Disusun Oleh :
Mutiara Gusnita Ismi
A2L014021
Dosen Pengampu Mata Kuliah:
Dr. Agus Sundaryono, M.Si
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya.
Sehingga penyusunan laporan ini dapat diselesaikan sebagai tugas mata kuliah IPA
TERAPAN.
Laporan ini telah disusun dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Namun
tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan kami,
semoga bisa menjadi koreksi, agar lebih sempurna untuk tugas tugas yang akan datang.
Tak lupa ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Dosen Pembimbing atas
bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya dan insyaAllah sesuai dengan
yang kami harapkan
Pada dasarnya laporan yang kami sajikan ini khusus mengupas pembuatan biopori atau
lubang resapan air. Untuk lebih jelas simak pembahasannya dalam laporan ini.
Mudah-mudahan laporan ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus
pengetahuan bagi kita semuanya.
Bengkulu, Juli 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
IPA TERAPAN...........................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A.
Latar belakang.............................................................................................................4
B.
Tujuan..........................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
A.
PENGERTIAN BIOPORI...........................................................................................6
B.
PERENCANAAN PEMBUATAN..............................................................................8
C.
PEMELIHARAAN BIOPORI...................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................14
A.
KESIMPULAN.........................................................................................................14
B.
SARAN......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................15
LAMPIRAN.............................................................................................................................16
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
.
Pemanfaatan sumber daya alam yang berupa tanah dan air sebagai salah satu
modal dasar pembangunan nasional, harus dilaksanakan sebaik-baiknya berdasarkan azas
kelestarian, keserasian dan azas pemanfaatan yang optimal, yang dapat memberikan
manfaat ekonomi, ekologi dan sosial secara seimbang.
Penggunaan pemanfaatan tanah dan lahan yang tidak sesuai dengan kaidahkaidah konservasi dan melampaui kemampuan daya dukungnya, akan menyebabkan
terjadinya lahan kritis. Disamping itu perilaku masyarakat yang belum mendukung
pelestarian tanah dan lingkungan menyebabkan terjadinya bencana alam banjir pada
musim penghujan.
Untuk menghindari hal tersebut di atas perlu dilakukan upaya pelestarian
lahan kritis, dan pengembangan fungsi biopori terus ditingkatkan dan disempurnakan.
Biopori pada lahan kritis dimaksudkan untuk memulihkan kesuburan tanah, melindungi
tata air, dan kelestarian daya dukung lingkungan.
Dalam rangka pemanfaatan sumber daya alam baik berupa tanah dan air perlu
direncanakan dan dikelola secara tepat melalui suatu sistem pengelolaan Lubang Resapan
Biopori (LRB). Salah satu upaya pokok dalam pengelolaan LRB adalah berupa
pengaturan keseimbangan pada lingkungan yang kurang daerah peresapan.
lubang Resapan adalah sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat
untuk menampung air hujan/aliran permukaan agar dapat meresap ke alam tanah. Biopori
merupakan lubang vertikal ke dalam tanah yang berfungsi meningkatkan laju peresapan
air hujan. Pembuatan lubang resapan biopori ke dalam tanah secara langsung akan
memperluas bidang permukaan peresapan air, seluas permukaan dinding lubang. Secara
alami, biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat aktivitas
organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar-akar dalam tanah. Lubang
tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung
masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut.
Tetapi, di daerah perkotaan, keberadaan pepohonan semakin tergusur oleh bangunanbangunan sehingga lubang biopori menjadi semakin langka. Lagi pula, banyaknya
pepohonan tidak selalu mengartikan akan ada banyak air yang terserap, karena
permukaan tanah yang tertutup lumut membuat air tidak dapat meresap ke tanah
Dari aspek perencanaan ditempuh melalui penyempurnaan pembuatan biopori
di lingkungan sekitar masyarakat. Di akspek inilah diharapkan akan dapat menjadi acuan
pelaksanaan pembuatan biopori oleh semua kalangan masyarakat. Biopori secara umum,
dapat mengurangi resiko bahaya banjir di daerah yang kurang lahan peresapan air. Tidak
hanya sebagai pencegah banjir, penerapan biopori yang secara rutuin akan menghasilkan
pupuk kompos yang sangat bermanfaat.
B. Tujuan
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
PEMBAHASAN
Pembuatan lubang biopori merupakan solusi teknologi ramah lingkungan untuk
mengatasi ketersediaan air tanah dengan memanfaatkan sampah organik melalui lubang kecil
dalam tanah. Air dan sampah adalah dua hal yang tidak akan lepas dari kehidupan makhluk
hidup, termasuk manusia. Setiap manusia setiap hari menghasilkan sampah dari aktifitas
hidupnya. Terkadang sampah menjadi sumber masalah pencemaran lingkungan, padahal
sampah mempunyai potensi besar dalam menyelamatkan lingkungan, jika diperlakukan
secara arif dan bijaksana. Sementara air, sangat penting bagi makhluk hidup. Tanpa air,
makhluk hidup akan mati. oleh karena itu, perlu dilakukan pengolahan air dan sampah untuk
melangsungkan kehidupan.
Pembuatan biopori dapat dilakukan dimana saja, dengan ketersediaan tanah yang
tidak terlalu luas. Teknologi yang dikembangkan oleh Kamir (2006) ini sangat cocok
diterapkan di wilayah perkotaan yang tanahnya penuh bangunan sehingga penyerapan air
menjadi minim. Dengan memanfaatkan lubang kecil dan sampah organik maka wilayah
perkotaan yang terlihat kering dan gersang akan berubah menjadi wilayah yang ramah
lingkungan. Disamping itu, sampah organik yang tersimpan didalam lubang, dapat dijadikan
sebagai sumber penghasil kompos yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman.
A. BIOPORI
Banyak orang yang belum mengetahui arti, makna atau pengertian dari istilah
biopori, tetapi ada juga yang sudah paham arti dari istilah tersebut, dan ada beberapa yang
hanya sekedar tahu, tapi pemahamannya belum. Oleh karena itu, penulis akan memaparkan
pengertian dari istilah biopori dalam berbagai pendapat, yaitu:
Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam
tanah dengan diameter 10 - 30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, atau dalam kasus tanah
dengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air tanah.
Lubang diisi dengan sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori. Biopori adalah
pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat oleh aktivitas fauna tanah atau
akar tanaman.
MANFAAT BIOPORI
Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari biopori, bila kita mau menerapkannya di
lingkungan sekitar. Namun, hasil penerapan biopori akan lebih memuaskan jika kita semua
maka rongga-rongga atau liang-liang tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga
keberadaannya sehingga kemampuan peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tangan
langsung dari manusia untuk pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan sangat menghemat
tenaga dan biaya. Kewajiban faktor manusia dalam hal ini adalah memberikan pakan kepada
mereka berupa sampah organik pada periode tertentu. Sampah organik yang dimasukkan ke
dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke
atmosfer sebagai gas rumah kaca; berarti mengurangi pemanasan global dan memelihara
biodiversitas dalam tanah.
4. Jhon Herf (2008) dalam blognya menuliskan sepuluh manfaat dari biopori, diantaranya
adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
B. PEMBUATAN BIOPORI
Dalam hal perancangan pembuatan biopori, agar kinetik kerja biopori lebih maksimal
perlu tempat-tempat yang khusus dan tepat. Jika kita menempatkan biopori ditempat yang
tepat, maka biopori tersebut akan lebih leluasa dalam segi kinerjanya dan hasil yang kita
terima pun akan lebih maksimal. Oleh karena itu, perlu perhatikan secara cermat untuk
memilih lokasi pemasangan biopori. Dalam sub-sub bab ini, penulis akan menjelaskan
pemilihan tempat perancangan biopori dari beberapa sumber, yaitu:
1. Sumber pertama menurut Perpus Online (2008) dalam penjelasannya ada tiga
lokasi yang disarankan dan ketiga lokasi itu juga disertai gambar yang mendukung. Inilah
ketiga lokasi tersebut :
1. Pada alas saluran air hujan di sekitar rumah, kantor, sekolah, dsb.
2. Di sekeliling pohon.
3. Pada tanah kosong antar tanaman atau batas tanaman.
Rencana
Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan Daerah Aliran Sungai (RTkRHL-DAS), menyebutkan
untuk setiap 100 lahan idealnya Lubang Resapan Biopori (LRB) dibuat sebanyak 30 titik
dengan jarak antara 0,5 - 1 m. Dengan kedalam 100 cm dan diameter 10 cm setiap lubang
bisa menampung 7,8 liter sampah. Sampah dapur dapat menjadi kompos dalam jangka waktu
15-30 hari, sementara sampah kebun berupa daun dan ranting bisa menjadi kompos dalam
waktu 2-3 bulan.
PERENCANAAN PEMBUATAN
Setelah kita mengetahui pemahaman tentang biopori, manfaat apa saja yang dapat kita
peroleh dari penerapannya, dan lokasi perencanaan yang tepat untuk biopori. Maka langkah
terakhir yaitu kita tinggal mempraktekkan bagaimnan cara pembuatan biopori yang
disarankan oleh para ahli. Dari sinilah kita bisa tahu cara pembuatannya secara langsung,
karena penulis tidak hanya menggunakan kata atau bahkan kalimat saja untuk menjelaskan
cara pembuataannya. Tapi juga dengan gambar, diharapkan dengan adanya gambar ini
pembaca tidak terlalu mengalami kesulitan dalam memahaminya, berikut beberapa sumber
tentang perencanaan pembuatan biopori:
1. Proses pembuatan biopori (http://mengenal-dan-memanfaatkan-lubang-biopori.html/ diakses
31 Desember 2009), dibagi dalam 2 tahap, yaitu
a.
Tahap pembuatan
Membuat lubang biopori bukan pekerjaan susah, hanya memang memerlukan
daya yang cukup besar. Kedalaman lubang yang disarankan adalah 80-100 cm, kedalaman
yang memungkinkan organisme pengurai bekerja dengan optimal. Sedangkan diameter yang
disarankan adalah 10-30 cm. Karena membuat di halaman rumah, maka 10 cm lebih
proporsional. Lalu menggali lubang-lubang secara manual menggunakan peralatan sederhana
seperti pipa paralon, bambu, dan linggis. Jika ketemu lapisan batu penggalian dialihkan ke
titik lain. Jika tanah terlalu keras dasar lubang diairi secukupnya dan penggalian diteruskan
setelah air meresap. Sebenarnya IPB menyediakan alat bor tapi pada saat itu saya belum
berpikir untuk berinvestasi. Setelah lima hari, jadilah sebanyak 34 lubang silinder dan empat
lubang memanjang. Meskipun angka ini sebenarnya terlalu banyak, tapi saya tidak
menyesalinya.
Penggalian lubang dilakukan pertengahan Februari ketika Bogor sedang
mengalami puncak musim hujan. Waktu yang lebih baik tentu saja ketika hujan tidak sedang
turun. Saya memilih loster sebagai penutup lubang. Loster biasanya digunakan sebagai
lubang angin yang dipasang di dinding WC atau dinding rumah yang menghadap keluar. Satu
buah loster dipotong untuk dua lubang. Untuk memperkuat kedudukan loster sekeliling mulut
lubung disemen sehingga cukup kokoh jika kita berjalan di atasnya. Dengan ditutupnya
lubang kaki tidak akan kejeblos, apalagi anak saya masih kecil-kecil dan senang bermainmain di halaman.
b. Tahap pengisian
Sekarang waktunya membuang sampah, maksudnya mengisi lubang biopori. Tapi
sebelum dimasukkan pilahlah terlebih dahulu sampah organik dan sampah non-organik.
Karena melalui fermentasi sampah organik dengan bantuan aktivator EM4 dapat
menghasilkan pupuk biokasi. Agar tidak bingung dalam memilah sampah, maka sediakan dua
tempat sampah, sebut saja S (sampah) dan B (biopori), yang masing-masing diberi kantong
plastik. Pada prinsipnya semua bahan dari makhluk hidup masuk dalam kategori organik.
Namun untuk mengisi tempat sampah B hanya untuk bahan-bahan yang lebih mudah terurai
seperti sisa sayur dan potongan tempe/daging/ikan yang tidak terpakai. Juga sisa makanan
yang tidak habis dimakan, sisa makanan lain seperti roti dan cemilan, ampas kopi, dan
kantung teh celup, masuk ke B.
Tulang ayam dan tulang sapi, bonggol jagung, serta kulit telur walaupun masuk
kategori organik, dimasukkan ke tempat sampah S. Di tempat sampah ini bergabung kertas,
besi, plastik, kayu, kain, dan benda-benda lain yang tidak mungkin atau sulit terurai. Kantong
plastik juga disatukan ke tempat sampah S yang selanjutnya di tempatkan di bak sampah luar
rumah.
Sesekali waktu, bila ada sampah yang berasal tumbuhan, misalnya setelah
merapikan tanaman dengan memotong daun, bunga yang mulai layu, sulur yang kepanjangan,
atau memotong rumput dan ranting pohon seperlunya. Sampah yang dihasilkan dari proses
ini langsung dimasukkan ke lubang-lubang terdekat. Agar merapat ke dasar, bumbungan
sampah hijau ini didorong dengan tongkat.
2. Cara Pembuatan Lubang Biopori Resapan Air ada empat tahap yaitu:
a.
Membuat lubang silindris di tanah dengan diameter 10-30 cm dan kedalaman 30-100 cm
serta jarak antar lubang 50-100 cm.
b.
Mulut lubang dapat dikuatkan dengan semen setebal 2 cm dan lebar 2-3 sentimeter serta
diberikan pengaman agar tidak ada anak kecil atau orang yang terperosok.
c.
Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun, sampah dapur, ranting pohon, sampah
makanan dapur non kimia, dsb. Sampah dalam lubang akan menyusut sehingga perlu diisi
kembali dan di akhir musim kemarau dapat dikuras sebagai pupuk kompos alami.
d.
Jumlah lubang biopori yang ada sebaiknya dihitung berdasarkan besar kecil hujan, laju
resapan air, dan wilayah yang tidak meresap air dengan rumus = intensitas hujan (mm/jam)
x luas bidang kedap air (meter persegi) / laju resapan air perlubang (liter / jam).
Sumber informasi:Organisasi.Org Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia.com.
3.
Jika menurut TIM Biopori dari IPB(2007), menyeburkan cara pembuatan biopori sangat
mudah sekali untuk diterapkan di lingkungan sekitar. Pembuatan biopori ada lima tahap,
a.
yaitu:
Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diamter 10 cm. Kedalaman
kurang lebih 100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah bila air tanahnya dangkal.
Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan,
atau pangkasan rumput.
d. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang dan
menyusut akibat proses pelapukan.
e.
Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau
bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan.
4. Cara pemuatan biopori menurut Salman (2009) bisa dilakukan dilorong samping rumah. Ini
tentu sangat menguntungkan sekali bagi para warga yang tidak mempunyai lahan luas untuk
biopori. Dalam hal ini Salman, menjelaskan cara pembuatan biopori yang dilakukan di lorong
samping rumahnya beserta gambarnya. Langkah-langkah pembuatannya adalah
a. Persiapan bahan-bahan yang diperlukan.
- Paralaon
- Kasa nyamuk
- Biopori
b. Cara pembuatan
-
Lokasi lubang pertama, dipilihlah halaman belakang yang tanahnya hanya berukuran 140 x
40 cm, tapi menjadi tempat lewat air hujan dan pancuran air tempat mencuci macammacam. Cukup untuk menjadi 2 buah lubang dengan jarak 100 cm.
Persiapan awal, batu-batu gosok yang menutupi tanah dikumpulkan dan dibersihkan dulu,
supaya tidak ikut jatuh ke lubang.
Mata bor memudahkan penggalian dan pengangkatan tanah galian, dan mencetak lubang
berdiameter 10cm. Dengan bor khusus ini, kita bisa dengan mudah membuat lubang dengan
mengangkat tanah galian, tetap searah jarum jam hanya sedikit demi sedikit diangkat ke atas.
Hasil galian pertama Tampungan tanah liat
- Menggali lubang kedua yang berjarak 100 cm dari lubang pertama
Selanjutnya memotong paralon sepanjang 20 cm, untuk dijadikan penahan dinding lubang
-
tidak menyeruak ke atas, juga harus ditutup dan ditimbuni batu sedikit.
Syarat lain adalah air di atasnya harus tetap bisa mengalir masuk.
Biopori sudah selesai. Seperti bukan lubang peresapan
6.
Cara pembuatan bopori menurut Oasezam weblog.htm (2009) hampir sama dengan konsep
Salman (2009), yang membedakan hanyalah dalam segi metode peralatannya saja. Kalau
Oaezam menggunakan metode yang modern, tapi Salman menggunakan metode yang
sederhana. Berikut ini adalah cara pembuatan menurt oaezam adalah
a) Buatlah lubang sedalam 80 100 cm dengan diameter 10 30 cm.
b) Masukkan daun daunan kering ke dalam lubang
c) Tutuplah dengan Loster
C. PEMELIHARAAN BIOPORI
Agar biopori yang telah kita buat bisa bertahan lama, maka ada beberapa yang harus
anda lakukan untuk memelihara kondisi biopori, diantaranya adalah:
1. Lubang Resapan Biopori harus selalu terisi sampah organik
2. Sampah organik dapur bisa diambil sebagai kompos setelah dua minggu, sementara sampah
kebun setelah dua bulan. Lama pembuatan kompos juga tergantung jenis tanah tempat
pembuatan LRB, tanah lempung agak lebih lama proses
kehancurannya. Pengambilan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lubang Resapan Biopori (LRB) secara umum adalah lubang-lubang di dalam tanah
yang terbentuk akibat berbagai aktivitas organisme di dalamnya, seperti cacing, perakaran
tanaman, rayap dan fauna tanah lainnya. Lubang - lubang yang terbentuk akan terisi udara
dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah. LBR ini merupakan salah satu upaya
strategis untuk meminimalisir terjadinya bencana banjir. Salah satu penyebab bencana banjir
adalah karena kurangnya lahan untuk peresapan air, bila air hujan turun secara berlebihan
maka air tersebut tidak bisa menyerap ke dalam tanah seluruhnya. Untuk menghindari hal itu,
maka perlu kebijakan terbaru untuk menerepkan pengembangan biopori di lingkungan.
Dalam aspek penerapan biopori tidaklah terlalu menghabiskan biaya yang terlalu banyak dan
cara pembuatannya pun cukup sederhana. Cukup membuat beberapa lubang di sekitar
lingkungan, kemudian lubang tersebut dapat diisi dengan sampah organik. Tapi dalam
memasukkan sambah organik jangan terlalu rapat, beri celah-celah udara agar organisme
tanah bisa mencerna sampah tersebut. Baru setelah itu tutup lubang biopori. Bila dilihat dari
segi manfaatnya, biopori memiliki banyak keuntungan, yaitu bisa mencegah banjir,
menyuburkan tanah, menghasilkan pupuk kompos, dan sebagainya. Oleh karena itu,
masyarakat dihimbau untuk segara menerapkan biopori di lingkungan masing-masing. Jika
sebagian besar masyarakat telah banyak yang menerapkan biopori, maka kita tidak perlu
khawatir lagi pada musim penghujan.
B. SARAN
Makalah ini membahas seluruh aspek dari biopori. Dan makalah ini sangat cocok
untuk seluruh masyarakat yang ingin menerapkan lubang resapan biopori (LRB). Tapi tidak
menutup kemungkinan, yang hanya sekedar ingin tahu lebih jelas tentang biopori juga sangat
dianjurkan untuk membaca makalah ini. Karena dengan membaca, kita akan mendapatkan
wawasan. Dan wawasan tersebut, dapat kita sampaikan kepada teman-teman yang belum
mengetahui tentang biopori dan juga sekaligus sebagai upaya untuk mensukseskan penerapan
biopori di Indonesia ini. Karena akhir-akhir ini banyak terjadi banjir yang menggenangi kotakota di Indonesia, khususnya di kota-kota yang lahannya kritis.
DAFTAR PUSTAKA
Salman. 2008. Biopori Pertama di Rumah. (Online). (http://Perempuan-Banget!.wordpress.com,
diakses diakses 26 Juli 2015).
Herf, Jhon. 2008. Biopori sebagai Peresapan Air yang Mengatasi Banjir dan Sampah. (Online).
(http://jhonherf.wordpress.com, diakses 26 Juli 2015).
Biopori, TIM IPB. 2007. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan-Alat dan Pemesanan
Alat. (Online). (http://biopori.com, diakses diakses 26 Juli 2015).
R, Kamir Brata. 2009. Lubang Resapan Biopori untuk Mitigasi Banjir, Kekeringan dan Perbaikan.
Prosiding Seminar Lubang Biopori (LBR) dapat Mengurangi Bahaya banjir di Gedung
BPPT 2009. Jakarta.
LAMPIRAN
Foto pada saat pembuatan lubang biopori di area GREEN CHEMISTRY
dekanat FKIP Universitas Bengkulu tanggal 5 Juni 2015