Masalah Mental Dan Psikiatri Pada Lansia by Reny Maduratri
Masalah Mental Dan Psikiatri Pada Lansia by Reny Maduratri
RENY MADURATRI
NIM. 07.40.085
PEMBIMBING : ERFANDY
MASALAH MENTAL DAN PSIKIATRI PADA LANSIA
Pendahuluan
Psikogeriatri atau psikiatri geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang memperhatikan
pencegahan,diagnosisi,dan terapi gangguan fisik dan psikologik atau psikiatrik pada lanjut usia .Saat
ini disiplin ini sudah berkembang menjadi suatu cabang psikiatri,analog dengan psikiatri
anak(Brocklehurst,Allen,1987).Diagnosisi dan terapi gangguan mental pada lanjut usia memerlukan
pengetahuan khusus,karena kemungkinan perbedaan dalam manifestasi klinis,patogenesis dan
patofisiologi gangguan mental antara patogenesis dewasa muda dan lanjut usia (Weinberg,1995; KolbBrodie,1982).Faktor penyulit pada pasien lanjut usi juga perlu dipertimbangkan,antara lain sering
adanya penyakit dan kecacatan medis kronis penyerta,pemakaian banyak obat (polifarmasi) dan
peningkatan kerentanan terhadap gangguan kognitif ( Weinberg,1995;Gunadi,1984).
Sehubungan dengan meningkatnya populasi usia lanjut (lihat tulisan mengenai demografi di
bagian lain buku ini),perlu mulai dipertimbangkan adanya pelayanan psikogeriatri di rumah sakit yang
cukup besar .Bangsal akut,kronis dan day hospital,merupakan tiga layanan yang mungkin harus
sudah,merupakan tiga layanan yang mungkin harus sudah mulai difikirkan
( Brocklehurst,Allen,1987).Tentang bagaimana kerjasama antara bidang psikogeriatri dan geriatri dapat
dilihat pada bab mengenai pelayanan kesehatan pada usia lanjut.
Pemeriksaan Psikiatrik pada usia lanjut
Penggalian riwayat psikiatrik dan pemeriksaan status mental pada penderita usi lanjut harus
mengikuti format yang sama dengan yang berlaku pada dewasa muda .Karena tingginya prevalensi
gangguan kognitif pada usi lanjut,dokter/calon dokter harus menentukan apakah penderita mengerti
sifat dan tujuan pemeriksaan .Jika penderita mengalami gangguan kognitif,riwayat pra-morbid dan
riwayat sakit harus didapatkan dari anggota keluarga atau mereka yang merawatnya.Namun,penderita
juga tetap harus diperiksa tersendiri(walaupun terlihat adanya gangguan yang jelas)untuk
mempertahankan privasi hubungan dokter dan penderita dan untuk menggali adakah pikiran bunuh diri
atau gagasan paranoid dari penderita yang mungkin tidak diungkapkan dengan kehadiran sanak saudara
atau seorang perawat (Kaplan et al 1997;Hamilton,1985).
Riwayat psikiatrik
Bisa didapatkan dari alo- atau oto- anamnesisi.Riwayat psikiatrik lengkap termasuk identifikasi
awal (nama,usia,jenis kelamin,status perkawinan),keluhan utama,riwayat penyakit sekarang ,riwayat
penyakit dahulu (termasuk gangguan fisik yang pernah diderita ),riwayat pribadi dan riwayat
keluarga.Pemakainan obat (termasuk obat yang dibeli bebas).yang sedang atau pernah digunakan
penderita juga penting untuk diketahui.
Penderita yang berusia diatas 65 tahun (atau di atas 60 tahun di Asia) sering memiliki keluhan
subyektif adanya gangguan daya ingat yang ringan,seperti tidak dapat mengingat kembali nama orang
atau keliru meletakkan benda-benda.Gangguan daya ingat yang berhubungan dengan usia tersebut
merupakan alasan yang paling sering dinyatakan oleh para lanjut usia yang ingin bunuh diri .Depresi
merupakan resiko yang tinggi untuk bunuh diri (Weinberg,1995;Kolb-Brodie,1982;Gunadi,1984;
Gangguan persepsi . Halusinasi dan ilusi pada lanjut usia merupakan fenomena yang disebabkan oleh
penurunan ketajaman sensorik.Pemeriksa harus mencatat apakah penderita mengalami kebingungan
terhadap waktu atau tempat selama episode halusinasi dapat disebabkan oleh tumor otak dan patologo
fokal yang lain.Pemeriksaan yang lebih lanjut diperlukan untuk menegakkan diagnosis pasti
(Halmiton,1985).
Fungsi visuospasial.Suatu penurunan kapasitas visuospasial adalah normal dengan lanjutnya
usia.Meminta penderita untuk mencotoh gambar atau menggambar mungkin membantu dalam
penilaian.Pemeriksaan neuropsikologis harus dilaksanakan jika fungsi visuospasial sangat terganggu
(Kaplan et al, 1997;Hamilton,1985).
Proses berpikir. Gangguan pada progresi pikiran adalah neologisme,gado-gado
kata,sirkumstansialitas,asosiasi longgar,asosiasi bunyi,flight of ideas,dan retardasi.Hilangnya
kemampuan untuk dapat mengerti pikiran abstrak mungkin tanda awal dementia.
Isi pikiran harus diperiksa adanya obsesi ,preokupasi somatik,kompulsi atau waham.Gagasan
tentang bunuh diri atau pembunuhan harus dicari .Pemeriksaan harus menentukan apakah terdapat
waham dan bagaimana waham tersebut mempengaruhi kehidupan penderita.Waham mungkin
merupakan alasan untuk dirawat.Pasien yang sulit mendengar mungkin secara keliru diklasifikasikan
sebagai paranoid atau pencuriga(Weinberg,1995;Kaplan et al,1997;Hamilton,1985;Laitman,!990).
Sensorium dan kognisi. Sensorium mempermasalhkan fungsi dari indra tertentu,sedangkan kognisi
mempermasalahkan inrformasi dan intelektual (Weinberg,1995;Hamilton,1985).
Kesadaran.Indikator yang peka terhadap disfungsi otak adalah adanya perubahan kesadaran ,adanya
fluktuasi tingkat kesadaran atau tampak letargik.Pada keadaan yang berat penderita dalam keadaan
somnolen atau stupor (Kaplan et al,1997;Hamilton,1995)
Orientasi.Gangguan orientasi terhadap waktu,tempat dan orang berhubungan dengan gangguan
kognisi.Gangguan orientasi sering ditemukan pada gangguan kognitif,gangguan kecemasan,gangguan
buatan,gangguan konversi dan gangguan kepribadian,terutama selam periode stres fisik atau
lingkungan yang tidak mendukung (Kaplan et al,1997;Hamilton,1985).Pemeriksa harus menguji
orientasi terhadap tempat dengan meminta penderita menggambar lokasi saat ini.Orientasi terhadap
orang mungkin dinilai dengan dua cara :apakah penderita,mengenali namnya sendiri,dan apakah juga
mengenali perawat dan dokter.Orientasi waktu diuji dengan menanyakan tanggal,tahun,bulan dan hari.
Daya ingat.Daya ingat dinilai dalam hal daya ingat jangka panjang,pendek dan segera.Tes yang
diberikan pada penderita dengan memberikan angka enam digit dan penderita diminta untuk
mengulangi maju mundur .Penderita dengan daya ingat yang tak terganggu biasanya dapat mengingat
enam angka maju dan lima angka mundur .Daya ingat jangka panjang diuji dengan menanyakan tempat
dan tanggal lahir,nama dan hari ulang tahun anak-anak penderita.Daya ingat jangka pendek dapat
diperiksa dengan beberapa cara ,misalnya dengan menyebut tiga benda pada awal wawancara dan
meminta penderita mengingat kembali benda tersebut akhir wawancara.Atau dengan memberikan
cerita singkat pada penderita dan penderita diminta untuk mengulangi cerita tadi secara tepat/persisi
(Hamilton,1985).
Fungsi intelektual,konsentrasi,informasi dan kecerdasan.Sejumlah fungsi intelektual mungkin
diajukan untuk menilai pengetahuan umum dan fungsi intelektual.Menghitung dapat diujikan dengan
meminta penderita untu mengurangi 7 dari angka 100 dan mengurangi 7 lagi dari hasil akhir dan
seterusnya sampai tercapai angka 2.Pemeriksa mencatat respons sebagai dasar untuk penguji
selanjutnya.Pemeriksa juga dapat meminta penderita intuk menghitung mundur dari 20 ke 1,dan
mencatat waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pemeriksaan tersebut (Kaplan et
al,1997;Hamilton,1985).
Membaca dan menulis.Penting bagi klinisi untuk memeriksa kemampuan membaca menulis dan
menetukan apakah penderita mempunyai defisit bicara khusus.Pemeriksaan dapat meminta penderita
membaca kisah singkat dengan suara keras atau menulis kalimat sederhana untuk menguji gangguan
membaca atau menulis pada penderita .Apakah menulis dengan tangan kiri atau kanan juga perlu
dicatat(Hamilton,1985).
Beberapa masalah di bidang psikogeriatris
Kesepian
Kesepian atau loneliness,biasanya dialami oleh seorang lanjut usia pada saat meninggalnya
pasangan hidup atau teman dekat ,terutama bila dirinya sendiri saat itu juga mengalami penurunan
status kesehatan,misalnya menderita berbagai penyakit fisik berat,gangguan mobilitas atau gangguan
sensorik,terutama gangguan pendengaran (Brocklehurst-Allen,1987)
Harus dibedakan antara kesepian dengan hidup sendiri.Banyak diantara lansia yang hidup sendiri
tidak mengalami kesepian,karena aktivitas sosial yang masih tinggi,taetapi dilain pihak terhadap lansia
yang walaupun hidup dilingkungan yang beranggotakan cukup banyak ,mengalami kesepian.
Pada penedreita kesepian ini peran dari organisasi sosial sangat berarti,karena bisa bertindak
menghibur,memberikan motivasi untuk lebih meningkatkan peran sosial penderita,disamping
memberikan bantuan pengerjaan pekerjaan dirumah bila bila memang terdapat disabilitas penderita
dalam hal-hal tersebut.
Depresi
Menurut kriteria baku yang dikeluarkan oleh DSM-III R Yang dikeluarkan oleh Asosiasi Psikiater
Amerika,diagnosis depresi harus memenuhi kriteria dibawah ini (Van der Cammen,1991)
Tabel 1.Kriteria DSM-III R*(!987) untuk diagnosis depresi
1. Perasaan tertekan hampir sepanjang hari
2. Secara nyata berkurang perhatian atau keinginan untuk berbagi kesenangan,atau atas semua atau
hampir semua aktivitas.
3. Berat badan turun atau naik secara nyata,atau turun atau naiknya selera makan secara nyata
4. Isomnia atau justru hipersomnia
5. Agitasi atau retardasi psikomotorik.
6. Rasa capai/lemah atau hilangnya kekuatan.
7. Perasaan tidakn berharga,rasa bersalah yang berlebihan atau tidak tepat (seiring bersifat delusi)
8. Hilangnya kemampuan untuk berpikir,berkosentrasi atau membuat keputusan.
9. Pikiran berulang tentang kematian (bukan sekedar takut mati),pikiran berulang untuk lakukan
bunuh diri tanpa rencana yang jelas,atau upaya bunuh diri atau rencana khusus untuk melakukan
bunuh diri
Ditambah lagi
Prognosis buruk
Usia>70 tahun dengan wajah tua
Terdapat penyakit fisik serius + disabilitas
Riwayat depresi terus menerus selama 2 tahun
Terbukti adanya kerusakan otak,misal gejala
neurologik dadanya dementia
Diagnosis
Anamnesis merupakan hal yang sngat penting dalam diagnosis depresi dan harus diarahkan pada
pencarian terjadinya berbagai perubahan dari fungsi terdahulu dan terdapatnya 5 atau lebih gejala
depresi mayor seperti disebutkan pada defenisi depresi di atas.Aloanamnesis dengan keluarga atau
informan lain bisa sangat membantu.
Gejala depresi pada usi lanjut sering hanya berupa apatis dan penarikan diri dari aktifitas
sosial,gangguan memori,perhatian serta memburuknya kognitif secara nyata.Tanda disfori atau sedih
yang jelas seringkali tidak terdapat .Seringkali sukar untuk mengorek adanya penurunan perhatian dari
hal-hal yang sebelumnya disukai,penurunan nafsu makan,aktivitas atau sukar tidur.
Depresi pada usia lanjut seringkali kurang atau tidak terdiagnosis karena hal-hal berikut :
Penyakit fisik yang diderita seringkali mengacaukan gambaran depresi,antara lain mudah lelah
dan penurunan berat badan.
Golongan lanjut usia sering kali menutupi rasa sedihnya dengan justru menunjukan bahwa dia
lebih aktif.
Masalah sosial yang juga di derita seringkali membuat gambaran depresi menjadi lebih rumit.
Mengingat hal-hal tersebut diatas,maka dalam setiap asesmen geriatri seringkali disertakan form
pemeriksaan untuk depresi,yang seringkali berupa skala depresi geriatrik (GDS) atau skala penilian
(depresi)Hamilton (Hamilton Rating Scale=HRS).
Penatalaksanaan
Coy,Debuque,Iowa,1996
12. Van der Cammen TJM,Rai TGS and Exton-Smith AN (eds).Manual of Geriatric
Medicine.Chuchill Livingstone,Edinburgh,1991
13. Weinberg J.Genatric psychiatry.In Freedman AN,Kaplan HI anf Sadock RJ
(eds).Comprehensive Textbook of Psychiatry,6th eds.The William-Wilkins Co.,2507-1527,1995