Anda di halaman 1dari 9

Temu muka 2

TATA UDARA (02)

BEBAN PENDINGINAN.
Kita ketahui bahwa tujuan utama dalam melakukan pentataan udara, adalah agar
kenyamanan dalam suatu ruang dapat dicapai, sehingga manusia didalam ruangan
yang ditata udaranya akan merasakan nyaman, baik dari suhu, aliran udara
maupun kelembaban didalam ruangan. Diiklim tropis seperti di Indonesia, maka
pentataan udara lebih besar kearah pendinginan ruangan. Bila diiklim sub-tropis,
maka ruangan perlu pendinginan pada waktu musim panas dan memerlukan
pemanasan pada musim dingin.
Dalam proses pendinginan ruangan, maka kita perlu ketahui beban-beban apa yang
mempengaruhi proses pendinginan. Adapun beban pendinginan ruangan adalah :
1. Beban Pendinginan dari luar ruangan.
a. Dari sinar matahari.
Melalui kaca jendela.
Melalui dinding dan atap.
b. Dari Udara Luar.
Melalui dinding, atap dan lantai..
Melalui infiltrasi.

2. Beban pendinginan dari dalam ruangan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

JOHN TURANGAN
UTILITAS

a.

Dari Peralatan.

mesin listrik.
Lampu
dan peralatan lain yang mengeluarkan panas.
b. Dari Manusia
Manusia dalam ruangan
Manusia yang keluar-masuk ruangan
c. Dari udara ventilasi.
Melalui pintu.
Alat ventilasi untuk mendapatkan udara segar.

Pada umumnya faktor yang meningkatkan beban pendinginan dari sebuah gedung
adalah :

Beban dari Sinar matahari dan udara luar

30 50%

Beban dari udara ventilasi

25 35%

Beban dari manusia

10 20%

Beban dari mesin listrik, lampu dll.

15 25%

Dari factor-faktor diatas, maka beban dari Sinar matahari, udara luar dan udara ventilasi
memberikan kemungkinan beban pada pendinginan suatu gedung sebesar 55
80%.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

JOHN TURANGAN
UTILITAS

Jadi pada waktu desain suatu gedung perlu betul menseleksi mulai dari bahan
bangunan yang akan digunakan pada selubung bangunan, maupun melakukan
pencegahan dengan mengunakan heat exchanger pada sistem pendinginan awal
ataupun memperhatikan pada sambungan jendela, pintu, maupun atap, agar
desainnya merinci isolasi yang maksimum pada area-area tersebut.

Peralatan tata udara.


Komponen utama dari peralatan tata udara adalah :

Kompresor

Kondenser

Katup ekspansi

Evaporator

Fan/Pompa

Bahan Refrigeran yang mudah menguap diberi tekanan oleh kompresor, dan keluar
keruang evaporator melalui katup ekspansi. Karena adanya tekanan besar, maka
refrigeran yang keluar katup ekspansi berupa embun. Embun refrigeran menguap,
dimana dalam proses penguapan diperlukan panas, dan panas diambil dari dinding
evaporator, dimana terjadi perpindahan panas konduksi mengambil panas dari
bagian luar dinding evaporator.
Dengan Fan (blower), maka udara yang dihembuskan melalui dinding luar evaporator
masuk ruangan yang dikondisikan. Udara mengalami perpindahan panas konveksi
dengan dinding luar evaporator, sehingga menjadi dingin. Hembusan udara dingin
inilah yang mendinginkan ruangan yang dihembuskan oleh Fan tersebut.
Embun Refrigeran kemudian melalui suatu alat perpindahan panas (heat exchanger)
yang disebut sebagai kondenser, mencairkan refrigeran sampai menjadi cair

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

JOHN TURANGAN
UTILITAS

kembali. Pada siklus ini panas yang diterima oleh refrigeran dibuang keluar melalui
pipa-pipa kondenser ke udara luar. Cairan refrigeran kembali masuk ke kompresor
dan mengalami proses ulang seperti diatas.
Panas yang keluar dari kondensor sering dimanfaatkan pada unit AC besar, dan proses
ini disebut sebagai Heat Recovery. Panas buang yang diambil ini pada umumnya
dipakai untuk memanaskan air, dan digunakan untuk mandi atau keperluan lainnya.
Dari kelima komponen utama dalam sistem tertutup ini, maka kompresorlah memerlukan
biaya paling besar, mencapai 75% sampai 80%.
Macam peralatan tata udara untuk gedung.
1. Unitary - Air Conditioning
a. Window AC.
Tipe AC ini sudah jarang digunakan, karena unit tersebut memerlukan lobang
didinding sebesar unitnya dimana dibelakang dinding harus menghadap kearah
luar gedung untuk pelepasan panas buang dari kondensor. Dengan demikian
tidak memungkinkan untuk menempatkan unit tersebut dimana belakang
dindingnya adalah ruangan yang terpakai, apalagi yang juga dikondisikan.
Pada umumnya tipe AC ini dibawah 2 PK.
b. Mini split AC.
Disebut split, karena kompresor dan kondensor berada dalam satu unit diluar
gedung, sedangkan evaporator dan Fan (blower) berada didalam ruangan. Untuk
menghubungi kedua unit terpisah hanya diperlukan 2 pipa dengan lobang
didinding relatif kecil, Evaporator dan blower dalam satu unit dapat ditempatkan
dengan bebas, baik untuk segi teknisnya maupun segi estetikanya.
Untuk tipe ini dapat dirancang 1 unit luar (outdoor) dan dua atau lebih unit dalam
(indoor). Dan disebut dengan multi split. Unit outdoor dapat ditempatkan diatas
lantai atau ditempelkan didinding gedung, sedangkan unit indoor, ada unit untuk
duduk dilantai dan ada unit yang ditempel didinding.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

JOHN TURANGAN
UTILITAS

Dalam perkembangan mini split, maka salah satu jenis split buatan Taiwan,
Nutec, dengan hak paten dibeberapa negara juga di Indonesia, dapat memberi
penghematan sebesar 40% dibandingkan mini split konvensional yang ada
dipasaran Indonesia. Pengembangan tipe ini hanya pada kondensor dengan
tambahan pendinginan dengan kain khusus yang menyelimuti pipa kondensor
dan penambahan pipa air untuk menteteskan air secara periodik keatas kain
tersebut.
Pada umumnya tipe AC ini dibawah 5 PK.
c. Split duct AC.
Sesuai dengan sebutannya tipe AC ini juga memisahkan unit utama, yang terdiri
dari kelima komponen utama, dengan penyaluran udara dingin menggunakan
terowongan udara dingin yang disebut dengan ducting. Ducting ini dihubungkan
dengan ruangan-ruangan yang mau dikondisikan, masuk ruangan melalui
pengatur yang disebut dengan diffuser. Sistim ini di Indonesia disebut sebagai
sentral AC. Kebocoran udara dingin diducting menjadi salah satu penyebab
utama kerugian energi di tipe Split duct AC ini.
Dalam desain gedung dengan sistem ini harus perlu didesain alur dari ducting,
sehingga jangan sampai ducting ini banyak berbelok ataupun harus menembus
kolom-kolom beton.
Pada umumnya tipe AC ini 5 PK sampai 25 PK.
2. Chiller - Air Conditioning
Chiller atau mesin refrigerasi adalah peralatan yang biasanya menghasilkan media
pendingin utama untuk bangunan gedung, dengan mengkonsumsi energi secara
langsung berupa energi listrik, termal atau mekanis, untuk menghasilkan air dingin
(chilled water) dan membuang kalor ke udara (atmosfir) melalui menara pendingin
(cooling tower) atau kondensor.
Mesin utama dari sebuah chiller adalah Kompresor, dan jenis-jenis kompresor yang
umumnya digunakan adalah :
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

JOHN TURANGAN
UTILITAS

Kompresor Piston (Reciprocating compressor)

Kompresor Kisar (Rotary compressor)

Kompresor Ulir (Screw compressor)

Kompresor Sentrifugal (Centrifugal compressor)

Beberapa jenis Chiller dilihat dari sistem pendinginan, adalah :

Air Cooled Chiller

Water Cooled Chiller

Perbedaan antara Air Cooled Chiller dan Water Cooled Chiller.


Air Cooled Chiller :

Efisiensi rendah

Waktu pemasangan cepat.

Biaya perawatan rendah.

Water Cooled Chiller :

Effisiensi tinggi

Waktu pemasangan lebih lama.

Biaya perawatan tinggi.

a. Air cooled Chiller (ACC)


Mesin refrigerasi dengan pendinginan udara (air cooled chiller), pada prinsipnya
hampir sama dengan split duct AC, tetapi dalam ukuran besar. Unit mesin ini
pada umumnya berada diatas atap beton dari sebuah bangunan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

JOHN TURANGAN
UTILITAS

Komponen utama dari 1 unit ACC adalah 2 kompresor atau lebih, dengan katup
ekspansi dan evaporator berada dalam unit utama, termasuk kondensornya.
Evaporator mendinginkan air dan air dingin disirkulasi kesetiap tingkat melalui
alat pengatur udara (air handling unit) atau disingkat AHU. Dari AHU dengan
blower besar menyalurkan udara dingin, yang diperoleh dari hembusan melalui
pipa-pipa aliran air dingin unit utama diatas, keruangan yang akan dikondisikan.
Udara dingin yang masuk kedalam ruangan dari AHU ini diatur dengan diffuser
yang ada disetiap ruangan, Atau kadang-kadang dengan pipa-pipa langsung
keruangan melalui alat kipas koil (Fan coil unit) atau disingkat FCU.
Dalam desain gedung, bila menggunakan air cooled chiller perlu diperhatikan
lokasi dan luas atap beton untuk penempatan unit-unit chillernya. Yang sering
kurang diperhatikan dalam desain atap untuk air cooled chiller adalah akses
untuk pemeliharaan unit tersebut. Ada kalanya terjadi perubahan desain dari
water cooled chiller ke air cooled chiller, karena terutama masalah waktu
instalasi ataupun keadaan air setempat. Tetapi perubahan seperti itu pada
akhirnya berakibat fatal terhadap konstruksi air cooled chiller tersebut yang
mengambil ruang (space) apa adanya.

b. Water cooled Chiller


Mesin refrigerasi dengan pendinginan air (water cooled chiller), pada prinsipnya
hampir sama dengan Mesin refrigerasi pendinginan udara (air cooled chiller)
dalam distribusi udara dingin melalui AHU atau FCU. Perbedaan utamanya
adalah pendinginan refrigerannya, bukan dengan udara, tetapi dengan air,
dimana airnya didinginkan melalui menara air atau cooling tower. Mesin
refrigerasi dengan pendinginan air, pada umumnya ditempatkan dalam lantai
bawah (basement) suatu bangunan. Dalam desain yang perlu diperhatikan
adalah ventilasi keruangan chiller harus dihitung dengan baik, agar ruangan
tersebut jangan menjadi neraka bagi pengerjanya.
Sama halnya dengan Mesin refrigerasi pedinginan udara,
kompresor

refrigeran dari

ditekan melalui katup ekspansi masuk berembun dalam alat

evaporator. Evaporator mendinginkan air dan air dingin disirkulasi kesetiap


tingkat melalui alat pengatur udara (air handling unit) atau disingkat AHU. Dari
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

JOHN TURANGAN
UTILITAS

AHU dengan blower besar menyalurkan udara dingin, yang diperoleh dari
hembusan melalui pipa-pipa aliran air dingin unit utama diatas, keruangan yang
akan dikondisikan. Udara dingin yang masuk kedalam ruangan dari AHU ini
diatur dengan diffuser yang ada disetiap ruangan, Atau kadang-kadang dengan
pipa-pipa langsung keruangan melalui alat kipas koil (Fan coil unit) atau disingkat
FCU.
Pendinginan air melalui menara air (cooling tower), dalam desain gedung perlu
diperhatikan aliran udara yang diperoleh dari kipas udara. Aliran udara dan aliran
air didalam menara pendingin ini dapat berlawanan arah (counter flow), arah
melintang (cross flow), aliran paralel (paralel flow) aliran melalui dek atau aliran
pancar.

c. Absorption Chiller.
Salah satu cara tertua untuk melakukan pendinginan suatu ruangan secara
mekanis adalah teknologi absorbsi (absorption technology). Kelihatan tak masuk
akal dengan membakar sesuatu untuk menghasilkan pendinginan, tetapi hal itu
yang terjadi dalam suatu chiller absorpsi.

Teknologi

absorbsi

ini

sebenarnya

mudah

pengoperasiannya

maupun

pemeliharaannya, tetapi pada masa kini teknologi ini mulai hampir tidak
digunakan karena tidak fleksibel penggunaannya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

JOHN TURANGAN
UTILITAS

Refrigeran yang digunakan oleh chiller jenis ini adalah sebenarnya air, karena
perubahan fase yang terjadi dan yang memberi dampak pendinginan adalah
melalui media air. Fluide kedua yang mengatur proses ini adalah garam, yang
dikatakan sebagai Litium Bromida (lithium bromide). Panas dibutuhkan untuk
memisahkan kedua fluida ini, yang kemudian dipertemukan kembali dalam
lingkungan yang hampir vakum. Air ini mengalami perubahan fase pada waktu
dicampur kembali dengan garam pada suhu yang sangat rendah. (pada tekanan
atmosfir yang normal, air menguap pada suhu 212F, dalam suatu alat absorbsi,
air menguap cukup dingin untuk menghasilkan air dingin pada 46F.
Karena suhu air dingin yang dihasilkan oleh chiller absorbsi paling rendah
adalah 46F, maka chiller jenis ini tidak dapat digunakan dalam penerapan
refrigerasi dengan suhu rendah.
Peralatan tata udara dengan Sistem absorbsi ini sebenarnya sangat efisien dan
pemeliharaanya

mudah, tetapi bila ada kerusakan pada peralatan ini

perbaikannya memerlukan waktu lama dan biaya yang besar. Bahkan untuk
kerusakan tertentu, maka seluruh unit tidak dapat difungsikan kembali. Ini
menyebabkan penggunaan peralatan pengkondisian udara dengan sistem
absorbsi ini kurang diminati.
Jakarta, 5 April 2008.-.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

JOHN TURANGAN
UTILITAS

Anda mungkin juga menyukai