Anda di halaman 1dari 21

CASE REPORT ORCHITIS

Oleh :
dr Alfiane Indri Kaunang

Pembimbing :
dr. Sherly Tandililing, SpB

Pendamping :

dr. Safri Tegema

dr. Kirana Mokoagow

PROGRAM DOKTER INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RSUD KOTA KOTAMOBAGU
SULAWESI UTARA
MARET 2015- NOVEMBER 2015

LAPORAN KASUS
I.IDENTITAS
Nama
Jenis kelamin
Usia
Alamat
Pekerjaan
Suku
Agama
Status Perkawinan

: Tn SL
: Laki-laki
: 56 tahun
: Bongkudai
: PNS
: Mongondow
: Islam
: Menikah

II.ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 7 Mei 2015.
Keluhan Utama:
Nyeri pada buah zakar sejak 5 hari SMRS
Keluhan Tambahan :
Benjolan pada buah zakar kiri dan kanan 5 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien laki-laki berumur 56 tahun datang ke UGD RSUD KK dengan keluhan nyeri pada
buah zakar 5 hari SMRS. Nyeri baru pertama kali dan dirasakan hilang timbul dan hanya timbul
saat pasien beraktivitas.. Pasien juga mengeluh benjolan pada buah zakar kiri dan kanan 5 hari
SMRS. Benjolan hanya pada dua sisi dirasakan kecil pada saat pertama kali ditemukan dan
bertambah besar setiap hari. Pasien menyangkal adanya riwayat mual muntah. BAK pasien
normal kira-kira 5 kali sehari dan tidak disertai nyeri. Pasien juga mengeluh demam summer
summer .OS pernah melakukan suntikan pada bagian penis sebelumnya kira-kira 5 tahun yang
lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Keluhan serupa (-), Infeksi saluran kemih (-) Operasi (-), Alergi (-), penyakit jantung (-),
penyakit paru (-), riwayat kuning (-), DM (-), hipertensi (-). Riwayat keluar benjolan dilipatan
paha (+) 2 tahun yang lalu dan dapat masuk sendiri.
Riwayat Penyakit Keluarga:
2

Keluhan serupa pada keluarga (-), alergi (-), penyakit jantung (-), penyakit paru (-), riwayat
kuning (-), DM (-), hipertensi (-).
Riwayat Sosial:
Pasien tidak mengkonsumsi alkohol, merokok, pasien jarang berolaraga.

III.PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran
Keadaan umum
Gizi
TB
BB
Tekanan darah
Nadi
Pernapasan
Suhu

: Compos mentis
: Tampak sakit sedang
: Kesan gizi baik
: 165 cm
: 65 kg
: 110/80 mmHg
: 72x/menit, regular
: 20x/menit, teratur, abdominotorakal
: 36.8 C

Status Generalis
Kepala
: Normocephali
Mata
: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/THT
: Liang telinga lapang, serumen -/-, deviasi septum nasal (-), sekret
Leher
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

uvula di tengah, arkus faring simetris, faring hiperemis (-), tonsil T1/T1
: KGB tidak teraba, JVP 5-2 cm H2O
: Ictus cordis terlihat
: ictus cordis teraba
: batas jantung normal
:BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
: simetris dalam keadaan statis dan dinamis
: vokal fremitus simetris pada kedua hemitoraks
: sonor pada kedua lapang paru
: suara nafas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/: cembung
: lemas, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
: timpani
: bising usus (+) normal., bruit (-).
3

hidung -/-,

Ekstremitas
Atas
: akral hangat +/+, edema -/Bawah
: akral hangat +/+, edema -/Status Urologi
1. Status lokalis : Regio Lumbal
Nyeri ketok CVA -/-, Ballotement -/2. Status lokalis : Regio Supra pubic
Inspeksi : tidak terlihat penuh
Palpasi : nyeri tekan (-)
3. Status lokalis : Regio genitalia eksterna
Inspeksi : OUE tidak menyempit, hiperemis (-), sekret (-),terlihat pembesaran pada
scrotum kiri dan kanan, merah (+)
Palpasi : Teraba bengkak pada scrotum kiri dan kanan,Nyeri tekan (+), Phren test
(+),Refleks kremaster (+),Tes transluminasi (-)

IV.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hematologi ( tanggal 7/5/2015)
Pemeriksaan
Leukosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
Granulosit

Hasil
9,1 103/mm3
13,3 103/mm3
39.5 %
229 103/mm3
76,6 H %

Nilai Normal
3,5 10,0
11,0 16,5
35,0 50,0
150 390
43,0-76,0

V.RESUME

Seorang laki-laki 56 tahun datang dengan nyeri pada buah zakar.Pertama kali , hilang timbul dan
timbul saat pasien beraktivitas.. Pasien juga mengeluh benjolan pada buah zakar sejak 5 hari
SMRS,dua sisi, kecil pada saat pertama kali ditemukan dan bertambah besar setiap hari. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah: 110/60 mmHg, nadi : 72 x/menit, suhu : 36,8oC,
pernafasan :20 x/menit. Status lokalis regio supra pubic:tidak terlihat penuh. nyeri tekan(- )Status
lokalis regio genitalia eksterna OUE tidak menyempit, hiperemis (-), sekret (-),terlihat
pembesaran pada scrotum kiri dan kanan, merah (+) Dari hasil Laboratorium dalam batas
normal.
VI.DIAGNOSA BANDING
Orchitis
Torsio testis
Epididimitis
VII.DIAGNOSIS KERJA

Orchitis

VIII.TATALAKSANA
Non-medikamentosa
Rawat inap
Bed rest
Medikamentosa

IVFD RL 20 gtt/m cc + inj antrain /8jam


Cefotaxim 1gr inj/ 12 jam
Ranitidin inj /12 jam

IX. PROGNOSIS

Ad Vitam:Dubia ad bonam
Ad Sanationam:Dubia ad malam
Ad Functionam :Dubia ad bonam

FOLLOW UP
( 7 Mei 2015)
Subjektif
Nyeri dirasakan semakin berkurang. Benjolan masi bengkak . Demam disangkal pasien
6

Objektif
Kesadaran
Keadaan umum
Tekanan darah
Nadi
Pernapasan
Suhu

: Compos mentis
: Tampak sakit sedang
: 120/80 mmHg
: 64x/menit, regular
: 18x/menit, teratur, abdominotorakal
:36.3C

Status Urologi
1. Status lokalis : Regio Lumbal
Nyeri ketok CVA -/-, Ballotement -/2. Status lokalis : Regio Supra pubic
Inspeksi : tidak terlihat penuh
Palpasi : nyeri tekan (-)
3. Status lokalis : Regio genitalia eksterna
Inspeksi : Tampak benjolan pada scrotum kiri dan kanan, merah (+)
Palpasi : Teraba benjolan pada scrotumkiri dan kanan, nyeri tekan (+) phren test (+)
Assesment
Orchitis Perawatan hari ke-2 dengan perbaikan klinis
Planing
Medikamentosa :

IVFD RL 20gtt/mR
Inj Cefotaxime 1 gr/ 12 jam
Ranitidin inj / 12 jam
Antrain inj / 12 jam

( 8 Mei 2015)
Subjektif
Nyeri dirasakan semakin berkurang. Bengkak (-) .
Objektif
Kesadaran
Keadaan umum
Tekanan darah
Nadi
Pernapasan
Suhu

: Compos mentis
: sedang
: 110/70 mmHg
: 72x/menit, regular
: 22x/menit, teratur, abdominotorakal
:36.4C

Status Urologi
7

4. Status lokalis : Regio Lumbal


Nyeri ketok CVA -/-, Ballotement -/5. Status lokalis : Regio Supra pubic
Inspeksi : tidak terlihat penuh
Palpasi : nyeri tekan (-)
6. Status lokalis : Regio genitalia eksterna
Inspeksi : Tidak tampak benjolan pada scrotum kiri dan kanan, merah (-)
Palpasi : tidak teraba benjolan pada scrotum kiri kanan, nyeri tekan (-) phren test (-)
Assesment
Orchitis Perawatan hari ke-3 dengan perbaikan klinis
Planing
Medikamentosa :

Aff Infus
Cefixime 2x100 mg
Ranitidin tab 2x1
Tramadol 2x1
Rencana Rawat jalan
DISKUSI KASUS

ANALISA KASUS
1. DASAR DIAGNOSA
Pada Kasus ini pasien di diagnosa orchitis dengan dasar :
Identitas Pasien
Pasien adalah Pasien adalah lelaki. Secara anatomi, testis hanya dimiliki oleh
lelaki. Usia pasien 56 tahun. Menurut literatur, kebanyakan kasus orchitis terjadi
pada lelaki yang aktif secara sesual dan berumur lebih dari 45 tahun dan
menjalani suntikan pada organ genital.
Anamnesis
Dikeluhkan nyeri pada daerah skrotum, . Nyeri dirasakan hilang timbul dan hanya
timbul saat pasien beraktivitas. Dikeluhkan juga benjolan di daerah skrotum yang
semakin membesar. Pasien juga mengeluh ada riwayat demam summer-summer
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan status lokalis regio genitalia eksterna ditemukan pada inspeksi
pembengkakan di daerah scrotum. Bengkak yang ditemukan terlihat merah. Pada
8

palpasi bengkak teraba keras disertai nyeri saat scrotum ditekan. Pada tes
transluminasi didapatkan hasilnya negative ,tes Phren positif Dan refleks
kremaster positif. Penemuan ini sesuai dengan gambaran klinis orchitis.
Pemeriksaan Penunujang
Dilakukan USG Scrotum.Menurut literatur pemeriksaan dengan menggunakan
ultrasonografi

merupakan

pemeriksaan

dengan

sensitifitas

tinggi

untuk

menyingkirkan diagnosa torsio testis dan dapat digunakan untuk melihat inflamasi
pada testis maupun epididimis.pada Kasus ini belum di lakukan USG Scrotum.
Dasar Penatalaksanaan
Bed Rest
Pemberian Analgetik
Pada OS diberikan sefotaksim 2x 1 gr golongan Sefalosporin dengan spektrum
luas, aktivitas gram-negatif; efikasi lebih rendah terhadap organisme grampositif. Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat satu atau lebih
penicillin-binding proteins.

BAB I
PENDAHULUAN
Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis sekunder terhadap infeksi. Sebagian
besar kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong , namun virus lain dan bakteri dapat
menyebabkan orchitis.
Insidensi orchitis umumnya ditemukan pada pria prepubertas terutama pasien yang
mengalami penyakit gondong. Bakteri yang dapat menyebabkan orchitis antara lain Neisseria
gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae , Pseudomonas
aeruginosa , Staphylococcus, Streptococcus, bakteri tersebut biasanya menyebar dari
epididimitis terkait dalam seksual pria aktif atau laki-laki dengan BPH
Untuk menegakkan diagnosis orchitis diperlukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
baik. Pemeriksaan penunjang tidak terlalu membantu untuk menegakkan diagnosis orchitis. USG
dapat membantu menyingkirkan diagnosis lain nya seperti torsio testis.
Penatalaksanaan dari orchitis terutama bersifat suportif karena biasanya sebagian besar
pasien orchitis akan sembuh spontan dalam 3- 10 hari, kecuali bila penyebabnya bakteri, perlu
diberikan antibiotik.

10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI DAN FISIOLOGI TESTIS
Testis merupakan organ kelamin pria, terletak dalam scrotum. Testis akan turun sekitar
umur janin 7 bulan menuju scrotum melalui canalis inguinalis dibawah pengaruh hormon
testosterone dari testis. Testis sinistra biasanya terletak lebih rendah daripada testis dextra.
Masing-masing testis dikelilingi capsula fibrosa yang kuat, disebut tunica albuginea. Dari
permukaan dalam capsula terbentang banyak septa fibrosa yang membagi bagian dalam testis
menjadi lobulus-lobulus testis. Di dalam setiap lobulus terdapat 1-3 tubuli seminiferi yang
berkelok-kelok. Tubuli seminiferi bermuara ke rete testis, ductuli efferentes, dan epididimis
Pengaturan suhu testis di dalam scrotum dilakukan oleh kontraksi musculus dartos dan
cremaster yang apabila berkontraksi akan mengangkat testis mendekat ke tubuh. Bila suhu testis
akan diturunkan, otot cremaster akan berelaksasi dan testis akan menjauhi tubuh. Temperatur
testis dalam scrotum selalu dipertahankan dibawah temperatur suhu tubuh 2-3 oC untuk
kelangsungan spermatogenesis. Molekul besar tidak dapat menembus ke lumen (bagian dalam
tubulus) melalui darah, karena adanya ikatan yang kuat antar sel Sertoli yang disebut sawar
darah testis. Fungsi dari sawar darah testis adalah untuk mencegah reaksi auto-imun. Tubuh
dapat membuat antibodi melawan spermanya sendiri, maka hal ini dicegah dengan sawar.

11

Selama masa pubertas, testis berkembang untuk memulai spermatogenesis..Testis berperan


pada sistem reproduksi dan sistem endokrin.
Fungsi testis:

Spermatogenesis terjadi dalam tubulus seminiferus, diatur FSH

Sekresi testosterone oleh sel Leydig, diatur oleh LH.

12

Dinding scrotum terdiri dari :


1. Cutis
2. Fascia superficialis
3. Musculus dartos
4. Fascia spermatica externa
5. Fascia cremasterica
6. Fascia spermatica interna
7. Tunica vaginalis

ORCHITIS
DEFINISI
13

Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis terhadap infeksi. Sebagian besar kasus
berhubungan dengan infeksi virus gondong , namun, virus lain dan bakteri dapat menyebabkan
orchitis.

ETIOLOGI

Virus: orchitis gondong (mumps) paling umum. Infeksi Coxsackievirus tipe A, varicella,
dan echoviral jarang terjadi.

Infeksi bakteri dan pyogenik: E. coli, Klebsiella, Pseudomonas, Staphylococcus, dan


Streptococcus

Granulomatous: T. pallidum, Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leprae,


Actinomycetes

Trauma sekitar testis

Virus lain meliputi coxsackievirus , varicella , dan echovirus .

Beberapa laporan kasus telah dijelaskan imunisasi gondong, campak, dan rubella (MMR)
dapat ,enyebabkan orchitis

Bakteri penyebab biasanya menyebar dari epididimitis terkait dalam seksual pria aktif
atau laki-laki dengan BPH; bakteri termasuk Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia
trachomatis, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae , Pseudomonas aeruginosa ,
Staphylococcus, Streptococcus

Idiopatik

EPIDEMIOLOGI

Kejadian diperkirakan 1 diantara 1.000 laki-laki

Dalam orchitis gondong, 4 dari 5 kasus terjadi pada laki-laki prepubertal (lebih muda dari
10 tahun).

Dalam orchitis bakteri, sebagian besar kasus berhubungan dengan epididimitis


(epididymo-orchitis), dan mereka terjadi pada laki-laki yang aktif secara seksual lebih tua
dari 15 tahun atau pada pria lebih tua dari 50 tahun dengan hipertrofi prostat jinak (BPH).
14

Terjadi di atas 45 tahun dan mengalami operasi pada daerah genital.

Di Amerika Serikat sekitar 20% dari pasien prepubertal dengan gondong berkembang
orchitis. Kondisi ini jarang terjadi pada laki-laki postpubertal dengan gondong.

FAKTOR RISIKO

Instrumentasi dan pemasangan kateter merupakan faktor risiko yang umum untuk
epididymis akut. Urethritis atau prostatitis juga bisa menjadi faktor risiko.

Refluks urin terinfeksi dari urethra prostatik ke epididymis melalui saluran sperma dan
vas deferens bisa dipicu melalaui Valsalva atau pendesakan kuat.

PATOFISIOLOGI

Hippocrates pertama kali melaporkan orchitis pada abad ke-5 SM. Radang pada testis dapat
disebabkan oleh berbagai virus ataupun bakteri. Hal ini akan menimbulkan proses inflamasi pada
testis yang meliputi kalor, rubor, dolor, tumor, dan function laesa.
DIAGNOSIS
Anamnesis

Orchitis ditandai dengan nyeri testis dan pembengkakan.

Nyeri berkisar dari ketidaknyamanan ringan sampai nyeri yang hebat.

Kelelahan / mialgia

Kadang-kadang pasien sebelumnya mengeluh gondongan

Demam dan menggigil

Mual

Sakit kepala
15

Pemeriksaan Fisik
o Pembesaran testis dan skrotum
o Erythematous kulit skrotum dan lebih hangat.
o Pembengkakan KGB inguinal
o Pembesaran epididimis yang terkait dengan epididymo-orchitis

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis orchitis lebih dapat ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan darah tidak dapat membantu menegakkan diagnosis orchitis.

USG dapat digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan torsio testis.

DIAGNOSIS DIFFERENSIAL

Epididimitis

Hernia scrotalis

Torsio testis: kemungkinan besar jika nyeri memiliki onset tiba-tiba dan parah. Lebih
umum pada pria di bawah 20 tahun (tetapi bisa terjadi pada usia berapapun).
Membedakan torsi testikular ini dalam diagnosis sangat penting dari segi bedah.

Tumor testis

16

Hydrocele

PENATALAKSANAAN

Pengobatan suportif: Bed rest, analgetik, elevasi skrotum. Yang paling penting adalah
membedakan orchitis dengan torsio testis karena gejala klinisnya hampir mirip. Tidak ada obat
yang

diindikasikan

untuk

pengobatan

orchitis

karena

virus.

Pada pasien dengan kecurigaan bakteri, dimana penderita aktif secara seksual, dapat
diberikan antibiotik untuk menular seksual (terutama gonore dan klamidia) dengan ceftriaxone,
doksisiklin, atau azitromisin. Antibiotik golongan Fluoroquinolon tidak lagi direkomendasikan
oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) untuk pengobatan gonorrhea karena
sudah resisten.
Contoh antibiotik:
1.Ceftriaxone
Sefalosporin generasi ketiga dengan spektrum luas, aktivitas gram-negatif; efikasi lebih rendah
terhadap organisme gram-positif. Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat satu
atau

lebih

penicillin-binding

proteins.

Dewasa

IM 125-250 mg sekali, anak : 25-50 mg / kg / hari IV; tidak melebihi 125 mg / d


3.Azitromisin
Mengobati infeksi ringan sampai sedang yang disebabkan oleh strain rentan mikroorganisme.
Diindikasikan untuk klamidia dan infeksi gonorrheal pada saluran kelamin. Dewasa 1 g sekali
untuk infeksi klamidia, 2 g sekali untuk infeksi klamidia dan gonokokus. Anak: 10 mg / kg PO
sekali, tidak melebihi 250 mg / hari

5.Ciprofloxacin
Fluorokuinolon dengan aktivitas terhadap pseudomonas, streptococci, MRSA, S epidermidis,
dan gram negatif sebagian besar organisme, namun tidak ada aktivitas terhadap anaerob.

17

Menghambat sintesis DNA bakteri dan akibatnya pertumbuhan bakteri terhambat. Dewasa tab
500 mg PO selama 14 hari. Anak tidak dianjurkan
KOMPLIKASI

Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat atrofi testis.

Gangguan kesuburan dilaporkan 7-13%.

Kemandulan jarang dalam kasus-kasus orchitis unilateral.

Hidrokel communican atau pyocele mungkin memerlukan drainase bedah untuk mengurangi
tekanan dari tunika.

Abscess scrotalis

Infark testis

Rekurensi

Epididymitis kronis

Impotensi tidak umum setelah epididymitis akut, walaupun kejadian sebenarnya yang
didokumentsikan tidak diketahui. Gangguan dalam kualitas sperma biasanya hanya sementara.

Yang lebih penting adalah azoospermia yang jauh lebih tidak umum, yang disebabkan oleh
gangguan saluran epididymal yang diamati pada laki-laki penderita epididymitis yang tidak
diobati dan yang diobati tidak tepat. Kejadian kondisi ini masih belum diketahui.

PROGNOSIS
Sebagian besar kasus orchitis karena mumps menghilang secara spontan dalam 3-10 hari.
Dengan pemberian antibiotik yang sesuai, sebagian besar kasus orchitis bakteri dapat sembuh
tanpa komplikasi.

18

BAB III
KESIMPULAN

Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis terhadap infeksi. Sebagian besar
kasus berhubungan dengan infeksi virus gondong , namun, virus lain dan bakteri dapat
menyebabkan orchitis.
Etiologi orchitis Virus: orchitis gondong (mumps) paling umum. Infeksi bakteri dan
pyogenik: E. coli, Klebsiella, Pseudomonas, Staphylococcus, dan Streptococcus. Granulomatous:
T. pallidum, Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leprae, Actinomycetes, trauma, virus
lain meliputi coxsackievirus , varicella , dan echovirus .
Insidensi orchitis karena gondong, 4 dari 5 kasus terjadi pada laki-laki prepubertal (lebih
muda dari 10 tahun). Dalam orchitis bakteri, sebagian besar kasus berhubungan dengan
epididimitis (epididymo-orchitis), dan mereka terjadi pada laki-laki yang aktif secara seksual
19

lebih tua dari 15 tahun atau pada pria lebih tua dari 50 tahun dengan hipertrofi prostat jinak
(BPH). Dan lebih dari 45 tahun serta pernah melakukan tindakan operasi pada daerah genital.
Gejala klinis: nyeri dan pembengkakan testis. Kelelahan, demam dan menggigil , mual,
sakit kepala Pada pemeriksaan fisik tampak pembesaran testis dan skrotum, lebih hangat, kadang
pembesaran KGB inguinal.
Penatalaksanaan meliputi terapi supportif dan antibiotika yang sesuai jika penyebabnya
bakteri.
Komplikasi: sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat
atrofi testis, gangguan kesuburan dilaporkan pada tingkat 7-13%, kemandulan jarang dalam
kasus-kasus orchitis unilateral, abscess scrotal , infark testis, rekurensi
Prognosis sebagian besar baik, jika penyebabnya virus, dapat hilang 3 -10 hari, jika
penyebabnya bakteri dengan pemberian antibiotik dapat sembuh tanpa komplikasi.

DAFTAR PUSTAKA

R. Sjamsuhidajat. Jong, W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Snell, R. A. 2000. Anatomi Klinik. Edisi 6. Jakarta : EGC.

Benninghoff. 2003. Testis Gross Anatomy. http://www.urology-textbook.com/testisanatomy.html. 2 December 2010

Mark,

B.

2010.

Orchitis-

Department

of

http://emedicine.medscape.com/article/777456. 2 December 2010


20

Emergency

Medicine.

21

Anda mungkin juga menyukai