Anda di halaman 1dari 7

BAB NILAI TAMBAH

PEMBAHASAN
ANALISIS NILAI TAMBAH ( ADDED VALUE ) AGROINDUSTRI
OLAHAN
A. URAIAN MATERI
Nilai tambah didefinisikan sebagai pertambahan nilai yang terjadi pada
suatu komoditas karena komoditas tersebut mengalami proses pengolahan
lebih lanjut dalam suatu proses produksi. Konsep nilai tambah adalah status
pengembangan nilai yang terjadi karena adanya input fungsional yang
dilakukan pada status komoditas. Input fungsional adalah perlakuan dan jasa
yang menyebabkan pertambahannya kegunaan dan nilai komoditas selama
mengikuti arus komoditas pertanian. (harjanto,1993). Input fungsional dapat
berupa mengubah bentuk ( from utility ), menyimpan (time utility), dan
maupun melalui proses pemindahan tempat dan kepemilikan
Menurut suharjo (1987) dalam apriyadi (2003), proses pengolahan yang
baik akan menghasilkan nilai tambah yang besar. Ada dua cara untuk
menghitung nilai tambah yaitu nilai tambah untuk pengolahan dan nilai
tambah untuk pemasaran. Dalam penelitian ini hanya dibatasi pada
perhitungan nilai tambah untuk pengolahan yang dikategorikan menjadi dua
yaitu factor teknis dan factor pasar. Faktor teknis yang mempengaruhi adalah
kapasitas produsi, jumlah bahan baku yang digunakan dan tenaga kerja.
Sedangkan factor pasar yang berpengaruh adalah harga output, upah kerja,
harga bahan baku dan nilai input lain (selain bahan bakar untuk pemasaran
dan tenaga kerja). Dengan demikian, dirumuskan untuk sebagai berikut :
Nilai tambah = f ( K,B,T,U,H,h,L)
Keterangan :
K : Kapasitas produksi
B : bahan baku yang digunakan
T : tenaga kerja yang diperlukan
U : upah kerja
H : Harga output
h : harga bahan baku
L : Nilai input lain (semua korbanan yang terjadi selama proses perlakuan
untuk menambah nilai)

Besarnya nilai tambah karena proses pengolahan didapatkan dari


pengurangan biaya bahan baku dan input lainnya terhadap nilai produk yang
dihasilkan, tidak termasuk tenaga kerja. Dengan kata lain nilai tambah
menggambarkan imbalan bagi tenaga kerja, modal dan manajemen sehingga
dapat diketahui nilai imbalan terhadap balas jasa dari factor factor produksi
yang digunakan dan besarnya kesempatan kerja yang ditambahkan karena
adanya kegiatan menambahn kegunaan. Untuk lebih jelasnya, konsep nilai
tambah dapat dilhat pada kolom berikut :
Keuntungan pengolahan
( imbalan bagi modal dan manajemen )
Imbalan bagi tenaga kerja
Input lainnya
Bahan baku
Nilai tambah agroindustry dipengaruhi oleh kemampuan pengolahan
menjual output agroindustry (harga output / unit). Ketersediaan bahan baku
(harga bahan baku) dan struktur pasar input agroindustry (harga input
lainnya). Sedangkan distribusi nilai tambah nerhubungan dengan teknologi
yang diterapkan, kualitas tenaga kerja yang diterapkan berupa keahlian dan
keterampilan serta kualitas bahan baku. Penerapan teknologi yang canggih
yang cenderung padat karya akan memberikan proporsi bagian tenaga kerja
yang lebih besar daripada proporsi bagian keuntungan pengusaha, sedangkan
apabila yang diterapkan adalah teknologi pada modal maka besarnya proporsi
bagian pengusaha lebih besar daripada proporsi bagian tenaga kerja
(sudiyono, 2002). Besarnya nilai tambah dapan digunakan sebagai parameter
untuk pengembangan suatu agroindustry. Apabila produk mempunyai niai
tambah nilai yang besar, maka produk tersebut layak untuk dikembangkan.
Selain itu juga dapat memberikan keuntungan bagi pengusaha serta
memeberikan lapangan kerja baru.
TUGAS PRAKTIKUM 7. ADDED VALUE
PERHITUNGAN ( Dengan alat bantu table ), intepretasikan hasilnya dan
melakukan review, pada point di bawah ini pada prosedur perhitungan nilai
tambah dalam metode hayami.

1.

1. Analisis nilai tambah pada produk ( olahan ) agribisnis


Variable
Notasi
Output, input harga
Output atau total produksi (unit/proses produksi
Rp. 100.000

2.

Input bahan baku (Kg/proses produksi)

Rp. 15.000

3.

Input tenaga kerja (HOK/proses produksi)

Rp. 8.000

4.

Faktor konversi

6,6

5.

Keofisien tenaga kerja

0,53

6.

Harga produk (Rp/unit)

Rp. 2000

7.

Upah rata rata tenaga kerja per HOK (Rp)

Rp. 4000

8.

Pendapatan dan keuntungan


Harga input bahan baku (Rp/Kg)

Rp. 3000

9.

Sumbangan input lain (Rp/Kg)

Rp. 5000

No

10. Nilai produk

Rp. 13.200

11.

Rp. 5200
0,39 %

a. Nilai tambah
b. Rasio nilai tambah ( % )

12.

a. Pendapatan tenaga kerja


b. Bagian tenaga kerja (dari nilai tambah)
c. Bagian tenaga kerja (dari nilai produk)
13.
a. Keuntungan
b. Tingkat keuntungan (dari nilai tambah)
c. Tingkat keuntungan (dari nilai produk)
Balas jasa untuk factor produksi
14. Marjin
a. Pendapatan tenaga kerja
b. Sumbangan input lain
c. Keuntungan perusahaan
Sumber : hayami dalam apriyadi, 2003

Rp. 2.020
0,40 %
0,16 %
Rp. 3.080
0,59 %
0,23 %
Rp. 10.200
0,20 %
0,49 %
0,30 %

Intepretasikan

2. Distribusi nilai tambah bagi pendapatan, tenaga kerja serta


keuntungan pada produk

Nilai tambah
Nilai produk

Rp. 5200

Rp. 2000

Bahan baku
Rp. 3000
Input lain
Rp. 5000

Pendapatan TK
Rp. 4.800/HOK
Keuntungan
Rp. 3080/unit
308.000.000/produks
i
Intepretasikan

DAFTAR PUSTAKA
Hasil observasi lapangan ke PT.SINAR SOSRO No.325 Jalan Soekarno Hatta
Bandung,Jawa Barat.
Bersumber dari http://www.sosro.com/profil-perusahaan.php ( Diakses pada
tanggal 21 juni 2011)
Bersumber dari http://www.sosro.com/ (Diakses pada tanggal 21 juni 2011)
Hayami dalam apriyadi. 2003. Perhitungan Nilai tambah

PRAKTIKUM MANEJEMEN AGRIBISNIS


ANALISIS NILAI TAMBAH ( ADDED VALUE )
AGROINDUSTRI OLAHAN

Oleh Kelompok 5:
Farika Hani

145040100111013

Aulya Nada Ayu L.

145040100111044

Dianti Putri Meliala

145040101111013

Moch. Arif Indrawan

145040101111118

PRODI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

Anda mungkin juga menyukai