Dipublikasi pada Saturday, 06 March 2004 oleh falgent
Seorang anak perempuan mengadukan kehidupannya yang penuh cobaan kepada
ayahnya. Ia tak tahu lagi apa yang harus dilakukan dan bermaksud untuk menyerah. Ia merasa letih ketika harus berhadapan dengan persoalan - persoalan yang bertubi - tubi datangnya Mendengar hal tersebut sang ayah yang seorang koki membawa anaknya tadi kedapur. Ia mengisi tiga panci dengan air kemudian menaruh ketiganya diatas api. Tak lama kemudian air didalam panci-panci tersebut mendidih. Pada panci pertama dimasukkannnya beberapa wortel, kedalam panci kedua dimasukkannnya beberapa butir telur. Dan pada panci terakhir dimasukkkannya biji - biji kopi. Lalu dibiarkannya ketiga panci tersebut tanpa berkata sepatah pun. Sang anak perempuannya diam menyaksikan ayahnya dengan heran. Sekitar dua puluh menit kemudian, ayahnya mematikan kompor. Diambilnya wortel, telur dan bijih kopi tersebut lalu diletakkkannya dalam tiga mangkok, berbeda. Kemudian ia berkata pada anak perempuannya. "Anakku apa yang kau lihat ?" "Wortel, telur dan kopi" jawab anaknya . Sang ayah meminta anknya mendekat dan memintanya untuk meraba wortel. Iapun melakukannya dan mendapati bahwa wortel - wortel tersebut terasa lembut. Kemudian sang ayah meminta anaknya untuk mengupas telur. Anaknya mendapati isi telur tersebut telah keras dan matang. Terakhir sang ayah meminta anaknya untuk meminum kopi. Ia tersenyum begitu mencium aroma kopi yang harun dan bertanya pada ayahnya "Apa artinya, Yah ?" Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda telah merasakan penderitaan yang sama, yakni air yang mendidih, tetapi reaksi masing - masing berbeda wortel yang kuat keras, dan tegar, ternyata setelah dimasak dalam air mendidih menjadi lembut dan lemah. Telur yang rapuh hanya memiliki kulit luar tipis yang melindungi cairan didalamnya. Namun setelah dimasak dalam air mendidih, cairan yang didalamnya itu menjadi keras. Sedangkan biji - biji kopi sangat unik. Setelah dimasak dalam air mendidih, kopi itu mngubah air tawar menjadi enak. "Yang mana engkau, anakku ?" sang ayah bertanya. "Ketika penderitaan mengetuk pintu hidupmu, bagaiman reaksimu ?" "Apakah engkau wortel, telur, atau kopi ?" Bagaimana dengan ANDA, sobat? Apakah anda seperti sebuah wortel, yang keliatan keras, tetapi saatberhadapan dengan kepedihan dan penderitaan menjadi lembek. Lemah, dan kehilangan kekuatan ? Apakah anda seperti telur, yang mulanya berhati penurut? Apakah anda yang tadinya berjiwa lembut, tetapi setelah terjadi kematian, perpecahan, perceraian, atau pemecatan, anda menjadi keras dan kepala batu ? Kulit luar anda memang tetap sama, tettapi apakah anda mernjadi pahit, tegar hati, serta kepala batu ?
Atau apakah anda seperti biji kopi ? Kopi mengubah air panas hal yang membawa kepedihan itu, bahkan pada saat puncaknya ketika mencapai 100 derjat Celcius. Ketiika air menjadi panas, rasanya justru menjadi enak. sumber : Situs Assalam Sumbar