Anda di halaman 1dari 3

Hasil dari dibentuknya UKI di Kementerian Keuangan.

1. Pengawas Internal Mendukung Good Governance


SDM sebagai penggerak utama suatu organisasi dapat melakukan
aktivitasnya secara optimal jika dikelola secara benar sesuai karakter
organisasi. Organisasi di Indonesia khususnya birokrasi, saat ini sangat
membutuhkan keseriusan dalam melakukan pengendalian (control).
Pengalaman menunjukkan bahwa salah satu kunci keberhasilan
organisasi privat adalah adanya control yang optimal terhadap kinerjanya.
Seiring dengan tuntutan masyarakat akan tata kelola pemerintahan yang
baik, organisasi pemerintahan diharapkan mampu meningkatkan kinerja
layanannya kepada publik melalui perbaikan sistem dan mekanisme
prosedur yang diterapkan. Unit kepatuhan internal hadir sebagai bagian dari
komitmen manajemen. untuk memahami lebih baik tata kelola pemerintahan
yang baik adalah dengan cara memahami prinsip-prinsip di dalamnya.
Prinsip-prinsip Tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) antara
lain
Pertama, keterbukaan memang sangat diperlukan untuk meyakinkan
bahwa stakeholders memiliki
keyakinan
dalam
proses
pengambilan
keputusan dan tindakan terhadap institusi pemerintah dan terhadap
pengelolaan kegiatan oleh instansi pemerintah tersebut. Iklim keterbukaan
yang diciptakan melalui proses komunikasi yang jelas, akurat, dan efektif
dengan pihak stakeholders dapat membantu proses pelaksanaan suatu
kegiatan secara tepat waktu dan efektif.
Kedua, integritas mencakup dua hal pokok yaitu kejujuran dan
kelengkapan informasi yang disampaikan kepada masyarakat terhadap
pengelolaan sumber daya, dana, dan urusan publik. Dalam organisasi,
integritas ini tercermin pada prosedur pengambilan keputusan dan kualitas
pelaporan keuangan dan kinerja yang dihasilkan dalam suatu periode
tertentu.
Ketiga, akuntabilitas yang merupakan bentuk pertanggungjawaban
setiap individu maupun secara organisatoris pada institusi publik kepada
pihak-pihak luar yang berkepentingan atas pengelolaan sumber daya, dana,
dan seluruh unsur kinerja yang diamanatkan kepada mereka.
2. Terungkapnya beberapa kasus korupsi atas kerjasama UKI dan instansi
Penegak hukum.
Beberapa kasus korupsi yang berhasil dibongkar antara lain berasal dari
informasi yang diperoleh UKI yang kemudian dilaporkan kepada instansi
pengegak hukum. Contoh kasus tersebut adalah penangkapan Kepala KPP

Bogor yang telah terbukti menerima suap dari seorang pengusaha terkait
restitusi pajak, penangkapan seorang fungsional pemeriksa pajak PR yang
akan memeras pengusaha otomotif dan kasus-kasus lainnya.
3. Perbaikan administrasi dan pelayanan, yaitu melalui evaluasi
capaian janji layanan dan indikator kinerja utama setiap unit
Eselon I Kementerian Keuangan.
Dengan hadirnya UKI, kementerian keuangan dari tahun ke
tahun selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas layanannya
seperti penerbitan SP2D maksimal 1 jam, penerbitan surat
persetujuan penjualan BMN non tanah dan bangunan maksimal 7
hari kerja, dan berbagai kemudahan lainya.
4. Peningkatan tugas pengawasan.
UKI cukup berperan dalam membantu unit pengawasan. UKI
secara preventif melakukan pendekatan sosialisasi, pembinaan dan
konsultasi kepada internal pegawai maupun pihak eksternal.
5. UKI menjadi wadah baru bagi stakeholders untuk melakukan
pengaduan.
Sebelum dibentuknya UKI, stakeholder mengalami kebingungan
jika ingin melaporkan setiap keluhan atas pelayanan Kementerian
Keuangan maupun jika ingin menyampaikan informasi yang bersifat
rahasia. Saat ini masing-masing eselon I di Kementerian Keuangan
memiliki sarana pengaduan baik melalui email, nomor telepon
maupun faksimili.
6. Muncul budaya baru dalam organisasi berupa penerapan
perencanaan dan target kerja, evaluasi kinerja, dan percontohan
serta kampanye anti KKN.
Setiap tahun seluruh pegawai kementerian keuangan harus
melakukan kontrak kinerja, serta hasil evaluasi kinerja tersebut
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mendapatkan
tunjangan kinerja tahunan. Untuk mendukung kualitas pelayanan
prima,
Kementerian
keuangan
juga
mencanangkan
kantor
pelayanan percontohan.
7. Peningkatan kedisiplinan pegawai, terutama pemenuhan
ketentuan jam kerja.
Dengan adanya UKI, kedisiplinan pegawaipun semakin meningkat.
Kehadiran pada saat jam kantor akan dipantau secara terus menerus
oleh UKI. Jika pegawai akan meninggalkan kantor, maka harus
mendapat izin tertulis dari atasan langsung. Pemakaian seragam,
sepatu dan kartu tanda pengenal juga dipantau oleh UKI.
8. Meningkatnya reputasi organisasi dan kepercayaan para

pemangku kepentingan.
Dengan semakin baiknya pelayanan yang diterima oleh
stakeholder, otomatis kepuasan dan kepercayaan stakeholder akan
meningkat, yang pada gilirannya akan meningkatkan nama baik
kementerian keuangan di mata masyarakat.

Referensi
Pakpahan , Dino Marganda. 2014. Setahun Sudah Seksi Kepatuhan Internal
di KPKNL https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/detail/setahun-sudahseksi-kepatuhan-internal-kpknl diakses 2 Juni 2015
Yudianto, Mohammad Eko Agus. 2012. Unit Pengawas Internal di Lingkungan
DJKN
http://ekolumajang.com/2012/11/09/unit-pengawas-internal-dilingkungan-djkn/ diakses 2 Juni 2015
- . 2011. Menilik Praktik Kepatuhan Internal di Lingkungan Kementerian Keuangan
Laporan utama pada Majalah Auditoria Inspektorat Jenderal Kementerian
Keuangan: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai