Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

POST SECTIO CESAREA ATAS INDIKASI


PRE-EKLAMPSIA BERAT (PEB)

Disusun oleh:
BASUKI
NIM :SN142006

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2015/2016

LAPORAN PENDAHULUAN
POST SECTIO CESAREA ATAS INDIKASI
PRE-EKLAMPSIA BERAT (PEB)
TINJAUAN PUSTAKA
A.

Definisi
Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding depan perut atau vagina atau suatu histerektomia untuk
melahirkan janin dari dalam rahim (Rustam, 1998). Sedangkan menurut
Hacker (2001), sectio caesaria adalah proses persalinan atau pembedahan
melalui insisi pada dinding perut dan rahim anterior untuk melahirkan janin.
Pre-eklampsia adalah kelainan multiorgan spesifik pada kehamilan
yang ditandai dengan terjadinya hipertensi, edema dan proteinuria tapi tidak
menunjukkan tanda tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya,
sedangkan gejalanya biasnya muncul setelah kehamilan berumur 20 minggu
(Obgynacea, 2009)

B.

Tanda dan Gejala (Spesifikasi)


Pada pre-eklampsia berat dapat ditemukan gejala:
1. Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang diikuti
peningkatan tekanan darah yuang abnormal.
2. Gangguan penglihatan pasien akan melihat kilatan kilatan cahaya,
pandangan kabur, dan kadang bisa terjadi kebutaan sementara.
3. Irritabel ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan suara
4.
5.
6.
7.

berisik atau gangguan lainnya.


Nyeri perut pada bagian ulu hati yang kadang disertai mual dan muntah.
Gangguan pernapasan sampai dengan syanosis.
Terjadi gangguan kesadaran.
Dengan pengeluaran proteinuria keadaan semakin berat, karena terjadi
gangguan fungsi ginjal.

C.

Adaptasi Fisiologis dan Psikologi


1. Adaptasi Fisiologis
a. Sistim reproduksi
1) Uterus

Uterus berangsur angsur akan menjadi kecil/kemballi ke ukuran


sebelum hamil (involusi) proses ini dimulai segera setelah plasenta
keluar akibat kontraksi otot polos uterus,proses involusi uterus
adalah sebagaimana berikut :
a) Autolisis
Penurunan hormon estrogen dan progesteron menyebabkan
autolysis yaitu merupakan proses penghancuran diri sendiri
didalam otot uterin.Enzim proteolitik akan memendekan
jaringan otot yang telah mengendordan sito plasma yang
berlebihan akan tercerna sendiri
b) Atropi jaringan
Atropi jaringan merupakan reaksi terhadap penghentian
produksi estrogen. Selain atropi otot uterus , lapisan desidua
juga mengalami atropi dan terleoas kemudian beregenerasi
menjadi endometrium baru
c) Efek oksitoksin (kontraksi)
Intensitas kontraksi uterus yang meningkat secara mermakna
segera setelah bayi lahir merupakan respon terhadap penurunan
volum intauterine yang sangat besar. Hormone oksitoksin yang
dilepas kelenjar hipopise memperkuat dan mengaatur kontraksi
uterus,menkompresi pembuluh darah dan membantu proses
homeostaksis.

Kontraksi

dan

retraksi

oto

uterin

akan

mengurangi suplai darah keuterus . proses ini akan membantu


mengurangi bekas luka implantasi plasenta dan perdarahan.
Pemberian ASJ segera setelah bayi lahir akan merangsang
pelepasan oksitoksin
d) Lochea
Lochea adalah cairan scret yang berasal dari cavum uteri dan
vagina dalam masa nifas. Macam lochea:
(1) Lochea Rubra (cruenta) :berisi darah segar dan sisa sisa selaput ketuban
,sel sel desidua,verniks kseosa,lanugo, dan mekonium,selam dua post
partum.
(2) Lochea sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari 3-7
post partum

(3) Lochea serosa : berwarna kuning ,cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke
7-14 post partum
(4) Lochea Alba cairan putih,setelah 2 minggu
(5) Lochea purlenta : terjadi infeksi,keluar cairan seperti nanah berbau busuk
(6) Lochae Statis : lochea tidak lancar keluarnya
2) Serviks
Serviks mengalami involusi bersama sama uterus.setelah
persalinan ,ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2-3 jari tangan dan
bebtuk agak menganga seperti corong,setelah 6 minggu persalinan
servik menutup. Servik memendek dan konsistensinya menjadi
lebih padat dan kembali kebentuk semula.
3) Vagina
Estrogen pasca partum yang menurun berperan dalam pemisahan
mukosa dalam vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula
sangat teregang akan kembali secara bertahap ke ukuran semula
sebelum hamil.
4) Perineum
Segera setelah melahirkan,perineum menjadi kendur karena
sebelimnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju.
Pada post partum hari ke 5 perineum sudah mendapatkan kembali
sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari keadaan
sebelum melahirkan
5) Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi:
a) Penurunan kadar hormon progesteron secara cepat dengan
peningkatan hormon prolaktin setelah persalinan
b) Kolosstrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada
hari ke-2 atau haari ke-3 setelah persalinan
c) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya
proses laktasi
b. Sistim perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama,kemungkinan
terdapat spasme sfingter dan edema leher vesica urinaria sesudah
bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis
selama persalinan. Urin dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam
waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan ,

kadar hormone estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami


penurunan yang mencolok . keadaan ini akan menyebabkan deuresis.
Ureter yang berdelatasi aka kembali normal dalam tempo 6 minggu.
c. Sistim gastrointestinal
Seringkali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali
normal
d. Sistem endokrin
Kadar estrogen

menurun

10%

dalam

sekitar

jam

post

partum.progesteron turun pada hari ke 3 post partum.


e. Sistem kardiovaskuler
Setelah terjadi deuresis yang mencolok akibat penurunan kadar
estrogen,volume darah kembali kepada keaadaan tidak hamil.
f. Sistem muskoloskeletal
Ambulasi pada umumnya dimulai 4-8 jam post partum.
g. Sistem intregument
Penurunan melanin
umumnya setelah persalinan menyebabkan
berkurangya hyperpigmentasi kulit.
2. Adaptasi psikologi
Periode masa nifas merupakan waktu untuk terjadi stres,terutama ibu
primipara.respon dan dari keluarga dan teman dekat mempengaruhi
psikologis ibu post partum.
Terdapat 3 fase perubahan adaptasi psikologis pada ibu post partum,yaitu :
a. Taking in
Disebut juga pereode tingkah laku bergantung .terjadi pada hari 1-2
setelah persalinan,ibu masih pasif dan sangat tergantung,fokus
perhatian

pada

tubuhnya,ibu

lebih

mengingat

pengalaman

melahirkan,kebutuhan tidur dan nafsu makan meningkat.


b. Taking hold
Merupakan pergerakan dari tergantung menuju tingkah laku mandiri.
Berlangsung 3-4 hari post partum
c. Letting go
Dialami setelah tiba dirumah,ibu menerima tanggung jawab sebagai
ibu. Fase ini dimulai pada akhir minggu 1 post partum.

D.

Patofisiologi dan Pathway


PATHWAY
Kehamilan pertama, Ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih
dari 35 tahun, wanita dengan gangguan fungsi organ (diabetes, penyakit
ginjal, migraine dan tekanan darah tinggi), Kehamilan kembar.
Tekanan darah > 160/ 110, Protein urine > 3 gr/ liter, Oliguria
Gangguan cerebral, penglihatan, oedema paru, cyanosis
Section caesaria

Efek anestesi
Jalan masuk
kuman

Insisi abdomen
Terputusnya
jaringan
inkontinuitas

Post SC
Komplikasi
perdarahan

Adaptasi
fisiologi

Adaptasi
psikologi

Resiko infeksi
nyeri

Volume darah
menurun
Hb menurun

Usus menurun,
belum flatus
Mobilitas usus
menurun
konstipasi
E.

Estrogen &
progesteron
menurun

Oksigen &
nutrisi dlm
jaringan
menurun

Sekresi
prolaktin&oksi
tosin, produksi
ASI, kontraksi
sel mioepitel

Intoleransi
aktivitas

reflek
laktasi

Kurang
pengetahuan
Penatalaksanaan Medis dan keperawatan
ttg perawatan
Pada pasien pre-eklampsia berat harus segera diberipayudara
sedatif kuat
untuk mencegah timbulnya kejang. Apabila sesudah 12 24 jam bahaya akut
sudah diatasi, tindakan terbaik adalah adalah menghentikan kehamilan.
Sebagai pengobatan mencegah timbulnya kejang dapat diberikan magnesium
sulfat (MgSO4) 20 % dengan dosis 4 gr secara intra vena loading dose dalam
4 5 menit. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian magnesium sulfat
(MgSO4) 20 % dengan dosis 12 gr dalam 500 cc ringer laktat atau sekitar 14
tetes/ menit. Tambahan magnesium sulfat hanya boleh diberikan jika dieuresis
pasien baik, reflek patella positif dan frekuensi pernapasan lebih dari 16 kali/
menit. Obat ini memiliki efek menenangkan, menurunkan tekanan darah dan
meningkatkan dieuresis. Selain magnesium sulfat pasien PEB juga dapat
diberikan klorpromazin dengan dosis 50 mg secara IM atau diazepam 20 mg
secara IM.

F.

Komplikasi
Apabila pre-eklampsia tidak membaik dengan peneganan konservatif
dapat berkembang menjadi eklampsia.

Kurang
informasi
ttg
perawatan
post SC

G.

Asuhan Keperawatan pada ibu postpartum


1. Pengkajian bayi baru lahir
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:
a. Nyeri akut b.d agen cedera biologis (00132)
b. Resiko tinggi infeksi b.d prosedur infasif, pemeriksaan vagina
berulang dan atau ruptur membran amnion (00004)
c. Ansietas b.d krisis situasi, ancaman yang ditakutkan dari
kesejahteraan maternal (00146)
d. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan salah interpelasi informasi tentang
penyakit dan penatalaksanaannya (00126)
e. Gangguan pada eliminasi BAB kontipasi b.d penurunan peritaltik usus
(00011)
f. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan fisik (00092)
3. Tujuan dan kriteria hasil (NOC),DAN Intervensi (NIC)
NO
DX
1

Tujuan & kriteria hasil

Intervensi keperawatan

(NOC)
(NIC)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen
nyeri

(Pain

dalam 3 X 24 jam, masalah teratasi Management)


dengan kriteria hasil :

Kaji

PAIN LEVEL

durasi,karakteristik,

Berkurangnya lama episode nyeri (4)


Tanda vital dalam batas normal (4)
Ekspresi wajah relaks (4)

intensitas, factor pencetus)

PAIN CONTROL

nyeri

(lokasi,
frekuensi,

Observasi tanda non verbal


dari ketidaknyamanan
Monitor keefektifan tindakan

Mampu menggunakan terapi non-

mengontrol nyeri
farmakologik untuk mengatasi nyeri Kontrol faktor lingkungan

(4)
Melaporkan nyeri terkontrol (4)
Mampu

menggunakan

terapi

farmakologik dengan tepat (4)

yang dapat mempengaruhi


respon pasien
tehnik
nyeri Ajarkan

non

farmakologis kepada pasien


dan

keluarga

relaksasi,

distraksi,

guided

imagery,

hipnoterapy
Ajarkan pada pasien dan
keluarga tentang penggunaan
analgetik

dan

sampingnya
Anjurkan
pasien

efek
untuk

meningkatkan istirahat
VITAL SIGN MONITORING
2

Monitor TTV
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, INFECTION CONTROL :
masalah teratasi dengan kriteria hasil :

Bersihkan lingkungan
Batasi pengunjung
Cuci tangan sebelum dan

IMMUNE STATUS :
Menunjukkan perilaku hidup sehat
KNOWLEDGE

sesudah tindakan

INFECTION

keperawatan
Gunakan baju sarung tangan

CONTROL :
Menunjukkan

kemampuan

untuk

sebagai alat pelindung


Tingkatkan intake nutrisi

mencegah infeksi
RISK CONTROL :
3

Jumlah leukosit dalam batas normal


Setelah dilakukan asuhan keperawatan, ANXIETY REDUCTION :
masalah teratasi dengan kriteria hasil :

Gunakan

ANXIETY CONTROL :

menenangkan
Dorong
pasien

Vital sigs pada batas normal

pendekatan

yang
untuk

mengungkapkan pikiran dan

COPING :

perasaan
Perasaan takut atau cemas berkurang
Jelaskan semua prosedur
Postur tubuh,ekspresi wajah,bahasa
Temani pasen untuk keamanan
tubuh menunjukkan berkurangnya Dengarkan dengan penuh
kecemasan

perhatian.
Intruksikan

pasien

menggunakan tehnik relaksasi


Setelah dilakukan asuhan keperawatan, TEACHING
DISEASES

masalah teratasi dengan kriteria hasil :

PROCESS

KNOWLEDGE DISEASES PROCESS :

Berikan

Pasien

tingkat pengetahuan pasen


Jelaskan patofisiologi dari

dan

keluarga

menyatakan

pemahaman tentang penyakit


KNOWLEDGE HEALTH BEHAVIOUR
Pasien

dan

melaksanakan

keluarga

mampu

prosedur

dijelaskan dengan benar


Pasien
dan
keluarga
menjelaskan

kembali

mampu
apa

dijelaskan oleh perawat


Tujuan:

yang

tentang

penyakit
Gambarkan tanda dan gejala
yang

biasa

muncul

pada

penyakit
Gambarkan proses penyakit

dengan cara yang tepat


yang Hindari harapan yang kosong
Diskusikan pilihan terapi
Anjurkan klien untuk tidak

Pola eliminasi kembali normal.

menahan BAB
Berikan cairan per oral 6-8

Kriteria hasil:
Pasien

penilaian

mengungkapkan

BAB

lancar.

gelas per hari


Anjurkan mobilisasi sesuai
toleransi.
Kolaborasi pemberian obat
pencahar.
Kolaborasi

Tujuan:
Aktivitas kembali sesuai kemampuan
pasien.
Kriteria hasil:
Pasien bisa beraktivitas seperti biasa.

pemberian

tinggi serat.
Bantu
pasien

diit
dalam

memenuhi kebutuhan seharihari seminimal mungkin.


Beri posisi nyaman.
Bantu

pasien

dalam

ambulansi diri
Anjurkan menghemat energy
4. Evaluasi
1. Nyeri berkurang atau hilang
2. Infeksi maternal tidak terjadi

3.
4.
5.
6.

Ansietas pada ibu teratasi


Ibu paham dengan kondisi yang dideritanya saat ini
Pola eliminasi kembali normal
Aktifitas kembali sesuai kemampuan pasen
DAFTAR PUSTAKA

Saifudin , Abdul bari . 2002 . Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal. Jakarta : yayasan bina pustaka.
Sastrawinata , sulaiman . 2003 . Ilmu kesehatan reproduksi , obstetri patologi edisi
2 . Jakarta : EGC
Mitayati . 2009 . Asuhan keperawatan maternitas : Jakarta : Salemba medika
Wikujosastro , H . 2002 . Ilmu kebidanan . Jakarta : yayasan bina pustaka
Wilkison , judith . 2006 . Diagnosa keperawatan dengan intervensi HIC dan
kriteria hasil NOC . Jakarta : EGC

ASUHAN KEPERAWATAN
POST SECTIO CESAREA ATAS INDIKASI KETUBAN PECAH
DINI (KPD)
MK.KEPERAWATAN MATERNITAS

Disusun oleh:
EDI SUMARJOKO
NIM :SN142011

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

Anda mungkin juga menyukai