GR
Saharman Leman
PENDAHULUAN
Latar Belakang
._,
1663
raranta. 1~76).
.
lu111 Jelas
.
Penyakit Den1a1n Reurnat1k dapat nlengak1b
tk
.
(seq1,ele) yang an1at penting pada ., a at1geJala
1a
.
'
Jantu11g
b
at berat r1ngannya karditis ela .
se agai
b
kt '
.
na Serano
am reu111at1k. Dan beberapa petlclitia
can akut
d~Jll
n tentan(l i d
diti dan PJR yang menetap adalah ak'b k o ns1 ens
kar
b I
I at ekamb h
DR tanpa PJR se e urnnya adalah sebag,ti berikut u an
Kekambuhan yang terbanyak dan ter
. .6-14o/o
.
k'
pent1ng adalah
ibat perJalanan penya it de1na1n reuinat'k .
..
k
a
k d 1
k
. .
t
itu send1n
Cukup banya "k I apor an ins1dens dari kekambuha~
deman1 .reumat1 yang ya?g berlanjut dan me11gakibatkan
penyakJt Jantung Ruemattk. Pencegahan primer DR d
ap~t
dlatasi dengan antibiotika Penisilin _ v atau benzat1n
penisilin parentral yang adekuat terhad,1p kuman SGA
betahemolitikus. Atau dapatjuga dengan makrolid lain nya,
btla biakan hapusan tenggorok n1erupakan diagnostik
untuk kuman SGA tersebut (Stollem1<tn, 1955; Siegel, 196] ).
Dajani A. dan kawan-kawan 1995 mel tporkan bahwa
pasien DR adalah berisiko tinggi untuk terjadi kekambuhan
embali oleh kuman SGA, schingga diperlukan
pencegahan yang berkelanjutan dengan antibiotika
ebagai pencegahan sekunde1 terhad,tp kekambuhan
tersebut.
''American
Heart
Asscosiation
1988''
merekomendasikan perlunya dilakukan pencegahan
sekunder yang berkelanjutan dengan protokol seperti
ang dianjurkan oleh ''Irvington House Group'' ( U.K and
U.S, 1965), tetapi yang sukar adalah menetapkan untuk
berapa lama pencegahan sekunder ini dilakukan. Walaupun
nsiko kekambuhan berkurang dengan bertambahnya umur
ti(f(.tk me111perlil1atk
.
1964, Krat1se 1975 an geJ~tla-gejala yang kha (Wood dkk
(Krause 197S) S : Straser 1978), (Ran1elikamp, 1958).
3()% b1'l1 ters. ~ ecta~gkan keka1nbL1han dc1nam reurnatik
'
crang
f'
'k .,
M
in e s1 SGA (SpagnU()fo dkk 1971)
a_ieed H.A dkk 1998
penceg,1ha11 s k I
. mcnganJurkan C(trt\ pe11gc>batan
.lllg)
c u11c er tersebut
sbb
(P
.
11
I
'
a un sesudal1
'
~erang,in
akut
sampai
t1111t1r
40
tahun
<l an k~1da11g-ktd d' I
' ang 1per ukan selarn:.1 hidt1p.
DR dengan k1rd1
t.
PJR
'
1 is anpa
d1Jakukar1 pc11gobata11
pencegahan sekunder selan1:.1 IO tahun.
DR sajtt tanpa karditis dilakukan pengobata11
penccg<than sela111a 5 tahun sampai u1nt1r 21 t<1l1un.
Secara un1un1
Feve1 tahun
1
1995 neng,1njurkan pencegahan sekundcr i11i si1111pai un1t1r
21 tah~n da11 5 tal1un lagi setcl,1h terjadi scr<111g<1n ul~1ng<1n.
yang d1lakL1k,1n ti,ip 4 mi11ggt1. Tctapi Lttc H.C dkk 1986 (f;.111
1994 pada <le:tcr,th dcngan insidens DR y~111g ti11ggi 41tat1
pasien de11g:.in gcjala PJR menganjurkan pcnccg:.1ha11
sckL1nder ini tiap 3 111inggt1.
Majeed H.A ( 1992) mclaporkfltl bahwa scla111rt 12 tal1t1n
pencegah<tn sekL1nder ini didapatkan keka111buh<111 DR i11i
sebanyak 0.()03o/o pasien pertahun dib<1ndingka11 t~tnpa
melakukan pencegahan sekunder yaitt1 sch<1r1y,1k 0.2%
pasien pertahun, juga 1nelaporkan bahwct kck<1mbuh,111
yang dicegah dengan cara diatas tcrnyat~1 70% JJ,1sie11
dengan karditis menghilang bisir1g j;1r1tL111g11)'a sert11
dengan iran1a jantung yang normal.
Maka dari itu di Bagian II n1u Per1yakit Oitla111 FKUnand/RS UP dr.M.Djamil Padang dilaks<1nc1k,t11 st1at~1
program penccgah,10 ~ekunder ~ang dapat n1c1~g~1~:.111g1/
menghila11gkc.111 perjala11an penyak1t Demar11 Reum,1t1k (DR)
PJR
yan<l
ctikup
dahsyat
ini.
Protokol
telc.1p
yang
dan
dilaksanakan sejak tahun 1978 sampat se karang <d,ilah
sebagai berikut:
.
.
.
.
. 1 G 1 2J'uta unit tiap 4 m1nggu s~1mpa1 umur 25
Pen1s1 1n
tahun.
.
20 tahun harus rner1d<1patk<111
>
.
l
5
B1'la u1nur pas1en
. p ilin G (l<>fzg-(1cti11g) se <t1n~1
..
sUntikan Benzat1n er11s
tahun.
denaan protokl>I I d'ln 2
1
telih se esa1
o
Bila pas1en ~ d' k kambuhan lagi r11ak'1 ak<111
sedangkan tcrJa 1 e t'kan Benz,1tin J>c11isili11 G
k kembalt st1n 1
c:
mendapat an
. . 4 mingou.tintuk sela1na ~1
. 1 2 juta t1n1t ttap
e
.
dengan dos1s . B'l kasus berat tiap 3 m111ggu
'k t11ya t a
tahun bcr1 u
.
1978 satnpai ;\gustus
ak AaustLJS
s Iarna 20 tahun. S~j e FK-UN1\ND/RSUP Dr ~1
ed. bagian Penyak1t Dalan1 1 .s kesi11t~1 a11 dari t1asil
I 998 t
d'l kukan ana ist .
1Pada11g telah I a .
dengan hasil keka111buha11
Jami
'
I t tap dt atas.
o
001
nvprotoko e
, 80 2% de11gan p<
akt1t.
Unt11k p t1gob,1ta11 dari b i111~1ca111-111~1ca111 r11a11ifcst~1 i
kli11is \\ aktlt l'a icn li~ttitt1 berob41t 111,1ka JJallr1 ~41s,. ~1kt1t
in1 d1lakt1kan J)C11gol1ata11 st;bL1gai bc1 ikt1t (1 a.bcl l)
(l.. ra11ki 11. 1975; 11lranta , f\1<1rkO\\ itz. 198 J. o1111111tt 'C o11
Rl1 t1111ati I.. er. 1995).
Tabcl 1. Hubungan Manifestasi Klinis dan Pengobatan
Pengobatan
Manifestasi klinis
Artralg1a
Artr1t1s saJa dan/atau
kard1t1s tanpa
Kard1omegah
Kard1t1s dengan
kardlomegal1 atau
Gagal 1antung
Sahs1lat saja
Sahs1lat 100 mg/kgBB/har1 selama 2
m1nggu dan diteruskan dengan 75
mg/Kgbb/hr selama 46 n11nggu
Predn1son 2 mg/kgbb/harl se lama 2
m1nggu dan tapering sela111a 2
mrnggu dengan d1tambahkan
sal1s1lat 75 mg//kgbb/har1 untuk 6
m1nggu
Negara
Tahun
Kel. Umur
(th)
1 -14
* lnggns &
1963
Wales
*Kuwait
*Saudi Arabia
* Swed1a
USA
* Iran
* Cekoslowakia
Hongkong
* Indonesia
1984-1988 5-14
1980-1984 5-14
1971-1980 0-15
0 - 14
1978
semua umur
1975
1- 15
1972
semua umur
1972
(belum ada laporan)
In iden/
100.000
populasl
47
29
22
0.2
9
59 .. 100
8.5
23
PATOGENESIS
11tl1k I 1og1,11111 11~ gal1:111 pri111
r cli1Jergt111~1k~111 <)l)at
I' 11isili11 \I_ jutt1 U11it/J1a1i s 1~1111a 10 l1a1i ~tl~llt Eritr<>111isi11
4() 111g/kg bb /11,tl i s l<llll\l 10 h,11i.
.
k1rtl
1111
11111
ltt1oglc)l)t1l11111y'1 cla11 kotl1(Jleme1111,1d'1s;Jrkc>lc111' () '
.I \_IU.J
'If
=I
ftlORFOLOGI
)ang paLog11omonik DR adal h
1
Leb gnt diag110 tik hi topatologik Se~ B~dar1 A cl1off
e3
.
d
ring d1te11 k .
10
llntuk
aAdan
pen}t
-30tah
I Jlen\
ilapotk?J
"
~ntuk se
c11di ri.
~er,1kan-gen1ka11 tc.1np'1 dis,1di1ri r.tk,111 dite1nt1kar1 pttdn wajal1
dan angot,1-a11ggcltc.1 ger~lk tt1bul1 y:l11g biasatl)''t t111i li.1leral. D<1n gcr,lk,ln i11i t11cngl1il~1ng sa~tt li(lt1r.
MANIFESTASI KLINIS
DR/PJR yang kita kcnal sekarang 111erupaka11 kumpul
. h .
d
an
Eritema Marginatum
Erite1na n1argi11c.ltu111 ini clite111L1k,111 kir~1-kir;.\ So/o ci,1i pasie11
~R, dan bcrl,111gst1ng ber1ninggu-111i 11ggt1 d~111 L)erl1t1l,1n,
t1dak nyeri dan tidak gatal.
\an2~
. ...
nbah~
itisaSJ dm
eksi Sri
en mer:. . . '-"
n 0 ~
1
~) )an~
i!ll.,...
ntuk inft
akomp
aadal
rokus.
11
.. dan ~
~forebe
e~~
bbifl) ov
o,i'1 :
sP ~
fearf
..
!{100;
a~an
Artritis
Artritis adalah gejala major yang sering ditemukan pada
DR akut (Majeed H.A 1992). Sendi yang dikenai berpindahpindah tanpa C(LCat yang biasanya adalah sendi besar
cperti lutut, pergelangan kaki, paha, lengan, panggu1, siku
dan bahu. Munct11nya tiba-tiba dengan rasa nyeri yang
meningkat 12-24 ja1n yang diikuti dcngan reaksi radang.
Nycri ini akan rncnghilang secara perlahan-lahan.
Radang se11di i11i jarang yang menetap lebih dari satu
Karditis
d
11gan
. itis merupakan manifestasi klin1s yang penting c
ins_idens 40-50% (Majeed HA J992), atau berlanjut dengan
Kard
nyeri
.
ndokard1um
. send1. Karditis ini bisa hanya mengenat e
.
a.ia E d
bsng
Jantung.
1 1
n okarditis terdeteksi saat adanya
Katu
k dan dapat
P m1trallah yang terbanyak d1 enai ...
be. rsa maan dengan katup aorta. Katup '1orta 5end10 Jarang
. .
.
k denga11 b1s1ng
d1ken
ai. Adanya regurgitasi mitral d1te1nu an
a
s1~tolik
" .
. d -kadang JUg
Yang menjalar ke aks1la~ dan ka ang
Nodul Subkutanius
Besamya kira-kira 0.5-2 crn bund<tr, tcrbat4\S cla11tid4lk11yeri
tekan. Den1am pacia DR tidak kl1as. dan j;.1ri.111g 111c11j<1di
ke1uhan ut,1111'1 olch p::1sicn DR ini (Strasser, 1981) P~ltlc.t
penelitian yang di 1(1ksc.lr1<1 k~tn olch pen el iti-pc11el it i di
berbagai 11cg;1ra, dari manifcstc1si klinis DR yc.111g clila1)<.1rkc.111
oleh C<>1t1111itt<!e <ifRet11<Jtic f~"e,,er tahun 1992 cta111Jenclitia11
sendiri dapat dilihc.1t seperti 'fabel 3.
Tabel 3. Manifestasi klinis dari gejala mayor DR/PJR Dari berbagai negara.
Nodul
Eritema
Korea
Subkutan
Marginatum
Carditis
Artritis
Di Negara
001o
0%
7/o
60%
BOo/o
* S. Arabia,1984
001o
Oo/o
(30)
1%
47/o
92o/o
NI
Iraq, 1988 (86)
6.4o/o
501o
63%
79/o
* Tunisia, 1982
0.4o/o
201o
(324)
10o/o
44%
81%
4%
Kuwait,1992 (445)
1
o/o
Bo/o
42/o
76%
201o
* USA, 1962 (275)
2%
20%
341<>
66%
*India, 1974 (102)
* Indonesia:
2.2o/o
1.7/o
35%
57%
38%
- Asikin H 1984
0
1,6/o
4.4/o
94,5%
83%
- Saharman L
1999
Mortalitas
=
0%
Oo/o
NI
0.45o/o
0.36%
0.98o/o
11.5%
oR
UPAYA-UPAVA DIAGNOSTIK
Diagnosis DR akut didasarkan pada manjfestasi k1inis,
bukan hanya pada simtom, geja1a atau kelainan
1aboratorium patognomonis. Pada tahun J 944 Jones
menetapkan kriteria diagnosis atas dasar beberapa sifat
dan gejala saja. Setelah itu kriteria ini dimodifikasi pada
tahun 1955 dan selanjutnya direfisi 1965, 1984 dan terakhir
1992 oleh AHA. (Tabel 4)
Ditambah: bukti-bukti adanya suatu infeksi
pos1t1f atau kena1kan titer tes serologi ASTO dan anti DNA-
Gejala major:
Gejala minor:
Poliatritis
Kardit1s
Korea
Nodul subkutaneus
Eritema marginatum
PERJALANAN PENYAKIT
1667
1968)
~-kadan& karditi dapat juga lelJadi
DR akut pada wnur >25 tahun. BilaJ>?l1arna kali
tettpl bila kardit1 yang di erta nngan akan
did biling-bising k.atup akan terd omegal1 dan
0
~aao kordis dapat terjadi elamaekarngd~1 . an (~)
t1s mas1h
;IL
"
tidak
akan kambuh bila infeksi Streptokok d'
.
""
baik .
u.s 1atas1
flDIDOl1
hu tillggi
I (artralgi,a)
~
I fase aklt
reptokokw
atas adan)t
angat
llll&n
DR biasanya terjadi pada daerah wabah
tis Streptokokus yaitu sebanyak 3o/o, sedangkan
1P1en 'ang pernah mendapat serangan DR aku~
Umumnya seran
remato .
~an DR dibuktikan juga dengan ditemukan
1990). gendt train Str~ptokoklu grup A (SIOllemm dkk '
81
study gro ,, d
. up an kasus-kasus PJR terdapat penurunan
yang la.Jam d~ kcmatian pada studi karena serangan yang
berulang dan PJR yang diobati dengan cara pcnccgahan
sekunder. Pada PJR angka kehidupan hanya kurang 40%
seda~gkan pada DR tanpa PJR lebih dari 40%. Di Amerika
kela1nan klinis DR/PJR akan bertambah baik bila
pencegahan sekunder dilaksanakan seumur hidupnya.
Karena mereka melaporkan dari Amerika rnasih ditemukan
kasus DRIPJR pada usia tua sehingga menjadi kelompok
penyakit lanjut usia (Denny dkk, 1950; W.H.O, 1966, 1988).
Pengalaman kami di Bagian Dmu Penyakit Dalam 1978-1998
(20 tahun) didapatkan penurunan insidensi DR/PJR dari
31,4% menjadi 12,2% dari 182 pasien DR/PJR.
UPAYAPENCEGAHANSERANGANULANGDR
Bila seorang pasien DR akut telah sembuh, maka masalah
utama adalah pencegahan sekunder. Kita tidak
mempersoalkan bagaimanapun ringan atau beratnya
serangan pertama, namun kerentanan penyakit ini sangat
tinggi sehingga serangan berulang-ulang dapat timbul
kembali. Kekerapan penyakit ini sudah menurun dalam 25
tahun terakhir ini di Amerika clan Eropah. Di mana keadaan
ini sebahagian besar disebabkan oleh pencegahan
sekunder yang telah dilaksanakan. Dari penelitian
''Irvington House'' 1954 diketahui bahwa dengan parentral
Penisilin G lab yang paling baik diantara tiga obat
pencegahan yang dicobakan yaitu Sulfadiazin, Oral
penisilin G dan suntikan benzatin penisilin G setiap bulan.
(W.H.0, 1966)
Keunggulan cara ini (Markowitz , 1985) mungkin
disebabkan oleh:
Kunjungan sekali sebulan yang mendapat pencegahan
sekunder itu dipatuhi dan kesediaan obat lebih terjamin
dalam depot obat. (Wannamaker, 1951)
Absorpsi obat dari otot mungkin lebih lengkap dari pada
di usus.
Yang terpenting kadar terapetik penisilin cukup untuk
menghilangkan setiap ''intercurrent '' Streptokokus
selama satu minggu dari tiap interval 4 minggu.
Sesuai dengan laporan dari ''Intersociaty Commition
for Heart Disease Resources'' (AHA, 1988) bahwa semua
ien yang sembuh dari DR akut diberikan suatu
pas
1r .....di S hi
pencegahan sekunder dengan atau tanpa NU ' tis. e ngga
ngan
u]ang
dapat
dicegah.
Tentang
lamanya
sera
.
. .
encegahan belum ada kata sepakat sampat saat 1n1 .
~emyata bahwa kekerapan serangan~s~ran~an ~rulang
pada usia dewasa, tetapi serangan akut tm masih d1temukan
1668
pada usia 20 dan 3() tahur1an. Tentu tid~1klah bij,1ksana bi la
n1engandalkan pengobatc1n i11feksi Stre11tr)ktJRtt.\ dc;ngan
antibiotika aja sedangka11 penceg<1l1<111 scku11~er teru. meneru dipertahankc:1n untuk \\ aktu yang tidak d1tentttkan
(Taranta 1981 ). 0~1ri itu pencegahan sckundcr 1~erlti
disesuaikan dengan lingkungan. cuaca, t1n1ur. pekerJaa.n ~
keadaan ru111al1 tangga. dan keadaa11 jantt1ng itu sc11~1rr
yang sangat bcrpe11garuh terhadap ti111bulr1ya resrk<)
serangan berulang. (Charney, 1968; Bravo, 1979: Br<)Wtl,
1951 ; D4lVies. 1973)
tt1a
rnerupakan
faktc>r
1
Pen tin
kcti1att1t1 111elrtkt1k,1n JJCncegahan jni.
g akan
kc<icl,1c1n sosioekor1omi bagi J)~tsien atau k 1
.
I
e uarga
jarak c1nt<1r;;1tc1npat t1ngga clan Rum,1h sakit
111,111 i fcst<tsi klinis W[tk:t1 pasien mast1k ke R~mah .
ju gel 1nc1npengart1l11 ke taatan untttk melak SakJt
pencegal1an .
Ukan
terhadap sc111t1a do kt er, tenaga k.eschatan d
mcngcnal dt1n rnelaksanak;;1n pencegahan sck d apat
. un er ini
o r l111g
SARAN
UPAYA PENGENDALIAN DR/PJR/ERADIKASI
--
TanpaKard1tis
Penyembuhan Tanpa
Gacad Jantuno
DenganKardit1s
D ~ n1 A
aeP
Fe 11 te ti
inan
E
Vil
2
pranki h
[)eC
fnemer
196
GupCa R
ID
fev
Gordi
en
Hanafi
Han1f
Jan
19
Jn
CacadJantung
berkurang.
REFERENSI
~~
....
PencegahanSekunder
t1 fl
.
J Intern
tn st1b1ec ts c>n seCl> r1 ll L1ry prophyl:1.x1s. Ph1lrpp
Mccl. 1979 17 12
C
.
, . .
K a11 k1 1J1
()tnmrtt cc on Rhcu1na1ic Fever, Endocarti1t 1s and 11 " ' 0 1
e'
f A
1or J)i.ign
.tse <>
111ner1canHcart As ociation. Guidcl1ne
L
19
lu H