendiri dan adanya sang pencipta yang mengendalikan dirinya.
Sebagaimana Allah mengatakan pada kita pada surat Arrad ayat 13:
...Sesungguhnya aku tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum mereka
merubah diri mereka terlebih dahulu.. yang berarti adanya usaha kita terlebih
dahulu sebelum Allah memandang kita layak untuk mendapatkan kesuksesan
tersebut.
Ada terkadang kendala atau penghalang seseorang untuk dapat sukses
sebagaimana orang lainnya, penghalang itu ada yang nampak dan penghalang tak
tampak seperti pikiran negatif, takut gagal, dan karakter merusak. Maka langkah
kita dalam menuju kesuksesan dalam segala hal adalah:
1. Tuliskan impian atau cita-cita yang mau kita capai.
2. Meyakini bahwa impian dan cita-cita itu akan dikabulkan Allah.
3. Melakukan aksi yang menunjang pencapaian cita-cita atau impian (contoh:
Belajar secara maksimal untuk lulus ujian kelas).
4. Jangan pernah menyerah ketika adanya tantangan, seperti rasa malas,
bosan, kekurangan sarana, dll.
5. Mempersiapkan diri mendapatkan kesuksesan, mental, sikap tubuh, dan
pikiran.
SIKAP DIRI PARA JUARA
Seorang pemenang sejati memiliki sikap mental juara, pantang menyerah,
terus berusaha, dan mencari berbagai alternatif solusi ketika adanya tantangan.
Untuk itu seorang juara perlu juga membuat komitmen diri seperti:
Dengan ilmu, aku dapat membedakan baik dan buruk, benar dan salah,
lurus dan belok.
77
Keep spirit! Semoga kita bertemu di tangga kesuksesan bersama mereka yang
lebih dahulu sukses dibandingkan kita. Kalau mereka bisa sukses, kita tentunya
juga bisa, kan?
78