3. Cedera thorak abdomen. Setiap luka pada thoraks yang mungkin menembus sayap
kiri diafragma, atau sayap kanan dan hati harus dieksplorasi.
B. Etiologi
1. Penyebab trauma penetrasi
a. Luka akibat terkena tembakan
b. Luka akibat tikaman benda tajam
c. Luka akibat tusukan
2. Penyebab trauma non-peneterasi
a. Terkena kompresi atau tekanan dari luar tubuh
b. Hancur (tertabrak mobil)
c. Terjepit sabuk pengaman karna terlalu menekan perut
d. Cidera akselerasi / deserasi karena kecelakaan olah raga
C. Patofisiologi
Jika terjadi trauma penetrasi atau non-pnetrasi kemungkinan terjadi pendarahan
intra abdomen yang serius, pasien akan memperlihatkan tanda-tanda iritasi yang disertai
penurunan hitung sel darah merah yang akhirnya gambaran klasik syok hemoragik. Bila
suatu organ viseral mengalami perforasi, maka tanda-tanda perforasi, tanda-tanda iritasi
peritonium cepat tampak. Tanda-tanda dalam trauma abdomen tersebut meliputi nyeri
tekan, nyeri spontan, nyeri lepas dan distensi abdomen tanpa bising usus bila telah terjadi
peritonitis umum.Bila syok telah lanjut pasien akan mengalami takikardi dan peningkatan
suhu tubuh, juga terdapat leukositosis. Biasanya tanda-tanda peritonitis mungkin belum
tampak. Pada fase awal perforasi kecil hanya tanda-tanda tidak khas yang muncul. Bila
terdapat kecurigaan bahwa masuk rongga abdomen, maka operasi harus dilakukan
(Sjamsuhidayat, 1997)
SKEMA
Trauma
Abdomen
Penetrasi
Non penetrasi
Pendarahan
Penurunan sel
darah merah
Iritasi
Syok hemoragik
Takikardi
Peningkatan
suhu tubuh
Nyeri tekan
Nyeri spontan
Distensi
abdomen
Syaraf Peritonitis Terjadi perdarahan dalam jaringan Lunak dan rongga abdomen
NyeriMotilitas usus Dilakukan tindakan drain Disfungsi usus resiko tinggi infeksi
Refleks usus output cairan lebih. Peningkatan Gg keseimbangan elektrolit metabolisme
Defisit vol Cairan dan elektrolit intake nutrisi kurang Kelemahan fisik Gangguan
Mobilitas
E. Pemeriksaan diagnostik
1. Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL)
Dilakukan pada trauma abdomen perdarahan intra abdomen, tujuan dari DPL
adalah untuk mengetahui lokasi perdarahan intra abdomen. Indikasi untuk melakukan
DPL, antara lain:
o Nyeri abdomen yang tidak bisa diterangkan sebabnya
F. Penatalaksanaan
Pengkajian yang dilakukan untuk menentukan masalah yang mengancam nyawa,
harus mengkaji dengan cepat apa yang terjadi di lokasi kejadian. Paramedik mungkin
harus melihat Apabila sudah ditemukan luka tikaman, luka trauma benda lainnya, maka
harus segera ditangani, penilaian awal dilakuakan prosedur ABC jika ada indikasi, Jika
korban tidak berespon, maka segera buka dan bersihkan jalan napas.
1.
2.
3.
Penatalaksanaan Kedaruratan
1. Mulai prosedur resusitasi (memperbaiki jalan napas, pernapasan, sirkulasi) sesuai
indikasi.
2. Pertahankan pasien pada brankar atau tandu papan ; gerakkan dapat menyebabkan
fragmentasi bekuan pada pada pembuluh darah besar dan menimbulkan hemoragi
masif.
a) Pastikan kepatenan jalan napas dan kestabilan pernapasan serta sistem saraf.
b) Jika pasien koma, bebat leher sampai setelah sinar x leher didapatkan.
c) Gunting baju dari luka.
d) Hitung jumlah luka.
e) Tentukan lokasi luka masuk dan keluar.
3. Kaji tanda dan gejala hemoragi. Hemoragi sering menyertai cedera abdomen,
khususnya hati dan limpa mengalami trauma.
4. Kontrol perdarahan dan pertahanan volume darah sampai pembedahan dilakukan.
a) Berikan kompresi pada luka perdarahan eksternal dan bendungan luka dada.
b) Pasang kateter IV diameter besar untuk penggantian cairan cepat dan
memperbaiki dinamika sirkulasi.
c) Perhatikan kejadian syoksetelah respons awal terjadi terhadap transfusi ; ini
sering merupakan tanda adanya perdarrahan internal.
d) Dokter dapat melakukan parasentesis untuk mengidentifikasi tempat
perdarahan.
5. Aspirasi lambung dengan selang nasogastrik. Prosedur ini membantu mendeteksi luka
lambung, mengurangi kontaminasi terhadap rongga peritonium, dan mencegah
komplikasi paru karena aspirasi.
6. Tutupi visera abdomen yang keluar dengan balutan steril, balutan salin basah untuk
mencegah nkekeringan visera.
a) Fleksikan lutut pasien ; posisi ini mencegah protusi lanjut.
b) Tunda pemberian cairan oral untuk mencegah meningkatnya peristaltik dan
muntah.
7. Pasang kateter uretra menetap untuk mendapatkan kepastian adanya hematuria dan
pantau haluaran urine.
8. Pertahankan lembar alur terus menerus tentang tanda vital, haluaran urine, pembacaan
tekanan vena sentral pasien (bila diindikasikan), nilai hematokrit, dan status
neurologik.
udara
bebas
dibawah
G. Komplikasi
1. Segera : hemoragi, syok, dan cedera.
2. Lambat : infeksi (Smeltzer, 2001).
diafragma,
eviserasi,
atau
hematuria.
Data
Etiologi
Masalah keperawatan
Ds : pasien mengatakan
Kurangnya masukan
Kekurangan cairan
dan elekrolit
Nyeri dan
Do :
mual
muntah
distensi abdomen
berkeringat
perdarahan
Ds: pasien mengatakan
wajah meringis
gelisah,
Merintih
Emosi labil
Perilaku berhatihati.
bradipneu
kenyamanan
ds : pasien mengatakan
Tindakan pembedahan,
tidak adekuatnya
membaik
pertahanan tubuh
Infeksi
do :
-
suhu tubuh
meningkat lebih dari
37,8 oC
adanya
pembengkakan
adanya kemerahan
disekitar luka
Ds : pasien menyatakan
Krisis
perubahan
kesehatan
situasi
dan Ansietas
status
Do :
-
cemas
bingung
depresi
ekspresi wajah
tegang
ketakutan
insomnia
Ds : pasien mengatakan
saya masih takut untuk
bergerak
Do :
-
aktifitas terbatas
gerakan lambat
bicara tersendatsendat
Kelemahan fisik
Gangguan mobilitas
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidayat. 1997, Buku Ajar Bedah,EC, Jakarta.
2. Doenges. 2000, Rencana Asuhan Keperawatan:
3. Pedoman untuk perencanaan dan Pendokumentasian perawatan pasien, Edisi 3, EGC,
4. Jakarta.Carpenito, 1998 Buku saku: Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek
Klinis,
5. Edisi 6, EGC ; Jakarta.Mansjoer, Arif. 2001.
6. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1.UI : Media
7. Aesculapiushttp://health.groups.yahoo.com/group/indofirstaid/24,04,2008
8. http://indofirstaid.tk/04,24,2008
9. http://titik-awal.blogspot.com/ 04,24,2008
10. http://www.primarytraumacare.org/ptcmam/training/ppd/ptc_indo.pdf/ 04,24,2008
No
1
Diagnosa keperawatan
Rencana keperawatan
Tujuan
Terjadi
a.
Intervensi
Kaji tanda-tanda vital.
dan elektrolit
keseimbangan
b.
Pantau
berhubungan dengan
volume cairan
cairan o
parenteral
perdarahan
elektrolit,
antibiotik
dan o
awasi
tetesan
untuk
mengidentifikasi
kebutuhan cairan
c.
d.
Kolaborasi : Berikan
parenteral
indikasi.
e.
dengan
vitamin
cairan
Rasionalisasi
untuk mengidentifikasi defisit volume cairan
Tranfusi darah
sesuai o
cara
parenteral
membantu
memenuhi
Nyeri berhubungan
dengan adanya trauma
Nyeri Teratasi
a.
b.
Beri
posisi
semi o
fowler.
c.
(Doenges, 2000)
Anjurkan
o
tehnik
d.
Kolaborasi pemberian
analgetik sesuai indikasi.
e.
Managemant
lingkungan yang nyaman
Resiko infeksi
berhubungan dengan
tindakan pembedahan,
Kaji
tanda-tanda o
infeksi
b.
dini
keadaan luka yang diketahui lebih awal
tidak adekuatnya
pertahanan
tubuh
proses infeksi
d.
o
e.
Kolaborasi pemberian
antibiotik
dari luar
Ansietas berhubungan
ansietas teratasi
a.
baru
penggunaan ketrampilan
kesehatan
dan
anjurkan
klien
mengetahui nsietas, rasa takut klien bisa
untuk
mengungkapkan ansietas o
dan
rasa
takut
dan
bepenanganan
berkurang
o
c.
dan
penguatan
beri o
penjelasan
mengenai penyakit.
d.
Pertahankan
lingkungan yang tenang
dan tanpa stres
e.
Gangguan Mobilitas
Dapat bergerak
fisik berhubungan
bebas
a.
Kaji
kemampuan o
(Doenges, 2000)
Dekatkan
c.
d.
e.
kemampuan
klien
dalam
mobilisasi
peralatan o
identifikasi
dengan