Anda di halaman 1dari 23

PRESENTASI KASUS

SKIZOFRENIA PARANOID BERKELANJUTAN

Penguji:
Dr. Maria Poluan, SpKj, MARS

Disusun oleh :
Suvitriati Sapari
0810221046

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT
SOEBROTO
JAKARTA
2012

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. S

Jenis kelamin

: Laki-laki

Umur

: 29 tahun

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Pendidikan terakhir

: SLTA

Status Pernikahan

: Belum Menikah

Pekerjaan

: TNI-AD pangkat Prajurit Kepala

Alamat

: Batalyon Kesehatan 1 Kostrad Bogor

Tanggal Masuk RS

: 12 Desember 2011 pukul 11.00 WIB

II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 6 Februari 2012 dan selama
perawatan di Paviliun Amino RSPAD Gatot Soebroto, alloanamnesis dengan perawat bangsal
melalui wawancara langsung pada tanggal 18 Januari dan tanggal 6 Februari 2012 dan
catatan masuk poliklinik 12 Desember 2012, mengingat keluarga pasien seluruhnya tidak ada
yang bisa dihubungi.
RIWAYAT PSIKIATRI
A. Keluhan Utama
Pasien sering merasa ketakutan akan adanya jin, setan dan Tuhan.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pada tanggal 12 Desember 2011 pukul 11.00 WIB, pasien diantar oleh teman satu
Batalyon dan komandan dari Kesatuan pasien ke Paviliun Amino RSPAD Gatot Subroto.
Menurut perawat dan pasien dirinya sudah berulang kali di rawat di Paviliun Amino RSPAD
Gatot Subroto (belasan kali menurut pasien). Pasien dibawa ke Paviliun Amino karena pasien
tersesat sehingga tidak dapat kembali setelah kabur dari Batalyon dan sering merasa
ketakutan. Pasien juga tidak mau menjawab pertanyaan dan hanya diam saja. Pasien
mengatakan bingung dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh orang-orang
sehingga pasien diam saja. Apabila pasien menjawab, jawabannya sering tidak sesuai dengan
pertanyaannya. Perilaku pasien memang sudah aneh semenjak dipindahtugaskan dari
Kesatuan yang lama.
2

Kejadian yang membuat pasien kabur dari Batalyon, diawali saat pasien dipulangkan
dari bangsal Paviliun Amino. Pasien kembali ke kampung halaman selama 1 bulan.
Kemudian pasien kembali ke Batalyon untuk bertugas lagi, namun 1 minggu kemudian
pasien ingin pulang kembali ke kampungnya dan kabur dari Batalyon. Saat kabur, pasien
hanya dapat sampai ke Cirebon dan tidak dapat kembali ke Batalyon ataupun ke kampung
halamannya. Menurut pasien, dirinya kabur dari Batalyon karena merasa bosan dengan
rutinitas di Batalyon karena pasien tidak dituntut untuk melakukan pekerjaan tertentu. Pasien
hanya sering disuruh untuk mengikuti apel dan bersih-bersih markas (ngepel lantai, nyapu)
dan pasien mengatakan sering merasa ketakutan. Keluhan ketakutan karena adanya jin, setan
dan Tuhan setiap saat. Pasien juga merasa ketakutan ada roh-roh halus yang masuk tidak
berbentuk, takut di santet, merasa di kutuk oleh Tuhan karena menjadi PKI tapi pasien merasa
bukan PKI. Pasien juga takut karena sering menonton film primitif dengan adegan Hanibal.
Namun pasien kadang punya keberanian, untuk mengatasi rasa ketakutannya pasien
mempunyai jimat dari guru atau dukun maupun dari diri sendiri berupa cincin dan alquran
yang diyakini dapat mengusir hantu sehingga pasien merasa aman dan tidak takut lagi. Pasien
menganggap Tuhan itu curang, bikin orang sakit, Tuhan buat surga tapi juga buat neraka.
Pasien merasa bisa melawan kekuatan Tuhan dengan jimatnya maupun kekuatan Cinta dari
Tuhan. Pasien sempat berkeinginan untuk membunuh Tuhan. Pasien berniat menjadi manusia
super.
Walaupun ada niat seperti diatas, pasien masih sampai sekarang taat beribadah secara
Islam, maupun berdoa cara agama Kristen, karena pasien sering berperilaku aneh, berbicara
ngelantur, dan tidak mau melakukan pekerjaannya.Akhirnya pasien di jemput kembali ke
Batalyon dan dibawa ke rumah sakit RSPAD Gatot Subroto.
Selama dirawat di bangsal Paviliun Amino, pasien semakin hari merasa semakin
tenang. Namun kebutuhan pasien untuk tidak merokok masih saja sulit untuk ditahan,
sehingga pasien sering meminta sebatang rokok kepada siapapun yang ditemuinya. Pasien
juga merasa tidurnya nyenyak dan nafsu makannya baik walau terkadang bosan dengan menu
yang hampir sama setiap harinya.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Riwayat Gangguan Psikiatri
Tidak ada data yang tepat mengenai riwayat perawatan gangguan psikiatri yang
dialami pasien, selain itu juga tidak ada data yang didapat dari orang tua dan keluarga pasien.

Menurut perawat dan pasien, dirinya sudah berulang kali di rawat di Paviliun Amino RSPAD
Gatot Subroto (belasan kali menurut pasien).Pasien sering meminum obat tidak teratur
dikarenakan tidak ada orang yang dapat selalu mengawasinya minum obat dan pasien jarang
kontrol apabila obat habis.
Menurut pasien, pasien mulai sakit setelah pasien kembali dari tugas militer di Ambon
pada tahun 2004, selama lebih kurang 1 tahun 4 bulan. Pada saat bertugas, pasien bercerita
bahwa temannya meninggal di depan matanya. Pasien kemudian kembali ke Batalyon Armed
dan terjadi perubahan perilaku seperti menjadi penyendiri, pendiam, serta tidak berinteraksi
dengan lingkungan.
Menurut perawat dan pasien, pertama kali pasien di rawat pada tahun 2006. Menurut
pasien, keluhan utama pasien saat itu merasa sakit mata, radang, darah keluar dari pori-pori
mata. Pasien juga merasa ketakutan ada roh-roh halus yang masuk tidak berbentuk, takut di
santet, merasa di kutuk oleh Tuhan karena menjadi PKI tapi pasien merasa bukan PKI. Pasien
di rawat 1 bulan 1 minggu. Sejak saat itu, pasien keluar masuk bangsal Paviliun Amino.
Pada pertengahan tahun 2010, pasien dipindahtugaskan ke Batalyon Kesehatan
(Yonkes) I Kostrad Bogor dikarenakan kondisinya tersebut. Selama di Yonkes, pasien tidak
diberikan tugas wajib. Pasien hanya diminta untuk apel dan bersih-bersih markas. Tidak lama
setelah pasien dipindahkan, pasien dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto dan dirawat. Setelah
selesai perawatan, pasien dipulangkan kembali ke Yonkes. Namun tidak lama kemudian
(tidak sampai 1 bulan) pasien berperilaku aneh dengan bertelanjang bulat dikarenakan pasien
merasa tidak suci lagi dan ingin memotong alat kelaminnya dengan golok, sehingga pasien
dibawa kembali ke RSPAD. Apabila ditanya, pasien menjawab pertanyaan namun tidak
sesuai.
Selama di Yonkes pasien mengatakan tidak bisa diam dengan berjalan-jalan terus.
Ketika ditanyakan alasannya, pasien mengatakan ada bisikan-bisikan yang menyuruhnya
seperti itu. Di Masjid Yonkes, pasien sering melihat hantu berupa sosok manusia namun
hanya memiliki setengah potongan horizontal tubuh manusia dari pinggang ke kaki.
Menurutnya, hantu tersebut hanya menakut-nakuti pasien dengan menampakkan sosoknya
tetapi tidak mengeluarkan suara apapun sehingga pasien menjadi ketakutan dan menggigil.
Untuk mengatasi rasa ketakutannya pasien mempunyai jimat berupa cincin dan alquran yang
diyakini dapat mengusir hantu sehingga pasien merasa aman dan tidak takut lagi.
Pada bulan Januari 2011 pasien dibawa ke RSPAD karena bicara kacau dan
perilakunya aneh. Pasien kemudian dirawat di Paviliun Amino.

Pada bulan April 2011 setelah dirawat 4 bulan, pasien diperbolehkan pulang ke
Yonkes.
Menurut pernyataan pasien, dirinya bolak-balik di rawat karena halusinasi imajinasi
dan kalau pulang dari perawatan biasanya pergi ke guru ngaji atau dukun. Menurut mereka
( guru ngaji atau dukun) tidak ada kelainan.
Riwayat Penyakit Medis
Menurut pernyataan pasien, pasien pernah menderita penyakit malaria pada saat
operasi militer ke daerah Samolaki, Ambon sekitar tahun 2005. Awal mulanya pasien diberi
minuman keras oleh seniornya, setelah itu pasien merasa menggigil sehingga dibawa ke
Rumah Sakit di kesatuannya. Setelah dirawat selama 2 minggu dan tidak ada perubahan,
pasien dirujuk ke Rumah Sakit Kesdam Pattimura di Ambon. Setelah kondisi pasien
membaik, pasien diperbolehkan pulang dan melakukan rawat jalan di Rumah Sakit di
kesatuannya. Pasien mengatakan semenjak kecil hingga sekarang, pasien tidak pernah
mengalami kejang, trauma atau luka fisik, pingsan, maupun kehilangan kesadaran yang
disebabkan oleh sebab apapun.
Riwayat Penggunaan Alkohol dan Zat Psikoaktif
Pasien mengatakan mulai merokok sejak SLTP. Hal tersebut pasien lakukan karena
terpengaruh oleh teman-temannya dan bahkan didukung oleh Ayahnya yang memang
perokok. Pasien merokok makin lama makin sering frekuensinya, dari satu batang per hari
hingga satu bungkus per hari. Sampai sekarang pasien masih suka merokok walau
frekuensinya agak berkurang. Pasien sering diingatkan oleh dokter yang memeriksa pasien
untuk berhenti merokok, namun pasien mengatakan susah untuk berhenti merokok, apalagi
didukung oleh lingkungan terdekat pasien yang memang banyak orang merokok.
Pasien juga mengatakan pernah mengkonsumsi minuman beralkohol. Pertama kali
pasien mengkonsumsi minuman anggur ketika pasien bersekolah di SLTA karena dipengaruhi
oleh teman dekatnya. Ketika di kesatuan, pasien semakin sering minum minuman keras dari
mulai anggur hingga bir putih. Frekuensi pasien minum minuman keras makin hari semakin
sering karena disuruh oleh senior di kesatuannya. Hal ini didukung karena pasien sering
bersama senior dan teman-temannya pergi ke Diskotik. Tidak hanya minuman keras, pasien
juga mengaku pernah mengkonsumsi obat jenis ektasi, namun hanya dikonsumsi bila diberi
oleh seniornya.

III. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


A. Prenatal dan Perinatal
Menurut pasien, dirinya merupakan anak yang diharapkan. Pasien dilahirkan cukup
bulan dan tidak ada masalah. Namun pasien tidak tahu secara rinci riwayat kehamilan dan
pada saat kelahirannya dikarenakan orang tuanya tidak pernah membahasnya. Pasien
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.
B. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Tidak didapatkan informasi dari pihak keluarga. Menurut pasien, dirinya tumbuh dan
berkembang sesuai usia dan seperti anak lainnya. Pasien tidak mengalami keterlambatan
dalam perkembangan dan diasuh oleh kedua orangtuanya.
C. Masa Kanak Pertengahan (4-11 tahun)
Tidak didapatkan informasi dari pihak keluarga. Menurut pasien, dirinya dapat
bermain dan bersekolah seperti anak-anak lain. Pasien mempunyai banyak teman.
D. Masa Kanak Akhir dan Remaja
Tidak didapatkan informasi dari pihak keluarga. Menurut pasien, dirinya senang
menghabiskan waktu bermainnya bersama teman-temannya dan tidak ada masalah dengan
pergaulannya. Pasien menyukai olahraga permainan seperti sepak bola.
E. Masa Dewasa
1. Riwayat Pendidikan
Menurut pasien, dirinya menamatkan bangku Sekolah di Sekolah Dasar (SD) Hayam
Putih I, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri I PGRI, dan Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Negeri PGRI di daerah Kebumen, Jawa Tengah dan
tidak pernah tinggal kelas. Kemudian pasien melanjutkan pendidikan di Sekolah
Militer Kodam Jaya.
2. Riwayat Pekerjaan
Menurut pasien, setelah menamatkan bangku Sekolah Lanjutan Tingkat Atas pasien
langsung melanjutkan bekerja sebagai TNI-AD. Pasien dinas di Batalyon Armed,
Purwakarta sejak tahun 2002-2010. Pada pertengahan tahun 2010, pasien
dipindahtugaskan ke Batalyon Kesehatan I Kostrad dengan pangkat Praka.
6

3. Riwayat Pernikahan
Menurut pasien, dirinya belum menikah, dan saat ini pasien sudah memiliki kekasih.
Pasien mengatakan ingin segera menikah.
4. Agama
Menurut pasien, dirinya beragama Islam dan pasien cukup taat menjalankan ibadah
agama seperti berdoa dan sholat 5 waktu.
5. Aktivitas Sosial
Menurut pasien, sebelum melakukan pekerjaan sebagai TNI-AD, dirinya sangat
menyukai kegiatan olah raga yang dilakukan di lingkungan rumahnya seperti Sepak
Bola.
6. Riwayat Hukum
Menurut pasien, dirinya tidak pernah menjalani hukuman atau terlibat pelanggaran
hukum.
7. Riwayat Psikoseksual
Menurut pasien, dirinya adalah seorang heteroseksual dan pernah melakukan
hubungan seksual sebelum menikah. Ketika di Kesatuan, setiap akhir pekan pasien
sering diajak ke Diskotik oleh seniornya. Di tempat tersebut, pasien mengenal
perempuan pekerja seks komersial untuk kemudian berhubungan seksual. Apabila
tidak melakukan hubungan seksual dengan perempuan, pasien biasanya melakukan
masturbasi namun frekuensinya tidak terlalu sering.
8. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, memiliki satu orang adik lakilaki berumur 24 tahun dan satu orang adik perempuan 21 tahun. Ayah pasien adalah
seorang nelayan, dan ibu pasien adalah ibu rumah tangga. Hubungan pasien dengan
keluarganya menurut pasien baik-baik saja dan pasien dekat dengan seluruh
keluarga. Ayah pasien sudah meninggal sekitar tahun 2010 dan menurut pasien,
ayahnya meninggal karena sakit tanpa mengetahui apa penyebabnya. Ibu pasien saat
ini masih tinggal di Kebumen dan adik perempuan pasien saat ini tinggal dan
7

bekerja sebagai karyawan di pabrik garmen (Purwakarta), sedangkan adik laki-laki


pasien tinggal dan bekerja sebagai satpam di Bekasi.
Menurut pasien, tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki gangguan
kejiwaan.

Genogram

Keterangan :
= pasien

= meninggal

= perempuan

= meninggal

= laki-laki

= tinggal

9. Situasi Kehidupan Sekarang


Menurut pasien, dirinya pindah dari Batalyon Armed 9 ke Batalyon Kesehatan I
Kostrad Bogor. Kesehariannya menurut pasien, dirinya dekat dan sering berbincang
dengan teman satu asramanya yang merupakan adik-adik angkatan pasien. Pasien
tinggal di asrama dekat dengan tempat kerjanya di daerah Bogor. Setiap hari pasien
mengikuti kegiatan apel pagi lalu mengikuti latihan Kesemaptaan seperti lari,
renang, dan lain-lain. Setelah itu baru menunggu instruksi dari atasan untuk
melakukan kegiatan selanjutnya.
8

Di Yonkes, pasien tidak dituntut untuk melakukan pekerjaan tertentu. Pasien hanya
sering disuruh untuk mengikuti apel dan bersih-bersih.
10. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien menyadari bahwa saat ini ia berada di bangsal jiwa Paviliun Amino dan tahu
bahwa tempat ini adalah untuk pasien dengan gangguan jiwa. Pasien merasa bosan
bila harus tinggal lama di bangsal amino, pasien mengatakan ingin segera pulang
karena ingin urus nikah dengan pacar. Pasien mempunyai keinginan untuk
dipindahkan di kampung halamannya dan bekerja di Kesatuan yang dekat dengan
rumahnya.
11. Persepsi Keluarga Tentang Diri dan Kehidupannya
Tidak didapatkan informasi dari pihak keluarga. Pasien mengatakan keluarga pasien
mengerti akan penyakitnya dan mendukung pasien untuk segera sembuh.
IV. STATUS MENTAL
Diperiksa pada tanggal 6 Februari 2012
A. Deskripsi Umum
i.

Penampilan
Pasien berjenis kelamin lakilaki dengan penampilan sesuai dengan usianya.
Perawakan tinggi kurus, berkulit sawo matang, rambut pendek, hitam.
Perawatan diri cukup.

ii.

Prilaku dan Aktifitas Motorik


Pada saat wawancara pasien duduk tenang terkadang sambil merokok.

iii.

Sikap terhadap Pemeriksa


Pada saat wawancara pasien terkesan kooperatif dalam menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh pemeriksa.

B.

Mood dan Afek


Mood

: eutim

Afek

: terbatas

Keserasian

: serasi antara afek dengan isi pikir


9

C. Bicara
Pembicaraan spontan, artikulasi jelas, volume suara cukup, menjawab sesuai
pertanyaan.
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi auditorik dan visual saat ini disangkal.
E. Gangguan Pikiran

Arus Pikiran
Asosiasi longgar. Pasien mengatakan hal-hal yang tidak ada hubungannya satu
sama lain.

Proses Pikiran
Tidak logis. Pasien terkadang mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal dan tidak
sesuai dengan kenyataannya.

Isi Pikiran
Waham bizarre
-

Pasien saat itu merasa sakit mata, radang, darah keluar dari pori-pori mata.

Pasien bertelanjang bulat dikarenakan pasien merasa tidak suci lagi dan ingin
memotong alat kelaminnya dengan golok.

Waham paranoid
-

Pasien merasa ketakutan ada roh-roh halus yang masuk tidak berbentuk, takut
di santet, merasa di kutuk oleh Tuhan karena menjadi PKI tapi pasien merasa
bukan PKI.

Pasien menganggap Tuhan itu curang, bikin orang sakit, Tuhan buat surga tapi
juga buat neraka.

Pasien juga takut karena sering menonton film

primitif dengan adegan

Hanibal.
Waham kebesaran
-

Pasien kadang punya keberanian, untuk mengatasi rasa ketakutannya pasien


mempunyai jimat dari guru atau dukun maupun dari diri sendiri berupa cincin
dan alquran yang diyakini dapat mengusir hantu sehingga pasien merasa aman
dan tidak takut lagi.
10

Pasien merasa bisa melawan kekuatan Tuhan dengan jimatnya maupun


kekuatan Cinta dari Tuhan.

Pasien sempat berkeinginan untuk membunuh Tuhan.

Pasien berniat menjadi manusia super.

F. SENSORIUM DAN KOGNISI


1. Taraf Kesadaran dan Kesiagaaan
Compos mentis, kesiagaan baik.
2. Orientasi
Waktu : Baik, pasien dapat membedakan waktu pagi, siang, dan malam.
Tempat: Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya berada di bangsal jiwa
RSPAD Gatot Subroto.
Orang : Baik, pasien dapat mengenali dan membedakan dokter pemeriksa
koas, perawat, dan teman sebangsalnya.
3. Daya Ingat
Daya ingat jangka panjang : Baik, pasien dapat mengingat nama sekolah dan
daerah tempat pasien tinggal selama masa kanak-kanak.
Daya ingat jangka sedang : Baik, pasien dapat mengingat kejadian yang
terjadi di Kesatuan sehingga pasien dibawa ke RSPAD.
Daya ingat jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat menu sarapan
beberapa jam sebelumnya.
Daya ingat segera

: Baik, pasien dapat menyebutkan kembali 3

kata yang disebutkan pemeriksa.


4. Konsentrasi dan Perhatian
Pasien memiliki daya konsentrasi dan perhatian yang baik. Pasien dapat
melakukan pengurangan 100-7 dan seterusnya.
5. Kemampuan membaca dan menulis
Baik. Pasien dapat membaca dan menulis dengan baik.
6. Kemampuan visospasial
Kemampuan visospasial pasien baik, pasien dapat menggambarkan jam dan
menunjukkan arah jarum panjang dan pendek dengan baik.
7. Berpikir Abstrak
Baik. Pasien dapat menjelaskan arti dari kalimat Bhineka Tunggal Ika

11

8. Intelegensia dan Kemampuan Informasi


Baik. Pasien dapat menyebutkan nama Presiden RI dan Wakil Presiden RI saat
ini.
G. PENGENDALIAN IMPULS
Selama wawancara, pasien dapat mengendalikan diri dan berperilaku baik dan
sopan dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.
H. DAYA NILAI DAN TILIKAN
Daya nilai sosial
Selama wawancara, daya nilai sosial pasien baik. Pasien bersikap sopan terhadap
dokter, perawat dan seluruh penghuni Paviliun Amino.
Penilaian realita
Selama wawancara, RTA pasien terganggu.
Tilikan
Selama wawancara dengan pasien tilikan pasien derajat 1. Pasien menyangkal
bahwa ia sekarang sedang sakit.
I. RELIABILITAS
Secara umum, pasien memberi kesan dapat dipercaya.
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 6 Februari 2012
1. Status Interna
Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Compos Mentis

Status gizi

: Cukup

Tanda tanda vital

Tekanan darah

:120/80 mmHg

Frekuensi Nadi

: 80 kali/menit

Frekuensi Nafas

: 20 kali/menit

Suhu

: Afebris

Mata

: Dalam batas normal


12

Mulut dan gigi

: Dalam batas normal

Thoraks

: Cor dan Pulmo dalam batas normal

Abdomen

: Dalam batas normal

Ekstremitas

: Dalam batas normal

2. Status Neurologis
GCS

: 15

Tanda rangsang meningeal

: Negatif

Tanda efek ekstrapiramidal

: Tidak ada

Motorik

: 5/5/5/5

Sensorik

: Dalam batas normal

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Telah diperiksa seorang laki-laki berusia 29 tahun, beragama Islam, suku Jawa,
status belum menikah, pendidikan terakhir tamat SLTA, pekerjaan TNI-AD pangkat
Prajurit Kepala, dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto karena sering merasa ketakutan akan
adanya jin, setan dan Tuhan, setelah kabur dari Batalyon karena ingin kembali ke
kampung halamannya. Pasien juga tidak mau menjawab pertanyaan dan hanya diam saja.
Apabila pasien menjawab, jawabannya sering tidak sesuai dengan pertanyaan yang
diajukan.
Tidak ada data yang tepat mengenai riwayat perawatan gangguan psikiatri yang
dialami pasien. Orang tua dan keluarga pasien tidak dapat dihubungi sehingga data hanya
didapatkan dari keterangan perawat. Menurut perawat dan pasien sejak 5 tahun yang lalu
pasien dirawat pertama kali di RSPAD karena mengalami gangguan kejiwaan. Diawali
dengan perubahan perilaku pada pasien seperti menjadi penyendiri, pendiam, dan tidak
berinteraksi dengan lingkungan sepulang dari tugas militer di Ambon. Semenjak
dipindahkan ke Yonkes dari Kesatuan yang lama kurang lebih 1 tahun yang lalu, pasien
sering berperilaku aneh, berbicara ngelantur, tidak mau melakukan pekerjaannya, dan
tidak teratur minum obat. Pasien tidak mempunyai riwayat bermakna mengenai penyakit
yang menyebabkan gangguan jiwa akibat kelainan organik atau penggunaan alkohol dan
zat-zat psikoaktif.
Pada pemeriksaan didapatkan seorang laki-laki tampak sesuai usia dengan
perawatan diri cukup, penampilan rapi, bersikap kooperatif terhadap pemeriksa.
Pembicaraan spontan, artikulasi jelas, volume suara cukup, menjawab sesuai pertanyaan.
13

Mood eutim dengan afek yang terbatas dan serasi antara afek dengan isi pikir. Proses
pikir pasien berpikir secara tidak logis. Bentuk pikir asosiasi longgar. Terdapat gangguan
isi pikir pada pasien, dan saat ini ditemukan adanya waham paranoid, waham kebesaran,
waham bizarre. Saat ini tidak terdapat gangguan persepsi seperti ilusi dan halusinasi
auditorik maupun visual. Reality Test Ability pasien terganggu dengan tilikan derajat 1.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum, status gizi, serta tanda vital yang
baik, status interna dan neurologis dalam batas normal.
VII. FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya perubahan pola alam pikir, perasaan, dan perilaku
yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya
(disability) dalam berbagai fungsi psikososial, pekerjaan, dan aktivitas sehari-hari
pasien.
Berdasarkan riwayat penyakit, pasien tidak pernah menderita penyakit yang secara
fisiologis dapat menimbulkan disfungsi otak. Berdasarkan pemeriksaan fisik, juga tidak
ditemukan kelainan yang secara fisiologis dapat menimbulkan disfungsi otak. Oleh
karena itu, gangguan mental organik dapat disingkirkan. Pada pasien tidak didapatkan
riwayat penyalahgunaan zat psikoaktif, sehingga kemungkinan adanya gangguan mental
dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif dapat disingkirkan.
Pada pasien didapatkan adanya gangguan dalam bentuk gangguan persepsi dan isi
pikiran. Selain itu, hubungan pasien dengan realitas di sekitarnya juga terganggu
sehingga pada pasien ini menderita gangguan psikotik.
Aksis I
Berdasarkan anamnesa riwayat perjalanan penyakit pasien dan pemeriksaan, tidak
ditemukan adanya faktor organobiologik dimana pasien tidak pernah mengalami trauma
kepala atau penyakit lainnya yang secara fisiologis dapat menimbulkan disfungsi otak
sebelum menunjukkan gejala gangguan jiwa. Oleh karenanya, gangguan mental organik
(F00-F09) dapat disingkirkan. Pada pasien tidak didapatkan riwayat penyalahgunaan zat
psikoaktif, sehingga kemungkinan adanya gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan zat psikoaktif (F10-F19) dapat disingkirkan.
Pada pasien didapatkan riwayat gangguan psikiatri sebelumnya dengan psikopatologi
berupa gejala positif yang menonjol seperti waham paranoid, waham kebesaran, waham
bizarre, dan halusinasi auditorik commanding serta visual. Selain itu sejak tahun 2006
14

pasien sudah belasan kali di rawat dengan gejala-gejala yang tidak pernah hilang seperti
pasien masih terganggu dengan rutinitasnya di Batalyon: bosan kerja, sering kabur,
sering juga merasa ketakutan tidak pernah hilang gejalanya. Saat ini pada pasien
ditemukan adanya gangguan dalam penilaian realita berupa mood eutim dan afek yang
terbatas. Terdapat gangguan isi pikir pada pasien, dan saat ini ditemukan adanya waham
paranoid, waham kebesaran, waham bizarre.Saat ini tidak terdapat gangguan persepsi
seperti ilusi dan halusinasi auditorik maupun visual. Pada pasien dapat disimpulkan
mengalami gejala gangguan skizofrenia paranoid karena terdapat gejala skizofrenia.
Oleh karena itu, berdasarkan PPDGJ III ditegakkan diagnosis untuk aksis I adalah
F20.X0 yaitu Skizofrenia Paranoid Berkelanjutan.
Aksis II
Belum cukup informasi untuk menegakkan diagnosis, sehingga diperlukan eksplorasi
lebih mendalam mengenai ciri kepribadian pasien.
Aksis III
Tidak ditemukan adanya kelainan atau gangguan fisik yang bermakna.
Aksis IV
Masalah keinginan untuk dipindahkan dan bekerja di Kesatuan yang dekat dengan
rumahnya.
Aksis V
Menurut PPDGJ-III, dinilai GAF saat masuk rumah sakit adalah 50-41, dimana terdapat
disabilitas berat dengan gejala berat (serious). Sedangkan GAF sekarang 60-51, terdapat
gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.
V. EVALUASI MULTI AKSIAL
Aksis I

: F20.X0 Skizofrenia Paranoid Berkelanjutan

Aksis II

: Perlu eksplorasi lebih mendalam mengenai ciri kepribadian pasien

Aksis III

: Tidak ada diagnosis

Aksis IV

:Masalah adanya keinginan untuk dipindahkan dan bekerja di


Kesatuan yang dekat dengan rumahnya.

Aksis V

: GAF tertinggi dalam satu tahun terakir 50-41


15

GAF sekarang 60-51


VI. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik

: Tidak ada

2. Psikologik
-

Gangguan persepsi

: Halusinasi auditorik dan visual (-)

Proses pikir

: Asosiasi longgar

Isi pikir

: Waham paranoid (+), waham kebesaran (+), waham

bizarre (+).
-

Tilikan

: Derajat 1, insight terganggu

Mood

: Eutim

3. Lingkungan dan sosioekonomi


Masalah adanya keinginan untuk dipindahkan dan bekerja di Kesatuan yang dekat
dengan rumahnya.
VII. RENCANA TERAPI
a. Rawat inap
b. Farmakoterapi:
Risperidone 2 x 3 mg
c. Psikoedukasi:
1. Kepada pasien
Memberikan informasi dan edukasi mengenai gejala dan gangguan pada

pasien
Memberikan informasi tentang manfaat obat, pentingnya keteraturan

minum obat, dan pentingnya untuk kontrol berobat secara teratur


Memberikan informasi tentang efek samping obat dan pentingnya untuk

segera memberitahu dokter apabila muncul efek samping tersebut


2. Kepada keluarga atau orang-orang bertanggungjawab kepada pasien
Memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga mengenai kondisi

pasien, penyakit yang dideritanya, perjalanan penyakit, serta prognosis


Memberikan informasi tentang manfaat obat, pentingnya keteraturan

minum obat, dan pentingnya untuk kontrol berobat secara teratur


Memberikan informasi tentang efek samping obat
Memberikan edukasi tentang pentingnya dukungan keluarga untuk
mencegah kekambuhan pada pasien

XI. PROGNOSIS
16

Quo ad vitam

: dubia

Quo ad functionam

: dubia

Quo ad sanactionam : dubia


Hal yang memperingan prognosis:

Faktor pencetus yang jelas

Pasien masih bekerja

Memiliki jaminan kesehatan untuk pengobatan

Hal yang memperburuk prognosis:

Onset usia muda

Riwayat rawat inap yang sering

IX. DISKUSI
Pada pasien ditegakkan diagnosis Skizofrenia Paranoid Berkelanjutan berdasarkan
riwayat psikiatri, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan status mental pada pasien dan
disesuaikan dengan pedoman diagnostik PPDGJ III, kriteria skizofrenia, yaitu pada pasien
didapatkan riwayat gangguan psikiatri sebelumnya dengan psikopatologi berupa gejala positif
yang menonjol seperti waham paranoid, waham kebesaran, waham bizarre, dan halusinasi
auditorik commanding serta visual. Selain itu sejak tahun 2006 pasien sudah belasan kali di
rawat dengan gejala-gejala yang tidak pernah hilang seperti pasien masih terganggu dengan
rutinitasnya di Batalyon: bosan kerja, sering kabur, sering juga merasa ketakutan tidak pernah
hilang gejalanya.Saat ini pada pasien ditemukan adanya gangguan dalam penilaian realita
berupa mood eutim dan afek yang terbatas. Terdapat gangguan isi pikir pada pasien, dan saat
ini ditemukan adanya waham paranoid, waham kebesaran, waham bizarre.Saat ini tidak
terdapat gangguan persepsi seperti ilusi dan halusinasi auditorik maupun visual. Pada pasien
dapat disimpulkan mengalami gejala gangguan skizofrenia paranoid karena terdapat gejala
skizofrenia.

Dimana kriteria umum skizofrenia adalah :


-

Gejala
1. Satu gejala yang amat jelas:
17

a. Thought echo, thought insertion/withdrawal, thought broadcasting


b. Delution of control, delution of influence, delusion of passivity, delusion
perception
c. Halusinasi auditorik
d. Waham-waham menetap jenis lainnya
2. Paling sedikit dua gejala:
a. Halusinasi yang menetap dari panca indra apa saja.
b. Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan yang berakibat inkoherensi
atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.
c. Perilaku katatonik.
d. Gejala negatif (apatis, bicara jarang, respon emosional yang tumpul/tidak wajar,
penarikan diri dari pergaulan sosial).
-

Telah berlangsung selama kurun waktu 1 bulan atau lebih

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna


dalam mutu keseluruhan dari berbagai aspek perilaku perorangan, bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, tak bertujuan, sikap malas, sikap berdiam diri dan penarikan diri secara
sosial.
Pasien ini memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia paranoid karena memenuhi kriteria

umum diagnosis skizofrenia, terdapat halusinasi dan atau waham yang menonjol dan terdapat
gangguan afek.
Pedoman diagnosis skizofrenia paranoid:
-

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

Sebagai tambahan:
1. Halusinasi dan atau waham harus menonjol
a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau
halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung
(humming), atau bunyi tawa (laughing).
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain
perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of
control), dipengaruhi (delusion of influence), atau passivity yang beraneka ragam
adalah yang paling khas.
2. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara
relatif tidak nyata/ tidak menonjol.
18

Pada pasien ini memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia karena adanya riwayat
halusinasi auditorik dan visual serta waham paranoid, kebesaran, bizarre yang berlangsung
sejak tahun 2006, dimana timbulnya keluhan tersebut bukan disebabkan akibat gangguan
fisiologik langsung atau gangguan akibat penggunaan zat psikoaktif, sehingga gangguan
organik dan gangguan akibat penggunaan zat psikotik dapat disingkirkan.
Pengobatan
Penatalaksanaan pada pasien ini mencakup terapi farmakologis dan nonfarmakologis. Terapi
farmakologis yang diberikan adalah antipsikotik. Pada pasien ini diberikan antipsikotik
atipikal yaitu risperidone. Antipsikotik atipikal diberikan karena dapat mengatasi gejala
negatif yang lebih menonjol dari gejala positif pada skizofrenia paranoid, serta memiliki efek
samping ekstrapiramidal yang minimal dibandingkan antipsikotik tipikal. Pada pasien,
diberikan risperidone dengan dosis awal 2 x 3 mg per oral. Risperidone memiliki kelebihan
karena dapat diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian oral. Terapi nonfarmakologis pada
pasien ini berupa psikoedukasi kepada pasien dan keluarga atau orang-orang yang
bertanggungjawab kepada pasien. Kepada pasien diberikan informasi dan edukasi mengenai
gejala dan gangguan yang dialami pasien, tentang manfaat obat dan pentingnya keteraturan
minum obat, serta efek samping yang mungkin timbul akibat pemberian obat. Diharapkan
pula pasien dapat menyampaikan keluhan kepada dokter apabila muncul efek samping yang
menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien. Pada keluarga atau orang-orang yang
bertanggungjawab kepada pasien juga diberikan informasi mengenai penyakit pada pasien,
faktor penyebab, perjalanan penyakit, serta prognosisnya. Informasi mengenai manfaat obat,
pentingnya keteraturan minum obat, pentingnya kontrol secara rutin, dan efek samping obat
juga disampaikan. Yang tak kalah penting adalah edukasi mengenai pentingnya peran mereka
dalam mendukung pengobatan dan mencegah kekambuhan pada pasien. Hal yang
memperingan prognosis pada pasien ini adalah adanya faktor pencetus yang jelas, pasien
masih bekerja, memiliki jaminan kesehatan untuk pengobatan. Faktor yang memperburuk
prognosis adalah onset usia muda, dan riwayat rawat inap yang sering.

KURVA PERJALANAN PENYAKIT

19

2004 :
-Tugas Militer ke
Ambon
-Saat bertugas
melihat temannya
meninggal di
depan mata
-Kembali ke
Batalyon Armed
dari Ambon
-Terjadi perubahan
perilaku
(penyendiri,
pendiam, tidak
berinteraksi
dengan lingkungan

2006 :
- Waham aneh
(bizarre)
-Waham paranoid
-Dirawat di Paviliun
Amino, RSPAD
Gatot Soebroto

Pertengahan 2010 :
-Dipindah ke
Yonkes
-Berperilaku aneh
-Bicara ngelantur
-Tidak mau
melakukan
pekerjaan
-Waham bizarre
-Waham kebesaran
-Halusinasi
auditorik
- Halusinasi visual
-Sering keluar
masuk rawat inap
di Paviliun Amino

Januari 2011 :
-Bicara kacau,
perilaku aneh
-Waham aneh
(bizarre)
-Halusinasi
visual
-Kembali dirawat
di Paviliun
Amino

Desember 2012 :
-Kabur dari Yonkes
karena ingin pulang ke
April 2011
:
kampung
halaman
-Setelah
-Tersesat
di dirawat
Cirebon,
4 bulan,
dijemput
baliktidak
ke Yonkes
ada
- Ketakutan
akan
psikopatologi
jin,setan,
tuhan
yang muncul
-Waham
paranoid
-Diperbolehkan
-Waham
kebesaran
pulang
-Tidak
maukeberbicara,
Yonkes
sikap
diam
-Tidak menjawab
pertanyaan
-Tidak melakukan
pekerjaan
-Tidak minum obat
-Mood eutim
-Afek terbatas
-Dirawat di Paviliun
Amino

DAFTAR PUSTAKA

20

1. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Pedoman


Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ III), cetakan
pertama. Jakarta; 1993.
2. Kaplan HI, Sadock BJ. Synopsis of Psychiatry, 8th edition. Lippincot Williams and
Wilkins. Philadelphia; 1996.
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
Penatalaksanaan Gangguan Skizofrenia. Jakarta; 2011.

Indonesia.

Konsensus

4. Stahl SM. Stahls Essential Psychopharmacology. 3 rd edition. Cambridge University


Press. Cambridge; 2008.

FOLLOW UP
21

Tangga

Pemeriksaan

Diagnosis/Perkemb

Terapi

angan pasien

08/02/12

S : Pasien merasa jenuh belum di

12.00

jemput untuk balik ke Yonkes di Bogor.

WIB

Makan

cukup,

Pasien

tidur

malam

menceritakan

Skizofrenia Paranoid

Risperidone 2 x 3
mg

pulas.
tentang

ketakutannya yang sampai sekarang ini


masih ada semenjak masuk RS 2 bulan
lalu. Pasien takut dengan roh-roh halus
seperti setan, jin, maupun TUhan yang
bisa

menyakitinya.

Menurut

pasien,

dulu ada bisikan-bisikan seperti suara


hati

yang

mencoba

menyakiti

pasien/mengutuk pasien. Pasien dahulu


suka usil di tempat kerja mengganggu
adik-adik kelas maupun cewek-cewek
disekitarnya, kadang teriak-teriak tidak
jelas

karena

merasa

jenuh

dengan

tempat rutinitas dan ingin usil saja.


Pasien mengakui di karuniai kekuatan
maupun keabadian sebagai manusia,
sehingga bisa mengalahkan Tuhan. Jika
meninggal pasien masih bisa menjadi
roh

yang

abadi.

Saat

masih

kecil,

pasien suka memarahi dan memukul


adik-adiknya karena merasa di ganggu.
Sejak kecil juga pasien merasa bersalah
karena nakal sehingga menjadi sakit
dan

di

kutuk

Tuhan.Pasien

merasa

stabil, sehat dan dirinya tidak sakit.


O: Kesadaran : CM, 3P tidak terganggu.
Penampilan

Laki2

sesuai

usia,

perawatan diri cukup.


Pembicaraan : Spontan, volume jelas,
lancar, artikulasi jelas.
Sikap/Psikomotor : Kooperatif /Tenang.
Mood/Afek : Eutim/Terbatas, serasi.
Proses/Isi pikir : Asosiasi longgar/
Waham bizarre (+), Waham kebesaran
(+).

22

Persepsi : Halusinasi disangkal


RTA/insight : Terganggu/ 1
09/02/12

S : - Pasien merasa sudah sehat. Masih

08.00

menunggu jemputan. Saat ini jenuh,

WIB

hanya merokok saja. Tadi malam tidur

Skizofrenia Paranoid

Risperidone 2 x 3
mg

nyenyak dan tidak terganggu suarasuara.


- Pasien bercerita tentang
kehidupannya selama jadi tentara.
- Pasien bercerita tentang kekuatankekuatan yang dimilikinya.
-Pasien bercerita tentang jimat yang dia
miliki.
-Pasien mengatakan ingin merantau ke
luar negeri dan ingin menikah dengan
orang bule.
O: Kesadaran : CM, 3P tidak terganggu.
Penampilan

Laki2

sesuai

usia,

perawatan diri cukup, sedang merokok.


Pembicaraan : Spontan, volume jelas,
artikulasi jelas, jawaban minimal.
Sikap/Psikomotor : Kooperatif /Tenang.
Mood/Afek : Eutim/Terbatas, serasi.
Proses/Isi pikir : Asosiasi
longgar/Waham kebesaran (+)
Persepsi : Halusinasi disangkal
RTA/insight : Terganggu/ 1

23

Anda mungkin juga menyukai