Anda di halaman 1dari 13

Badai salju terjadi saat udara yang hangat dan basah bertemu dengan udara yang

dingin. Massa udara yang hangat dan basah dan massa udara yang dingin tersebut
dapat mencapai diameter 1000 km atau lebih. Badai salju yang memengaruhi
Amerika Serikat Timur Laut sering mendapatkan uap air dari udara yang berpindah
ke utara dari Teluk Meksiko dan udara yang dingin dari massa udara yang datang
dari Arktik. Di Amerika Serikat Barat Laut, udara yang hangat dan basah dari
Samudera Pasifik mendingin saat didorong ke atas oleh pegunungan. Banyak hal
yang berbeda dapat memengaruhi gerakan, isi uap, dan suhu massa udara. Semua
perbedaan tersebut memengaruhi jenis dan keparahan badai salju.

Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang
berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun-tahun). Biasanya kejadian ini muncul bila
suatu wilayah secara terus-menerus mengalami curah hujan di bawah rata-rata. Musim kemarau
yang panjang akan menyebabkan kekeringan karena cadangan air tanah akan habis akibat
penguapan (evaporasi), transpirasi, ataupun penggunaan lain oleh manusia.
Kekeringan dapat menjadi bencana alam apabila mulai menyebabkan suatu wilayah kehilangan
sumber pendapatan akibat gangguan pada pertanian dan ekosistem yang ditimbulkannya.
Dampak ekonomi dan ekologi kekeringan merupakan suatu proses sehingga batasan kekeringan
dalam setiap bidang dapat berbeda-beda. Namun demikian, suatu kekeringan yang singkat tetapi
intensif dapat pula menyebabkan kerusakan yang signifikan.[1][2]
PBB memperhitungkan bahwa setiap tahun wilayah lahan subur seluas Ukraina hilang akibat
kekeringan, pembabatan hutan, dan ketidakteraturan iklim.[3]
Akibat yang dapat ditimbulkan oleh kekeringan dalam demografi adalah migrasi massal,
sebagaimana yang terjadi di wilayah Tanduk Afrika dan Sahel.
Hujan es, dalam ilmu meteorologi disebut juga hail, adalah presipitasi yang terdiri dari bolabola es. Salah satu proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air lewat dingin di
atmosfer pada lapisan di atas freezing level. Es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran
besar. Karena ukurannya, walaupun telah turun ke aras yang lebih rendah dengan suhu yang
relatif hangat tidak semuanya mencair. Hujan es tidak hanya terjadi di negara sub-tropis, tapi bisa
juga terjadi di daerah ekuator.
Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah riming, dimana uap air lewat dingin tertarik
ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terjadilah es
dengan ukuran yang besar.
Hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) dekat
dengan permukaan bumi, dapat juga berasal dari multi sel awan , dan pertumbuhannya secara
vertical dengan luasan area horizontalnya sekitar 3 5 km dan kejadiannya singkat berkisar

antara 3 - 5 menit atau bisa juga 10 menit tapi jarang, jadi wajar kalau peristiwa ini hanya
bersifat local dan tidak merata, jenis awan berlapis lapis ini menjulang kearah vertical sampai
dengan ketinggian 30.000 feet lebih, Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan
disebut Awan Cumulo Nimbus (CB).
Sebuah gelombang panas adalah periode lanjutan dari cuaca yang sangat panas,
yang diikuti oleh kelembaban tinggi. Tidak ada definisi universal untuk gelombang
panas;[1] sebutan ini relatif bagi cuaca umum di suatu daerah. Temperatur yang
dianggap normal oleh orang-orang dari daerah beriklim panas dapat dianggap
sebuah gelombang panas di daerah dingin bila mereka berada di luar pola iklim
normal untuk daerah itu.[2] Sebutan ini diaplikasikan kepada variasi cuaca rutin dan
penyebaran panas yang berlebihan yang mungkin hanya terjadi sekali seabad.
Beberapa gelombang panas telah menyebabkan kegagalan panen yang merugikan,
ribuan kematian karena hipertermia, dan mati listrik tersebar karena penggunaan
pendingin udara yang terlalu meningkat.

Dalam meteorologi, siklon tropis (atau hurikan, angin puyuh, badai tropis, taifun, atau angin
ribut tergantung pada daerah dan kekuatannya) adalah sebuah jenis sistem tekanan udara rendah
yang terbentuk secara umum di daerah tropis. Sementara angin sejenisnya bisa bersifat destruktif
tinggi, siklon tropis adalah bagian penting dari sistem sirkulasi atmosfer, yang memindahkan
panas dari daerah khatulistiwa menuju garis lintang yang lebih tinggi.

Hurikan Ivan dilihat dari Stasiun Luar Angkasa Internasional, September 2004.
Daerah pertumbuhan siklon tropis paling subur di dunia adalah Samudra Hindia dan perairan
barat Australia. Sebagaimana dijelaskan Biro Meteorologi Australia, pertumbuhan siklon di
kawasan tersebut mencapai rerata 10 kali per tahun. Siklon tropis selain menghancurkan daerah
yang dilewati, juga menyebabkan banjir. Australia telah mengembangkan peringatan dini untuk
mengurangi tingkat risiko ancaman siklon tropis sejak era 1960-an.
Gumpalan mesin bara

Berdasarkan strukturnya, siklon tropis adalah daerah raksasa aktivitas awan, angin, dan badai
petir yang berkisar. Sumber energi primer sebuah siklon tropis adalah pelepasan panas
kondensasi/pengembunan dari uap air yang mengembun pada ketinggian. Oleh sebab itu, siklon
tropis bisa ditafsirkan sebagai mesin bara cacak raksasa.
Unsur-unsur dari siklon tropis meliputi kecaburan cuaca yang telah ada, samudra tropis hangat,
lengas (uap lembap), dan angin ringan tinggi relatif. Jika kondisi yang tepat berkuat cukup lama,
mereka dapat bertautan untuk menghasilkan angin sengit, ombak luar biasa, hujan amat deras,
dan banjir berdampingan dengan fenomena ini.
Penggunaan kondensasi ini sebagai sebuah tenaga pendorong adalah furak primer yang
membedakan siklon tropis dari fenomena meteorologis lainnya. Siklon garis lintang tengah,
misalnya, menggambarkan energi mereka sebagian besar dari naik turunnya suhu di atmosfer
yang telah ada. Dalam rangka meneruskan untuk mendorong mesin baranya, siklon tropis harus
tetap di atas air hangat, yang menyajikan kelembapan atmosfer yang dibutuhkan. Penguapan
lengas ini dipacu oleh angin tinggi dan tekanan atmosfer yang dikurangi yang hadir di badainya,
mengakibatkan siklus berlarut-larut. Sebagai hasilnya, saat sebuah siklon tropis melewati atas
daratan, kekuatannya akan menipis dengan pesat.
[sunting] Klasifikasi dan terminologi

Siklon tropis digolongkan ke dalam tiga kelompok utama: depresi tropis, badai tropis, dan
kelompok ketiga yang namanya tergantung pada daerah.
Depresi tropis adalah sistem terjuntrung awan dan badai petir dengan sirkulasi dan angin berlarut
maksimum permukaan terarasi kurang dari 17 meter per detik (33 knot, 38 m/j, atau 62 km/j). Ia
tidak mempunyai mata, dan tidak khas dengan bentuk berpilin dari badai-badai yang lebih kuat.
Ia sudah menjadi sistem tekanan rendah, namun, karenanya bernama "depresi".
Badai tropis adalah sistem terjuntrung dari badai petir kuat dengan sirkulasi dan angin berlarut
maksimum permukaan terarasi di antara 17 dan 33 meter per detik (34-63 knot, 39-73 m/j, atau
62-117 km/j). Pada waktu ini, bentuk siklon tersendiri mulai terbina, walau matanya biasanya tak
muncul.
Pengistilahan yang digunakan untuk mendeskripsikan siklon tropis dengan angin berlarut
maksimal yang melampaui 33 meter per sekon (63 knot, 73 m/j, atau 117 km/j) bervariasi
tergantung daerah asalnya, misalnya sebagai berikut:

Hurikan di Samudra Atlantik Utara, Samudra Pasifik sebelah timur batas penanggalan
internasional, dan Samudra Pasifik Selatan sebelah timur 160BT

Taifun di Samudra Pasifik Barat Daya sebelah barat garis penanggalan

Siklon tropis gawat di Samudra Pasifik Barat Daya sebelah barat 160BT atau Samudra
Hindia Timur Laut sebelah timur 90BT

Badai siklon gawat di Samudra Hindia Utara

Siklon tropis di Samudra Hindia Barat Daya

Di tempat lain di dunia, hurikan telah dikenal sebagai Bagyo di Filipina, Chubasco di Meksiko,
dan Taino di Haiti.
Bagian tengah badai siklon tropis yang disebut mata merupakan lingkaran berdiameter antara 10
hingga 100 kilometer, paling sering dilaporkan sekitar 40 meter. Kecepatan angin bagian ini
lebih rendah bahkan berlangit cerah. Mata dikelilingi dinding awan padat setingi 16 kilometer
dengan angin dan hujan yang hebat.

[sunting] Etimologi

Kata taifun berasal dari frasa Tionghoa ti fng atau dalam bahasa Jepang "dai fuun"(
)yang berarti "angin besar". Pengejaan Indonesia juga mengusulkan hubungan dengan
kata Persia, Taufn, berkaitan dengan kata Yunani, Typhon.

Kata hurikan diturunkan dari nama dewa badai pribumi Amerindian Karibia, Huracan.

Kata siklon berasal dari kata Yunani kyklos = "lingkaran", "roda."

[sunting] Banjir pantai


Sebagai banjir dikaitkan dengan terjadinya badai tropis (juga disebut angin puyuh laut atau
taifun). Banjir yang membawa bencana dari luapan air hujan sering makin parah akibat badai
yang dipicu oleh angin kencang sepanjang pantai. Air garam membanjiri daratan akibat satu atau
perpaduan dampak gelombang pasang, badai, atau tsunami (gelombang pasang). Sama seperti
banjir luapan sungai, hujan lebat yang jatuh di kawasan geografis luas akan menghasilkan banjir
besar di lembah-lembah pesisir yang mendekati muara sungai.

[sunting] Kejadian siklon tropis atau badai


Tanda-tanda kelahiran suatu badai tropis bisa diperkirakan. Keberadaan dan pergerakannya pun
bisa diamati dengan teknologi. Hanya kadang-kadang, tanda-tanda badai bisa diamati, dirasakan
dan dibandingkan.

Badai Fiona: Tanggal 6 Februari 2003 badai siklon tropis Fiona berada di 300 mil lepas
pantai selatan Jawa. Diperkirakan angin di pusat badai berkecepatan 104 mil per jam dan
ekor badai mencapai 84 mil per jam.

Siklon Ivy tanggal 27 Februari 2004, dengan terbentuknya pusat tekanan rendah yang
memusat dan memutar. Hal ini terjadi di Samudra Pasifik di sebelah tenggara Papua dan
di Samudra Hindia dekat Australia. Siklon di Samudra Pasifik ini dinamakan Tropical
Cyclone Ivy dan di sebelah Barat Australia dinamakan Tropical Cyclone Monty. Pengaruh
Siklon Ivy saat itu lebih dominan, ia menarik awan-awan yang ada di Indonesia ke arah
pusat siklon (sebelah tenggara Papua). Akibatnya sebagian besar wilayah Indonesia
berpeluang cerah hingga berawan sejenak setelah sebelumnya dilanda hujan berhari-hari.
Hanya wilayah Papua yang berpeluang kuat hujan lebat karena lebih dekat dengan pusat
siklon Ivy.

Badai siklon tropis Fay di laut Timor tanggal 17 Maret 2004 pukul 9:30 waktu setempat,
bergerak ke arah barat daya dengan kecepatan gerak 6 kilometer per jam. Publikasi
semacam ini terus diperbaharui dan diwartakan badan meteorologi Indonesia dan
Australia sebagai peringatan awal pada penduduknya. Harian KOMPAS pada hari yang
sama memperingatkan adanya gelombang 1,5 hingga 2,5 meter di Samudra Hindia yang
berbahaya bagi kapal-kapal nelayan, tongkang dan feri.

Ancaman badai yang menimpa Yogyakarta baru-baru ini. Badai ini mengancam kawasan
pantai selatan Yogyakarta, antara tanggal 9 Februari sampai 11 Februari 2005. Pemprov
menyediakan 5 unit alarm dan posko-posko sebagai antisipasi dari badai yang akhirnya
tidak kunjung datang ini. Siklon tropis di Selatan Indonesia ini, selalu muncul setiap
tahun pada Januari-Maret. Penyebabnya adalah tingginya suhu muka laut di timur laut
Australia. Wilayah Indonesia tak dilalui pusat badai tropis, hanya terkena imbas dari ekor
badai tersebut. Imbasnya berupa angin kencang, hujan deras, dan tingginya gelombang
laut. Pemunculan siklon diawali pusat tekanan rendah di barat laut Australia dan bergerak
menuju barat daya. Efek yang biasa diterima pantai selatan Indonesia biasaya pengaruh
dari ekor siklon, bukan akibat pusat badai tropis.

Tornado adalah kolom udara yang berputar kencang yang membentuk hubungan antara awan
cumulonimbus atau dalam kejadian langka dari dasar awan cumulus dengan permukaan tanah.
Tornado muncul dalam banyak ukuran namun umumnya berbentuk corong kondensasi yang
terlihat jelas yang ujungnya yang menyentuh bumi menyempit dan sering dikelilingi oleh awan
yang membawa puing-puing.
Umumnya tornado memiliki kecepatan angin 177 km/jam atau lebih dengan rata-rata jangkauan
75 m dan menempuh beberapa kilometer sebelum menghilang. Beberapa tornado yang mencapai
kecepatan angin lebih dari 300-480 km/jam memiliki lebar lebih dari satu mil (1.6 km) dan dapat
bertahan di permukaan dengan lebih dari 100 km.[1][2][3]
Meskipun tornado telah diamati di tiap benua kecuali Antartika, tornado lebih sering terjadi di
Amerika Serikat.[4] Tornado juga umumnya terjadi di Kanada bagian selatan, selatan-tengah dan

timur Asia, timur-tengah Amerika Latin, Afrika Selatan, barat laut dan tengah Eropa, Italia, barat
dan selatan Australia, dan Selandia Baru.[5]
Tornado
Tornado didefinisikan oleh Glosari Meteorologi sebagai "kolom udara yang berputar
kencang yang menyatu dengan permukaan tanah dan muncul dari awan cumuliform atau
bagian bawah awan cumuliform dan sering (namun tidak selalu) tampak sebagai suatu
awan corong..."[6]
Corong Kondensasi
Tornado tidak harus tampak; namun, intensitas tekanan rendah yang disebabkan oleh
kecepatan angin yang tinggi (lihat Prinsip Bernoulli) dan berputar cepat (berkaitan
dengan keseimbangan siklostrofik) sering menyebabkan uap air di udara berkondensasi
yang menyebabkan tampak corong kondensasi.[4] Tornado merupakan pusaran angin
bukan awan kondensasi.
awan corong merupakan perwujutan dari corong kondensasi yang tanpa disertai angin
kencang di permukaannya. Tidak semua awan corong menjadi sebuah tornado. Namun,
banyak tornado yang didahului oleh awan corong seperti pusaran mesosiklon yang
mendarat di permukaan tanah. Tornado pada umumnya menghasilkan angin kencang di
permukaannya ketika corong yang tampak itu bertahan di atas permukaan tanah. Hal ini
menyebabkan sulitnya menemukan perbedaan antara awan corong dan tornado dari suatu
jarak tertentu.[3]
Keluarga Tornado
Kadang, sebuah badai tunggal menghasilkan berbagai tornado dan mesosiklon. Proses ini
dikenal sebagai siklus tornadogenesis. Tornado yang terbentuk dari badai yang sama
dikenal sebagai keluarga tornado. Kadang-kadang sejumlah tornado dari mesosiklon
yang berbeda terjadi secara bersamaan.[7]
Serangan Tornado
Kadang, beberapa tornado terbentuk dari sistem bada berskala luas yang sama. Jika
terdapat aktivitas tornado yang merusak, hal ini dianggap menjadi suatu serangan
tornado, meskipun ada bermacam-macam definisi. Periode beberapa hari berturut-turut
dengan serangan tornado di lokasi yang sama (terbentuk oleh beberapa sistem cuaca)
merupakan rentetan serangan tornado, yang kadang disebut serangan tornado luas.[6][8][9]

[sunting] Etimologi
Kata "tornado" merupakan perubahan dari kata dalam Bahasa Spanyol tronada, yang berarti
"badai petir". Kemudian, kata tornado juga diambil dari Bahasa Latin tonare, yang berarti
"gemuruh". Kata ini sangat mungkin merupakan kombinasi dari bahasa Spanyol tronada dan
tornar ("berputar"); namun, kata ini mungkin juga merupakan suatu etimologi rakyat.[10][11]
Tornado juga secara umum dikenal sebagai twisters.[12]

Tornado sejati
Tornado multi-pusaran

Tornado multi-pusaran adalah suatu jenis tornado dimana dua atau lebih kolom udara
yang menggumpal berputar mengelilingi pusat. Struktur multi-pusaran dapat terjadi di
hampir setiap sirkulasi, namum sangat sering teramati dalam tornado dahsyat.
Satelit tornado
Satelit tornado adalah suatu istilah untuk tornado lemah yang terbentuk dekat tornado
besar kuat yang terjadi dalam mesosiklon yang sama. Satelit tornado muncul dari "orbit"
tornado besar (sebagai namanya), yang memperlihatkan wujud pusaran yang multipusaran. Namun, satelit tornado merupakan corong yang berbeda, dan lebih kecil
dibandingkan corong utama.[3]
Puting Beliung
Puting Beliung secara resmi digambarkan secara singkat oleh National Weather Service
Amerika Serikat seperti tornado yang melintasi perairan. Namun, para peneliti umumnya
mencirikan puting beliung "cuaca sedang" berasal dari puting beliung tornado.

Puting beliung cuaca sedang sedikit perusak namun sangat jauh dari umumnya
dan memiliki dinamik yang sama dengan setan debu dan landspout.[13] Mereka
terbentuk saat barisan awan cumulus congestus menjulang di perairan tropis dan
semitropis.[13] Angin ini memiliki angin yang secara relatif lemah, dinding berlapis
lancar, dan umumnya melaju sangat pelan.[13] Angin ini sangat sering terjadi di
Florida Keys.[14]

Puting Beliung Tornado merupakan secara harafiah sebutan untuk "tornado yang
melintasi perairan". Angin ini dapat terbentuk melintasi perairan seperti tornado
mesosiklon, atau menjadi tornado darat yang melintas keluar perairan. Sejak
angin ini terbentuk dari badai petir perusak dan dapat menjadi jauh lebih dahsyat,
kencang, dan bertahan lebih lama daripada puting beliung cuaca sedang, angin ini
dianggap jauh lebih membahayakan.

Kebakaran hutan, kebakaran vegetasi, atau kebakaran semak, adalah sebuah


kebakaran yang terjadi di alam liar, tetapi juga dapat memusnahkan rumah-rumah dan
lahan pertanian disekitarnya. Penyebab umum termasuk petir, kecerobohan manusia, dan
pembakaran.

Musim kemarau dan pencegahan kebakaran hutan kecil adalah penyebab utama
kebakaran hutan besar.

Kebakaran hutan dalam bahasa Inggris berarti "api liar" yang berasal dari sebuah sinonim
dari Api Yunani, sebuah bahan seperti-napalm yang digunakan di Eropa Pertengahan
sebagai senjata maritime

Penyebab

Penyebab Kebakaran hutan, antara lain:

Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.

Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok sembarangan dan lupa
mematikan api di perkemahan.

Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung
berapi.

Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka
lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.

Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut
kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.

Teks tebal Teks miring''''Teks tebal''''Teks ttebal--180.246.114.156 16 Januari 2012 13.07


(UTC)--180.246.114.156 16 Januari 2012 13.07 (UTC)--180.246.114.156 16 Januari 2012 13.07
(UTC)''''''== Dampak == Dampak yang ditimbulkan dari kebakaran liar antara lain:
1. Menyebarkan emisi gas karbon dioksida ke atmosfer. Kebakaran hutan pada 1997
menimbulkan emisi / penyebaran sebanyak 2,6 miliar ton karbon dioksida ke atmosfer
(sumber majala Nature 2002). Sebagai perbandingan total emisi karbon dioksida di
seluruh dunia pada tahun tersebut adalah 6 miliar ton.
2. Terbunuhnya satwa liar dan musnahnya tanaman baik karena kebakaran, terjebak asap
atau rusaknya habitat. Kebakaran juga dapat menyebabkan banyak spesies endemik/khas
di suatu daerah turut punah sebelum sempat dikenali/diteliti.
3. Menyebabkan banjir selama beberapa minggu di saat musim hujan dan kekeringan di saat
musim kemarau.
4. Kekeringan yang ditimbulkan dapat menyebabkan terhambatnya jalur pengangkutan
lewat sungai dan menyebabkan kelaparan di daerah-daerah terpencil.
5. Kekeringan juga akan mengurangi volume air waduk pada saat musim kemarau yang
mengakibatkan terhentinya pembangkit listrik (PLTA) pada musim kemarau.
6. Musnahnya bahan baku industri perkayuan, mebel/furniture. Lebih jauh lagi hal ini dapat
mengakibatkan perusahaan perkayuan terpaksa ditutup karena kurangnya bahan baku dan
puluhan ribu pekerja menjadi penganggur/kehilangan pekerjaan.
7. Meningkatnya jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan
kanker paru-paru. Hal ini bisa menyebabkan kematian bagi penderita berusia lanjut dan
anak-anak. Polusi asap ini juga bisa menambah parah penyakit para penderita TBC/asma.

8. Asap yang ditimbulkan menyebabkan gangguan di berbagai segi kehidupan masyarakat


antara lain pendidikan, agama dan ekonomi. Banyak sekolah yang terpaksa diliburkan
pada saat kabut asap berada di tingkat yang berbahaya. Penduduk dihimbau tidak
bepergian jika tidak ada keperluan mendesak. Hal ini mengganggu kegiatan keagamaan
dan mengurangi kegiatan perdagangan/ekonomi. Gangguan asap juga terjadi pada sarana
perhubungan/transportasi yaitu berkurangnya batas pandang. Banyak pelabuhan udara
yang ditutup pada saat pagi hari di musim kemarau karena jarak pandang yang terbatas
bisa berbahaya bagi penerbangan. Sering terjadi kecelakaan tabrakan antar perahu di
sungai-sungai, karena terbatasnya jarak pandang.
9. Musnahnya bangunan, mobil, sarana umum dan harta benda lainnya.

Wabah adalah istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang
luas dan pada banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit yang menyebar tersebut. Wabah
dipelajari dalam epidemiologi.
Dalam epidemiologi, epidemi (dari bahasa Yunani epi- pada + demos rakyat) adalah penyakit
yang timbul sebagai kasus baru pada suatu populasi tertentu manusia, dalam suatu periode waktu
tertentu, dengan laju yang melampaui laju "ekspektasi" (dugaan), yang didasarkan pada
pengalaman mutakhir. Dengan kata lain, epidemi adalah wabah yang terjadi secara lebih cepat
daripada yang diduga. Jumlah kasus baru penyakit di dalam suatu populasi dalam periode waktu
tertentu disebut incidence rate (bahasa Inggris; "laju timbulnya penyakit").
Dalam peraturan yang berlaku di Indonesia, pengertian wabah dapat dikatakan sama dengan
epidemi, yaitu "berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi ... keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka" (UU 4/1984).
Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan
penyakit), lingkup yang lebih luas ("epidemi") atau bahkan lingkup global (pandemi).
Penyakit-yang-umum yang terjadi pada laju yang konstan namun cukup tinggi pada suatu
populasi disebut sebagai endemik. Contoh penyakit endemik adalah malaria di sebagian Afrika
(misalnya, Liberia). Di tempat seperti itu, sebagian besar populasinya diduga terjangkit malaria
pada suatu waktu dalam masa hidupnya.
Contoh wabah yang cukup dikenal termasuk wabah pes yang terjadi di Eropa pada zaman
pertengahan yang dikenal sebagai the Black Death ("kematian hitam"), pandemi influensa besar
yang terjadi pada akhir Perang Dunia I, dan epidemi AIDS dewasa ini, yang oleh sekalangan
pihak juga dianggap sebagai pandemi.

Jenis-jenis epidemi
Penentuan suatu kejadian sebagai epidemi dapatlah bersifat subjektif, sebagian bergantung pada
hal-hal apa yang termasuk dalam "ekspektasi". Karena didasarkan pada "ekspektasi" atau yang
dianggap normal, beberapa kasus timbulnya penyakit-yang-sangat-jarang seperti rabies dapat
digolongkan sebagai "epidemi", sementara banyak kasus timbulnya penyakit-yang-umum
(seperti pilek) tidak digolongkan sebagai epidemi.
Epidemi digolongkan dalam berbagai jenis berdasarkan pada asal-muasal dan pola
penyebarannya. Epidemi dapat melibatkan paparan tunggal (sekali), paparan berkali-kali,
maupun paparan terus-menerus terhadap penyebab penyakitnya. Penyakit yang terlibat dapat
disebarkan oleh vektor biologis, dari orang ke orang, ataupun dari sumber yang sama seperti air
yang cemar.

[sunting] Endemi
Suatu infeksi dikatakan sebagai endemik (dari bahasa Yunani en- di dalam + demos rakyat) pada
suatu populasi jika infeksi tersebut berlangsung di dalam populasi tersebut tanpa adanya
pengaruh dari luar.
Suatu infeksi penyakit dikatakan sebagai endemik bila setiap orang yang terinfeksi penyakit
tersebut menularkannya kepada tepat satu orang lain (secara rata-rata). Bila infeksi tersebut tidak
lenyap dan jumlah orang yang terinfeksi tidak bertambah secara eksponensial, suatu infeksi
dikatakan berada dalam keadaan tunak endemik (endemic steady state). Suatu infeksi yang
dimulai sebagai suatu epidemi pada akhirnya akan lenyap atau mencapai keadaan tunak
endemik, bergantung pada sejumlah faktor, termasuk virulensi dan cara penularan penyakit
bersangkutan.
Dalam bahasa percakapan, penyakit endemik sering diartikan sebagai suatu penyakit yang
ditemukan pada daerah tertentu. Sebagai contoh, AIDS sering dikatakan "endemik" di Afrika
walaupun kasus AIDS di Afrika masih terus meningkat (sehingga tidak dalam keadaan tunak
endemik). Lebih tepat untuk menyebut kasus AIDS di Afrika sebagai suatu epidemi.

[sunting] Pandemi
Suatu pandemi (dari bahasa Yunani pan semua + demos rakyat) atau epidemi global atau wabah
global merupakan terjangkitnya penyakit menular pada banyak orang dalam daerah geografi
yang luas.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), suatu pandemi dikatakan terjadi bila ketiga syarat
berikut telah terpenuhi:

timbulnya penyakit bersangkutan merupakan suatu hal baru pada populasi bersangkutan,

agen penyebab penyakit menginfeksi manusia dan menyebabkan sakit serius,

agen penyebab penyakit menyebar dengan mudah dan berkelanjutan pada manusia.

Suatu penyakit atau keadaan tidak dapat dikatakan sebagai pandemi hanya karena menewaskan
banyak orang. Sebagai contoh, kelas penyakit yang dikenal sebagai kanker menimbulkan angka
kematian yang tinggi namun tidak digolongkan sebagai pandemi karena tidak ditularkan.

[sunting] Wabah dalam sejarah


Dalam sejarah manusia, telah terjadi banyak wabah besar atau pandemi yang cukup signifikan.
Penyakit dalam wabah-wabah tersebut biasanya merupakan penyakit yang ditularkan hewan
(zoonosis) yang terjadi bersama dengan domestikasi hewanseperti influensa dan tuberkulosa.
Berikut ini adalah beberapa contoh wabah besar yang pernah tercatat dalam sejarah:

Pes
o Plague of Justinian ("wabah Justinian"), dimulai tahun 541, merupakan wabah
pes bubonik yang pertama tercatat dalam sejarah. Wabah ini dimulai di Mesir dan
merebak sampai Konstantinopel pada musim semi tahun berikutnya, serta
(menurut catatan Procopius dari Bizantium) pada puncaknya menewaskan 10.000
orang setiap hari dan mungkin 40 persen dari penduduk kota tersebut. Wabah
tersebut terus berlanjut dan memakan korban sampai seperempat populasi
manusia di Mediterania timur.
o The Black Death, dimulai tahun 1300-an. Delapan abad setelah wabah terakhir,
pes bubonik merebak kembali di Eropa. Setelah mulai berjangkit di Asia, wabah
tersebut mencapai Mediterania dan Eropa barat pada tahun 1348 (mungkin oleh
para pedagang Italia yang mengungsi dari perang di Crimea), dan menewaskan
dua puluh juta orang Eropa dalam waktu enam tahun, yaitu seperempat dari
seluruh populasi atau bahkan sampai separuh populasi di daerah perkotaan yang
paling parah dijangkiti.

Kolera
o pandemi pertama, 18161826. Pada mulanya wabah ini terbatas pada daerah anak
benua India, dimulai di Bengal, dan menyebar ke luar India pada tahun 1820.
Penyebarannya sampai ke Republik Rakyat Cina dan Laut Kaspia sebelum
akhirnya berkurang.
o Pandemi kedua (18291851) mencapai Eropa, London pada tahun 1832, Ontario
Kanada dan New York pada tahun yang sama, dan pesisir Pasifik Amerika Utara
pada tahun 1834.
o Pandemi ketiga (18521860) terutama menyerang Rusia, memakan korban lebih
dari sejuta jiwa.

o Pandemi keempat (18631875) menyebar terutama di Eropa dan Afrika.


o Pandemi keenam (18991923) sedikit memengaruhi Eropa karena kemajuan
kesehatan masyarakat, namun Rusia kembali terserang secara parah.
o Pandemi ketujuh dimulai di Indonesia pada tahun 1961, disebut "kolera El Tor"
(atau "Eltor") sesuai dengan nama galur bakteri penyebabnya, dan mencapai
Bangladesh pada tahun 1963, India pada tahun 1964, dan Uni Soviet pada tahun
1966.

Influensa
o "Flu Asiatik", 18891890. Dilaporkan pertama kali pada bulan Mei 1889 di
Bukhara, Rusia. Pada bulan Oktober, wabah tersebut merebak sampai Tomsk dan
daerah Kaukasus. Wabah ini dengan cepat menyebar ke barat dan menyerang
Amerika Utara pada bulan Desember 1889, Amerika Selatan pada FebruariApril
1890, India pada FebruariMaret 1890, dan Australia pada MaretApril 1890.
Wabah ini diduga disebabkan oleh virus flu tipe H2N8 dan mempunyai laju
serangan dan laju mortalitas yang sangat tinggi.
o "Flu Spanyol", 19181919. Pertama kali diidentifikasi awal Maret 1918 di basis
pelatihan militer AS di Fort Riley, Kansas, pada bulan Oktober 1918 wabah ini
sudah menyebar menjadi pandemi di semua benua. Wabah ini sangat mematikan
dan sangat cepat menyebar (pada bulan Mei 1918 di Spanyol, delapan juta orang
terinfeksi wabah ini), berhenti hampir secepat mulainya, dan baru benar-benar
berakhir dalam waktu 18 bulan. Dalam enam bulan, 25 juta orang tewas;
diperkirakan bahwa jumlah total korban jiwa di seluruh dunia sebanyak dua kali
angka tersebut. Diperkirakan 17 juta jiwa tewas di India, 500.000 di Amerika
Serikat dan 200.000 di Inggris. Virus penyebab wabah tersebut baru-baru ini
diselidiki di Centers for Disease Control and Prevention, AS, dengan meneliti
jenazah yang terawetkan di lapisan es (permafrost) Alaska. Virus tersebut
diidentifikasikan sebagai tipe H1N1.
o "Flu Asia", 19571958. Wabah ini pertama kali diidentifikasi di Tiongkok pada
awal Februari 1957, kemudian menyebar ke seluruh dunia pada tahun yang sama.
Wabah tersebut merupakan flu burung yang disebabkan oleh virus flu tipe H2N2
dan memakan korban sebanyak satu sampai empat juta orang.
o "Flu Hong Kong", 19681969. Virus tipe H3N2 yang menyebabkan wabah ini
dideteksi pertama kali di Hongkong pada awal 1968. Perkiraan jumlah korban
adalah antara 750.000 dan dua juta jiwa di seluruh dunia.

[sunting] Kekhawatiran akan terjadinya wabah global baru

Penyakit-penyakit yang mungkin dapat menjangkit secara pandemik mencakup di antaranya


demam Lassa, demam Rift Valley, virus Marburg, virus Ebola dan Bolivian hemorrhagic fever.
Namun demikian, sampai dengan tahun 2004, kemunculan penyakit-penyakit tersebut pada
populasi manusia sangatlah virulen sampai-sampai tidak tersisa lagi dan hanya terjadi di daerah
geografis terbatas. Dengan demikian, saat ini penyakit-penyakit tersebut berdampak terbatas bagi
manusia.
HIVvirus penyebab AIDSdapat dianggap sebagai suatu pandemi, namun saat ini paling
meluas di Afrika bagian selatan dan timur. Virus tersebut ditemukan terbatas pada sebagian kecil
populasi pada negara-negara lain, dan menyebar dengan lambat di negara-negara tersebut.
Pandemi yang dikhawatirkan dapat benar-benar berbahaya adalah pandemi yang mirip dengan
HIV, yaitu penyakit yang terus-menerus berevolusi.
Pada tahun 2003, terdapat kekhawatiran bahwa SARS, suatu bentuk baru pneumonia yang sangat
menular, dapat menjadi suatu pandemi.
Selain itu, terdapat catatan pandemi influensa tiap 2040 tahun dengan tingkat keparahan
berbeda-beda. Pada Februari 2004, virus flu burung dideteksi pada babi di Vietnam, sehingga
meningkatkan kekhawatiran akan munculnya galur virus baru. Yang ditakutkan adalah bahwa
jika virus flu burung bergabung dengan virus flu manusia (yang terdapat pada babi maupun
manusia), subtipe virus baru yang terbentuk akan sangat menular dan mematikan pada manusia.
Subtipe virus semacam itu dapat menyebabkan wabah global influensa yang serupa dengan flu
Spanyol ataupun pandemi lebih kecil seperti flu Hong Kong.
Antara Oktober 2004 dan Februari 2005, sekitar 3.700 perangkat uji yang mengandung virus
penyebab Flu Asia 1957 tanpa sengaja terkirim ke seluruh dunia dari sebuah laboratorium di
Amerika Serikat [1].
Pada bulan November 2004, direktur WHO daerah barat menyatakan bahwa pandemi influensa
tak dapat dihindari dan mendesak dibuatnya rancangan untuk mengatasi virus influensa.
Pada bulan Oktober 2005, kasus flu burung (dari galur mematikan H5N1) ditemukan di Turki
setelah memakan sejumlah korban jiwa di berbagai negara (termasuk Indonesia) sejak pertama
kali diidentifikasi pada tahun 2003. Namun demikian, pada akhir Oktober 2005 hanya 67 orang
meninggal akibat H5N1; hal ini tidak serupa dengan pandemi-pandemi influensa yang pernah
terjadi.

Anda mungkin juga menyukai