ISI
A. PEMARIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR
Pengkajian Fisik
1. Postur
Inspeksi bayi baru lahir sebelum melakukan pengkajian :
Puncak kepala (verteks) : lengan, tungkai bawah dalam keadaan fleksi
mengkaji atau untuk diukur dan bias menangis jika hal itu dipaksakan
Apabila dibiarkan kembali pada posisi melingkar semula, ia akan
berhenti menangis
Gerakan spontan normal biasanya tidak sinkron secara bilateral (kaki
Suhu :
Aksila : cara terbaik sampai usia 6 tahun, suhu stabil selama 8 samapi
10 jam setelah lahir (370C). suhu normal = 36,50C 37,20C
Pernafasan :
Tekanan Darah :
Biasanya dikaji hanya jika diduga ada masalah
Pada waktu lahir :
- Sistolik : 60 sampai 80 mmHg
- Diastolik : 40 samapi 60 mmHg
Setelah 10 hari :
- Sistolik : 95 sampai 100 mmHg
- Diastolik : sedikit meningkat
3. Berat Badan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skla timbangan ke titik
nol.
Timbang pada waktu yang sama setiap hari
Lingdungi banyi baru lahir supaya tidak kehilangan panas\
Pada wanita : 3,4 kg, pada Pria 3,5 kg
Berat sama dengan berat lahir dalam dua minggu pertama
Lingdungi banyi baru lahir supaya tidak kehilangan panas\
Pada wanita : 3,4 kg, pada Pria 3,5 kg
Berat sama dengan berat lahir dalam dua minggu pertama
4. Lingkar Dada
Ukur pada garis buah dada : 2 cm lebih kecil dari pada lingkar kepala,
rata-rata sekitar 30-33 cm
5. Lingkar Abdomen
Ukur dibawah umbilicus : ukuran sama dengan lingkar dada (30-33 cm)
6. Integumen
Warna :
Inspeksi dan palpasi biasanya merah muda
Inspeksi bayi baru lahir telanjang di bawah penerangan lampu yang
adekuat, udara yang hangat, sinar matahari merupakan sumber cahaya
Tanda lahir :
Inspeksi dan palpasi tanda lahir untuk melihat lokasi, ukuran distribusi,
karakteistik, warna (hiperpigmentasi sementar pada areola, genitalia,
linea nigra)
Kondisi :
berat badan
Inspeksi dan palpasi dengan menggunakan jari telunjuk, secara
perlahan cubit kulit didaerah perut dan paha bagian dalam untuk
memeriksa turgor ; setelah cubitan dilepas kulit segera kembali
kekeadaan semula
Periksa simpanan lemak subkutan (lapisan adipose) di pipi, di bokong
Periksa pengeluaran urine ; BBL berkemih dalam 24 jam setelah lahir,
berkemih sampai 10 kali sehari
Verniks Kaseosa :
Lanugo :
Inspeksi rambut yang halus, terdapat didaerah bahu, pinna telinga, dahi
dan jumlahnya bervariasi
7. Kepala
Palpasi kulit biasanya kulit agak ketat, terdapat lanugo
Inspeksi bentuk dan ukuran biasanya besarnya seperempat panjang
tubuh molase
Palpasi, inspeksi, ukur fontanel ; fontanel anterior 5 cm seperti berlian,
meningkat setelah molase berkurang. Fontanel posterior segitiga lebih
8. Mata
Letak Wajah : Kedua mata dan jarak antara mata masing-masing 1/3
jarak dari bagian luar kanus kebagian luar kantus yang lain
Bentuk dan ukuran simetris ; ukuran, bentuk simetris, refleks
mengedip
Kelopak mata : ukuran, gerakan, kedipan. Lipatan epikantus
9. Hidung
Observasi bentuk, letak, kepatenan, konfigurasi, tulang hidung (garis
tengah, tampak tidak ada tulang hidung, datar, lebar, terdapat sedikit
mucus tetapi tidak ada lender yang keluar, bersin untuk membersihkan
hidung)
10. Telinga
Observasi ukuran, letak di kepala, jumlah kartilago, kanal auditori
terbuka
Letak sesuai : garis sepanjang kantus luar dan kantus dalam mata harus
11. Wajah
Observasi wajah secara menyeluruh ; bayi tampak normal, raut wajah
tampak sesuai, letak proporsional terhadap wajah, semetris
12. Mulut
Inspeksi dan palpasi pada wajah : bibir (simetris), konfigurasi, gerakan
Gusi : gusi berwarna merah muda
Lidah : perlengketan, gerakan, ukuran (lidah tidak menonjol, bergerak
13. Leher
Inspeksi dan palpasi panjang : pendek, tebal, dikelilingi lipatan kulit,
14. Dada
Inspeksi dan palpasi bentuk : hamper bulat, berbentuk tong
Gerak pernafasan : gerakan dada simetris, gerakan dada dan perut
tulang iga
Putting susu : ukuran, letak, jumlah (putting susu menonjol, sudah
cukup bulan
Auskultasi bunyi dan kecepatan denyut jantung dan bunyi nafas
15. Abdomen
Inspeksi, palpasi dan balut lati pusat
- Batas tali pusat dan kulit jelas, tidak ada
warna
- Bunyi usus terdengar satu sampai dua jam setelah lahir
- Mekonium keluar 24 sampai 48 jam setelah lahir
Gerakan saat bernafas
Pernafasan utama :
- Diagrafmatika, gerakan abdomen dan dada sinkron
16. Genitalia
Wanita :
Inspeksi dan palpasi penampilan umum
cukup bulan
Labia Minora : Keluar dari labia mayora
Rabas vagina : Smegma, orifisium terbuka, rabas mukoid, terbuat
selaput vagina/hymen
Laki-laki :
belakang
Skrotum rugae : besar, edematosa, pendulosa pada bayi cukup bulan,
ditutupi rugae
Testis : Teraba pada setiap sisi
Berkemih : Berkemih dalam waktu 24 jam, aliran adekuat, jumlah
adekuat
Fleksi ereksi : Ereksi bias terjadi spontan dan, ketika alat kelamin
disentuh
Kremater : Testis retraksi, terutama bila bayi kedinginan
17. Ekstremitas
Inspeksi dan palpasi derajat fleksi, rentang gerak
sendi : sikap
umumnya fleksi
Kesimetrisan grekan tonus otot : rentang gerakan sendi penuh, gerakan
spontan
Inspeksi dan palpasi : lebih panjang dari tungkai bawah pada periode
didalam genggaman
Persendian : rentang pergerakan sendi penuh, kontur simetris
Tungkai kaki :
7
18. Punggung
Inspeksi dan palpasi tulang punggu : tulang punggu lurus dan mudah
fleksi
Bahu, scapula, Krista iliaka : Bayi dapat mengangkat dan menahan
kepala sebentar saat tengkurap. bahu dan scapula dan krista iliaka
harus berada pa bidang yang sama
Anus
Inspeksi dan palpasi Tempat, jumlah anus : terdapat satu anus dengan
Tinja :
1. Pengukuran Antropometri
BB : Berat badan bayi baru lahir cukup bulan normalnya 2,5-4 kg dan berat
badan bayi yang kurang dari 2,500g disebut prematur, kecil untuk masa
kehamilan yaitu indrom rubela.
Dan bayi lebih dari 4000g disebut juga diabetes maternal herediter dan
penurunan berat lebih dari 10% dehidrasi.
LD : Lingkar Dada pada bayi cukup bulan normalnya 30,5-33cm. Sekitar 2m
lebih kecil dari pada lingkat kepala. Pengukuran dilakukan tepat pada
garis buah dada dan pajang badan kurang dari 30 dicurigai adanya
prematur.
pada sel darah merah (SDM) dan leokosit serta sedikit perbedaan relatif
pada trombosis. Saat bayi baru lahir, nilai rata-ratanya hemoglobin,
hematorit, dan SDM lebih tinggi dari normal orang dewasa. Hemaglobin
bayi baru lahir berkisar antara 14,5-sampai 22,5g/dl. Hematokrit bervariasi
dari
44%
sampai
72%
dan
hitung
SDM
berkisar
antara
matur karena tidak terbentuk oogonia lagi setelah bayi cukup bulan lahir.
Korteks ovarium yang terutama terdiri dari folikel ferimordinal
membentuk bagian ovarium yang lebih tebal pada bayibaru lahir dari pada
pada orang dewasa. Jumlah ovum berkurang sekitar 90% sejak bayi lahir
sampai dewas. Peningkatan kadar estrogen selama masa hamil yang diikuti
penurunan bayi lahir mengakibatkan pengeluaran suatu cairan mukoid
mangakibatkan pengeluaran suatu cairan mokoid , pada bayi baru lahir
cukup bulan labia mayora fan minora menutupi vestibula dan pada bayi
prematur, klitoris menonjol dan labia mayora mengecildan terbuka
Pada Pria : Testis turun kedalam skrotum pada 90% bayi baru lahir
laki-laki. Walapun persentasi ini menurun pada kelahiran prematur, pada
usia satu tahun insiden testis tidak turun pada semua anak laki-laki
berjumlah kurang dari 15 spermatogenesis tidak terjadi sampai pubertas.
Prepusium yang ketat seringkali dujumpai pada bayi baru lahir, muara
uretra dapat tertutup presium dan tidak dapat ditarik kebelakang selama
tiga sampai empat tahun.
Sistem Skelet
Pada bayi baru lahir arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada
pertumbuhan
13
tingkat batang otak. Pengkajian perilaku saraf neonatus otit, saat bayi baru
lahir cukup bulan dikenal sebagai mahkluk yang relatif , respondif, dan
hidup. Perkembangan sensori bayi baru lahir dan kapasitas untuk
malakukan interaksi sosial,. Kontrol neuromuskular pada bayi baru lahir
masi sangat terbatas, dapat ditemukan apabilah bayi baru lahir diletakkan
diatas permukaan yang keras dengan wajah menghadap kebawah, bayi
akan memutar kepalanya kesamping untuk mempertahankan jalan napas.
Bayi berusaha mengangkat kepalanya supaya tetap sejajar dengan
tubuhnya bila kedua lengan bayi ditarik ke ats hingga kepala terangkat.
Sistem Termogenik
Termogenesis beratri panas, perawatan neatus yang efektif
didasarkan pada upaya mempertahankan suhu optimum udara dirunagan.
Suhu tubuh dipertahankan supaya tetap berada pada batas sempit suhu
sebagai respons terhadap
dan VI)
Refleks Pupil
Pengujian refleks ini dapat dilakukan dengan memberikan cahaya
(lampu senter)
berkedip.
Refleks iddol
14
ke bibirnya.
Refleks Rooting
Bayi menoleh saat ada jari yang ditempelkan ke pipinya, refleks ini
d. Hidung
Refleks Grabella
Bayi akan mengedipkan matanya saat pangkal hidung atau antara
kedu matanya disentuh.
e. Lehar
Refleks Tonic Neck
Dapat dilakukan dengan cara memfleksikan kepala ke dalam. Hasil
h. Lengan
Refleks Moro
Bayi kan melakukan gerakan ekstensi dan abduksi pada
ekstermitasnya saat dikagetkan atau dibaringkan secara tiba-tiba
dengan hammer.
Refleks Trisep
Bayi melakukan grakan ekstensi pada siku saat tendon trisep
dengan hammer.
Refleks patella
Gerakan ekstensi dari tungkai bawah saat tendon patella diketukan
dengan hammer.
Refleks menari
Gerakan kaki menyetuh permukaan datar (seperti lantai) saat bayi
didirikan tegak lurus, refleks ini akan hilang saat bayi berusia 3-
4minggu.
k. Genitalia
Refleks Kremaster
Gerakan skrotum yang terangkat saat paha medial dogores dari
bawah ke atas.
l. Anus
Refleks Anal
Berkontraksi sfingter ani saat kulit anal digoreskan
b) ABNORMAL
Refleks Babinsky
Gerakan meregang ekstensi telapak kaki ke arah ibu jari saat bagian
lateral telapak kaki dogoreskan dengan hammer.
Brudzinskis Neck Sign (Brudzinski I)
16
Gerakan fleksi kepala pasif yang diikuti dengan gerakan fleksi sendi
lutut
dan
panggul,
gerakan
ini
terjadi
saat
pemeriksaan
terangkat.
Brundzinskis Check Sign (Brudzinski II)
Gerakan fleksi reflekstoris kedua siku ke atas sejenak ketika
sing.
Brudzinskis symphysis sing (brudzinski IV)
Anak diperiksa dengan posisi tidur telentang, pemeriksaan simfisi
pubis dengan kedua ibu jari hasil tes positif bila timbul fleksi
reflektoris pada dua sendi lutut dan panggul.
Refleks Snout
Pemeriksaan dilakukan dengan mngetuk pertengahan bibir atas, hasil
positif bila saliva menetes dari mulut bayi.
Refleks Rosolimo
Pemeriksaan dilakukan dengan mengetuk telapak kaki depan, hasinya
akan positif bila jari kaki ventrofleksi.
17
0
Pucat
1
2
Badan
merah Seluruh
ekstermitas
tubuh
kebiruan
kemerahan
P. Pulse
(denyut nadi/ jantung)
G. Grimace (menyeringai)
Batuk/bersin
Tidak
ada
gerakan (tangan Ekstermitas
dan kaki lumpuh) sedikit fleksi
Gerakan
aktif
Menagis kuat
Q. Respiratoy
Tidak
ada
Pernapasan
pernapasan/tidak
lemah
tidak
ada tangisan
teratur
menangis,
lemah/ merintih
Jumlah Nilai :
Klasifikasi Asfiksia
18
JENIS ASFIKSIA
BERAT
RINGAN-SENDANG
NORMAL
NILAI APGAR
0-3
4-6
7-10
19
Posisikan kepala diatas baskom air dan secara perlahan basahi kulit
kepala bayi, kemudian keramas kepala dengan sabun lembut, pijat
lembut dengan ujung jari bukan kuku jari bilas kepalah dan keringkan.
Buka baju bayi dan secara perlahan bersihkan dada dan legan,
pastikan tidak ada kotoran di kulit yang melewati termasukdi sekitar
leher dan ketiak. Bersihkan tangan bayi dan periksa di antara jarijarinya. Perhatikan juag kuku jari yang panjang dan tajam, bilas
sembuh.
3) Memandikan bayi didalam ember bayi
Tuang air ke dalam ember sampai setinggi sekitar 5cm dan periksa
temperaturnya untuk memastikan suhunya cukup dan nyaman,
temperatur yang terlalu panas dapat menyebabkan kulit terkelupas,
luka bakar atau bayi terkejut, turunkan bayi secara perlahan ke dalam
bersih.
Tahan bayi dalam posisi telantang dan bari sampo kepala bayi dengan
arah dari belakang sehingga sabun tidak mengenai mata, gosok kulit
kepala dengan baik menggunakan ujung jari jangan mengkhwatirkan
arae kepala bayi yang masih lunak. Setelah dibilas keringkan bayi
dengan menepuk/menetul (bukan digosok).
20
4) Perawatan Mata
Obat mata eritromisin 0.5% atau tetrasiklin 1% di ajurkan untuk
pencegahan penyakit mata karena klamidia ( penyakit menular
seksual) obat mata perlu di berikan pada jam pertama setelah
persalinan yang lazim dipakai adalah larutan perak mitrat atau
neosporin dan lansung di teteskan pada bayi mata bayi segerah setelah
lahir.
5) Pernapasan
Periksa pernapasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit jika bayi tidak
1mg 1m
7) Pengatur suha pada bayi
Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak mata antara
15menit
Hindarkan memandikan bayi hingga sedikitnya enam jam dan hanya
setelah itu jika tidak terdapat masalh madis dan jika suhunya 36,5 atau
lebih.
Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, kepala bayi harus
ttertutup.
21
kemungkinan alergi.
ASI sangat cocok untuk bayi, ekonomis, dan menghemat waktu.
Menyusu dengan ASI cara yang menyenagkan untuk memberi
bayi kontak manusiawi dan kehangatan yang penting untuk
perkembangan awal bayi, dan merupakan cara terbaik untuk
22
memungkinkan
ayah
bayi
untuk
diminum.
Orang tua yang memberi susu formula dapat mengetahui dengan
agar
mudah
dicerna
dan
tidak
menimbulkan alergi.
Kategori kedua adalah susu formula yang dibuat dari protein
kacang kedelai dan gula nonlaktosa, formula jenis ini
direkomendasi untuk bayi-bayi yang alergi dengan susu saoi atau
Manfaat
Waktu
Pemberian
Tempat
Pemberian
23
Catatan
Segera setelah
Mencegah penyakit
lahir, diupayakan
hepatitis B yang
dalam 12 jam
menyerang hati
pertama.
Hepatitis B (liver); berakhir
Diberikan
menjadi sirosis (hati
minimal 3 kali
menciut) dan kanker
dalam rentang
hati.
waktu 6 bulan.
Polio
BCG
Mencegah terkena
polio (poliomyelitis)
yang menyebabkan
anak lumpuh
(kebanyakan
mengenai satu kaki
tetapi bisa juga
terkena kedua
kakinya).
Mencegah penyakit
TB (tuberkulosis).
Menjelang
pulang.
Disuntikkan di
paha.
Diteteskan di
mulut. Diberikan
3 kali dalam
selang waktu 6-8
minggu.
Menjelang
pulang.
Disuntikkan di
lengan atas.
Diberi-kan tanpa
meman-dang status ibu
(pernah terinfeksi atau
belum).
Tak ada obat spesifik
untuk menangani
penyakit ini.
Umumnya
menyerang
paru-paru. Tapi pada anakanak, penyakit ini dapat
menjalar misalnya ke
otak, kelenjar, dan tulang,
dan
menimbul-kan
komplika-si.
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian Awal :
Pengkajian pertama pada seorang bayi dilakukan pada saat
lahir dengan menggunakan nilai Apgar dan melalui pemeriksaan fisik.
Nilai Apgar memungkikan pengkajian untuk mengetahui perlu
tidkanya resusitasi dilakukan dengan cepat.
Pengkajian fisik awal meliputi suatu tinjauan ulang system
secara singkat :
1. Eksternal
perhatikan
warna,
bercak
warna
(staining),
dengan
menutup
salah
satu
lubang
hidung
dan
25
auskultasi
untuk
menghitung
jumlah
denyutjangtung,
Pengkajian Kehamilan :
Riwayat Kesehatan Neonatus
Tanggal, bayi, Tanggal lahir, Jenis Kelamin, Jam Lahir, Usia saat ini
(dalam Jam)
o Data Prenatal (usia ibu, tipe darah dan Rh, Tes Coobs indirek,
taksiran partus)
o Riwayat Obstetri Terdahulu (Paritas, Kehamilan terdahulu :
tanggal, usia kandungan, jenis kelamin, berat badan, jenis
persalinan, komplikasi)
o Komplikasi kehamilan saat ini (Preeklamsia, Hipertensi, DM,
Perdarahan, invesi virus/bakteri, teratogen lingkungan, obat yang
pernah dipakai)
o Data intrapartum (Awal timbul kontraksi, ketuban pecah, tandatanda vital ibu yang abnormal, obat-obatan Selma hamil,
anesthesia/analgesia,dll)
o Kelahiran (waktu, cara lahir, alas an persalinan operatif)
26
pertama, dll)
Pengkajian berkelanjutan :
o Setiap kali seorang bali baru lahir menerima perawatan, observasi
dan pencacatan kemajuan yang dilakukan. Setiap periode 8 jam
o
o
o
o
o
o
o
o
o
dilakukan pemeriksaan :
Temperatur aksila
Frekuensi, ritme, usaha napas
Bunyi nafas
Denyut dan ritme jantung
Warna kulit
Tingkat aktivitas dan tonus otot
Pemberian makan dan eliminasi
Fontanel
Interaksi orang tua dan bayi
2. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas b/d obstruksi jalan nafas
2. Gangguan pertukaran gas b/d hipotermia (cold stress)
3. Resiko tinggi termoregulasi b/d fluktuasi suhu lingkungan
3. Intervensi Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas b/d obstruksi jalan nafas
Intervensi :
Noc :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 24 jam, pasien
diharapankan menunjukkan pola pernafasan efektif dengan kriteria :
- Kepatenan jalan nafas
- TTV dalam rentang normal
Nic :
Manajemen Jalan Nafas
Mandiri :
-
27
menunjukkan status
Kolaborasi :
-
28
REFERENSI
Dedeh, Sry, Rahayu. 2009.Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta: Salembah
Medikal.
29
30