Anda di halaman 1dari 4

DESKRIPSI USULAN JUDUL TUGAS AKHIR

TAMAN PINTAR BUDAYA MINAHASA DI WOLOAN


MERLYN CHRISTA PELEALU
090 212 046

I.

PROSPEK DAN FISIBILITAS


A. PROSPEK
Sulawesi Utara terdiri dari berbagai sub etnik. Salah satunya sub etnik
Minahasa yang memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang masih
melekat erat pada masyarakat Minahasa secara keseluruhan. Kota Tomohon
yang adalah bagian dari Sub Etnis Minahasa, memiliki potensi pengembangan
budaya yang tinggi. Adanya wadah untuk pengembangan budaya Minahasa
dalam kegiatan kesenian, pendidikan, pemasaran serta informasi di Kota ini
sangatlah penting. Objek dapat menjadi salah satu pusat orientasi kegiatan seni
dan budaya Minahasa, serta mampu membantu dan memacu perkembangan
pariwisata dan perekonomian daerah. Objek ini dirancancang agar pengguna
merasa nyaman dan aman melalui view yang dihadirkan dalam taman, pola
sirkulasi taman yang mudah dijangkau dan mampu memperoleh keuntungan
profit bagi pemilik maupun pengguna dalam hal kepuasaan saat berkunjung.

B. FISIBILITAS
Fisibilitas atau kelayakan objek rancangan dapat dilihat dari:
a. Aspek Lingkungan : Objek berada di woloan, daerah pengembangan
kebudayaan atau kawasan yang dikhususkan untuk mengangkat
kembali nilai nilai keMinahasaan di Kota Tomohon, dengan
pemandangan rumah tradisional usaha rakyat dan pemandangan
gunung Lokon yang dapat menarik wisatawan nyaman menikmati
pemandangan.

b. Aspek Teknis
: Secara geografis objek berada dalam kota yang
berada di tengah tengah. Sebelah utara, timur, selatan dan barat
berbatasan dengan Kabupaten Minahasa, jadi dapat dengan mudah
dijangkau pengguna dari daerah sekitar Kota Tomohon.

c. Aspe Ekonomi
: Objek dibangun bersifat fiktif mendapatkan
keuntungan profit untukperekonomiandaerah.

II.

ASOSIASI LOGIS OBJEK DAN PENDEKATAN TEMA


A. PEMAHAMAN OBJEK
Pengertian dari Gedung Kebudayaan Minahasa adalah Pewadahan hasil karya
seni cipta, karsa dan kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat yang berfungsi
sebagai wadah untuk pelestarian dan pengembangan kebudayaan yang
didalamnya berupa kegiatan kesenian, pendidikan, pemasaran serta informasi.
Menurut, Prof. Koentjaraningrat kata budaya berasal dari bahasa
sansekertabodhaya dimana suku kata budhi diartikan sebagai akal. Dengan
kata lain, budaya merupakan suatu daya dari akal.
Selain Budaya dapat menjadi penentu perilaku seseorang, Budaya pula dapat
menentukan kualitas politik suatu Negara serta daerahnya didalamnya
mencakup kerukunan antar golongan masyarakat. Budaya juga berperan
dalam membangun sumber daya manusia didalamnya sehingga menjadi
inovatif dan produktif.
Objek yang diangkat kiranya dapat mewadahi masyarakat sebagai pengguna
untuk mengembangkan diri berinovasi didalamnya berisi segala rangkaian
kegiatan budaya.
Adapun fungsi objek adalah :
-

Objek dapat memberikan informasi kepada masyarakat


tentang budaya Minahasa

Objek dapat digunakan untuk pagelaran seni budaya


Minahasa

Objek dapat memasarkan produk atau hasil kerajinan,


atau jasa kesenian budaya Minahasa

B. PEMAHAMAN TEMA
Akulturasi budaya Minahasa pada Arsitektur
Menurut Koentjaraningrat, Akulturasi berasal dari bahasa latin acculturate
yang berarti tumbuh dan berkembang bersama. Secara umum, Akulturasi atau
Acullturation adalah perpaduan dua budaya yang menghasilkan budaya baru
tanpa menghilangkan unsur-unsur asli dalam budaya tersebut. Proses
percampuran dua budaya atau lebih yang saling bertemu dan saling

mempengaruhi. Dengan syarat terjadinya Akulturasi dengan adanya


persenyawaan (affinity) yaitu penerimaan kebudayaan tanpa rasa terkejut tapi
tidak saling merugikan. Jadi, Akulturasi Budaya Minahasa pada Arsitektur
adalah implementasi kekayaan budaya Minahasa sebagai warisan para leluhur
yang mempengaruhi bangunan bangunan arsitektur yang terus berevolusi dari
masa periode kolonialisme, masa pasca kemerdekaan, masa lahirnya arsitek
nasional dan masa sekarang (real estate developers).

C. ASOSIASI LOGIS
Ada beberapa permasalahan yang dihadapi dalam mempertahankan serta
mengembangkan potensi kebudayaan Minahasa, yaitu :
-

Kurangnya informasi serta promosi tentang budaya


Minahasa secara continue kepada masyarakat

Kurangnya bimbingan dalam mendapatkan apresiasi


tentang seni dan informasi budaya.

Belum adanya suatu wadah yang khusus menampung


aktifitas kebudayaan secara menyeluruh.

Berdasarkan kondisi diatas, Bagaimana nantinya BudayaMinahasa mampu


berdialog denganArsitektur? Dalam era globalisasi saat ini, masyarakat
cenderung mulai mencari keanehan dan keunikan dalam mendesain suatu
bangunan. Melalui tema ini melihat peluang diatas maka potensi untuk tetap
menghidupkan kembali aspek aspek kekayaan kebudayaan Minahasa dari segi
bentuk/pola ruangan, struktur bangunan maupun dari segi sosial dapat terus
sejalan dengan era yang semakin modern ini.

III.

IV.

TINJAUAN PUSTAKA
-

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; Kamus Besar Bahasa Indonesia,


Penerbit Balai Pustaka Edisi ke-2, 1995

Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, 1996

Ernest Burden, From Plans to Models (Chapter 2). 1981

DESKRIPSI SINGKAT
Permasalahan pada pengembangan kebudayaan Minahasa saat ini menuntut
adanya suatu wadah yang dapat memberikan kesempatan akan potensi potensi
kebudayaan yang tersimpan di Kota Tomohon. Wadah yang berkualitas dari segi

pendidikan, kesenian, bahasa dan informasi secara continue. Kota Tomohon yang
berlokasi strategis yang muda dijangkau dari sekitar kabupaten Minahasa
diharapkan mampu memenuhi keinginan pengunjung untuk mengenal lebih jauh
tentang budaya Minahasa. Dengan diterapkannya tema Akulturasi kebudayaan
Minahasa pada Arsitektur objek dapat menjadi alat pengembangan kebudayaan
Minahasa untuk mengembalikan nilai nilai keMinahasaan yang telah luntur
seiring berkembangnya zaman.

Anda mungkin juga menyukai