44 th 2009 Ttg RS
& Hospital Bylaws
Fungsi PIRS
1. Acuan utk pemilik RS melakuk. Pengawasan
2. Acuan utk Direktur dlm mengelola RS
3. Acuan utk Direktur menyusun kebijakan
operasional
4. Sarana utk jamin efektifitas, efisiensi dan
mutu pelayanan
5. Acuan perlindungan hukum semua pihak yg
terkait dgn RS.
6. Acuan dlm menyelesaikan konflik di RS
PIRS bukan peraturan teknis operasional,
SOP dan peraturan2 dari Direksi RS.
Sejarah RS di Indonesia
Ada 3 periode
Periode I:
- Sebelum thn 1960, RS hampir murni utk amal
(charity)
- Periode ini bebas dr tuntutan hkm kebal hkm,
ok biaya dari uang sumbangan khusus menolong
org sakit, tanpa imbalan
- Tak ada pikiran pasien utk menuntut RS atau
dokternya
- Bila terjadi sesuatu tak terduga, merup. Takdir
dari Allah
- Berobat ke RS pemerintah tak perlu bayar,
hanya beli karcis yg begitu murah
Periode II :
- 1960 1990: RS Swasta mulai sukar mendpt dana
sumbangan.
- RS.mulai tekor utk tutupi pengeluarannya ok itu hrs
perhitungkan segi ekonomi dan finansialnya.
- RS, mulanya bersifat sosial, bergerak ke sosialekonomi.
- Pd periode ini manajemen RS hrs pandai2
mengelola RS utk keseimbangan faktor sosial &
faktor ekonomi (break event)
- Faktor sosial menonjol, RS bangkrut, mk dibuat
kamar VIP utk subsidi silang utk menunjang
ketekoran kls III.
Klasifikasi RS
1.
2.
Fungsi RS
Menyelenggarakan pelayanan,perawatan,
rehabilitasi
Pencegahan (preventif)
Pendidikan dan latihan
Penelitian
Personel:
a. Tenaga kesehatan sarjana
b. tenaga kesehatan non sarjana
c. Pimpinan RS + Pemilik modal
Tanggung jawab RS
RS dibebani tanggung
jawab(responsibility),agar yankes terselenggara
dg baik dan mutu dpt dipertanggung
jawabkan(accountable)
RS, selain pelayanan medis hrs mendukung
pendidikan, pelatihan dan penelitian serta
menjaga dan meningkatkan kes.komunitas
sekitarnya.
Membuat Hospital Bylaws (PIRS & PISM)
KUH per. 1367: Seseorg bukan hanya ber
tanggung jawab atas tindakannya, juga
bertanggung jawab atas tindakan2 orang2
dibwh tanggungannya
Syarat Rs, lih. Pasal 7 UU.No 44 ttg Rs
Substansi UU.44
ttg RS
BAB VI
: Jenis dan Klasifikasi
Bgn kesatu: Jenis
Bgn kedua : Klasifikasi
BAB VII
: Perizinan
BAB VIII
: Kewajiban dan Hak
BAB IX
: Penyelenggaraan
1. pengorganisasian. 2. Pengel.klinik.
3. akreditasi. 4. Jejaring & sist.rujukan
5. keselam.pasien. 6.perlind.hukum RS
7. Tanggung jawab Hkm.8. bentuk RS
BAB X : Pembiayaan
BAB XI : Pencatatan dan Pelaporan
Bab XII : Pembinaan dan
Pengawasan
1. Umum. 2. Dewan Pengawas RS.
3. Badan Pengawas RS.Indonesia
BAB XIII : Ketentuan Pidana
BAB XIV : Ketentuan Peralihan
BAB XV
: Ketentuan Penutut
Dasar Menimbang
a. Bahwa yankes hak setiap yang dijamin UUD RI
thn 1945, harus diwujudkan dg upaya
peningk.derajat kes.masy.se-tinggi2
b. Bhw RS adalah institusi yankes bg masy. Dgn
karakteristik tersendiri yg dipengaruhi oleh
iptek kes.dan kehidupan sosial ekonomi
masy.yang harus tetap mampu
meningk.pelayanan lebih bermutu,terjangkau
masy.agar terwujud derajat kes.se-tinggi2nya.
c. Bhw dlm rangka peningk.mutu dan jangkauan
pelayan.RS serta pengatur.hak dan kewajiban
masy.dlm memperoleh pelayan.kes, perlu
mengatur RS dgn Undang undang.
BAB V : Persyaratan
Bgn kesatu;
Pasal 7:
(1) RS hrs memenuhi persyaratan lokasi,
bangunan, prasarana, SDM, kefarmaian dan
peralatan.
(2) RS dpt didirikan oleh Pemerintah, Pemda atau
swasta
(3) RS pem.& Pemda hrs berbentuk Unit
Pelaksana Teknis(UPT) dari Instansi yg
bertugas dibid.kes, Instansi tertentu atau
lembaga Teknis Daerah dg pengelolaan Badan
Pelayan umum/ BLU Daerah sesuai peraturan
(4) RS Swasta hrs berbentuk Badan Hukum yg
kegiat usahanya bergerak
dibid.perumahsakitan
Pasal 13 14 :
Tenaga medis hrs punya SIP, dan bekerja
sesuai hrs standar profesi, standar
pelayanan SPO, etika profesi, hormati hak
pasien dan utamakan keselamatan pasien.
Tenaga asing sesuai kebutuhan dgn
mempertimbangk kepentingan alih Iptek
dan hrs ada STR & SIP
Bagian keenam : kefermasian
pasa 15 : Persyarat kefarmasian hrs jamin
ketersedian farmasi, alat kes, mutu,
manfaat, aman dan terjangkau dan hrs
ikuti standar kefarmasian.