Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Luka adalah hilang atau rusaknya kontuinitas dari jaringan tubuh. Keadaan ini
dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau benda tumpul, perubahan suhu, zat
kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan. Dalam prakteknya nanti
seringkali terdapat kombinasi trauma yang disebabkan oleh satu jenis penyebab,
sehingga klasifikasi trauma ditentukan oleh alat penyebab dan usaha yang
menyebabkan trauma.(1,2,)
Tubuh biasanya mengabsorbsi kekuatan baik dari elastisitas jaringan atau
kekuatan rangka. Intensitas tekanan mengikuti hukum fisika. Hukum fisika yang
terkenal dimana kekuatan = massa x kecepatan. Sebagai contoh, 1 kg batu bata
ditekankan ke kepala tidak akan menyebabkan luka, namun batu bata yang sama
dilemparkan ke kepala dengan kecepatan 10 m/s menyebabkan perlukaan. Faktor lain
yang penting adalah daerah yang mendapatkan kekuatan. Kekuatan dari masa dan
kecepatan yang sama yang terjadi pada daerah yang lebih kecil menyebabkan pukulan
yang lebih besar pada jaringan. Pada luka tusuk, semua energi kinetik terkonsentrasi
pada ujung pisau sehingga terjadi perlukaaan, sementara dengan energi yang sama
1
pada pukulan oleh karena tongkat pemukul kriket mungkin bahkan tidak
menimbulkan memar. Efek dari kekuatan mekanis yang berlebih pada jaringan tubuh
dan menyebabkan penekanan, penarikan, perputaran, luka iris. Kerusakan yang
terjadi tergantung tidak hanya pada jenis penyebab mekanisnya tetapi juga target
jaringannya. Contohnya, kekerasan penekanan pada ledakan mungkin hanya sedikit
perlukaan pada otot namun dapat menyebabkan ruptur paru atau intestinal, sementara
pada torsi mungkin tidak memberikan efek pada jaringan adiposa namun
menyebabkan fraktur spiral pada femur. (3)
ANATOMI KULIT
Bagian paling atas adalah lapisan sel keratinisasi stratum korneum yang
ketebalannya bermacam-macam pada bagian-bagian tubuh tertentu. Pada tumit dan
telapak tangan adalah yang paling tebal sementara pada daerah yang terlindungi
seperti skrotum dan kelopak mata hanya pecahan dari millimeter. Berkaitan dengan
forensik pada perkiraan perlukaan penetrasi pada kulit.
Kemudian epidermis yang tidak terdapat pembuluh darah. Lapisan epidermis
umumnya berkerut, permukaan bawahnya terdiri dari papilla yang masuk ke dalam
dermis. Dermis (korium) terdiri dari jaringan ikat dengan adneksa kulit seperti folikel
rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Terdapat banyak pembuluh darah,
saraf pembuluh limfe serta ujung saraf taktil, tekan, panas. Bagian bawah dari dermis
terdapat jaringan adiposa dan (tergantung dari bagian tubuh) fascia, jaringan lemak,
dan otot yang berurutan di bawahnya.(3)
DESKRIPSI LUKA
Perlu dijelaskan bahwa deskripsi luka harus seobjektif mungkin, meliputi:
1. Jumlah luka
Garis mendatar
yang
Melewati ujung
Gambar 2
Penentuan lokasi luka berdasarkan garis aksis dan ordinat (4)
Untuk luka tembak, kita menentukan lokasi luka dengan cara mengukurnya
dari tumit lalu kita ukur jaraknya dari garis yang melalui tulang dada atau
punggung pada sebelah kanan atau kirinya.(5)
Gambar 3
Penentuan lokasi luka tembak
Gambar.4
Lokas luka berdasarkan ukuran panjang(4)
Ujung I 3cm sebelah kanan garis tengah tubuh dan 14cm di atas garis
Gambar.5
Lokasi luka berdasarkan ukuran lebar (4)
Batas teratas 17cm di atas garis mendatar yang melewati putting susu dan
batas terbawah 17cm di bawah garis mendatar yang melewati putting susu
Batas paling kanan 10cm sebelah kanan garis tengah tubuh dan batas paling
kiri 9cm sebelah kiri garis tengah tubuh. (4)
Gambar.6
Lokasi luka berdasarkan ukuran kecil(4)
Gambar.7
Bagian-bagian luka (4)
Tebing luka:
Permukaan rata.
Terdiri atas kulit, jaringan ikat, otot
dan tulang.
Antar tebing luka:
Tidak terdapat jambatan jaringan
Dasar luka:
Terdiri atas tulang
Gambar.8
Bagian-bagian pada Luka Tajam (4)
Tebing luka:
Permukaan tidak rata
Terdir atas kulit, jaringan ikat dan
otot
Antar tebing luka:
Terdapat jembatan jaringan
Dasar luka:
Terdiri atas tulang
Gambar.9
Bagian-bagian pada Luka Tumpul (4)
Gambar.10
Bagian-bagian pada Luka Tembak masuk (4)
Tebing cincin lecet Tak begitu jelas, terdiri atas kulit. Dasar cincin lecet tak
rata, terdiri atas jaringan ikat.Tebing luka tak rata, berbentuk silinder/corong dan
terdiri atas jaringan ikat serta otot. (4)
TRAUMA TUMPUL
9
penekanannya.
Kadang sesuai dengan bentuk bendanya.
Eritem, vesikel tanda intravital.
Gambar.11
Abrasi pada wajah (7)
Gambar.12
11
Gambar.13
Gambaran luka memar(7)
12
Luka Robek
Luka robek (laceration) adalah jenis kekerasan benda tumpul yang merusak
atau merobek kulit (epidermis & dermis) dan jaringan dibawahnya (lemak, folikel
rambut, kelenjar keringat & kelenjar sebasea). Luka robek mempunyai tepi yang tidak
teratur, terdapat jembatan-jembatan jaringan yang menghubungkan kedua tepi luka,
akar rambut tampak hancur atau tercabut bila kekerasannya di daerah yang berambut,
disekitar luka robek sering tampak adanya luka lecet atau luka memar.(5,9)
Cara terjadinya luka robek (laceration), yaitu :
Arah kekerasan tegak lurus terhadap kulit sedangkan jaringan dibawah kulit
terdapat tulang misalnya kepala yang terbentur pada sisi meja. Hal ini disebut
luka retak (harus kita bedakan dengan luka iris (incissed wound).
Arah kekerasan miring (tangensial) sehingga luka robek (laceration) dan
terkelupas.
Benda yang berputar menyebabkan luka yang sirkuler misalnya gilasan mobil.
Patah tulang yang menembus kulit (5)
Gambar.14
13
: Satu
Lokasi
Bentuknya
: Berupa luka terbuka, tak teratur dan jika ditautkan tidak rapat
Ukurannya
Sifatnya
: Garis batas luka tak teratur, terdapat 6 buah sudut yang terdiri atas
sudut tumpul dan runcing. Tebing luka tak rata, terdiri atas jaringan
kulit dan jaringan ikat. Terdapat jembatan jaringan diantara kedua
tebing. Dasar luka berupa tulang dahi yang masih normal. Daerah di
sekitar luka tampak bengkak (menonjol) dan berwarna kebiruan.(4)
TRAUMA TAJAM
Luka yang diakibatkan oleh benda tajam dapat dibedakan dari luka yang
disebabkan oleh benda lainnya, yaitu dari keadaan sekitar luka yang tenang, tidak ada
luka lecet atau memar, tapi luka yang rata dan dari sudut-sudutnya yang runcing
seluruhnya atau hanya sebagian yang runcing serta tidak adanya jembatan jaringan.
Ada 3 jenis luka akibat kekerasan benda tajam, yaitu:
1. Luka iris/ luka sayat (incised wound)
2. Luka tusuk (stab wound)
3. Luka bacok (chop wound) (5,9)
Luka Iris/ Luka Sayat (Incissed Wound)
Luka iris / luka sayat (incissed wound) adalah luka yang lebar tetapi dangkal
akibat kekerasan benda tajam yang sejajar kulit. Ada 3 bentuk luka iris / luka sayat
(incissed wound), yaitu :
14
1. Bentuk celah yaitu luka iris / luka sayat (incissed wound) yang arah datangnya
sejajar dengan arah serat elastis / otot.
2. Bentuk menganga yaitu luka iris / luka sayat (incissed wound) yang arah datangnya
tegak lurus terhadap arah serat elastis / otot.
3. Bentuk asimetris yaitu luka iris / luka sayat (incissed wound) yang arah datangnya
miring terhadap arah serat elastis / otot.
Ada 8 ciri-ciri luka iris / luka sayat (incissed wound), yaitu :
1. Tepi dan ujung luka tajam.
2. Jembatan jaringan tidak ada.
3. Rambut terpotong.
4. Permukaan luka rata
5. Sekitar luka tidak ada luka memar (contussion) atau luka lecet (abrasion).
6. Luka tidak mengenai tulang.
7. Panjang luka lebih besar daripada dalam luka.
8. Semua senjata bermata tajam berpotensi sebagai penyebab luka iris / luka sayat
(incised wound) sehingga identifikasi alat tidak berguna.(5)
Gambar.15
Gambaran luka iris
Perbedaan Antara Luka Iris / Luka Sayat (Incissed Wound) dengan Luka Robek (5)
Luka Iris/Luka Sayat/Incissed Wound
Bentuk luka teratur
Tepi luka tajam atau rata.
Sudut luka tajam.
Luka Robek
Bentuk luka tidak teratur.
Tepi luka tidak tajam atau tidak rata
Sudut luka tidak tajam.
15
5. Tusukan diputar saat masuk, keluar, maupun keduanya. Sudut luka berbentuk
ireguler dan besar. (2)
Bentuk luka tusuk (stab wound) pada kulit dan otot, yaitu :
Alat pisau dapat menimbulkan luka tusuk (stab wound) yang berbentuk celah,
Gambar.16
Gambaran luka tusuk (7)
17
bacok (chop wound) adalah luka akibat alat yang berat dan bermata tajam atau agak
tumpul, akibat suatu ayunan yang disertai tenaga yang besar.
Ada 6 ciri-ciri luka bacok (chop wound), yaitu :
1.
Ukuran luka bacok (chop wound) biasanya besar.
2.
Tepi luka bacok (chop wound) tergantung pada mata senjata.
3.
Sudut luka bacok (chop wound) tergantung pada mata senjata.
4.
Hampir selalu mengakibatkan kerusakan pada tulang.
5.
Kadang-kadang memutuskan bagian tubuh yang terkena bacokan.
6.
Di sekitar luka dapat kita temukan luka memar (contussion) atau luka lecet
(abrasion) atau aberasi.(5)
Gambar.17
Gambaran luka bacok (7)
: Satu
: Di dada bagian kanan atas, 10 sentimeter sebelah kanan garis tengah
tubuh dan 7 sentimeter di atas garis mendatar yang melewati puting
susu.
Bentuknya : Berupa luka tembus seperti celah dan ketika ditautkan rapat serta
membentuk garis lurus yang arahnya mendatar.
18
: Garis batas luka bentuknya teratur dan simetris, tepinya rata serta kedua
ujungnya runcing. Tebing luka rata terdiri atas kulit, jaringan ikat,
jaringan lemak dan otot. Tidak ditemukan adanya jembatan jaringan
dan dasar luka tidak terlihat pada pemeriksaan luar. Disekitar garis
batas luka tidak ada memar.
LUKA TEMBAK
Harus selalu ada di dalam benak kita bahwa saat tembakan terjadi, dilepaskan
3 substansi berbeda dari laras senjata. Yaitu anak peluru, bubuk mesiu yang tidak
terbakar, dan gas. Deskripsi luka yang minimal untuk pasien hidup terdiri dari:
1.
lokasi luka
2.
ukuran dan bentuk defek
3.
lingkaran abrasi
4.
lipatan kulit yang utuh dan robek
5.
bubuk hitam sisa tembakan, jika ada
6.
tattoo, jika ada
7.
bagian yang ditembus/dilewati
8.
titik hitam atau tanda penyembuhan akibat bedah pengeluaran benda asing
9.
dan susunannya
penatalaksanaan luka, termasuk debridement, penjahitan, pengguntingan
rambut, pembalutan, drainase, dan operasi perluasan luka.(3)
19
Gambar.18
Gambaran luka tembak masuk dan luka tembak keluar (7)
: Satu
: Di perut bagian kanan atas, 8 sentimeter disebelah kanan dari garis
tengah tubuh dan setinggi 110 sentimeter dari tumit.
Bentuknya : Terdiri atas 2 bagian, yaitu bagian luar berupa cincin lecet dan bagian
dalamnya berupa lubang. Posisi lubang terhadap cincin lecet
konsentris.
Ukurannya : Diameter cincin lecet 11 milimeter dan diameter lubang 9 milimeter.
Sifatnya
: Garis batas luar dari cincin lecet bentuknya teratur (bulat) serta tepinya
tak rata dan garis-garis lubang bentuknya juga teratur serta tepinya
tidak rata.
Tebing luka tak rata, berbentuk silinder dan terdiri atas jaringan kulit,
otot dan tulang.
Dasar cincin lecet adalah jaringan ikat, sedang dasar lubang tidak
dapat ditentukan pada pemeriksaan luar sebab menembus dinding
perut. Daerah disekitar cincin lecet terlihat memar berwarna merah
kebiruan, jelaga dan tatoase. (4)
20
LUKA BAKAR
Dry heat (burn heat / luka bakar) adalah luka bakar yang diakibatkan oleh
persentuhan tubuh dengan api atau benda panas (bukan cairan).(5)
Ada lima mekanisme timbulnya luka bakar:
1. Api: kontak dengan kobaran api
2. Luka bakar cair: kontak dengan air mendidih, uap panas, dan minyak panas.
3. Luka bakar kimia: asam akan menimbulkan panas ketika kontak dengan jaringan
organik.
4. Luka bakar listrik memiliki karakteristik yang unik, sebab sekalipun sumber
panas (listrik) berasal dari luar tubuh, kebakaran/kerusakan yang parah justru
terjadi di dalam tubuh.
5. Luka bakar kontak : kontak langsung dengan obyek panas, misalnya dengan
wajan panas atau knalpot sepeda motor. Hal ini sangat sering terjadi di Indonesia.
(11)
kedalaman luka bakar. Luka bakar diklasifikasi menjadi derajat 1, 2, dan 3. Kadangkadang digunakan pula istilah derajat 4 pada kulit yang hangus terbakar mirip arang.
Klasifikasi tersebut ialah :
Luka bakar derajat 1 = superficial burn. Luka bakar permukaan yang tidak terlalu
serius dan hanya mengenai lapisan kulit bagian atas. Sering kali disertai
Luka bakar derajat 3 = full thickness burn. Luka bakar mengenai seluruh
ketebalan kulit. Struktur di bawah kulit pun sering kali mengalami kerusakan.
Sekalipun demikian, kulit tidaklah lenyap, musnah, atau hilang, tetapi rusak.
21
Ada 4 reaksi lokal dari tubuh korban dry heat (burn heat / luka bakar), yaitu :
1. Eritem dengan ciri-ciri : epidermis intak, kemerahan, sembuh tanpa meninggalkan
sikatriks.
2. Vesikel, bulla & bleps dengan albumin atau NaCl tinggi.
3. Necrosis coagulativa dengan ciri-ciri : warna coklat gelap hitam dan sembuh
dengan meninggalkan sikatriks (litteken).
4. Karbonisasi (sudah menjadi arang).(5)
Gambar.19
Gambaran luka bakar (7)
: Dua buah
: Keduanya di paha sisi depan, yang satu 10 sentimeter di atas lutut dan
lainnya 17 sentimeter di atas lutut
: Garis batas luka terbuka tidak teratur dan tepinya tidak teratur.
Tebing luka tak rata. Dasar luka jaringan ikat, tidak rata, terlihat basah
dan berwarna kemerahan.
Garis batas luka yang berupa gelembung tidak teratur.
22
ASPEK MEDIKOLEGAL.
Didalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang menderita luka akibat
kekerasan pada hakekatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan kejelasan dari
permasalahan sebagai berikut :
a. Jenis luka apa yang terjadi.
b. Jenis kekerasan/senjata apakah yang menyebabkan luka.
c. Bagaimana kualifikasi luka itu.(9)
Karena deskripsi luka bersifat obyektif maka tidak boleh dikemukakan hal-hal
yang bersifat interpretatif. Jika misalnya ditemukan luka tusuk atau luka tembak
maka kata-kata luka tusuk atau luka tembak tidak boleh di utarakan. Pembuatan
Visum et Repertum cukup menyatakan ditemukan luka dan kemudian diceritakan
tentang jumlah, lokasi, bentuk, ukuran dan sifatnya.(4)
Demikian pula dengan menimbulkan perasaan nyeri, sukar sekali untuk dapat
dipastikan secara objektif, maka kewajiban dokter didalam membuat Visum Et
Repertum hanyalah menentukan secara objektif adanya luka , dan bila ada luka dokter
harus menentukan derajatnya.
1. Luka Ringan
Luka yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan dalam menjalankan
pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata pencahariannya.(4)
Pasal 352
(1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang
tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan
jabatan atau pencarian, diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana
penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang
melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi
bawahannya.
23
3. Luka Berat
Apabila penganiayaan mengakibatkan luka berat, seperti yang dimaksud dalam
pasal 90 KUHP, luka tersebut dinamakan luka derajat ketiga, dengan kriteria :
a. Penyakit atau luka yang tak dapat diharapkan sembuh dengan sempurna.
b. Luka yang dapat mendatangkan bahaya maut.
c. Rintangan tetap menjalankan pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata
d.
e.
f.
g.
h.
pencaharian.
Kehilangan salah satu panca indera.
Cacat besar atau kudung.
Mengakibatkan kelumpuhan.
Mengakibatkan gangguan daya pikir 4 minggu lamanya atau lebih.
Mengakibatkan keguguran atau matinya janin dalam kandungan. (4,9)
Pasal 90
24
Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh
sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;
Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
pencarian;
Kehilangan salah satu pancaindera;
Mendapat cacat berat;
Menderita sakit lumpuh;
Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan. (12)
25