Anda di halaman 1dari 78

1

Tim Perumus
Mulyadi Muslim, MA
Sudarman,MA
Dr. Rosniati Hakim,MA
Nur Asni Abbas,M.Ag
Edi Oktaviandi,S.Ag
Dr. M. Kasim
Paljariati Yusra,SS
Yunardi,M.Pd
Teuku Debi Muhammadar
Elfan Bawaslah,ST
Konstributor
Zuriyati, MA
Hendrayadi, MA
Editor
A.R. Rizal

SAMBUTAN WALIKOTA PADANG


Alhamdulillahirabbil alamin, puji dan syukur kita haturkan ke hadirat
Allah SWT. Dzat yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada
kita semua. Shalawat dan salam semoga tercurah untuk Nabi Muhammad SAW.
Tokoh teladan dalam membangun perdaban untuk kesejahteraan umat manusia
dari dunia hingga akhirat kelak.
Visi Kota Padang dalam rangka mewujudkan masyarakat yang lebih
sejarhatera adalah Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan,
Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya.Dari
visi tersebut terlihat bahwa terdapat 6 hal pokok yang menjadi landasan, fokus
dan sasaran utama pembangunan yang diharapkan dapat dicapai dalam periode 5
tahun mendatang. Dan salah satunya adalah aspek agama (religius), baik Islam
dan agama lainnya yang dianut warga Kota Padang sangat penting artinya untuk
dapat mengarahkan dan membimbing tingkah laku masyarakat dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang patuh dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
bermoral tinggi dan sangat penduli terhadap kepentingan umum masyarakat;
Dalam rangka merealisasikan cita-cita besar, khususnya upaya-upaya
memaksimalkan pembentukan prilaku yang berakhlakul karimah bagi generasi
muda,

iman yang kokoh,

maka

peran lembaga pendidikan

dan keluarga

menjadi strategis. Kombinasi harmonis antara pemerintah, instansi terkait, serta


masyarakat menjadi sangat penting dalam menyukseskan program dan kegiatan
yang dirancang sedemikian rupa.
Melihat kenyataan peradaban dan tingkah laku anak bangsa Indonesia
secara umum, ataupun masyarakat Sumatera Barat dan khususnya Kota Padang
sedang berada pada kondisi genting dan mengkhawatirkan. Disaat nilai-nilai
karakter yang mulia yang merupakan pondasi dan ciri khas masyarakat Sumatera
Barat tergerus oleh perubahan budaya dan prilaku sebagai ekses negatif
pembangunan dan kemajuan teknologi, ternyata budaya luarpun juga memberikan
pegaruh besar kepada generasi muda. Mudahnya akses informasi dan teknologi
belum berfungsi untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan, tetapi malah

memberi ruang yang

begitu luas untuk anak-anak yang belum memiliki pondasi

kuat untuk mengakses menu dan situs-situs negatif, sehingga membuat mereka
cendrung permisif dan mengikuti budaya serta pemikiran yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai agama ataupun budaya
yang menegaskan bahwa falsafah

lokal

masyarakatnya adalah masyarakat yang

beradat dan adat itu dilandaskan kepada Agama atau Adat Basandi Syara, Syarak
Basandi Kitabullah
Berangkat dari realitas di

atas,

adanya kesadaran masyarakat dalam

membentengi akidah serta moral generasi muda dan kewajiban pemerintah yang
secara tegas tertuang dalam visi membangun Kota Padang, khususnya
peningkatan kegiatan keagamaan yang lebih berkualitas, maka pesantren
ramadhan adalah program konkrit yang harus sukses dilaksanakan. Mulai dari
perencanaan konsep kurikulum, pembekalan panitia dan penyelenggara,
pelaksanaan hingga

monitoring dan evaluasi pasca pelaksanaan dimaksud.

Pesantren ramadhan untuk para pelajar, mulai dari tingkad SD/MIN kelas
IV hingga kelas VI, SMP/MTS dan SMA/MA serta SMK telah dilaksanakan sejak
tahun 2004. Dalam perjalanan pelaksanaan yang cukup panjang itu, telah
dilakukan evaluasi, perbaikan dan pemantapan baik dari segi kurikulum, tata cara
pelaksanaan, penilaian ataupun pembiayaan. Jika pada tahun 2009 fokus muatan
pesantren ramadhan diarahkan pada penguatan hafalan ayat-ayat pendek dan
Asmaul Husna, kemudian pada tahun 2010 pelaksanaan pesantren ramadhan
dilengkapi dengan bahan Ajar serta RPP untuk setiap tingkatan. Selanjutnya pada
tahun 2011 hingga 2013 bahan ajar pesantren ramadhan ditekankan kepada
materi-materi akhlak, sehingga tema besar kegiatan dimaksud pembiasaan
akhlaqul karimah berbasis Al Qur an dan Sunnah.
Adapun tema besar yang menjadi acuan dalam pelaksanaan pesantren
ramadhan tahun 2014 hingga 2016

yang akan datang adalah pemantapan Iman

dan Akhlak untuk setiap tingkatan. Dalam pembahasan Iman difokuskan pada
pembekalan peserta didik dari bahaya syirik dan khurafat dengan konten materi

yang disesuaikan berdasarkan tingkatan

SD, SMP dan SMA. Materi-materi

akhlakpun juga demikian, dan untuk menyerap nilai dari materi yang disampaikan,
maka materi yang berkaitan dengan biografi para sahabat ataupun pahlawan lebih
ditekankan kepada akhlak dan karakter dari objek pembahasan yang sejalan
dengan tujuan materi. Kepanitiaan ataupun penanggung jawab kegiatan besar ini
juga disempurnakan dengan penunjukan satu orang Master of Trainer (MOT)
yang berasal dari panitia ataupun orang khusus yang mampu memerankan diri
sebagai Kepala Sekolahnya Pesantren Ramadhan.
Khusus untuk tahun 2015 ini, peran MOT juga di definitifkan sebagai
Kepala Sekolah Pesantren Ramadhan, sehingga dia lebih fokus pada
penyelenggaraan kegiatan pesantren. Adapun urusan administratif ataupun teknis
lainnya dihendle oleh kepanitiaan secara tersendiri. Khusus untuk lima sekolah di
Kota Padang yaitunya SMA 1, SMA 2, SMA 6, MAN 3 dan SMK 2 dieberikan
kewenangan untuk melaksanakan pesantren ramadhan di sekolah masing-masing
dengan harapan pelaksanaan, pengelolaan dan target yang dicapai jauh lebih baik
dari pelaksanaan yang diselenggarakan di masjid/mushalla. Kita berharap
pelaksanaan pesantren yang diselenggarakan sekolah dimaksud juga lebih
berbobot, karena ditunjang oleh sarana sekolah yang cukup untuk proses PBM
pesantren, keterlibatan para guru yang lebih maksimal, serta pengawasan Kepala
Sekolah. Dan adanya pelaksanaan pesantren ramadhan di sekolah tidak akan
manghilangkan makna dan semangat memakmurkan masjid seperti yang kita
inginkan sebelumnya.
Betapapun tim perumus telah merancang kurikulum dan bahan ajar secara
optimal, pemerintah mendorong pelaksanaanya lebih baik dari tahun-tahun
sebelumnya dalam bentuk regulasi kebijakan dan anggaran, panitia ditingkat
kelurahan, masjid dan mushalla bekerja sungguh-sungguh, tetapi pada akhirnya
keberhasilan itu akan lebih ditentukan oleh partisipasi peserta didik pesantren
ramadhan, support dan partisipasi aktif setiap warga Kota Padang. Karena
kerja-kerja memperbaiki akhlak, penanaman iman serta penguatan budi pekerti
adalah kerja-kerja berat dan harus berkelanjutan, maka masukan, evaluasi dan

kritik/saran yang konstruktif sangat kita harapkan untuk mewujudkan Kota


Padang yang lebih religius.
Semoga

rencana besar dan kerjasama kita dalam menyukseskan

pembangunan di Kota Padang secara umum dan khususnya kegiatan pesantren


ramadhan tahun 2015 ini diberkahi dan diridhai Allah. Sehingga negeri yang
aman dan damai, penduduknya yang ramah dan berakhlak serta pemimpinya yang
dekat dengan rakyatnya bisa menjadi kenyataan dimasa yang akan datang.Amiin
Padang , Mei 2015
WALIKOTA PADANG

H.MAHYELDI, SP

Bagian Pertama

AQIDAH
Standar Kopetensi :
Memahami tauhid secara benar dalam kehidupan.
Kemampuan Dasar
Berakidah yang lurus dan benar
Mengantisipasi bahaya syirik dari pengaruh teknologi informasi.
Indikator Capaian
1. Memahami sifat-sifat Allah Swt.
2. Memahami ayat Al-Quran yang terkait dengan sifat-sifat Allah Swt.
3. Membuktikan Allah itu ada

4. Memahami /mengantisipasi bahaya syirik dari media cetak dan


elektronik.
5. Memahami ayat Al-Quran dan sunnah Rasul yang terkait dengan syirik
6. Memahami/mengantisifasi bahaya syirik dari media sosial dan kemajuan
teknologi informasi.

MEYAKINI ADANYA ALLAH SWT


( Dalam asma dan Sifat-Nya)

SALAH satu rukun iman yaitu iman kepada Allah. Rukun iman kepada Allah ini
adalah rukun iman yang pertama. Tidaklah mudah meyakinkan diri bahwa Allah
itu selalu memperhatikan dan Maha Melihat dan Maha Mendengar.
Iman Kepada Allah berarti yakin dan percaya bahwa Allah itu memang ada
dengan segala sifat-sifat dan nama-nama-Nya yang agung serta Dia-lah yang
menciptakan dan mengatur alam semesta ini.Tujuan untuk meyakini adanya Allah
SWT adalah untuk mengerjakan semua perintah dari Yang Maha Kuasa untuk
mendapatkan rahmat-Nya. Dalam hal ini sebagai seorang muslim memiliki
beragam cara untuk meyakini adanya kehadiran Allah SWT di alam semesta ini.
Bagaimana caranya kita meyakini adanya Allah? Hal ini dapat dilakukan
dengan cara:
1. Mengenal ciptaan dan kekuasaan Allah di alam semesta ini.
Alkisah, tentang seorang pemuda yang tidak percaya dengan Tuhan. Dia
mengajak berdebat seorang alim mengenai ada atau tidak adanya Tuhan. Di
antara pertanyaannya adalah: Benarkah Tuhan itu ada dan Jika ada, di
manakah Tuhan itu?
Ketika pemuda itu menunggu bersama para penduduk di kampung
tersebut, orang alim itu belum juga datang. Ketika pemuda dan para penduduk
berpikir bahwa orang alim itu tidak akan datang, barulah muncul orang alim
tersebut. Maaf jika kalian menunggu lama. Karena hujan turun deras, maka
sungai menjadi banjir, sehingga jembatannya hanyut dan saya tak bisa
menyeberang. Alhamdulillah tiba-tiba ada sebatang pohon yang tumbang.
Kemudian, pohon tersebut terpotong-potong ranting dan dahannya dengan
sendirinya, sehingga jadi satu batang yang lurus, hingga akhirnya menjadi
perahu. Setelah itu, baru saya bisa menyeberangi sungai dengan perahu
tersebut, begitu orang alim itu berkata.

Si pemuda dan juga para penduduk kampung tertawa terbahak-bahak. Dia


berkata kepada orang banyak, Orang alim ini sudah gila rupanya. Masak
pohon bisa jadi perahu dengan sendirinya. Mana bisa perahu jadi dengan
sendirinya tanpa ada yang membuatnya!
Orang banyak pun tertawa riuh. Setelah tawa agak reda, orang alim pun
berkata, Jika kalian percaya bahwa perahu tak mungkin ada tanpa ada
pembuatnya, kenapa kalian percaya bahwa bumi, langit dan seisinya bisa ada
tanpa penciptanya? Mana yang lebih sulit, membuat perahu atau menciptakan
bumi, langit dan seisinya ini?
Mendengar perkataan orang alim tersebut, akhirnya si pemuda dan
penduduk kampung sadar bahwa mereka telah terjebak oleh pernyataan sendiri.
Kalau begitu, jawab pertanyaanku yang kedua, kata si Pemuda. Jika Tuhan
itu ada, mengapa dia tidak kelihatan. Di mana Tuhan itu berada? Pemuda itu
berpendapat, karena dia tidak pernah melihat Tuhan, maka Tuhan itu tidak ada.
Orang alim menampar pipi si pemuda dengan keras, sehingga si atheis
merasa kesakitan. Kenapa Anda memukul saya? Sakit sekali. Begitu si
pemuda mengaduh.
Si alim bertanya. Ah mana ada sakit. Saya tidak melihat sakit. Di mana
sakitnya?
Ini sakitnya di sini, si Pemuda menunjuk-nunjuk pipinya.
Tidak, saya tidak melihat sakit. Apakah para hadirin melihat sakitnya?
Si alim bertanya ke orang banyak.
Orang banyak berkata tidak! Nah, meski kita tidak bisa melihat sakit,
bukan berarti sakit itu tidak ada. Begitu juga Tuhan. Karena kita tidak bisa
melihat Tuhan, bukan berarti Tuhan itu tidak ada. Tuhan ada. Meski kita tidak
bisa melihat-Nya, tapi kita bisa merasakan ciptaan-Nya. Demikian si alim

berkata. Tuhan itu tidak ada hanya karena panca indera manusia tidak bisa
mengetahui keberadaan Tuhan adalah pernyataan yang keliru.
Kita wajib meyakini keesaan dan kekuasaan Allh, yaitu bahwa hanya
Allh yang mencipta, memiliki, menguasai dan mengatur seluruh makhluk.
Hanya Allh Azza wa Jalla yang menghidupkan, mematikan, memberi rezki,
mendatangkan kebaikan, mendatangkan bencana. Tidak ada sekutu bagi Allh
Azza wa Jalla dalam seluruh perkara di atas, baik malaikat, nabi, wali, jin, ruh,
atau lainnya. Yang mencipta, memiliki dan mengatur/menguasai seluruh alam
semesta ini hanyalah bagi Allh semata. Allh Azza wa Jalla berfirman dalam
surat Al Baqarah ayat 2 :

Artinya : Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Kita wajib meyakini bahwa Allh adalah pencipta seluruh makhluk,


walaupun kita tidak pernah bertemu, melihat, mendengar secara langsung.
Banyak sekali dalil-dalil yang menunjukkan hal ini. Di antaranya firman Allh
Subhanahu wa Taala :
Artinya : Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang
menciptakan (diri mereka sendiri )

Maksudnya, keadaan manusia atau makhluk yang sudah ada ini tidak lepas
dari salah satu dari tiga keadaan :
a. Mereka ada tanpa pencipta. Ini tidak mungkin. Tidak ada akal sehat yang
bisa menerima bahwa sesuatu itu ada tanpa ada yang membuatnya.
b. Mereka menciptakan diri mereka sendiri. Ini lebih tidak mungkin lagi.
Karena bagaimana mungkin sesuatu yang awalnya tidak ada menciptakan
sesuatu yang ada.

10

c. Inilah yang haq, yaitu Allh Azza wa Jalla yang telah menciptakan mereka,
Dialah Sang Pencipta, penguasa, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Seorang Arab Baduwi ditanya, Apakah bukti tentang adanya Allh
Azza wa Jalla? Dia menjawab, Subhnallh (Maha Suci Allh)!
Sesungguhnya kotoran onta menunjukkan adanya onta, bekas telapak kaki
menunjukkan adanya perjalanan! Maka langit yang memiliki bintang-bintang,
bumi yang memiliki jalan-jalan, lautan yang memiliki ombak-ombak,
tidakkah hal itu menunjukkan adanya al-Lathf (Allh Yang Maha Baik)
al-Khabr (Maha Mengetahui).
Apakah bukti bahwa Allah itu memang benar benar ada? Mari kita
lanjutkan ke pembahasan di bawah ini.
a.

Allah telah menciptakan seisi alam semesta ini. Yaitu gunung, lautan,
daratan dan masih banyak lagi. Kalau begitu, siapakah yang menciptakan
matahari, bulan dan bintang serta planet planetnya? Tentunya adalah Allah
SWT.

b.

Adanya makhluk hidup juga telah membuktikan adanya Allah. Ingat!


Allah menciptakan manusia dari saripati tanah. Dia yang menghidupkan
dan mematikan bunga-bunga yang tumbuh di taman dengan berbagai
macam warna yang indah dan aroma yang semerbak, pohon apel yang
memberikan buah yang berasal dari sebutir biji yang kecil yang setiap tahun
mengeluarkan buah yang meruah dengan berbagai warna yang memikat dan
rasa yang lezat.
Artinya : Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari
langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran
dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang
mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang
mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka
Katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?"

c.

Begitu pula burung-burung yang berkicau dan begitu lincah berpindah dari
satu tangkai ke tangkai yang lain. Serta ayam yang membelah dan
memecahkan kulit sebutir telur kemudian keluar darinya seekor anak. Juga,

11

anak sapi yang lahir dari induknya kemudian menyusu. Air susu yang
memenuhi kantong susu induknya dipersiapkan untuk menyusui
anak-anaknya. Seluruh fenomena itu merupakan tanda-tanda kekuasaan,
kebesaran dan wujud Sang Pencipta.
d.

Selain itu, masih ada pernyataan lagi. Kalau begitu, siapakah yang
memberikita akal untuk berpikir? Siapakah yang telah menciptakan kita
dalam bentuk yang seindah indahnya? Dan siapa pula yang memberikan
kita bantuan dan jalan keluar dari semua masalah yang kita hadapi?
Jawaban dari pada pertanyaan semua di atas adalah Allah SWT.

e.

Dan satu lagi, siapakah yang menjanjikan sebuah surga dan siapakah yang
akan membangkitkan kita nanti di alam kubur? Siapa penentu hari kiamat
itu? Jawabannya juga Allah SWT.

2. Mengenal dan memahami nama nama dan sifat-Nya.

YAITU mengimani seluruh nama-nama Allh dan sifat-sifat-Nya yang


tersebut di dalam kitab Al-Qurn dan sunnah yang shahih dengan
tanpa menyerupakan dengan makhluk. Allh Azza wa Jalla berfirman:


Artinya : Katakanlah: "Serulah Allah atau
serulah Ar-Rahman. dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia
mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu
mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya
dan carilah jalan tengah di antara kedua itu".( QS. al Isra ; 110 )

12


Artinya :"Hanya milik Allh asm-ul husn, maka bermohonlah kepada-Nya
dengan

menyebut

asm-ul

husn

itu

dan

tinggalakanlah

orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut)


nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap
apa yang telah mereka kerjakan. ( QS. al-Arf: 180.)

Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan
yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan Allah sebagai pencipta dan
pemelihara alam semesta beserta segala isinya. Mengetahui asma Allah yang
99 merupakan jalan untuk dapat mengenal dan meyakini akan adanya Allah
SWT. Dalam kehidupan sehari hari dapat dilihat realisasinya antara lain:

a. Membiasakan membaca

Setiap memulai pekerjaan yang baik .


Hal ini dilakukan karena segala yang ada di alam adalah kepunyaan
Allah. Untuk itu bila melakukan sesuatu yang baik, maka manusia
hendaknya mengagungkan nama Allah karena yang ada dimuka bumi ini
dan

segala

hidup

dan

penghidupan

manusia

diperoleh

atas

kemahapengasihan (Rahman) dan penyayangnya (Rahim) Allah kepada


manusia.
Allah ialah nama zat yang maha suci, yang berhak disembah dengan

13

sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk


yang membutuhkan-Nya. Ar-Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama
Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya
kepada makhluk-Nya, sedang Ar-Rahiim (Maha Penyayang) memberi
pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia
selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.

b. Membiasakan membaca


Setiap selesai mengerjakan pekerjaan yang baik atau mendapatkan nikmat
Allah.
Hal ini dilakukan karena memuji orang atas perbuatannya yang baik yang
dikerjakannya haruslah dengan kemauan sendiri. Karena itu, memuji Allah
berarti menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik. Lain halnya dengan
syukur yang berarti mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang
diberikannya. Kita menghadapkan segala puji bagi Allah karena Allah sumber
dari segala kebaikan yang patut dipuji. Semuanya itu tidak terlepas dari sifat
Allah yang maha berkuasa, mengatur dan menentukan alam semesta ini.
Dengan mengetahui dan memahami asma Allah berarti kita telah
menyadari keberadaan Allah dalam hidup karena Allah yang maha pengasih
dan penyayang terhadap makhluk-Nya. Allah yang memberikan rezki dan
mendatangkan kebaikan bagi hamba-Nya. Dengan adanya pengakuan
manusia akan keberadaan Allah dengan segala asma Allah, maka akan
tumbuh kesadaran manusia untuk patuh dan mentaati seluruh aturan Allah
berupa dinul Islam.

14

MENGANTISIPASI BAHAYA SYIRIK


DARI PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI
A. Pendahuluan
Tujuan utama manusia diciptakan oleh Allah adalah untuk beribadah,
mengabdikan diri hanya kepada-Nya. Firman Allah

dalam surat Ad-Zariyat

ayat 56:


Pengabdian atau ibadah

yang dimaksud pada ayat di atas adalah

pengabdian atau ibadah yang sesuai dengan aturan syariat Allah SWT. Oleh
karena itu, setiap muslim dituntut untuk belajar dan mempelajari bagaimana
beriman kepada Allah dalam artian men-tauhid-kan/mengesakan Allah SWT.
Bagaimana cara beribadah yang benar dan bagaimana ber-muamalah dalam
kehidupan sehari-hari, karena semua itu pada akhirnya bernilai ibadah jika sesuai
dengan aturan. Namun, menjadi sia-sia belaka jika tidak sesuai dengan aturan
yang telah ditetapkan Allah SWT.

B. Bahaya Syirik
Setiap muslim harus mengesakan Allah dalam segala bentuk kekuasaan,
kehebatan dan kemahakayaan-Nya. Allah yang menciptakan, memelihara dan
maha menentukan segalanya. Dia Dzat yang maha tinggi dan agung, melebihi
ketinggian dan keagungan makhluk yang lainnya.
Allah yang maha esa, tidak beranak dan tidak punya keturunan.
Allah tidak sama dengan makhluk (Q.S. Al Ikhlas). Kepada Allah manusia
meminta bantuan dan pertolongan, karena Dia-lah Dzat yang maha hidup, tidak
pernah mengantuk apalagi tidur. Dia yang menguasai jagat raya beserta isinya
(Q.S Al Baqarah : 255). Karena Allah yang maha berkuasa, maka keyakinan akan
adanya kehebatan, kekuasaan makhluk tidak boleh sama atau melebihi Allah SWT.
Inilah yang dinamakan dengan men-tauhid-kan Allah dalam keberadaan-Nya,
pengabdian kepada-Nya dan juga dalam asma dan sifat-Nya. (Tauhidullah dalam

15

Rububiyah, Uluhiyah dan Asma wa Sifat).


Jika seseorang

meyakini adanya Allah dan yang menciptakan

adalah

Allah juga, tetapi ibadahnya tidak ditujukan kepada Allah, maka yang
bersangkutan akan terjerumus pada kesyirikan dalam beribadah. Atau dia
meyakini Allah Maha Berkuasa, tetapi dia juga meyakini bahwa ada makhluk lain
yang juga mempuyai kehebatan yang menyamai Allah dan bahkan melebihi
kekuasaan Allah. Ini pun juga termasuk kategori syirik dalam keyakinan.
Untuk memurnikan tauhid, maka di samping mengetahui bagaimana
mentauhidkan Allah dalam keberadaan, pengabdian dan asma serta sifat-Nya,
maka manusia harus mengetahui bentuk-bentuk kesyirikan dalam rangka untuk
menghindari diri agar jangan sampai melakukannya.
Para ulama membagi kategori syirik ke dalam dua bentuk, yaitu syirik
akbar (besar) dan syirik asghar (kecil).
1. Bentuk- bentuk syirik akbar itu antara lain:
a. Memalingkan

suatu

ibadah

kepada

selain

Allah

dalam

bentuk

penyembahan, penyembelihan dan berdoa.


b. Mendekatkan diri kepada-Nya dengan cara yang tidak diajarkan Allah,
seperti penyembelihan kurban atau nazar untuk jin atau syaitan.
c. Takut kepada orang-orang yang telah mati, jin atau syaitan.
Bentuk syirik akbar seperti disebutkan di atas didasarkan kepada firman Allah
yang artinya:
Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat
mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak kemanfaatan, dan mereka
berkata: Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah.
Katakanlah: Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak
diketahui-Nya baik di langit dan tidak dibumi? Maha Suci Allah dan Maha Tinggi
dan apa yang mereka mempersekutukan. (Q.S. Yunus: 18)
2. Bentuk syirik asghar adalah beribadah dengan riya (ingin dipuji atau disanjung)

16

oleh orang lain. Namun, walaupun termasuk kategori syirik kecil, tetapi sangat
dikhawatirkan oleh Rasul SAW sebab jika terus berkelanjutan pada akhirnya
akan menjadi besar. Padahal, Allah SWT menyuruh manusia beribadah
kepada-Nya dengan ikhlas sepenuh hati. Allah berfirman:
...Tidaklah mereka disuruh, kecuali hanya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan (ikhlas) kepada-Nya dalam menjalankan agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat yang
demikian itulah agama yang lurus (Q.S Al Bayyinah, 98 :5)
Jika seseorang melakukan perbuatan syirik secara sadar dan tidak berhenti
dari kesyirikan dimaksud, maka dia akan menanggung konsekuensinya, baik di
dunia ataupun di akhirat kelak. Syirik akbar sangat berbahaya, sehingga harus
dihindari. Di antara bahaya atau efek negatifnya adalah sebagai berikut:
1. Amalannya tertolak, tidak akan diterima oleh Allah, hanya akan menjadi
sia-sia bagaikan debu yang beterbangan (Q.S al-Furqan: 23)
2. Pelakunya tidak akan diampuni apabila mati dalam keadaan belum
bertaubat (Q.S An-Nisaa': 48)
3. Pelakunya keluar dari Islam atau murtad, sehingga boleh diperangi oleh
pemerintahan yang sah (Q.S At-Taubah: 5)
4. Pelakunya tidak berhak untuk masuk surga (al-Maidah: 72)
C. Contoh Kesyirikan dalam Film
Syirik akbar ataupun asghar sangatlah berbahaya. Oleh karena itu, setiap
muslim harus menghindari diri dari semua bentuk kesyirikan dimaksud. Pada
zaman modern

seperti sekarang ini, mungkin tidak ada lagi orang yang

menyembah patung atau berhala seperti zaman jahiliyah dulu. Tetapi, lewat
tontonan film sangat mungkin saja anak-anak, remaja bahkan orang dewasa
terjerumus pada keyakinan yang berbau syririk. Salah satu bentuk kesyirikan dalam
isi film dapat dilihat pada cuplikan cerita film Mahadewa, Harry Potter dan Little
Krisna.

17

Mahadewa merupakan salah satu nama suci Tuhan dalam agama Hindu,
Mahadewa artinya Tuhan Yang Maha Besar. ama lainnya adalah Shiwa. Keyakinan
ini bertentangan dengan konsep tauhid dalam Islam. Bahwa Yang Maha Besar itu
hanyalah Allah, sebagaimana firman Allah Taala (pada ayat kursi):
Shiwa di bumi bersemayam di Kailasha, nama tempat tersuci di puncak
Gunung Himalaya. Menurut keterangan kitab suci agama Hindu, puncak ini
dipercaya perbatasan antara alam nyata dengan surga. Gunung Himalaya dipercaya
gunung paling suci bagi umat Hindu, seperti dinyatakan di dalam Bhagavad Gita;
Di antara gunung, Aku adalah Himalaya. Di gunung inilah bhatara Shiwa
beryoga.
Berbeda sekali dengan Tuhannya umat Islam, kita beriman bahwa Allah
ber-istiwa di arsy (di langit). Yang bersemayam di gunung itu sesungguhnya
adalah bangsa jin yang malah disembah manusia.
Dikisahkan pada film Mahadewa adalah Shiwa, Tuhan yang berpribadi
sebagai Yogin (pertapa), sehingga seolah-olah seperti manusia. Hal ini
bertentangan dengan konsep ketuhanan dalam Islam bahwa Allah tidak sama
dengan manusia. Seperti diungkapkan firman Allah:
Tidak ada yang menyerupainya sesuatu pun, dan Dia Maha
Mendengar lagi Maha Melihat (As Syuro 110).
Dewa Syiwa memiliki empat sakti/istri. Salah satunya adalah Dewi Sati,
putri Dewa Daksa (Daksa adalah putra Dewa Brahma). Dalam film Mahadewa juga
diceritakan percintaan Dewa Shiwa, hingga lahirnya Ganesha dan Kartikeya (di
Bali disebut Dewa Kumara, Dewanya para anak kecil).
Keyakinan adanya Tuhan yang beristri dan punya anak bertentangan
dengan Firman Allah :
Dia tidak beristri dan tidak beranak , Bagaimana Dia mempunyai anak

18

padahal Dia tidak mempunyai istri (Qs Al An am, 6:101). Maha suci Allah dari
yang mempunyai anak (Q.S. An Nisa, 4:171)
Dewa Daksa pada film Mahadewa digambarkan sebagai dewa pencipta yang
arogan terhadap Shiwa, sehingga Shiwa akan memenggalnya dan diganti dengan
kepala kambing.
Kita bisa lihat Tuhan-Tuhan dalam agama Hindu saling berselisih dan
berperang saling membinasakan, sungguh benarlah firman Allah :
Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan- tuhan selain Allah, tentulah
keduanya itu telah rusak binasa, ( Q.S. Al-Anbiya: 22)
Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada Tuhan
(yang lain) beserta-Nya, kalau ada Tuhan beserta-Nya, masing- masing Tuhan itu
akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari Tuhan-Tuhan itu
akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha suci Allah dari apa yang mereka
sifatkan itu. ( Q.S Al-Muminun : 91)

19

Bagian Kedua

AKHLAQ
Standar Kopetensi :
Memahami akhlaq secara benar dalam kehidupan.
Kemampuan Dasar:
1. Berprilaku jujur dan beretika dalam kehidupan sehari-hari
2. Berani
melakukan kebaikan dan kebenaran
Indikator capaian:
1. Memahami ayat Al-Quran dan Sunnah Rasul yang
terkait dengan kejujuran.
2. Memahami nilai-nilai kejujuran.
3. Mencontohkan prilaku jujur.
4. Menerapkan prilaku jujur dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Menerapkan prilaku jujur dalam kehidupan
sehari-hari
6. Berani menyampaikan kebaikan dan kebenaran
7. Memahami Ayat Al-Quran dan sunnah Rasul yang
terkait dengan kebaikan dan kebenaran
8. Berani bersikap dan konsisten dalam perbuatan
9. Beranggung jawab dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban
10. Memberikan contoh prilaku dan perbuatan berani karena
benar

20

BERPRILAKU JUJUR DAN BERETIKA DALAM KEHIDUPAN


SEHARI-HARI

A. Memahami ayat Al-Quran dan Sunnah Rasul yang terkait dengan kejujuran

Ayat-ayat Al-Quran terkait dengan kejujuran (Al Ahzab ayat 7 s.d. 8)

Dan (ingatlah) seketika Kami telah mengambil perjanjian dari Nabi-Nabi


dan dari engkau dan dari Nuh dan Ibrahim dan Musa dan Isa anak Maryam.
Dan telah Kami ambil dari mereka perjanjian yang berat.
Ayat di atas menjelaskan bahwa para Nabi oleh Allah telah diambil
perjanjian yang berat. Perjanjian Nabi dengan Allah sesuatu yang keluar dari
sifat-sifat jujur para Nabi. Mereka menepati janji dan jujur melaksanakannya di
hadapan Allah. Dalam ayat delapan dalam surat Al Ahzab juga dijelaskan:
Agar Dia menanyakan kepada'orang-orang yang jujur akan kejujuran
mereka, dan telah Kami sediakan untuk orang-orang yang tidak mau percaya
siksaan yang pedih.
Orang yang tidak mau percaya atau orang yang tidak jujur mengakui apa
yang disampaikan para Nabi akan disiksa oleh Allah dengan siksaan yang pedih.

21

Di dalam ayat tiga berturut-turut ayat 6 dan 7 dan 8 kita mendapatkan


betapa erat hubungan seorang umat dengan Rasul-Nya, dan bagaimana pula
hubungan erat janji setia seorang Rasul dengan Tuhan yang mengutusnya.
"Nabi itu lebih utama bagi orang yang beriman daripada diri mereka
sendiri".(Pangkal ayat 6).
B. Memahami nilai-nilai kejujuran
Jujur dalam Bahasa Arab berarti benar (siddiq). Benar di sini yaitu benar
dalam berkata dan benar dalam perbuatan. Hadis Nabi mengatakan :

, ,
, , :
, ,
1[8].

Dari Ibn Masud ra. Ia berkata: Bersabda Rasulullah SAW: wajib


bagimemegang teguh perkataan benar, karena perkataan benar
membawa kebaikan, dan kebaikan itu mengajak ke surga. Seseorang
yang senantiasa berkata benar, sehingga dituliskan di sisi Allah
sebagai orang yang berbuat benar (jujur). Dan jauhilah berkata dusta,
karena kata dusta itu membawa kejahatan, dan sessungguhnya
kejahatan itu mengajak ke neraka. Seorang pria yang senantiasa
berkata dusta, maka dituliskan disisi Allah sebagai pendusta besar.

Berlaku jujur dengan perkataan dan perbuatan, mengandung makna,


bahwa berkata harus sesuai dengan yang sesungguhnya. Sebaliknya, jangan berkata
yang tidak sesuai dengan yang sesungguhnya. Perkatan itu disesuaikan dengan
tingkah laku perbuatan, sebagaimana yang dijelaskan dalam surat at-Taubah ayat
119.

22


Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan
hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.

Sikap jujur, merupakan salah satu fadhilah yang menentukan status dan
kemajuan seseorang dan masyarakat. Menegakkan prinsip kejujuran adalah salah
satu sendi kemaslahatan dalam hubungan antara manusia dengan manusia dan
antara satu golongan dengan golongan yang lain.
Dampak dari sifat jujur adalah menimbulkan rasa berani, karena tidak ada
orang yang merasa tertipu dengan sifat yang diberikan kepada orang lain. Bahkan,
orang merasa senang dan percaya terhadap pribadi orang yang jujur. Pepatah ada
mengatakan berani karena benar, takut karena salah.
Sifat Jujur tidak dapat dimiliki dan dilaksanakan dengan baik dan
sempurna oleh orang yang tidak kukuh imannya. Orang beriman dan takwa, karena
dorongan iman dan taqwanya itu merasa diri wajib selalu berbuat dan bersikap
benar serta jujur. Sebagaimana dijelaskan Allah dalam surat az-Zumar ayat 33.


Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya,
mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
Hadis Rasul mengatakan :
).
2[10](

Mudah-mudahan Allah akan merahmati orang-orang yang memperbaiki


lidahnya, memendekkan tali kekangnya, melazimi perkataan-perkataannya

23

dijalan kebenaran dan tidak membiasakan anggota-anggotanya berbuat


tidak benar. ( Riwayat Ibn Adi)
Dalam arti umum kata jujur diartikan lurus hati, tidak bohong, tidak
curang dan tulus ikhlas. Dalam arti khusus dapat diartikan sifat jujur, ketulusan
hati atau kelurusan hati. Dari pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa
kejujuran merupakan suatu sifat yang melekat pada manusia yang berupa potensi
dasar yang semua orang memilikinya.
Di antara manusia itu ada yang tingkat kejujurannya rendah dan tingkat
kejujurannya yang tinggi. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa segi dan perilaku
manusia itu baik dari perkataannya maupun perbuatannya. Jujur jika diartikan
secara baku adalah mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang
sesuai kenyataan dan kebenaran. Dalam praktek dan penerapannya secara hukum
tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa
yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila
berpatokan pada arti kata yang baku dan harfiah, maka jika seseorang berkata
tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai
yang sebenarnya, orang tersebut sudah dapat dianggap atau dinilai tidak jujur,
menipu, berbohong, munafik atau lainnya.

C. Mencontohkan Prilaku Jujur dalam Kehidupan


Contoh prilaku dan sikap jujur kepada Allah SWT adalah saat kita
bertaubat setelah melakukan suatu kesalahan. Syarat-syarat taubat adalah
menyesali maksiat dan dosa-dosa yang dahulu dikerjakan dengan setulus-tulus
penyesalan, meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa tersebut, menolak serta
meninggalkan perbuatan-perbuatan tersebut di masa yang akan datang untuk
mentaati Allah dan memuliakannya. Sedangkan perkara-perkara yang harus ada
pada taubat adalah; menyesali masa lalu. Berjanji kepada Allah SWT untuk
meninggalkan dosa-dosa mulai dari besarnya. Bagian terkecil dari dosa tersebut
hingga bagian. Selanjutnya bertekad untuk tidak kembali ke dosa-dosa tersebut
lagi bila terkait dengan hak-hak manusia. Baik itu berupa harta, darah, atau

24

kehormatan yang menimpa mereka.


Contoh perilaku dan sikap jujur kepada Allah SWT.
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa kita harus jujur kepada Allah SWT untuk
menepati janji-janji kita agar tidak melakukan kesalahan lagi. Itulah salah-satu
contoh perilaku dan sikap jujur kepada Allah SWT. Sebaliknya, jika kita
mengngkari janji kepada Allah SWT, berarti kita sudah tidak jujur kepada Allah
SWT. Sikap tersebut harus kita hindari, termasuk menghindari sikap jujur kepada
sesama makhluk.

4. Contoh Prilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari


4.1. Contoh sikap jujur di rumah
1. Ketika Ananda disuruh berbelanja ke kedai kemudian ada uang
kembalinya Ananda mengembalikan semua uang kepada ibu sesuai dengan
jumlahnya.
2. Ketika ada tamu yang datang kemudian Ananda menjelaskan pada tamu
bahwa orang tua Ananda sedang tidur sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya.
3. Ketika tetangga atau teman bertanya tentang masalah apa saja Ananda
menjawab apa adanya sesuai dengan kenyataan.
4.2.Contoh Prilaku jujur dalam keluarga
1. Mengembalikan uang bapak, ibu, atau saudara yang lain kalau kita
bertemu uang yang tercecer.
2. Tidak mengambil jatah makanan dan uang saudara sendiri yang diberikan
oleh orang tua atau keluarga lainnya.
3. Menceritakan keadaan yang sebenarnya pada keluarga tentang kondisi diri
sendiri dan saudara lainnya.
4.3. Contoh Jujur di tengah masyarakat

25

1. Mengampaikan pesan sesuai dengan yang sebenarnya.


2. Melaporkan keuangan organisasi sesuai kenyataan.
3. Menepati janji yang telah diucapkan dan menyampaikan kalau ada
halangan penting.
4.4.Contoh jujur pada orang tua
1. Mengembalikan uang yang berlebih pada orang tua.
2. Menyebutkan kebutuhan uang sesuai dengan yang dibutuhkan.
3. Mengaku salah pada orang tua kalau berbuat salah.

26

BERANI MELAKUKAN KEBAIKAN DAN KEBENARAN


1.

Ayat Al-Quran dan Sunnah Rasul yang terkait dengan kebaikan dan

kebenaran
Berani karena benar:

Asy syura ayat 38

Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan


mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara
mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada
mereka.
Ali Imran ayat 159

27

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap
mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada
Allah.

Sesungguhnya

Allah

menyukai

orang-orang

yang

bertawakkal

kepada-Nya.
Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah Ini dengan menyebut
nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut
asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah
ialah nama zat yang Maha suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya,
yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar
Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa
Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha
Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang
menyebabkan dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.
Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah Ini dengan menyebut nama Allah.
setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah,
seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat
yang Maha suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak
membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan
(Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah
melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha
Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang
menyebabkan dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.

28

Al-baqoroh ayat 148


148.

Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap

kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja


kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat).
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Ar Rum ayat 41-42

Arti:
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (41)
Katakanlah: "Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah
orang-orang yang mempersekutukan (Allah)". (42)

29

Al Araf 56-58

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)


memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah samat dekat
kepada orang-orang yang berbuat baik.(56)
Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum
kedatangan rahmat-Nya (hujan), hingga apabila angin itu telah membawa awan
mendung, kami halau ke suatu daerah tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah
itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan,
seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan
kamu mengambil pelajaran.(57)
Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh dengan subur dengan seizin
Allah, dan tanah yang tidak subur tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana.
Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang

30

yang bersukur.(58)

Ash Shad ayat 27:


Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya
tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka
celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.
Al Kafirun

1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,


2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
4. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
6. Untukmu agamamu dan untukku lah agamaku."

Al kahfi ayat 29

31

29. Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barang siapa
yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir)
Biarlah ia kafir". Sesungguhnya kami Telah sediakan bagi orang orang zalim itu
neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum,
niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat
yang paling jelek.
Yunus ayat 40-41(arti):
Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al-Quran, dan di
antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih
mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan (40). Jika mereka
mendustakan kamu, maka katakanlah: Bagiku pekerjaanku dan bagimu
pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun
berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan (41).

Al Kahfi ayat 29(arti):


Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa
yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir)
biarlah ia kafir." Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu
neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum,
niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat
yang paling jelek.

32

2.

Berani Menyampaikan Kebaikan dan Kebenaran

Pengertian kebaikan : elok, patut, teratur, apik, rapi, tidak ada celanya, mujur
beruntung, berguna, selamat, tidak kurang sesuatu apapun, berbudi pekerti.
Pengertian kebenaran: sesuai sebagaimana adanya, betul, tidak salah, tidak berat
sebelah, adil,

dipercaya, cocok dengan keadaan yang sebenarnya, tidak bohong,

sungguh-sungguh, benar-benar, berkata terus terang.

2.1. Contoh berani menyampaikan kebaikan dan kebenaran dalam keluarga


a. Menyampaiakn secara santun pada orang tua kalau ada prilaku orang
tua yang melanggar ajaran agama.
b. Menegur adik dengan penuh kasih sayang kalau berbohong dan tidak
shalat.
c. Melarang teman masuk dalam kamar orang tua kalau kita membawa
teman ke rumah.
d. Menjaga harta orang tua.
2.2. Contoh berani menyampaikan kebaikan dan kebenaran kepada sesama
teman, di sekolah atau di masjid
a. Menegur teman dengan penuh persahabatan kalau teman berkelahi dan
berkata kotor.
b. Menasehati teman yang melawan pada orang tua dan guru.
c. Menyampaikan pendapat dalam diskusi dengan bahasa baik.
d. Berani tampil di depan kelas baik disuruh maupun tidak disuruh guru.
e. Berani dan mau azan di masjid atau di mushalla.
f. Menegur teman atau orang lain membuang sampah sembarangan.
g. Mengajak teman bersih-bersih, gotong royong, shalat berjamaah di
masjid, tidak ribut ketika mendengarkan pengajian, tidak

33

bermain-main, patuh pada perintah Allah dan Rasul, patuh pada orang
tua, guru, dan tokoh masyarakat.
3. Berani

bersikap konsisten dalam perbuatan

Pengertian konsisten: tetap, tidak berubah-rubah, taat azas, ajek, selaras,


dan sesuai.
Pengertian perbuatan: mengerjakan, melakukan, membikin, hasil pekerjaan,
hasil perbuatan.

Contoh berani bersikap konsisten dalam perbuatan:


3.1. Mengerjakan shalat secara teratur dan terus menerus
3.2. Tidak terpengaruh dengan ajakan teman yang melanggar aturan Allah
3.3. Tidak terpengaruh dengan film, televisi dan media yang sesat dan tidak baik
3.4. Tidak membaca bacaan yang porno dan bacaan orang dewasa
3.5. Melakukan shalat berjamaah di masjid dengan tetap
3.6. Disiplin baik di rumah, di sekolah dan di mana saja berada
3.7. Berbuat baik secara terus menerus tanpa henti
4. Bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
Pengertian bertanggung jawab: kewajiban menanggung, memikul tanggung
jawab, menanggung segala sesuatunya, menerima beban.
Pengertian kewajiban : harus dilakukan, tidak boleh tidak dilaksanakan,
tidak boleh ditinggalkan, harus dilaksanakan.
Contoh bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan kewajiban:

4.1. Rajin shalat


4.2. Mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh orang tua dan guru sampai
selesai
4.3. Membantu orang tua dengan sukarela
4.4. Belajar dengan penuh kesadaran dan senang hati
4.5. Mengaku salah kalau melakukan kesalahan dan berjanji tidak mengulang
kembali perbuatan salah.

34

5. Memberikan contoh perilaku berani karena benar, contoh berani


menyampaikan kebaikan dan kebenaran dalam keluarga
a) Menyampaiakn secara santun pada orang tua kalau ada prilaku orang
tua yang melanggar ajaran agama.
b) Menegur adik dengan penuh kasih sayang kalau berbohong dan tidak
shalat.
c) Melarang teman masuk dalam kamar orang tua kalau kita membawa
teman ke rumah.
d) Menjaga harta orang tua.
5.1. Contoh berani menyampaikan kebaikan dan kebenaran sesama teman,
di sekolah atau di masjid:
a) Menegur teman dengan penuh persahabatan kalau berkelahi dan
berkata kotor.
b) Menasehati teman yang melawan pada orang tua dan guru.
c) Menyampaikan pendapat dalam diskusi dengan bahasa baik.
d) Berani tampil di depan kelas baik disuruh maupun tidak disuruh guru.
e) Berani dan mau azan di masjid atau di mushalla.
f) Menegur teman atau orang lain membuang sampah sembarangan.
g) Menyajak teman bersih-bersih, gotong royong, shalat berjamaah di
masjid, tidak ribut ketika mendengarkan pengajian, tidak bergelut,
patuh pada perintah Allah dan Rasul, patuh pada orang tua, guru, dan
tokoh masyarakat.
5.2.Contoh berani bersikap konsisten dalam perbuatan:
5.2.1.

Mengerjakan shalat secara teratur dan terus menerus

1.2.2.

Tidak terpengaruh dengan ajakan teman yang melanggar aturan Allah

35

5.2.3.

Tidak terpengaruh dengan film, televisi dan media yang sesat dan tidak

baik
5.2.4. Tidak membaca bacaan yang porno dan bacaan orang dewasa
5.2.5. Melakukan shalat berjamaah di masjid dengan tetap
5.2.6. Disiplin baik di rumah, di sekolah dan di mana saja berada
5.2.7. Berbuat baik secara terus menerus tanpa henti
5.3. Contoh Bertanggung-jawab dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
5.3.1. Rajin shalat
5.3.2. Mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh orang tua dan guru sampai
selesai
5.3.3. Membantu orang tua dengan sukarela
5.3.4. Belajar dengan penuh kesadaran dan senang hat
5.3.5. Mengaku salah kalau melakukan kesalahan dan berjanji tidak mengulang
kembali perbuatan salah .

36

Bagian Ketiga

FIQH IBADAH

Standar Kopetensi :
Santri mampu melaksanakan praktek ibadah dan beramal shaleh dengan benar
sesuai perintah Allah dan Rasul

Kemampuan Dasar
Melaksanakan
praktek Ibadah
Rasullullah
Indikator Capaian
1.
2.
3.
4.
5.

dengan benar sesuai dengan tuntunan

Melaksanakan praktek proses berudhuk


Memahami bacaan shalat dan menghayati maknanya
Memahami Sunnah rasul terkait dengan cara berudhuk dan shalat
Mengimplementasikan nilai-nilai shalat dalam kehidupan sehari-hari
Bukti bukti shalat yang benar

37

Praktik Wudhu
Pengertian
Wudhu berasal dari kata wadaah yang berarti baik dan bersih.
Secara istilah: Wudhu adalah membasuh anggota badan tertentu sesuai dengan
ketentuan syara dengan disertai niat untuk menghilangkan hadas kecil

Dasar hukumnya: QS. Al-Maidah/5 ayat 6:








Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub, maka
mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat
buang air (kakus) atau menyentuh[perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air,
maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan
tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia
hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya
kamu bersyukur.
Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,


Artinya: Shalat salah seorang di antara kalian tidak akan diterima -ketika masih
berhadats- sampai dia berwudhu. (HR. Bukhari no. 6954 dan Muslim no. 225)
Sebelum mempraktikkan wudhu sebaiknya perlu diketahui syarat dan rukunnya.

38

Syarat sah wudhu:


1. Islam
2. Mumayyiz (bisa membedakan antara yang baik dan buruk)
3. Menggunakan air mutlak
4. Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke kulit.
Rukun wudhu:
1. Niat
2. Membasuh muka dari ujung dahi hingga ujung dagu dan dari anak telinga
kanan hingga anak telinga kiri.
3. Membasuh dua tangan hingga siku
4. Mengusap sebagian kepala
5. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki
6. Tertib
Cara berwudhu:
1. Membaca taawwudz dan basmalah
2. Mencuci kedua telapak tangan
3. Berkumur-kumur 3 kali atau menggosok gigi
4. Membersihkan kotoran dari rongga hidung
5. Berniat di dalam hati dengan membaca lafazh mengambil air wudhu



Artinya: "Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadast fardhu karena
Allah".
6. Membasuh muka dari ujung dahi hingga ujung dagu dan dari anak telinga
kanan hingga anak telinga kiri 3x.
7. Membasuh dua tangan hingga siku 3x sampai benar-benar rata, sambil
menyila-nyila jari tangan kanan dengan tangan kiri, dan sebaliknya. (Anggota
tubuh yang dibasuh berpasangan hendaklah mendahulukan yang kanan dari
pada yang kiri.)
8. Mengusap sebagian kepala
9. Membasuh kedua telinga

39

10. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki 3x sambil menyila-nyila jari kaki
kanan dengan jari tangan kiri dan menyila-nyila jari kaki kiri dengan jari
tangan kanan.
11. Membaca doa sesudah wudhu:
,

Artinya:"Aku bersaksi, tiada Tuhan melainkan Allah yang tunggal dan tiada
sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi, bahwa Nabi Muhammad SAW, adalah
utusan-Nya.Ya Allah, jadikanlah aku orang yang ahli taubat dan
jadikanlah aku orang yang suci, dan jadikanlah aku dari golongan
orang-orang yang shaleh".

Hal-hal membatalkan wudhu:


1. Keluar sesuatu dari qubul atau dubur, baik sengaja atau tidak.
2. Hilang akal karena gila, tidur, mabuk, dan sebagainya.
3. Bersentuhan kulit laki-laki dengan perempuan yang bukan muhrim yang
sudah baligh (menurut mazhab Syafii).
4. Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan secara langsung.
5. Murtad

Untuk mempraktikkan wudhu, hendaklah mempedomani instrumen di bawah ini


dengan bimbingan guru:

40

Instrumen Praktik Wudhu

No

Kegiatan

1
Membaca basmalah
2
Mencuci telapak tangan
3
Berkumur-kumur
4
Membasuh hidung
5
Membaca lafazh niat
6
Membasuh muka
7
Membasuh kedua tangan hingga siku
8
Menyela-nyela jari-jari tangan
9
Menyapu sebagian kepala
10 Membasuh kedua telinga
11 Membasuh kedua kaki hingga mata kaki
12 Menyela-nyela jari-jari kaki
13 Membaca doa setelah berwudhu
14 Mendahulukan yang kanan dari pada kiri
15 Tertib
Skor Maksimal

Skor
2

Ket.

45

Ket.
Skor 3 : dilaksanakan secara sempurna
Skor 2 : terdapat kekurangan, tetapi tidak menyebabkan batal
Skor 1 : terdapat kekurangan dan menyebabkan kegiatan tersebut tidak sah atau
tidak dilakukan sama sekali.

41

BACAAN SHALAT DAN MAKNANYA

A. Pengertian Shalat dan Dasar Hukumnya


Shalat, secara bahasa berarti doa. Sedangkan menurut istilah, shalat adalah
ibadah berupa perkataan dan perbuatan yang dimulai dari takbiratul ihram dan
diakhiri dengan salam dengan memenuhi syarat dan rukun yang ditentukan untuk
mentaati perintah Allah dan mencari keridhaan-Nya.
Shalat diperintahkan untuk didirkan lima kali sehari semalam, yaitu
Shubuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Hukumnya fardhuain bagi setiap
muslim. Artinya shalat wajib dilaksanakan oleh setiap pribadi muslim yang telah
mukallaf.
Banyak ayat-ayat al-Quran yang menjelaskan tentang perintah shalat, di
antaranya adalah:
1. Qs. Al-Ankabut/29 :45

Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al
Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat
Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

2. Qs. Thaha/20: 14

42

Artinya: Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain
Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
Rasulullah SAW juga bersabda:


Artinya: Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat. (HR. Bukhari,
Muslim, dan Ahmad).
Dalam hadis lain, Rasul juga bersabda:



Artinya: Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat di waktu usia mereka
meningkat tujuh tahun dan pukullah mereka (bila meninggalkannya)
diwaktu mereka berusia sepuluh tahun. (HR. Ahmad, Abu Daud, dan
Hakim).
B. Bacaan dalam shalat fardhu
Sebelum mempelajari bacaan shalat, perlu dipahami kembali rukun shalat.
Rukun ini merupakan gerakan atau bacaan yang tidak boleh ditinggalkan dalam
melaksanakan shalat. Adapun rukun shalat adalah:
1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu, jika tidak bisa duduk atau berbaring bagi yang
sakit.
3. Takbiratul ihram, dengan membaca Allahu Akbar
4. Membaca surat al-Fatihah
5. Ruku dengan thumaninah (berhenti sejenak)
6. Itidal dengan thumaninah
7. Sujud dengan thumaninah
8. Duduk antara dua sujud dengan thumaninah
9. Duduk akhir (duduk tawarru)
10. Membaca tasyahud akhir (ketika duduk tawarru)
11. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW
12. Mengucapkan salam pertama
13. Tertib (teratur dan berurutan).

43

Adapun yang merupakan bacaan dalam shalat, baik yang difardhukan


(termasuk rukun) maupun yang hukumnya sunnat, adalah sebagai berikut:
Rakaat Pertama
1. Berdiri tegak menghadap kiblat (kabah), pandangan ke tempat sujud tanpa
berpaling. Bila tak kuasa berdiri maka boleh dengan duduk.
2. Niat shalat dalam hati. Jika dilafadzkan (diucapkan), maka lafazhnya adalah:
( / )

Artinya: Sengaja aku shalat fardhu shubuh dua rakaat menghadap qiblat tunai
(sebagai imam/makmum) karena Allah Taala.
( / )

Artinya: Sengaja aku shalat fardhu zhuhur empat rakaat menghadap qiblat tunai
(sebagai imam/makmum) karena Allah Taala.
( / )

Artinya: Sengaja aku shalat fardhu ashar empat rakaat menghadap qiblat tunai
(sebagai imam/makmum) karena Allah Taala
( / )



Artinya:

Sengaja aku shalat fardhu maghrib tiga rakaat menghadap qiblat

tunai (sebagai imam/makmum) karena Allah Taala


( / )

Artinya:

Sengaja aku shalat fardhu isya empat rakaat menghadap qiblat tunai

(sebagai imam/makmum) karena Allah Taala

3. Takbiratul-Ihram, atau takbir permulaan yang mengharamkan pelakunya


beramal selain amalan shalat. Takbiratul Ihram dilaksanakan dengan
mengucapkan sambil mengangkat kedua tangan sejajar dengan kedua
pundak.
4. Bersedekap (meletakkan telapak tangan kanan di atas punggung telapak
tangan kiri di atas dada).
5. Membaca doa Iftitah (pembuka)


44



.
Artinya: Allah Maha Besar, lagi sempurna kebesaran-Nya dan segala puji (yang
sebanyak-banyaknya) bagi Allah, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi
dan petang. Sesungguhnya kuhadapkan wajahku kepada-Mu yang
menciptakan bumi dan langit dalam keadaan berserah diri sebagai

seorang muslim dan aku tidak termasuk golongan orang yang


mempersekutukan Allah. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan
matiku hanyalah untuk Allah yang memelihara alam semesta. Tiada sekutu
bagi-Nya, dan demikian itu yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah
orang yang termasuk golongan muslim (yang menyerahkan diri).
Atau boleh membaca doa iftitah berikut ini:


( )
Artinya: Ya Allah jauhkanlah antara diriku dan dosaku, sebagaimana engkau
telah menjauhkan antara Timur dan Barat. Ya Allah bersihkanlah diriku
dari dosa-dosa sebagaimana dibersihkannya kain putih dari kotoran. Ya
Allah sucikanlah diriku dari dosa dan kesalahan dengan air, salju dan
embun (HR. Bukhari-Muslim)

45

6. Membaca taawwudz


Aku berlindung kepada Allah dari Syaitan yang terkutuk
7. Membaca surat al-Fatihah







Artinya:

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha


Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di Hari
Pembalasan Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya
kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami
jalan yang lurus, yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri
ni'mat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan
bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

8. Ucapkan amin setelah , Amin artinya : perkenankanlah


9. Membaca beberapa ayat atau surat dalam al-Qur`an yang telah dihafal.
10. Misalnya, surat al-Kafirun:

. . . .

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu
sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak
pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula)
menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah,
agamaku".

11. Rukuk yaitu mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu kemudian
diturunkan sambil membungkukan tubuh dan meluruskan punggung
sedangkan kedua tangan bertumpu di atas kedua lutut dengan jari-jari terbuka.

46

Ketika rukuk harus thumaninah (sempurna, tenang dan tidak terburu-buru).


Dalam rukuk membaca doa :
3
Maha suci Tuhanku yang Maha Agung Lagi Maha Terpuji 3x

Atau membaca;

Maha suci Engkau Ya Allah, ya Rabb kami dan dengan memuji Engkau, Ya
Allah ampunilah dosaku

12. Bangkit dari ruku dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan pundak
lalu menurunkannyanya lurus sebagaimana permulaan shalat dan membaca:


Allah mendengar bagi siapa saja yang memuji-Nya

Kemudian dilanjutkan dengan membaca:





Artinya: Ya Rabb kami, bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan Bumi serta
sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki satelah itu.

13. Sujud dengan thuma`ninah. Rasulullah apabila hendak sujud beliau


mengucapkan takbir tanpa mengangkat kedua tangan lalu turun dan
meletakkan kedua tangannya itu ke tanah sebelum meletakkan kedua lututnya.
Rasulullah SAW bersabda:



Apabila seseorang di antara kamu bersujud, janganlah turun seperti turunnya
unta, tetapi hendaklah ia letakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya.
(H.R. Abu Daud dan Hakim)

47

Anggota tubuh yang harus menempel di tempat sujud adalah dua telapak
tangan, dua lutut, jari-jari dua kaki, dan wajah. Nabi s.a.w ketika sujud
meletakkan dua telapak tangannya, merapatkan jari-jarinya, menegakkan
lengannya dan menjauhkannya dari lambung serta menghadapkannya ke arah
kiblat.
( )
Apabila kamu sujud, letakkanlah kedua telapak tanganmu dan angkatlah
kedua siku lenganmu (HR. Muslim dan Abu Awanah)

Dalam riwayat lain Rasulullah bersabda:


Janganlah seseorang di antara kamu membentangkan kedua lengannya
seperti anjing membentangkan kedua kaki depannya (HR. Bukhari, Muslim,
Abu Daud dan Ahmad)
Doa ketika sujud:

Maha suci Rabbku yang Maha Tinggi dan Maha Tinggi.

Atau membaca:

Maha suci Engkau Yaa Allah, yaa Rabb kami dan dengan memuji Engkau, Yaa
Allah ampunilah dosaku.
14. Bangkit dari sujud dengan bertakbir kemudian duduk di atas telapak kaki kiri
dan menegakkan telapak kaki kanan (duduk tawarru), ujung-ujung jari kaki
ditegakkan dan searah dengan kaki. Tangan diletakkan di atas paha dan
ujung-ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
Dalam duduk diantara dua sujud itu baca doa:

Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, tutuplah keaibanku, angkatlah
derajatku, berilah aku rezeki, berikanlah aku petunjuk, dan berilah aku

48

kesehatan serta maafkanlah (kesalahan) ku.


15. Setelah itu sujud lagi yang kedua sambil bertakbir. Caranya sama dengan
sujud yang pertama baik dalam bacaan maupun dalam gerakan.
Rakaat Kedua
16. Bangkit dari sujud dengan bertakbir, namun kedua tangan tidak diangkat
seperti halnya pada permulaan qiyam (berdiri). Pada rakaat kedua dan
seterusnya iftitah ditiadakan, sedangkan gerakan dan bacaannya sama seperti
rakaat yang pertama.
17. Baca taawwudz dan al-Fatihah kemudian baca surat atau ayat-ayat al-Qur`an
yang mudah atau yang telah dihafal. Misalnya surat al-Ikhlas.

. . .
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".
18. Rukuk sambil bertakbir kemudian baca doa rukuk sebagaimana pada rakaat
pertama.
19. Berdiri Itidal membaca kemudian membaca doa Itidal
sebagaimana pada rakaat pertama.
20. Sujud sambil takbir dengan tanpa mengangkat kedua tangan, dalam sujud itu
baca sebanyak 3x atau membaca:

Artinya : Maha suci Engkau Yaa Allah, yaa Rabb kami dan dengan memuji
Engkau, Yaa Allah ampunilah dosaku.
21. Kemudian bangkit dari sujud dan bertakbir kemudian membaca doa duduk di
antara dua sujud sebagaimana pada rakaat pertama
22. Kemudian takbir lalu sujud lagi dan baca doa sujud.
23. Bangkit dari sujud kedua sambil bertakbir dan duduk sebagaimana duduk
diantara dua sujud (duduk iftirasy).
Kemudian membaca doa tasyahhud dan shalawat :

49




Segala kehormatan, keberkahan, kemuliaan, dan kebaikan bagi Allah. Semoga
keselamatan atas engkau wahai nabi, begitu pula rahmat Allah serta berkah-Nya.
Mudah-mudahan keselamatan tetap dilimpahkan kepada kita semua dan seluruh
hamba Allah yang shaleh-shaleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan (yang
berhak disembah) selain Allah, dan Aku bersaksi bahwa nabi Muhammad itu
adalah utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas nabi Muhammad dan
atas keluarga nabi Muhammad.
Rakaat yang ketiga
Sama sebagaimana rakaat yang pertama dan kedua, hanya saja setelah
bangkit dari duduk tasyahhud dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan sebatas
pundak atau sejajar dengan bahu sambil bertakbir, kemudian melanjutkan rakaat
shalat yang tersisa. Ini bila shalat tersebut adalah shalat maghrib, Dzuhur Ashar
dan Isya namun shalat subuh selesai pada rakaat yang kedua.
Pada rakaat ketiga setelah bangkit dari duduk tasyahhud lalu takbir,
kemudian membaca al-Fatihah dan disunnahkan untuk membaca surat. Pada
shalat Maghrib rakaat ketiga adalah rakaat yang terakhir, kemudian mengucapkan
salam bagi shalat Maghrib.
Rakaat keempat
Setelah bangkit dari sujud dari rakaat yang ketiga, maka pelaksanaannya
sama sebagaimana pada rakaat yang kedua.
24. Setelah bangkit dari sujud yang terakhir, duduklah dengan duduk tawarruk
atau disebut juga duduk tasyahud akhir, yakni dengan menegakkan telapak
kaki kanan dan meletakkan telapak kaki kiri di bawah tulang kering kaki
kanan, sedangkan kedua tangan diletakkan di atas paha dengan cara
sebagaimana pada tasyahhud awal. Pada tasyahhud akhir ini, doa yang dibaca
sama dengan doa pada tasyahhud awal, lalu ditambah dengan membaca doa:

50

Sebagaimana Engkau telah melimpahkan shalawat kepada nabi Ibrahim a.s. dan
keluarganya. Berikanlah keberkahan kepada Nabi Muhammad SAW dan
keluarganya sebagaimana Engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi
Ibrahmi a.s. dan keluarganya dan di alam semesta ini sesungguhnya Engkau
Maha Terpuji dan Maha Mulia.
25. Setelah membaca tasyahud akhir, maka akhirilah dengan membaca salam ke
kanan dan disunnahkan pula ke kiri.

Semoga keselamatan dan rahmat Allah bersama kamu.
Menurut sebagian ulama, terutama Mazhab Imam Syafii, pada saat shalat
shubuh disunnahkan membaca doa qunut pada rakaat kedua setelah Itidal.
Adapun doa qunut tersebut adalah:



Wahai Tuhan, tunjukkanlah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau
beri petunjuk dan sehatkanlah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau
sehatkan, kasihilah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau kasihi,
berkahilah aku sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada hamba-Mu.
Hidarkanlah aku dari takdir yang tidak baik, maka sesungguhnya Engkaulah
yang menentukan dan bukanlah yang ditentukan. Dan sesungguhnya tidak akan
hina orang-orang yang Engkau beri kekuasaan dan tidak akan mulia orang yang
Engkau musuhi. Maka berkah dan Maha Tinggi Engkau ya Allah, segala puji
bagi-Mu atas apa yang telah Engkau turunkan, aku mohon ampun kepada-Mu
dan bertaubat kepada-Mu. Semoga rahmat Allah dilimpahkan kepada nabi
Muhammad, keluarganya dan para sahabat serta semoga Allah memberi
keselamatan kepadanya.
D. Makna Bacaan Shalat
Ketika shalat, kita diwajibkan untuk membaca surah al-Fatihah. Surat ini
juga dinamai ummul-Quran yang berarti ibu atau inti al-Qur;an. Membaca
al-Fatihah dalam shalat termasuk rukun shalat. Dari Abu Hurairah, Rasulullah

51

bersabda: Barangsiapa yang mendirikan shalat tanpa membaca ummul-Quran


maka shalatnya tidak sempurna; Tidaklah berpahala shalat yang di dalamnya
tidak dibaca ummul-Quran. Allah SWT berfirman: Dan sesungguhnya Kami
telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-Quran
yang agung. (QS.Al-Hijr,15:87).
Surat yang dimaksud dalam ayat ini adalah surat Al-Fatihah yang
terdiri dari 7 ayat, yang wajib dibaca pada setiap rakaat oleh kaum Muslimin
ketika shalat.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah
kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah
Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang
dimurkai

dan

bukan

(pula

jalan)

mereka

yang

sesat.

(QS.Al-Faatihah,1:1-7).

Surat ini memiliki makna yang amat padat dan mendalam. Suatu
penghambaan yang dimulai dengan menyebut sifat utamanya, yaitu Maha
Pengasih dan Maha Penyayang, pujian yang hanya milik-Nya, yang menguasai
hari pembalasan, yang hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan agar kita
tidak tersesat, memohon hidayah dan bimbingan sebagaimana yang telah Ia
berikan kepada para nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan
orang-orang yang saleh dan memohon agar kita terhindar dari jalan kebathilan.
Sebagaimana yang ditempuh kaum Yahudi yang dimurkai-Nya karena tidak
memiliki amal dan banyak membunuh para nabi maupun kaum Nasrani yang
tersesat karena tidak memiliki pengetahuan yang benar. Jadi sesungguhnya jalan
yang dikehendaki dan diridhoi-Nya adalah jalan yang berdasarkan pengetahuan
yang benar beserta pengamalannya, bukan hanya salah satunya.
Jepang adalah suatu negara yang dikenal luas akan kedisiplinannya. Rupanya
masyarakat negeri matahari terbit ini sejak lama telah memiliki kebiasaan

52

mengulang-ngulang kalimat tertentu seperti kalimat aku juara seratus kali dalam
sehari. Teori ini disebut repetitive magic power yang terbukti mampu
merealisasikan apa yang diucapkan tersebut dan menjadikannya motivasi untuk
mencapai suatu cita-cita.
Begitu pula dengan shalat. Bacaan yang diulang-ulang yang dimengerti
maknanya,

apalagi

bila

dilaksanakan

secara

khusyu,

teratur

dan

berkesinambungan pasti akan melahirkan manusia-manusia yang penuh


ketakwaan. Jadi shalat sebenarnya adalah suatu pembinaan diri yang nantinya
akan memberi keuntungan bagi pelakunya, yang dapat memberinya ketenangan
batin, kedekatan akan Tuhannya.
Bacaan Syahadat dalam shalat, bacaan yang diucapkan minimal 9 kali
dalam sehari dimaksudkan agar kita selalu ingat akan janji untuk hanya
menyembah kepada-Nya dan mengakui Muhammad SAW sebagai utusan-Nya.
Sedangkan makna dibalik ucapan Allahu Akbar yang mengawali
sahnya shalat seseorang yang berarti Allah Maha Besar bila direnungkan
dengan penuh kesadaran, sesungguhnya mengandung hikmah suatu penghambaan
mutlak hanya kepada-Nya. Dialah yang Maha Besar. Kita manusia adalah kecil.
Apapun yang terjadi pada diri kita ini sesungguhnya atas izin dan kehendak-Nya.
Kita adalah kecil karena kita tidak memiliki kekuasaan maupun kekayaan apapun
dibanding Dia. Dialah yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Ilmu yang kita
miliki tidak ada artinya dengan apa yang dimiliki-Nya.
Semua yang ada pada kita sesungguhnya hanya titipan-Nya yang pada
saatnya nanti harus dikembalikan dan dipertanggung-jawabkan. Bahkan kitapun
tidak memiliki kuasa untuk menolak ketika Ia memanggil kita untuk kembali
kepada-Nya di manapun dan dalam keadaan apapun kita berada. Maka dengan
demikian sungguh hanya kepada-Nya kita patut menyembah, memohon bantuan
dan berserah diri atas ketetapan-Nya.
Bacaan Allahu Akbar ini terus kita ulang-ulang paling tidak 5 kali dalam
satu rakaat atau berarti minimal 85 kali dalam sehari. Bacaan ini dibaca setiap kali
kita merubah gerakan. Hal ini memberi makna bahwa dalam keadaan apapun
seperti berdiri, duduk, berbaring, sujud maupun rukuk, ketika kita dalam keadaan

53

susah maupun senang, sakit maupun sehat kita harus senantiasa mengingat
kebesaran-Nya.
Demikian pula bacaan lain seperti doa Iftitah yang dibaca setelah
takbiratul Ikhram, sebagai berikut : Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku
dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam (QS.Al-Anaam,6:162)
yang diucapkan dalam shalat kita minimal 5 kali dalam sehari. Adakah kita
benar-benar memahami makna ikrar, janji kita tersebut?
Setelah membaca doa Iftitah, surat Al-fatihah dan salah satu surat
ataupun ayat Al-Quran kita rukuk sambil membaca bacaan yang membesarkan
nama-Nya. Begitu bangun dari rukuk kita membaca Sami Allahu liman
hamidah yang artinya : Allah mendengar siapa yang memuji-Nya.

Artinya

kita diingatkan agar bersungguh-sungguh dalam shalat karena Ia mendengar kita!


Ini harus benar-benar kita yakini.
Dan bertawakkallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha
Penyayang, Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang)
dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang
sujud .(QS. Asy-Syuara,26:217-219).

Berikutnya adalah doa yang kita ucapkan ketika dalam posisi duduk di antara dua
sujud yang diucapkan minimal 17 kali dalam sehari sebagai berikut:
Ya Tuhanku, ampunilah aku dan kasihanilah aku dan cukupilah aku dan
tinggikanlah aku dan berilah rizki padaku dan tunjukilah aku jalan dan berilah
aku sehat dan maafkanlah aku.
Sadarkah kita bahwa sebenarnya rezeki, kesehatan, jabatan, kemuliaan
maupun petunjuk yang ada pada kita ini adalah wujud atau buah dari permintaan
dan permohonan yang setiap hari kita mintakan secara berulang kali, yang
kemudian dikabulkan-Nya?
Selanjutnya adalah bersujud. Posisi menempelkan dahi, yang merupakan
bagian paling bergengsi manusia, ke permukaan terendah di muka bumi ini yaitu,
tanah adalah melambangkan tanda syukur kita sebagai makhluk yang sangat
kecil dan amat bergantung kepada Sang Pencipta Yang Maha Tinggi di atas sana.

54

Bacaan Subhana Robbiyal Ala yang berarti Segala Puji hanya milik Rob
Yang Maha Tinggi ini jelas mengisyaratkan hal tersebut.
Shalat ditutup dengan membaca Tahiyatul-akhir, sementara Tahiyatulawal diselipkan pada rakaat kedua untuk shalat-shalat yang berakaat lebih atau
sama dengan 2. Bacaan ini berfungsi untuk mempertegas dan mengulang ikrar
kita sebagai umat Islam, yaitu bacaan syahadat. Tidak ada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah. Syahadat dilanjutkan dengan shalawat nabi,
memohon kepada Allah agar

junjungan kita Muhammad SAW mendapat tempat

yang tinggi di sisi Allah sebagaimana nabi Ibrahim AS.

Ini adalah bentuk

kecintaan kita kepada sang rasul yang telah berjasa mengajak manusia kepada
jalan

yang benar, menjauhkan kita dari kesesatan dan kegelapan.


Begitulah shalat yang diajarkan Rasulullah sebagaimana dicontohkan

malaikat Jibril as atas izin-Nya. Dengan menyadari hal-hal ini maka seharusnya
shalat mampu mengubah perilaku dan cara berpikir seseorang. Firman Allah
dalam QS. Al Ankabut, 29: 45
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al
Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan)

keji

dan

mungkar.

Dan

sesungguhnya

mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari


ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.(QS.Al-Ankabuut,29:45).

Di samping itu penting untuk diingat, bahwa Rasulullah SAW adalah


seorang nabi kesayangan yang walau telah dijanjikan baginya surga, beliau tidak
hanya menjalankan shalat wajib yang 5 waktu saja. Beliau banyak mengerjakan
shalat sunnah seperti shalat rawatib---shalat sunah yang menyertai shalat wajib
baik yang dilaksanakan sebelum maupun sesudah shalat wajib, shalat dhuha,
shalat qiyamul lail, tahajud maupun shalat sunnah lainnya.
Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
(mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`, (yaitu) orang-orang

55

yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa


mereka akan kembali kepada-Nya.(QS.Al-Baqarah,2:45-46)
.
C. Hikmah Shalat
1.

Mencegah seseorang dari perbuatan yang keji dan mungkar.

2. Melatih seseorang untuk hidup sehat, baik secara jasmani maupun rohani.
3. Melatih seseorang untuk disiplin.
4. Mendidik seseorang menjadi sabar.
5. Mempererat silaturrahim antara sesama muslim.
6. Melatih seseorang untuk beribadah secara khusyuk.
7. Mendidik seseorang untuk meraih taqwa.
8. Mendidik seseorang untuk bersifat tawadhu dan terhindar dari sifat
sombong (takabur).
9. Membuat hati seseorang menjadi tenang
10. Melatih seseorang untuk hidup bersih dan rapi.
11. dan lain sebagainya

56

Bagian Keempat

TARIKH
Standar Kopetensi :
Santri mampu mentauladani perjuangan dan karakter sahabat Nabi Muhammad
Saw dan serta mentauladani
perjuangan dan karakter
tokoh Islam
Minangkabau

Kemampuan Dasar
1. Mentauladani perjuangan dan karakter sahabat Nabi Muhammad Saw.
2. Mentauladani perjuangan dan karakter Tokoh Islam dari Minangkabau
Haji Agus Salim
Indikator
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Capaian

Memahami ringkasan perjuangan Zaid bin Tsabit


Menyimpulkan lima prilaku baik Zaid Bin Tsabit
Memberikan contoh prilaku yang patut ditauladani dari Zaid Bin Tsabit
Memahami ringkasan perjuangan Ibnu Masud
Menyimpulkan lima prilaku baik Ibnu Masud
Memberikan contoh prilaku yang patut ditauladani dari Ibnu Masud
Memahami biografi Agus salim
Mentauladani Karakter Agus Salim

9. Melakukan atau mencontohkan

perbuatan yang mencontoh

Agus salim

57

prilaku

ZAID BIN TSABIT


(Pengumpul Al-Quran)

Seandainya Zaid harus memikul satu atau


beberapa gunung di atas pundaknya, itu pasti
lebih ia sukai daripada bila ia melakukan satu
kesalahan-meskipun
sangat
kecil-dalam
menuliskan ayat atau menyusunnya menjadi satu
surat. Semua kengerian terbayang dalam hati dan
tanggung jawab agamanya bila seandainya ia
melakukan kesalahan seperti itu, bagaimanapun
juga kecilnya atau tanpa disengaja olehny.
Bila Anda membawa Al-Quran dengan tangan kanan dan menghadapkan
wajah kepada-Nya dengan sepenuh hati, lalu Anda menelusuri lembaran demi
lembaran, surat demi surat atau ayat demi ayat, ketahuilah bahwa di antara orang
yang telah berjasa besar terhadap Anda, hingga Anda dapat bersyukur dan
mengenal karya besar terhadap Anda, hingga anda dapat bersyukur dan mengenal
karya besar ini, ialah seorang manusia utama yang bernama Zaid bin Tsabit.
Semua peristiwa tentang pengumpulan Al-Quran menjadi satu mushaf akan
selalu menyebut seorang sahabat yang mulia ini.
Seandainya diadakan penaburan bunga sebagai penghormatan dan
kenang-kenangan terhadap mereka yang mendapat berkat karena telah
mempersembahkan jasa yang tidak ternilai dalam menghimpun, menyusun,
menertibkan dan memelihara kesucian Al-Quran, hak Zid bin Tsabit untuk
menerima bunga-bunga penghormatan dan penghargaan itu tentu sangat besar.
Ia adalah seorang Anshar yang berasal dari Madinah. Ketika Rasulullah
SAW hijrah ke Madinah, umurnya baru 11 tahun. Anak kecil ini ikut masuk Islam
bersama-sama keluarganya yang lain yang juga memeluk Islam. Ia mendapat
berkah karena didoakan oleh Rasulullah SAW. Orang tuanya membawa dirinya
untuk ikut bersama-sama dalam perang Badar, namun Rasulullah SAW tidak
membolehkan dirinya untuk ikut karena umur dan tubuhnya yang masih kecil.
Pada perang Uhud ia bersama teman-teman sebayanya menghadap lagi
kepada Rasul SAW dan memohon aga dapat diterima dalam barisan Mujahidin,

58

bahkan para keluarga anak-anak ini pun mendukung sepenuhnya permintaan


mereka sangat berharap dikabulkan. Rasul SAW mengamati pasukan berkuda cilik
itu dengan pandangan yang penuh dengan rasa syukur.
Rasulullah sepertinya masih keberatan untuk merekrut mereka dalam
perang kali ini. Namun, salah seorang di antara mereka yang bernama Rafi bin
Khudaij tampil di hadapan Rasulullah SAW dengan membawa tombaknya, lalu
memainkannya dengan gerakan yang lihai dan menkjubkan. Ia lalu berkata kepada
Rasululah SAW, Sebagaimana engkau lihat, aku adalah seorang pelempar
tombak yang mahir, karena itu izinkanlah aku untuk ikut.
Rasul SAW mengucapkan selamat terhadap pahlawan muda yang sedang
dalam masa pertumbuhan ini sambil memandanginya disertai senyuman puas, lalu
mengizinkannya untuk ikut berperang.
Melihat itu, pembuluh darah rekan-rekannya pun mendidih. Anak remaja
kedua yang bernama Samurah bin Jundub tampil kedepan dan dengan penuh
kesopanan ia memperlihatkan kedua lengannya yang kuat dan kekar. Beberapa
orang dari keluarganya mengatakan kepada Rasul SAW, Samurah mampu
merobohkan orang berbadan tinggi sekalipun.
Rasul SAW menyambutnya dengan senyuman yang penuh kasih sayang
dan mengizinkannya ikut berperang. Kedua remaja ini memang telah berumur
lima belas tahun, di samping pertumbuhan badan juga kuat.
Masih tersisa enam remaja lain selain mereka berdua, di antaranya Zaid
bin Tsabit dan Abdullah bin Umar. Mereka terus saja berusaha dengan segala
upaya agar diizinkan ikut berperang, ada yang mengungkapkannya dengan
memohon-mohon dengan penuh harapan, ada yang sampai menangis, dan ada
juga yang menunjukkan otot-otot lengan mereka. Tetapi, karena usia mereka yang
masih terlalu muda dan tulang tubuh mereka yang masih lemah, Rasul SAW
menjanjikan mereka untuk ikut di pertempuran mendatang.
Dalam riwayat lain dijelaskan, di usianya yang masih 13 tahun, Zaid bin
Tsabit menghadap Rasulullah SAW dengan membawa sebilah pedang yang
panjangnya melebihi panjang badannya lalu berkata: Wahai Rasulullah, Saya
bersedia mati untuk Anda, Izinkanlah aku berjihad bersamamu, memerangi

59

musuh-musuh Allah.
Namun Rasulullah tidak mengizinkannya untuk berperang karena usianya
yang masih sangat muda. Zaid pun kembali, dengan rasa iba karena keinginannya
ditolak nabi. Namun, cita-cita itu tidak padam, apalagi mendapat dukungan dari
ibu dan paman-pamannya.
Meski tidak bisa berkontribusi dalam peperangan, maka Zaid ditempa dan
dibina untuk mendalami ilmu agama sehingga pamannya pun menghadap Nabi
SAW dan berkata: "Wahai Rasulullah! Ini anak kami. Dia hafal tujuh belas surat
dari kitab Al-Quran. Bacaannya fasih, sesuai dengan yang diturunkan Allah
kepadamu. Dia juga pandai baca tulis Arab. Tulisannya indah dan bacaannya
lancar. Dia ingin berbakti kepada Anda dengan keterampilan yang ada padanya,
dan ingin pula mendampingimu selalu. Jika engkau menghendaki, silakan
mendengarkan bacaannya."
Setelah menyaksikan kemampuanya, Rasulullah menyuruh remaja itu
untuk mempelajari bahasa Ibrani, Suryani dan bahasa lainnya. Dalam waktu
singkat ia kuasai lalu Zaid diangkat sebagai sekretaris Rasulullah ketika
berinteraksi dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang berbahasa Suryani.
Zaidlah yang kemudian membacakan surat mereka kepada Rasul dan menuliskan
surat Rasulullah untuk mereka.
Zaid bin Tsabit kemudian dipercaya sebagai orang yang menuliskan
wahyu yang diterima oleh Rasulullah SAW. Penulisan wahyu itu dilakukan secara
teliti dan diawasi oleh Nabi.
Zaid sendiri bersama rekan-rekannya memulai peran mereka sebagai
mujahid di jalan Allah dalam Perang Khandaq, pada tahun V hijrah.
Kepribadiannya sebagai seorang Muslim yang beriman terus tumbuh
dengan cepat dan menakjubkan. Ia bukan hanya terampil sebagai pejuang,
melainkan juga sebagai tokoh intelektual yang memiliki beragam keunggulan. Ia
tidak henti-hentinya menghafal Al-Quran, menuliskan wahyu untuk Rasulnya,
serta unggul dalam ilmu dan hikmah.
Ketika Rasul SAW mulai menyampaikan dakwahnya ke seluruh negeri di
luar Madinah, dan mengirimkan surat kepada para raja dan kaisar dunia, beliau

60

mengutus Zaid mempelajari beberapa bahasa asing, dan ia pun berhasil


menguasainya dalam waktu yang singkat.
Demikianlah kepribadian Zaid bin Tsabit menjadi cemerlang dan
mendapat tempat yang mulia di tengah-tengah masyarakat Muslim. Ia menjadi
orang yang dihormati dan dihargai oleh kaum muslimin. Asy-Syabi mengatakan,
Zaid hendak pergi dengan berkendara, namun Ibnu Abbas memegangkan tali
kendali tunggangannya. Zaid berkata kepadanya, Tidak perlu begitu, wahai putra
paman Rasulullah, Ibnu Abbas langsung menyahut, Tidak, beginilah seharusnya
yang kami lakukan terhadap ulama kami.
Qabishah mengatakan, Zaid di Madinah mengendalikan kepemimpinan
dalam bidang peradilan, fatwa, qiraah dan faraidh (pembagian harta warisan).
Tsabit bin Ubaid mengatakan, Aku tidak pernah melihat seseorang yang
lebih humoris di rumahnya dan sosok yang lebih disegani di majelisnya selain
Zaid.
Ibnu Abbas menuturkan, Tokoh-tokoh terkemuka dari kalangan sahabat
Muhammad SAW mengakui bahwa Zaid bin Tsabit adalah orang yang dalam
ilmunya.
Semua sifat tentang dirinya yg sering diungkapkan oleh para sahabatnya
itu benar-benar menambah pengetahuan kita terhadap tokoh yang oleh takdir telah
disediakan baginya tugas terpenting di antara semua tugas dalam sejarah islam,
yaitu tugas menghimpun Al-Quran.
Sejak wahyu mulai diturunkan kepada Rasulullah SAW agar beliau
termasuk orang-orang yang menyampaikan peringatan, di mana proses Al-Quran
dan dakwah selanjutnya itu diawali dengan ayat yang menakjubkan berikut ini:
Bacalah dengan (menyebut) nama Rabb-mu yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabb-mulah
Yang Maha Mulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (Al-Alaq: 1-5)
Sejak permulaan itu, wahyu turun menyertai Rasulullah SAW setiap beliau
berpaling menghadapkan wajahnya ke hadirat Allah, sambil mengharapkan
cahaya dan petunjuk-Nya. Wahyu itu diturunkan selama jangka waktu kerasulan,

61

di mana sepanjang waktu itu beliau sibuk dengan suatu peperangan, dan berganti
dengan peperangan yang lain. Beliau selama waktu itu mampu mengalahkan tipu
daya dan permusuhan, yang terus datang silih berganti.
Salama waktu itu beliau membangun dunia baru. Dunia baru dengan
segala makna baru yang ada. Selama itu wahyu terus turun dan Rasul
membacakan da menyampaikannya. Dan di sana ada satu kelompok yang
diberkahi yang mencurahkan segala perhatian terhadap Al-Quran yang diberkahi
yang mencurahkan segala perhatian terhadap Al-Quran sejak hari-hari pertama.
Sebagian tampil menghafalkannya semampunya dan sebagian yang lain
mempunyai keterampilan menulis, sehingga mereka menjaga ayat-ayat tersebut
dengan tulisan-tulisan mereka.
Dalam jangka waktu sekitar 21 tahun, Al-Quran turun ayat demi ayat,
atau beberapa ayat disusul oleh beberapa ayat, sesuai dengan tuntutan keadaan
dan sebab-sebabnya. Mereka yang ahli menghafal dan menuliskannya itu
mendapat taufik yang besar dari Allah Taala dalam melaksanakan tugas mereka.
Al-Quran tiak turun dalam satu waktu atau secara keseluruhan sekaligus,
karena ia bukanlah kitab yang dikarang atau artikel yang disusun. Al-Quran
merupakan dalil dan pedoman bagi umat baru yang dibangun secara alami, satu
bata demi satu bata, hari demi hari, hingga akidah, perasaan, pikiran dan
kemauannya terbentuk sesuai kehendak Illahi. Ia tidak memaksakan secara
membabi buta, tetapi menuntun umat ini sesuai dengan pengalaman atau tabiat
manusiawi untuk menempuh jalan ketaatan yang sempurna menuruti kehendak
tersebut. Karena itu, Al-Quran datang secara berangsur-angsur sesuai dengan
keperluan yang terjadi dalam perjalanannya yang terus berkembang, situasi yang
selalu berubah dan krisis yang muncul.
Seperti telah kami sebutkan sebelumnya, banyak penghafal dan penulis
menjaga Al-Quran. Di antara pemimpin dalam urusan ini ialah Ali bin Abu
Thalib, Ubai bin Kaab, Abdullah bin Masud, Abdullah bin Abbas, dan seseorang
yang mempunyai kepribadian yang mulia yang sedang kita bicarakan sekarang ini,
yaitu Zaid bin Tsabit. Semoga Allah ridha kepada mereka semua.
Setelah wahyu turun secara sempurna dan pada masa-masa akhir dari

62

turunnya wahyu tersebut, Rasul SAW membacakannya kepada kaum muslimin


secara tertib menurut urutan surat dan ayat-ayatnya. Setelah beliau wafat, kaum
muslimin segera disibukkan oleh peperangan menghadapi kaum yang murtad.
Dalam pertempuran Yamamah yang telah kita bicarakan sebelumnya, tepatnya
saat kita membicarakan Khalid bin Al-Walid dan Zaid bin Al-Khatthab, banyak
ahli baca dan ahli hafal Al-Quran yang gugur syahid.
Meski api kemurtadan masih membara, Umar bergegas menghadap
Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan dengan gigih memohon kepadanya agar
segera mengumpulkan Al-Quran sebelum sisa qari dan huffazh itu gugur semua
sebagai syuhada. Khalifah akhrinya meminta petunjuk kepada Rabbnya dengan
shalat istikharah, lalu berunding dengan para sahabatnya. Kemudia ia memanggil
Zaid bin Tsabit. Ia berkata kepadanya, Kamu adalah seorang anak muda yang
cerdas, kami tidak meragukan dirimu. Abu Bakar lalu memintanya agar segera
memulai pengumpulan Al-Quran yang mulia dengan meminta bantuan para ahli
yang berpengalaman dalam bidang ini.
Zaid bangkit untuk menunaikan tugas di mana masa depan islam sebagai
agama bertolak dari tugas tersebut. Zaid mendapatkan ujian yang sangat besar
dalam rangka menyukseskan tugas yang terberat dan terbesar itu. Ia mengatakan
segala cara untuk mengumpulkan ayat-ayat dan surat demi surat dari hafalan para
huffazh dan dari tulisan. Dengan menimbang, membandingkan dan memeriksa
satu dengan lainnya, akhirnya ia dapat menghimpun Al-Quran yang tersusun dan
teratur rapi.
Amalnya ini dinilai bersih oleh aklamasi atau kesepakatan para sahabat.
Semoga Allah meridhai mereka yang hidup semasa dengan Rasul selalu
mendengarkan Al-Quran itu dari beliau selama tahun-tahun kerasulan, terutama
kalangan ulama, para penghafal dan penulis di antara mereka.
Zaid melukiskan kesukaran besar yang harus dihadapi karena kesucian dan
kemuliaan tugas tersebut, Demi Allah, seandainya mereka memintaku untuk
memindahkan gunung dari tempatnya, itu tentu lebih mudah kurasa bagiku dari
pada perintah mereka menghimpun Al-Quran.
Memang benar, seandainya Zaid harus memikul satu atau beberapa

63

gunung di atas pundaknya, itu pasti lebih ia sukai daripada bila ia melakukan satu
kesalahan-meskipun sangat kecil-dalam menuliskan ayat atau menyusunnya
menjadi satu surat. Semua kengerian terbayang dalam hati dan tanggung jawab
agamanya bila seandainya ia melakukan kesalahan seperti itu, bagaimanapun juga
kecilnya atau tanpa disengaja olehnya. Tetapi, taufik Allah mendampinginya, dan
selain itu janji-Nya pun bersamanya, dalam firman-Nya:
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Adz-Dzikr (Al-Quran), dan
pasti Kami (pula) yang memeliharanya. (Al-Hijr: 9)

Zaid sukses melaksanakan tugas penting itu, dan telah menyelesaikan


kewajiban dan tanggungjawab sebaik-baiknya. Ini merupakan tahap pertama
pengumpulan Al-Quran. Namun, penghimpunan kali ini masih tertulis dalam
banyak mushaf. Meskipun perbedaan tanda baca memang terjadi antara satu
mushaf dan mushaf lainnya, pengalaman menyakinkan para sahabat Rasul SAW
mengharuskan penyatuan semua itu dalam satu mushaf saja.
Pada masa khalifah Utsman, kaum muslimin terus-menerus melanjutkan
perjuangannya dalam membebaskan manusia dari penindasan penguasa di
negeri-negeri lain, meninggalkan Madinah dan merantau ke pelosok-pelosok yang
jauh. Saat setiap harinya orang berbondong-bondong masuk Islam dan berjanji
setia kepadanya. Ketika itulah tampak jelas hal-hal yang berbahaya yang
diakibatkan oleh perbedaan beberapa mushaf, yakni timbulnya perbedaan bacaan
terhadap Al-Quran, sampai-sampai di kalangan para sahabat generasi awal dan
angkatan pertama. Oleh karena itu, segolongan sahabat yang dikepalai oleh
Hudzaifah bin Al-Yaman tampil menghadap Utsman, dan menjelaskan keperluan
yang mendesak untuk menyatukan mushaf.
Khalifah akhirnya melakukan shalat istikharah kepada Rabbnya, lalu
berunding dengan sahabat-sahabatnya. Sebagaimana Abu Bakar dulu meminta
dengan Zaid bin Tsabit, sekarang Utsman pun meminta bantuan tenaganya. Maka
Zaid mengumpulkan para sahabat dan orang yang dapat membantunya. Mereka
mengambil beberapa mushaf dari rumah Hafshah binti Umar yang selama ini
dipelihara dengan baik di sana. Mulailah Zaid dan para sahabatnya melaksanakan

64

tugas tersebut.
Semua pihak yang membantu Zaid adalah penulis-penulis wahyu dan
penghafal Al-Quran. Namun, nila terdapat perbedaan dan ternyata sedikit sekali
terdapat perbedaan itu, mereka selalu berpegang kepada petunjuk Zaid, dan
menjadikan sebagai alasan kuat dan keputusan akhir.
Sekarang, kita dapat membaca Al-Quran yang mulia tersebut dengan
mudah atau mendengarnya dari bacaan orang dengan merdu. Namun, sayang,
hampir bisa dipastikan tidak pernah terbayang dalam pikiran kita tentang
kesukaran-kesukaran hebat yang dialami oleh orang-orang yang telah ditentukan
Allah untuk menghimpun dan melihatnya.
Sejatinya, tidak ada bedanya kesukaran yang harus dialami oleh para
pengumpul

Al-quran itu dengan dan nyawa-nyawa yang harus dikorbankan

oleh mereka yang berjihad di jalan Allah. Keduanya adalah untuk mengukuhkan
berdirinya agama yang benar di muka bumi ini dan melenyapkan kegelapan
dengan cahayanya yang berdering.

65

HAJI AGUS SALIM


The Grand Oldman, Seorang Diplomat Ulung

A. Riwayat Hidup
Haji Agus Salim dijuluki The Grand Oldman artinya Orang Tua
Besar,

karena

kecendiakawanan

dan

kehebatannya

berorasi

dan

berdiplomasi. Ia menguasai dan fasih berbicara dalam sembilan bahasa.


Selain bahasa Minang, Melayu, dan bahasa Belanda. Agus Salim juga
menguasai bahasa Inggris, Jerman, Perancis, Arab, Turki, dan bahas Jepang.
Dalam hal ini, tak ada yang bisa manandinginya.
Nama aslinya adalah Mashudul Haq yang berarti Pembela
Kebenaran.Ia lahir pada tanggal 8 Oktober 1884 di Koto Gadang, dekat
Bukittinggi, keturunan dari keluarga yang terpelajar, anak pasangan
Muhammad Salim (Ayah) dan Siti Zainab (Ibu). Ayahnya pernah menjabat
sebagai Jaksa Kepala di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.Agus Salim
merupakan putra kelima dari 15 bersaudara.

B. Pendidikan Haji Agus Salim


Pendidikan dasar Haji Agus Salim dimulaidari sekolah Belanda yang
dikhususkan untuk anak-anak keturunan Eropa, Europeesche Lageree School
(ELS). Pada masa itu, belajar di sekolah Belanda merupakan keistimewaan
tersendiri karena yang boleh bersekolah di sana hanya anak-anak keturunan
Eropa, sedangkan anak pribumi hanya dari kalangan bangsawan dan anak
pegawai tinggi saja.
Setelah menamatkan di ELS pada tahun 1898, ia melanjutkan studinya
ke Hoegere Burger School (HBS), sebuah sekolah setingkat SMP di Batavia
(Jakarta). Selam di HBS ia mondok di rumah keluarga milik Belanda, yaitu
orang tua dari Prof T.H.Kock. Dirumah ini ia diasuh oleh seorang pembantu
perempuan asal jawa. Pada waktu itu, menurut kebiasaanadat jawa, pembantu
perempuan biasanya memanggil anak lelaki tuannya dengan sebutan Gus.
Mashudul Haq juga dipanggil dengan sebutan ini.Ia lalu menambah huruf

66

A di depannya, menjadi Agus, yang kemudian ditambah nama Ayahnya:


Salim, sehingga menjadi Agus Salim. Sejak itu panggilan nama Agus Salim
lebih popular dibandingkan nama aslinya sendiri.
Agus Salim menempuh studi di HBS hanya selama lima tahun dari
seharusnya enam tahun. Ia pun meraih predikat lulusan terbaik HBS
se-Kawasan Hindia Belanda. Bermodalkan prestasi tersebut, pada tahun 1903,
ia mengajukan permohonan beasiswa kepada pemerintahan Hindia Belanda
untuk melanjutkan studi ilmu kedokteran di negeri Belanda. Namun
permohonan itu ditolak. Raden Ajeng Kartini, anak Bupati Jepara yang kelak
juga menjadi pahlawan nasional, merekomendasikan Agus Salim agar
menggantikan dirinya yang telah menikah untuk pergi ke Belanda. Kartini
menulis surat kepada J.H Abendanon, tertanggal 24 Juli 1903. Pemerintahan
Hindia Belanda menyetujui permintaan Kartini tersebut, namun Agus Salim
justru menolaknya dengan alasan bahwa bukan atas dasar kemampuan dirinya
sendiri melainkan sebagai pemberian orang lain.
Setelah mencoba bekerja di berbagai tempat, pada tahun 1906, Agus
Salim mendapat tawaran kerja sebagai dragoman (ahli penerjemah) Arab
Saudi. Awalnya enggan menerima tawaran itu, tetapi atas saran ibunya, ia
akhirnya bersedia berangkat ke Arab Saudi dan bekerja di sana antara
tahun1906 hingga 1911.
Selain bekerja, Agus Salim juga memanfaatkan tinggal di Saudi untuk
menambah ilmu dan meluaskan wawasannya. Ia sempat belajar agama dan
Bahasa Arab kepada ulama-ulama asal Indonesia yang bermukim disana.
Diantaranya kepada Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, Imam Masjidil
Haram yang adalah saudara sepupunya sendiri. Ayah Agus Salim,
Muhammad Salim, adalah adik dari Abdul Latif Khatib Nagari, Ayahanda
Ahmad Khatib.
Lima tahun lamanya ia bekerja di Jeddah, setiap tahun ia menunaikan
ibadah haji. Pada tahun 1911 Haji Agus Salim pulang ke Indonesia,
membawa pengetahuan dan pengalaman yang luas, terutama mengenai
pengetahuan agama dan Bahasa Arab. Sepulangnya ke tanah air, ia bekerja

67

pada kantor BWO di Jakarta. Setahunkemudian ia berhenti dan pulang ke


kampung halamannya, Koto Gadang. Di sini ia mendirikan sekolah
Hollandsch Indlancsche School (HIS) pada tahun 1912 dan mengasuhnya
hingga tahun 1915.
Pada tahun1912 Agus Salim mempersunting Zaniatun Nahar, gadis
sekampungnya. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh delapan anak, yaitu
Theodora Atia, Yusuf Taufik, Violet Hanisah, Maria Zenibiayang, Ahmad
Syauket, Islam Basari, Siti Asiah, dan Mansyur Abdurrahman Siddik. Agus
Salim

tidak

menyekolahkan

anak-anaknya,

melainkan

dididiknya

sendiri.Tujuannya agar anak-anaknya bersifat kritis dan korektif, serta tidak


mudah dipengaruhi oleh pikiran dan kebudayaan kaum penjajah.
Tahun 1915 Agus Salim berangkat lagi ke Jawa dan bekerja pada
Translateur Bureau di kantorTranslateur Indonesische Drukkery hingga dua
tahun berikutnya. Setelah ia ditunjuk memimpin surat kabar Neratja, organ
Serikat Islam (SI) yang didirikan HOS Tjokroaminoto. Ia juga menjadi ketua
redaksi untuk seksi bahasa melayu pada kantor Komisi Bacaan Rakyat yang
kemudian menjadi Balai Pustaka.

C. Agus Salim terjun ke Dunia politik


Agus Salim mengawali karir politiknya di Sarekat Islam (SI) bersama
HOS Tjokropaminoto dan abdul Muis sejak tahun 1915.Organisasi ini banyak
menyuarakan kepentingan perjuangan bangsa Indonesia. Melalui organisasi
ini, ia mengecam tindakan pemerintah kolonial Belanda yang sering
menyengsarakan rakyat Indonesia. Ia juga pernah menjadi anggota Volksraad
(Dewan Rakyat). Ketika HOS Tjokroaminoto dan Abdul Muis mengundurkan
diri dari Volksraad sebagai wakil SI akibat kekecewaan mereka terhadap
pemerintah Belanda, Agus Salim menggantikan posisinya selama empat tahun
(1921-1924). Disana ia berpidato agar bahasa Melayu digunakan sebagai
bahasa resmi organisasi, bukan bahasa Belanda. Ternyata, sebagaimana
pendahulunya, ia juga merasakan bahwa perjuangan melalui Volksraad tidak
banyak bermanfaat. Agus Salim akhirnya memutuskan keluar dan lebih

68

berkonsentrasi di SI.
Pada tahun 1923, terjadi perpecahan didalam tubuh SI. Semaun dan
kelompoknya menghendaki SI lebih condong ke kiri, sedangkan Agus
Salim dan Tjokroaminoto menolak hal itu. Perbedaan ini menyebabkan dua
kubu tersebut semakin berseberangan. Semaun dan kelompoknya membentuk
Serikat Rakyat (pengembangan dari SI Merah atau SI Kiri) yang nantinya
berubah menjadi Partai Komunis Indonesia/PKI, sementara Agus Salim dan
kelompoknya tetap bertahan di SI (disebut juga sebagai SI Putih). Dengan
demikian, posisinya sebagai politisi dan pemimpin Islam semakin jelas
terlihat.
Pada tahun 1927, Agus Salim diutus ke Mekah mewakili umat Islam
Indonesia dalam menggalang kesatuan dan perjuangan umat Islam sedunia.
Sekembalinya dari Mekah, ia bersama Hos Tjokroaminotomenerbitkan surat
kabar Fajar Asiadalam usaha untuk mengubah Sarekat Islam menjadi partai
politik. Maksud ini tercapai dan Partai Sarekat Islam Indonesia(PSII) menjadi
partai politik terbesar di Indonesia ketika itu.
Pada tahun 1930, Agus Salim diutus menghadiri Konferensi
Perubahan Internasional di Janewa, Swiss, di mana ia juga menyampaikan
pidatonya. Semenjak itu namanya mulai terkenal diluar negeri, disebabkan
dalam penyampaian makalahnya pada konferensi itu diketahui bahwa orang
Indonesia mempunyai kecrdasan yang tinggi dan mampu menguasai
bahasa-bahasa asing.
HOS Tjokroaminoto meninggal dunia pada tahun 1934, dan pimpinan
partai dipegang oleh Abikusno. Karena tidak dapat bekerja sama dengan
Abikusno, maka Agus Salim bersama teman-teman yang sehaluan menarik
diri dari PSII. Ia kemudian mendirikan Partai Penyadar bersama Mr.
Muhammad Roem dan A.M. Sengaji.
Pada zaman Jepang, Agus Salim sempat bekerja pada stasiun radio
NIROM bahagian ketimuran. Tapi hanya sebentar, ia lalu berhenti dari
pekerjaan ini dan banting stir jadi pedagang arang dengan maksud agar dapat
hidup bebas dan terlepas dari tekanan penjajahan Jepang.

69

Pekerjaan ini tidak lama dilakukannya, karena jiwa kepemimpinan


dan cita-cita untuk kemerdekaan bangsa Indonesia telah menghimbaunya
kembali ke medan juang. Menjelang akhir kependudukan Jepang, ia diangkat
menjadi panitia 9 BPUPKI (Badan penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) dan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia), yaitu
badan-badan yang tugasnya mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan
merumuskan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Selain ikut merumuskan
piagam Djakarta, bersama dengan Djajadinigrat dan Soepomo, Agus Salim
menjadi penghalus bahasa dalam penyusunan batang tubuh UUD 1945.
Pada kurun inilah ia kerap dijuluki dengan sebutan Orang Tua Besar
(the Grand Oldman) julukan itu sebagai bentuk penghargaan atas pengaruh
dan kontribusi yang besar terhadap pembentukan bangsa dan Negara
Indonesia pada masa itu. Disamping itu, sebutan Orang Tua memang masuk
akal karena rapat-rapat badan BPUPKI dan PPKI berlangsung antara bulan
Juni-Agustus 1945, Agus Salim sudah berumur 61 tahun. Padahal, para
peserta lainnya masih dibawah umur 43 tahun. Julukan itu juga berarti
sebagai pelecehan umur karena memang Agus Salim benar-benar jenius dan
sangat pandai sehingga menjadi orang yang dituakan sekaligus dihormati.
Hatta sendiri pernah menyebut Agus Salim sebagai Salim op Zijn Best (Salim
adalah orang hebat dan terbaik).
Ketika berlangsung Muktamar Umat Islam di Yogyakarta pada tanggal
17 November 1945 untuk membentuk partai Masyumi, Agus Salim pun
menggerakkan terwujudnya partai Islam tersebut. Namun ia tidak ikut dalam
kepengurusan Masyumi karena kemudian diangkat menjadiMentri Luar
Negeri dalam Kabinet Perdana Menteri Sutan Sjahrir. Ia juga menjadi Menteri
Luar Negeri dalam Kabinet Hatta.
Pada awal kemerdekaan, dimana bangsa Indonesia memerlukan
pengakuan serta menjalin hubungan persahabatan dengan Negara-negara lain,
Agus Salim diutus oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk mengunjungi
beberapa Negara lain. Delegasi yang pertama dipimpinnya adalah ke Internal
Asia Conference di New Delhi pada tahun 1947. Selesai dari konferensi itu,

70

Agus Salim dan rombongannya langsung menuju ke Timur Tengah untuk


menjelaskan cita-cita revolusi dan perjuangan bangsa Indonesia. Dengan
gemilang delegasinya dapat meraih simpati dan pengakuan kemerdekaan
Indonesia dari Negara-negara Mesir, Saudi Arabia, Turki, Iran dan Irak.
Pada saat agresi Belanda II tanggal 19 Desember 1948, tentara
Belanda menangkap sejumlah pimpinan Indonesia seperti Presiden Soekarno,
wakil presiden Hatta dan bekas Perdana Menteri Sutan Sjahrir. Agus Salim
juga turut ditangkap.Mereka diasingkan ke Brastagi, kemudian dipindahkan
ke Prapat, dan akhirnya dibawa ke Bangka, dan baru dikembalikan ke
Yogyakarta setelah gencatan senjata.
Setelah penyerahan kedaulatan oleh Belanda kepada Pemerintahan
Republik Indonesia, Agus Salim masih tetap di pemerintahan sebagai
penasihat

Menteri

Luar

jurnalismemembuatnya

Negeri.

dipercaya

Pengalamannya

sebagai

Ketua

dalam

Dewan

bidang

kehormatan

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada tahun1952.


Selain itu, Agus Salim juga aktif memberikan ceramah-ceramah
ilmiah dalam berbagai kesempatan, diundang dalam sejumlah perguruan
tinggi, baik dalam maupun luar negeri. Pada tahun1953, ia memberi kuliah
tentang Islam di Cornell University (Itacha) dan Princeton University
Amerika serikat. Ia mengemukakan pentingnya Islam sebagai pandangan
hidup sebagai muslim. Ceramahnya itu kemudian diterbitkan oleh Cornell
University, yang merupakan salah satu perguruan tinggi papan atas dan
pernah menjadi pusat kajian tentang Islam di AS.Dengan demikian, pemikiran
Agus Salim telah mendapat pengakuan secara Internasional. Agus Salim juga
pernah diangkat sebagai Guru Besar pada Perguruan Tinggi Islam Negeri
(PTNI) di Yogyakarta.Namun, sayangnya pengangkatan itu belum sempat
dilakoninya.
D. Haji Agus Salim Wafat
Haji Agus Salim wafat pada tanggal 4 November 1954 di RSU Jakarta,
jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata,

71

Jakarta.Atas jasa-jasanya terhadap bangsa dan Negara, Agus Salim mendapat


sejumlah penghargaan dari pemerintah Republik Indonesia.
Ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden RI No.657
tahun 1961 tanggal 27 Desember 1961. Selain itu, ia juga mendapat penghargaan
Bintang Mahaputera Tingkat I (1960) dan Satyalencana Peringatan Perjuangan
Kemerdekaan (1961). Namanya diabadikan sebagai nama jalan di sejumlah
daerah/Kota di Indonesia, serta sebagai nama sebuah nama gelanggang olahraga
di Padang, Sumatera Barat.

72

Bagian Kelima

MOTIVASI
AKU SANG JUARA: TUJUAN HIDUP SEORANG PEMENANG

73

AKU SANG JUARA: TUJUAN HIDUP SEORANG PEMENANG

Pernahkah kita bayangkan ada mereka yang tak punya kaki dan tangan
tapi bisa berhasil dalam dunia pendidikan. Adakah kita mendengar tentang
seorang anak yang dilahirkan dalam kondisi lumpuh total, hanya mata dan
lidahnya saja yang bisa bergerak. Tapi, hafal Al-Quran 30 juz, jadi dosen
perguruan tinggi, jadi wartawan olahraga dan terkenal di televisi.
Bisakah kita rasakan ada anak yang setiap hari diejek oleh teman
sekolahnya karena cacat tubuh yang dialaminya, tapi kemudian berkata: Mulai
hari ini, saya tidak akan marah pada siapapun yang menghina saya, karena
mustahil tuhan menciptakan saya kalau tidak tidak ada maksud positif di balik
hadirnya saya di dunia ini.

NAMANYA AMMAR BUGIS

Dia dilahirkan di Wisconsin Amerika pada 22 Oktober 1986. Lahir


normal sebagaimana anak-anak lainnya. Namun, pada usia 3 bulan dia didiagnosis
menderita penyakit langka, werdnig hoffmann, yang intinya dia lumpuh total,
hanya mata dan lidahnya saja yang dapat digerakkan. Selebihnya lumpuh tak
dapat bergerak.
Orang tuanya yang berkebangsaan Arab Saudi dan nama Bugis
diturunkan dari buyutnya yang berasal dari Bugis Sulawesi Selatan. Kebetulan
orang tuanya sedang kuliah di Amerika, mengobatinya dengan telaten walau para
dokter mengatakan bahwa paling lama si Ammar kecil hanya 2 tahun saja bisa
bertahan hidup di dunia. Selama dua tahun tersebut berkali-kali Ammar hampir
kehilangan nyawanya.
Allah berkehendak lain, Ammar tumbuh terus melewati batas usia yang
dikatakan oleh dokter Amerika, dan oleh orangtuanya di disekolahkan di Sekolah
Dasar di Amerika sampai kelas 3 karena orangtuanya mesti balik ke Negara
Asalnya dan pendidikannya dilanjutkan dengan home schooling
rumah) dengan orangtuanya sebagai pendidiknya.

74

(Sekolah di

Prestasi Ammar Bugis dari hari ke hari tumbuh dengan cemerlang, di


usia 13 tahun saja dia sudah hafal Alquran 30 Juz, dia kuliah di King Saud
University Arab Saudi dan lulus sebagai lulusan terbaik, walaupun melewati
begitu banyak tantangan dari sisi fisik dan dari beberapa dosen yang kurang
menyukainya. Setamatnya dari kampus selanjutnya dia bekerja sebagai wartawan
olahraga di majalah Al-madinah dan hebatnya Ammar melakukan tugas
kewartawanannya tanpa menggunakan alat perekam, murni mengandalkan daya
ingatnya yang luar biasa.
Ammar Bugis tidak mau diistimewakan dan dianggap sebagai beban,
makanya sewaktu tampil di media dia mengatakan bahwa kami bukan anak yang
berkebutuhan khusus tapi anak yang memiliki kemampuan khusus. Dia tak mau
dikatakan sebagai anak cacat, dia mengatakan saya anak Muslim dan saya tidak
cacat.
Diakhir tahun 2012 beliau berkesempatan datang ke Indonesia, di Istiqlal,
Syaikh Ammar Bugis menyampaikan pesan motivasinya buat anak dan pemuda di
Indonesia...Rahasia kesuksesan saya adalah iman kepada Allah, mendalami
Al-Quran dan Tawakkal kepada Allah, selanjutnya kemauan yang tinggi, tidak
berhenti berusaha, dan menyerahkan hasilnya pada Allah.

POTENSI KITA YANG LUAR BIASA

Barangkali semua kita mengenal dengan salah ciptaan Allah yang


menakjubkan, namanya Lebah yang memiliki kemampuan atau kecerdasan sekitar
25 jenis. Mulai dari membangun sarang heksagonal, mencari makanan
berdasarkan koordinat yang dipancarkan oleh teman yang menemukan sumber
makanan, membela sarangnya dari makhluk lainnya, mengeluarkan madu yang
berkhasiat banyak bagi kesehatan kita, dan seterusnya.
Sel otak seekor lebah hanyalah 7000 sel otak. Dibandingkan dengan makhluk
Allah yang lainnya, manusia diberikan potensi otak yang sangat luar biasa dan sel
otak kita lebih kurang 1.000.000.000.000 banyaknya terdiri atas 100 miliar sel
otak aktif dan 900 miliar sel otak pendukung. Seorang pakar tentang sel otak yang

75

bernama Roger Sperry mengatakan potensi otak kita antara lain:


1. Otak manusia mempunyai 1 trilyun neuron: 100 miliar sel syaraf aktif dan
900 miliar sel pendukung.
2. Bekerja secepat kilat (Tiap-tiap Neuron dapat tumbuh hingga 20 ribu
cabang).
3. Jumlah Peta Pikiran yang mampu dihasilkan otak, 1.000 ( 10.5 juta km
angka nol standart )
4. Otak adalah alam semesta seberat setengah kilo (Marian C. Diamond)
5. Rata-rata manusia hanya menggunakan 0.0001 persen kapasitas otaknya,
6. Raksasa tidur yang menakjubkan bukan wadah untuk diisi, tetapi api yang
siap untuk dipijarkan.
7. Riset semakin menunjukkan bahwa kreativitas dan ingatan adalah tanpa
batas.
Allah juga membuat otak kita terdiri atas 2 belahan. Otak kiri yang
bertanggungjawab mengenai sisi akademis terkait dengan kemampuan analisa,
kecerdasan kata-kata, matematika, urut-urutan, dan otak ini mengingat secara
sementara. Otak belahan kanan bertanggungjawab untuk sisi Kreatifitas seperti
kecerdasan dalam musik, film, gambar, imajinasi, emosi dan mengingat secara
permanen.
Diibaratkan sebuah komputer potensi kita sangat lengkap, ada otak
layaknya perangkat kerasnya, pikiran sebagai perangkat lunak atau sistem
operasinya, panca indera sebagai keyboard untuk memasukkan perintah atau
informasi dan sebagai output atau tampilannya adalah perkataan, tindakan, dan
perbuatan kita.

KITA SEMUA BISA SUKSES


Sebagian besar orang sukses yang pernah kita kenal, yang kita baca atau
dengar tentang kesuksesannya, terlebih dahulu sukses mengelola persepsinya

76

tentang diri sendiri dan adanya sang pencipta yang mengendalikan dirinya.
Sebagaimana Allah mengatakan pada kita pada surat Arrad ayat 13:
...Sesungguhnya aku tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum mereka
merubah diri mereka terlebih dahulu.. yang berarti adanya usaha kita terlebih
dahulu sebelum Allah memandang kita layak untuk mendapatkan kesuksesan
tersebut.
Ada terkadang kendala atau penghalang seseorang untuk dapat sukses
sebagaimana orang lainnya, penghalang itu ada yang nampak dan penghalang tak
tampak seperti pikiran negatif, takut gagal, dan karakter merusak. Maka langkah
kita dalam menuju kesuksesan dalam segala hal adalah:
1. Tuliskan impian atau cita-cita yang mau kita capai.
2. Meyakini bahwa impian dan cita-cita itu akan dikabulkan Allah.
3. Melakukan aksi yang menunjang pencapaian cita-cita atau impian (contoh:
Belajar secara maksimal untuk lulus ujian kelas).
4. Jangan pernah menyerah ketika adanya tantangan, seperti rasa malas,
bosan, kekurangan sarana, dll.
5. Mempersiapkan diri mendapatkan kesuksesan, mental, sikap tubuh, dan
pikiran.
SIKAP DIRI PARA JUARA
Seorang pemenang sejati memiliki sikap mental juara, pantang menyerah,
terus berusaha, dan mencari berbagai alternatif solusi ketika adanya tantangan.
Untuk itu seorang juara perlu juga membuat komitmen diri seperti:

Dengan ilmu, aku dapat membedakan baik dan buruk, benar dan salah,
lurus dan belok.

Dengan keyakinan, iman, dan motivasi, aku hidup menjadi bergairah

Dengan keterampilan, kesehatan dan manajemen, aku dapat bekerja


dengan produktif.
Dan disinilah, di tempat ini, sekarang, bersama orang yang ada di sini,

aku menemukan ketiga hal tersebut.

77

Keep spirit! Semoga kita bertemu di tangga kesuksesan bersama mereka yang
lebih dahulu sukses dibandingkan kita. Kalau mereka bisa sukses, kita tentunya
juga bisa, kan?

78

Anda mungkin juga menyukai