DISUSUN OLEH :
HABIBAH NOVITASARI LUBIS
ERINA FITRIYANANDA LUBIS
RIA MELATI SARI SIREGAR
DIAN FRISKA YANTY LUBIS
UMMI RIZKI HADIYATI
LORA INVESTISIA
090100031
090100042
090100223
090100235
090100236
090100230
Definisi
Carotic-cavernosus fistula adalah
adanya hubungan abnormal antara
sistem arteri karotis dan sinus
cavernosus.
Epidemiologi
Tidak ada latar belakang ras tertentu yang
terbukti berkolerasi dengan kejadian
timbulnya CCF.
Kejadian CCF pada umumnya pada lakilaki berhubungan dengan meningkatnya
insiden kecelakan / trauma kepala
Wanita biasanya timbul setelah
menopause berhubungan gangguan
hormonal yang merupakan faktor resiko
timbulnya aterosklerosis yang merupakan
salah satu faktor timbulnya CCF type
spontan
Anatomi Sinus
Kavernosus
Etiologi
Penyebab CCF secara umum
dapat digolongkan akibat :
trauma
spontan
iatrogenic
Patofisiologi
Adanya hubungan antara arteri carotis dengan sinus
cavernosus dapat dapat dibagi menjadi dua : Direct
Fistule, yaitu fistul secara langsung terhubung antara
arteri carotis internus dan sinus kavernosus dan Indirect
Fistule, yaitu terbentuknya fistul pada sinus kavernosus
berasal dari arteri yang ada pada duramater.
Direct fistula terjadi biasanya disebabkan karena trauma
kepala, dimana arteri karotis pars cavernosa robek dan
pada umumnya mempunyai aliran tinggi sehingga gejala
yang ditimbulkan dapat timbul dalam
beberapa hari
sampai beberapa minggu setelah mengalami kecelakaan
dan perlu penangan segara untuk menghidari komplikasi
yang ditimbulkan berupa gangguan penglihatan semakin
berat.
Indirect fistula biasanya terjadi secara spontan adalah
kemungkinan sebab dari aneurisma, walaupun ada juga
pendapat bahwa fistula tersebut adalah suatu kelainan
kongenital dan secara spontan terbuka karena adanya
penyakit kolagen, arterosklerosis, ataupun hipertensi.
Klasifikasi CCF
Klasifikasi CCF dapat dibagi menurut Barrows
Classification (1985)
Direct CCF ( tipe A ) berasal dari hubungan
langsung antara segmen kavernosus arteri
karotis intrakavernosus dan sinus kavernosus itu
sendiri.
Indirect CCF berasal dari shunting yang
abnormal ke sinus kavernosus dari cabang
meningeal arteri carotis intrakavernosus ( tipe B
),
Dari cabang meningeal arteri carotis eksternus
(tipe C),
Dari
cabang
meningeal
arteri
karotis
intrakavernosus dan arteri karotis eksternus
(tipe D).
Gejala Klinis
Anamnesis
1.Trauma terutama trauma pada kepala.
2.Baru saja melahirkan. Dalam kontens ini adalah
tentunya partus secara normal, yaitu sewaktu
mengejan dapat menyebabkan pecahnya cabang
dari arteri karotis dan menimbulkan fistula.
3.Riwayat operasi pada daerah kepala.
4.Menderita penyakit-penyakit sistemik seperti:
hiperkolesterol yang dapat menyebabkan
arterosklerosis, hipertensi, colagen vasculer
disease, EhlerDanlos Syndrome.
5.Mata merah, pengelihatan ganda (diplopia),
bruit (bunyi mendesir pada mata), penurunan
visus, mata yang menonjol, nyeri pada wajah
sesuai dengan penjalaran nervus trigeminus
cabang pertama.
Pemeriksaan Fisik
Pada CCF kelainan-kelainan yang
dapat ditemukan pada mata adalah
sebagai berikut: : Proptosis, edema pada
kelopak mata, pulsasi pada bola mata
(bisa terlihat dan atau palpasi), occular
bruit, khemosis (edema konjungtiva),
eksposure keratopati, dilatasi venavena retina, perdaraham intra retina,
perdarahan
vitreus,
pembengkakan
optik disk, tanda-tanda glaucoma.
Gambaran Radiologis
Terapi
Terapi konservatif
Berupa kompressi eksternal secara manual dari
arteri karotis pars cervical ipsilateral beberapa
kali sehari selama 4-6 minggu, mungkin efektif
dalam pengobatan CCF indirect atau CCF aliran
rendah. Namun ini tidak efektif dalam
pengobatan CCF direct atau fistula aliran
tinggi. Terapi konservatif dilaporkan bahwa 30%
dari pasien dengan CCF indirect memiliki
penutupan fistula spontan sedangkan sekitar
17 % dari pasien CCF direct hal ini disebabkan
aliran tinggi melalui defek yang lebih besar .
Terapi konservatif yang digunakan untuk
pemeriksaan oftalmologi pemeriksaan serial
misalnya tes penglihatan, pengukuran tekanan
intraokular, dan pemeriksaan funduskopi.
Terapi intervensi
Berbagai prosedur dapat
digunakan untuk
menutup fistula (misalnya, ligasi arteri karotis
interna, oklusi fistula menggunakan ujung balon
untuk menutup proximal dan distal fistula ) dan
juga menutup arteri carotis interna. Akibar oklusi
ICA dapat menimbulkan defisit neurologis
ekstensif dari akibat hipoksia untuk ipsilateral
hemisper cerebral . Selain itu, oklusi dari internal
arteri karotis mungkin sehingga mengurangi aliran
darah arteri ke mata yang dapat menimbulkan
hypotony, retinopati proliferatif,
glaukoma
neovascular, kebutaan, dan nekrosis iskemik
kelopak mata dan isi orbital . Beberapa teknik
yang dapat menutup langsung CCF
tanpa
menutup arteri karotis interna dengan tindakan
intervensi bedah dan dengan angiografi intervensi,
Teknik ini biasanya
digunakan endovascular
transarterial atau embolisasi transvenous dengan
menggunakan koil atau balon.
Intervensi Endovasculer
Transarterial atau embolisasi transvenous adalah
tehnik pengobatan utama untuk pengobatan CCF
dengan mengunakan koil ( kumparan logam ) dan /
atau emboli cairan ( balon ). Akses transarterial
sering digunakan ketika CCF berasal dari cabangcabang ECA, pada kasus CCF direct. ketika CCF
berasal dari cabang-cabang ICA, transarterial
embolisasi secara signifikan lebih sulit dan
mempunyai peningkatan risiko stroke akibat emboli
refluks ke dalam ICA. Dalam kasus ini, pendekatan
transvenous digunakan, dan fistula yang tersumbat
baik menggunakan koil
atau balon di
sinus
kavernosus. Akses transvenous ke sinus kavernosus
dapat dicapai dengan menggunakan venous trans
femoral melalui sinus pertrosus inferior atau vena
oftalmica superior. Apabila sinus petrosus inferior
atau sinus vena oftalmica superior tidak dapat
dilakukan dapat memalui Sinus petrosus superior,
pleksus basilar, dan pleksus pterygoideus
Intervensi Bedah
Dalam kasus di mana pengobatan
endovaskular tidak mungkin atau
tidak berhasil, intervensi bedah
terbuka dapat
dapat dilakukan.
Intervensi bedah dapat berupa
penjahitan , memotong , mengikat
untuk menutup fistula. Penutupan
fistula
dengan fasia dan
menempelkan , meligasi ICA, atau
kombinasi prosedur ini.
Prognosis
Tanda dan gejala okular biasanya sembuh
setelah fistul ditutup. Bruits dan pulsatio
ocular biasanya segera sedangkan
Chemosis konjuntiva, edema kelopak
mata, retinopati stasis vena dan TIO
dapat normal beransur-ansur beberapa
minggu atau bulan setelah penutupan
fistel
Suatu CCF direct biasanya tidak dibuka
kembali setelah sukses embolisasi
menggunakan balon, terutama ketika
arteri karotis interna ipsilateral paten
TERIMA KASIH