Anda di halaman 1dari 30

BAB II

ISI
A. PEMARIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR
Pengkajian Fisik
1. Postur
Inspeksi bayi baru lahir sebelum melakukan pengkajian :
Puncak kepala (verteks) : lengan, tungkai bawah dalam keadaan fleksi

ringan, tangan menggenggam


Bayi baru lahir tidak suka jika ekstremitasnya diluruskan untuk

mengkaji atau untuk diukur dan bias menangis jika hal itu dipaksakan
Apabila dibiarkan kembali pada posisi melingkar semula, ia akan

berhenti menangis
Gerakan spontan normal biasanya tidak sinkron secara bilateral (kaki

bergerak seperti gerakan menganyuh sepeda), tetapi keduanya ekstensi


2. Tanda-tanda vital
Apeks : katup mitral
Sela iga kedua, sebelah kiri sternum
: Katup pulmoner
Sela iga kedua, disebelah kanan sternum
: Katup aorta
Sambungan prosesus xifoideus dan sternum : Katup trikuspi
Denyut jantung dan nadi : pulsasi terlihat disebelah kiri gari
midklavikularis (sela iga kelima), 100 (tidur) 160 (menangis).

Takikardi : persisten 160, Bradikardi 120


Bunyi pertama (katup mitral dan katup trikuspidalis menutu) dan bunyi
kedua (katup kedua (katup aorta dan katup pulmoner menutup)

Palpasi denyut femoral : letakkan jari-jari tangan pada ligament inguinal di


sekitar pertengahan antara simfisis pubis dan krista iliaka ; teraba
berdenyut pada kedua sisi (pulsai femoral harus sama kuat)

Suhu :

Aksila : cara terbaik sampai usia 6 tahun, suhu stabil selama 8 samapi
10 jam setelah lahir (370C). suhu normal = 36,50C 37,20C

Pernafasan :

Observasi pernafasan ketika bayi dalam keadaan istirahat (Cenderung


dangkal dan jika bati tidak sedang tidur, kecepatan irama dan

kedalamannya tidak teratur


Hitung pernafasan satu menit penuh (30-60 kali/menit)
Pantau apnea
Dengarkan suara nafas yang bias terdengar tanpa stetoskop
Obsevasi usaha nafas

Tekanan Darah :
Biasanya dikaji hanya jika diduga ada masalah
Pada waktu lahir :
- Sistolik : 60 sampai 80 mmHg
- Diastolik : 40 samapi 60 mmHg
Setelah 10 hari :
- Sistolik : 95 sampai 100 mmHg
- Diastolik : sedikit meningkat

3. Berat Badan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skla timbangan ke titik

nol.
Timbang pada waktu yang sama setiap hari
Lingdungi banyi baru lahir supaya tidak kehilangan panas\
Pada wanita : 3,4 kg, pada Pria 3,5 kg
Berat sama dengan berat lahir dalam dua minggu pertama
Lingdungi banyi baru lahir supaya tidak kehilangan panas\
Pada wanita : 3,4 kg, pada Pria 3,5 kg
Berat sama dengan berat lahir dalam dua minggu pertama

4. Lingkar Dada
Ukur pada garis buah dada : 2 cm lebih kecil dari pada lingkar kepala,
rata-rata sekitar 30-33 cm
5. Lingkar Abdomen
Ukur dibawah umbilicus : ukuran sama dengan lingkar dada (30-33 cm)
6. Integumen

Warna :
Inspeksi dan palpasi biasanya merah muda
Inspeksi bayi baru lahir telanjang di bawah penerangan lampu yang
adekuat, udara yang hangat, sinar matahari merupakan sumber cahaya

yang paling baik (bayi akan akrosianosis, terutama jika kedinginan)


Inspeksi bayi baru lahir ketika tenang dan aktif (pigmentasi mulai

menjadi lebih gelap dilapisi basal epidermis segera setelah lahir)


Periksa adanya ikterik (biasanya tidak ada saat bayi lahir)

Tanda lahir :

Inspeksi dan palpasi tanda lahir untuk melihat lokasi, ukuran distribusi,
karakteistik, warna (hiperpigmentasi sementar pada areola, genitalia,
linea nigra)

Kondisi :

Inspeksi dan palpasi kondisi keutuhan, kehalusan tekstur adanya


edema (biasanya tidak ada edema kulit, beberapa pembuluh darah
bedar terlihat tidak jelas di abdomen)

Hidrasi dan konsistensi :

Timbang bayi secara rutin ; dehidrasi indicator terbaik ialah kehilangan

berat badan
Inspeksi dan palpasi dengan menggunakan jari telunjuk, secara
perlahan cubit kulit didaerah perut dan paha bagian dalam untuk
memeriksa turgor ; setelah cubitan dilepas kulit segera kembali

kekeadaan semula
Periksa simpanan lemak subkutan (lapisan adipose) di pipi, di bokong
Periksa pengeluaran urine ; BBL berkemih dalam 24 jam setelah lahir,
berkemih sampai 10 kali sehari

Verniks Kaseosa :

Observasi jumlahnya ; jumlahnya bervariasi biasanya lebih banyak

terdapat pada lipatan kulit


Observasi warna dan baunya sebelum bayi dimandikan atau dilap ;

keputihan seperti keju, tidak berbau


Apabila tidak terlihat di permukaan tubuh, coba periksa didaerah aksila
dan lipat paha
3

Lanugo :

Inspeksi rambut yang halus, terdapat didaerah bahu, pinna telinga, dahi
dan jumlahnya bervariasi

7. Kepala
Palpasi kulit biasanya kulit agak ketat, terdapat lanugo
Inspeksi bentuk dan ukuran biasanya besarnya seperempat panjang

tubuh molase
Palpasi, inspeksi, ukur fontanel ; fontanel anterior 5 cm seperti berlian,
meningkat setelah molase berkurang. Fontanel posterior segitiga lebih

kecil dari pada anterior


Palpasi sutera ; sutera teraba dan tidak menyatu
Inspeksi pola, distribusi, jumlah rambut, raba tekstur ; biasanya
keperakan, helai rambut satu-satu, menempel datar pada kulit kepela,
pola pertumbuhan adalah menuju muka dan leher

8. Mata
Letak Wajah : Kedua mata dan jarak antara mata masing-masing 1/3

jarak dari bagian luar kanus kebagian luar kantus yang lain
Bentuk dan ukuran simetris ; ukuran, bentuk simetris, refleks

mengedip
Kelopak mata : ukuran, gerakan, kedipan. Lipatan epikantus

merupakan karakteristik ras yang normal


Bola mata : keberadaan, ukuran, bentuk (tidak ada air mata, kedua bola

mata ada dan ukuran sama, keduanya bulat, padat)


Pupil : ada, ukuran sama, bereaksi terhadap cahaya
Gerakan bola mata : acak, menyentak, dapat focus sebentar, dapat

melihat kea rah garis tengah


Alis mata : jumlah, pola (terpisah, tidak berhubungan dengan daris
tengah)

9. Hidung
Observasi bentuk, letak, kepatenan, konfigurasi, tulang hidung (garis
tengah, tampak tidak ada tulang hidung, datar, lebar, terdapat sedikit

mucus tetapi tidak ada lender yang keluar, bersin untuk membersihkan
hidung)
10. Telinga
Observasi ukuran, letak di kepala, jumlah kartilago, kanal auditori
terbuka
Letak sesuai : garis sepanjang kantus luar dan kantus dalam mata harus

mengenai garis atas telinga (pada sambungan dengan kulit kepala)


Tulang rawan pada dengan bentuk yang baik
Pendengaran : berespon terhadap suara dan bunyi lain

11. Wajah
Observasi wajah secara menyeluruh ; bayi tampak normal, raut wajah
tampak sesuai, letak proporsional terhadap wajah, semetris
12. Mulut
Inspeksi dan palpasi pada wajah : bibir (simetris), konfigurasi, gerakan
Gusi : gusi berwarna merah muda
Lidah : perlengketan, gerakan, ukuran (lidah tidak menonjol, bergerak

bebas, bentuk dan gerakan simetris, hisapan lidah,


Pipi
Palatum (lunak, keras), lengkung, uvula = palatum lunak dank eras

utuh, uvula digaris tengah


Dagu = celah di dagu
Saliva : jumlah, karakter
Refleks : rooting, menghisap, ekstrusi

13. Leher
Inspeksi dan palpasi panjang : pendek, tebal, dikelilingi lipatan kulit,

tidak ada selaput


Muskulus sternokleidomastoidus gerakan dan posisi kepala : kepala
terletak tepat digaris tengah, muskulus sternokleidomastoideus sama
kuat, tidak ada massa, bebas bergerak dari satu sisi kesisi lain dan
bebas melakukan ekstensi dan fleksi, tidak dapat menggerakkan bahu
sampai melampauhi dagu

Trakea : posisi, kelenjar tiroid (tiroid tidak teraba)

14. Dada
Inspeksi dan palpasi bentuk : hamper bulat, berbentuk tong
Gerak pernafasan : gerakan dada simetris, gerakan dada dan perut

sinkron dengan pernafasan


Kalvikula tulang iga : inspeksi adanya trauma, perkembangan rangka

tulang iga
Putting susu : ukuran, letak, jumlah (putting susu menonjol, sudah

terbentuk dengan baik, letak simetris


Jaringan payudara : nodul payudara kira-kira 6 mm pada bayi yang

cukup bulan
Auskultasi bunyi dan kecepatan denyut jantung dan bunyi nafas

15. Abdomen
Inspeksi, palpasi dan balut lati pusat
- Batas tali pusat dan kulit jelas, tidak ada

struktur usus halus

didalam tali pusat


- Kering di dasar, mongering dan tidak berbau
- Klem tali pusat tetap berada ditempatnya selama 24 jam
- Putih keabu-abuan
- Dua arteri, satu vena
Inspeksi ukuran abdomen dan palpasi kontur abdomen
- Bulat, menonjol, berbentuk seperti kubah karena otot-otot
abdomen belum berkembang sempurna
- Hati bias teraba 1 sampai 2 cm dibawah batas iga kanan
- Tidak teraba massa
- Tidak distensi
Auskultasi bising usus dan perhatikan jumlah, banyak, dan karakter
tinja serta perilaku menangis, gelisah, sebelum dan selama eliminasi,

warna
- Bunyi usus terdengar satu sampai dua jam setelah lahir
- Mekonium keluar 24 sampai 48 jam setelah lahir
Gerakan saat bernafas
Pernafasan utama :
- Diagrafmatika, gerakan abdomen dan dada sinkron

16. Genitalia
Wanita :
Inspeksi dan palpasi penampilan umum

Klistoris : biasanya edema


Labia mayora : Biasanya edema, menutupi labia minor pada bayi yang

cukup bulan
Labia Minora : Keluar dari labia mayora
Rabas vagina : Smegma, orifisium terbuka, rabas mukoid, terbuat
selaput vagina/hymen

Laki-laki :

Inspeksi dan palpasi penampilan umun


Penis : meatus diujung penis
Prepusium : prepusium menutupi glans penis dan tidak dapat ditarik ke

belakang
Skrotum rugae : besar, edematosa, pendulosa pada bayi cukup bulan,

ditutupi rugae
Testis : Teraba pada setiap sisi
Berkemih : Berkemih dalam waktu 24 jam, aliran adekuat, jumlah

adekuat
Fleksi ereksi : Ereksi bias terjadi spontan dan, ketika alat kelamin

disentuh
Kremater : Testis retraksi, terutama bila bayi kedinginan

17. Ekstremitas
Inspeksi dan palpasi derajat fleksi, rentang gerak

sendi : sikap

umumnya fleksi
Kesimetrisan grekan tonus otot : rentang gerakan sendi penuh, gerakan
spontan

Lengan dan tangan :

Inspeksi dan palpasi : lebih panjang dari tungkai bawah pada periode

baru lahir, kontur dan gerakan simetris


Warna
Letak pada tubuh
Jumlah jari : Lima jari pada setiap tangan
Palpasi humerus : tangan sering menggenggam dengan ibu jari berada

didalam genggaman
Persendian : rentang pergerakan sendi penuh, kontur simetris

Tungkai kaki :
7

Inspeksi dan palpasi, warna, keutuhan, : tampak melengkung karena

otot lateral berkembang lebih baik dari pada medial


Lipatan gluteus : Lipatan gluteus mayor sama
Jumlah jari kaki : lima jari pada setiap kaki
Femur : femur harus utuh
Kepala femur saat tungkai fleksi dan abduksi, letak pada asetabulum :

tidak terdengar bunyi klik, kepala femur tidak melampaui asetabulum


Telapak kaki : Telak kaki bergaris normal (atau keriput) pada bayi

cukup bulan, lapisan lemak pada telapak kaki terlihat datar


Persendian : rentang persendian penuh, kontur simetris

18. Punggung
Inspeksi dan palpasi tulang punggu : tulang punggu lurus dan mudah

fleksi
Bahu, scapula, Krista iliaka : Bayi dapat mengangkat dan menahan
kepala sebentar saat tengkurap. bahu dan scapula dan krista iliaka
harus berada pa bidang yang sama

Anus

Inspeksi dan palpasi Tempat, jumlah anus : terdapat satu anus dengan

tonus sfingter yang baik


Tes untuk respon sfingter (reflex berkedut yang aktif)

Tinja :

Pengeluaran mekoniumdiikuti tinja berwarna kuning dan lunak

1. Pengukuran Antropometri
BB : Berat badan bayi baru lahir cukup bulan normalnya 2,5-4 kg dan berat
badan bayi yang kurang dari 2,500g disebut prematur, kecil untuk masa
kehamilan yaitu indrom rubela.
Dan bayi lebih dari 4000g disebut juga diabetes maternal herediter dan
penurunan berat lebih dari 10% dehidrasi.
LD : Lingkar Dada pada bayi cukup bulan normalnya 30,5-33cm. Sekitar 2m
lebih kecil dari pada lingkat kepala. Pengukuran dilakukan tepat pada
garis buah dada dan pajang badan kurang dari 30 dicurigai adanya
prematur.

LK : Lingkar Kepala bayi diukur dengan menggunakan meteran mulai dari


bagian depan kepala (diatas alis/ area frontal ) dan area occipital disebut
lingkar oksipitofrontalis yang merupakan diameter terbesar. Lingkar
kepala yang normalnya 33-35,5cm pada bayi cukup bulan sekitar 2-3cm
lebih besar dari pada lingkar dada. Lingkar kepala kurang dari 32cm
mikrosefalus (rubela, toksoplasmosis, penyakit inklusi sitomegali)dan
lingkar kepala lebih dari 4 cm lingkar kepala bayi mengalami
hidrosefalus atau sutura teregang.
LLA : Lingkar Lengan atas pada bayi baru lahir diukur dengan menggunakan
meteran, lingkar bayi normal adalah 11-14cm.

2. Adaptasi fisologis pada bayi baru lahir.


Sistem Kardiovaskular
Sistem kardiovaskular mengalami perubahan yang mencolok
setelah bayi lahir. Foramen ovale, duktus areteriosus, dan duktus venosus
menutup. Arteri hepatika menjadi ligamen. Napas pertama yang dilakukan
bayi baru lahir membuat paru-paru berkembang dan menurunkan resistensi
vaskuler pulmoner, sehingga darah paru mengalir. Tekanan arteri pulmoner
menurun rangkain peristiwa ini merupakan makanisme besar yang
menyebabkan tekanan atrium kanan menurun.
Sistem Hematoposis
Karakteristik hematoposis bayi baru lahir mencakup sistem
hamatoposis orang

dewasa dengan variasi tertentu, Adanya perbedaan

pada sel darah merah (SDM) dan leokosit serta sedikit perbedaan relatif
pada trombosis. Saat bayi baru lahir, nilai rata-ratanya hemoglobin,
hematorit, dan SDM lebih tinggi dari normal orang dewasa. Hemaglobin
bayi baru lahir berkisar antara 14,5-sampai 22,5g/dl. Hematokrit bervariasi
dari

44%

sampai

72%

dan

hitung

SDM

berkisar

antara

sampai7,5juta/mm3. Dan darah baru lahir mengandung sekitar 80%


hemoglobin janin.
Sistem Pernapasan
Penyusaian paling kritis yang harus dialami bayi baru lahir ialah
penyusaian sistem pernapasan. Paru-paru bayi cukup bulan mengandung
sekitar 20 ml cairan/kg. Udara harus diganti oleh cairan yang mengisi
teraktusrespiratorius sampai alveoli. Pada kelahiran pervagina normal
sejumlah cairan keluar dari trakea dan paru-paru bayi. Dalam satu jam
pertama kehidupan secara kontinu mengeluaran cairan dalam jumlah besar.
Bayi baru lahir biasanya bernapas melalui hidung, respons bayi terhadap
obstruksi hidung ialah membuka mulut untuk mempertahankan jalan
napas.kebanyakan bayi tidak memiliki respon ini sampai berusia tiga
minggu. Oleh karena itu, asfiksia dan sianosis dapat terjadi akibat
obstruksi hidung.
Sistem Ginjal
Pada bulan keempat kehidupan janin, ginjal terbentuk. Di dalam
rahim, urine sudah terbentuk dan diekskresi ke dalam cairan amniotik.
Pada kehamilan cukup bulan ginjal menempati sebagian besar dinding
abdomen posterior. Letak kandung kemih dekat dinding anterior dan
kandung kemih merupakan organ abdomen danorgan pelvis. Pada bayi
baru lahir, hampir semua massa yang teraba di abdomen berasal dari ginjl.
Fungsi ginjal yang dimiliki orang dewasa belum terbentuk pada tahun
kehidupan. Bayi baru lahir memiliki rentang keseimbangan kimia dan
rentang keamanan yang kecil. Ketidak maturan ginjal juga membatasi
kemampuan bayi baru lahir untuk mengeksekresikan obat. Biasanya
sejumlah kecil urine terdapat dalm kandung kemih bayi baru saat lahir,
tetapi bayi baru lahir mungkin tidak mengeluaran urine selama12
jamsampai 24 jam.
Sistem Cerna
Bayi baru lahir cukup bulan mampu menelan, mencerna,
metabolisme,dan mengabsorpsi protein dan karbohidrat sederhana, serta
10

mengemulasi lemak.kecuali amilase pankreas, karakteristik enzim dan


cairan pencernaan bahkan sudah ditemukan pada bayi yang berat badan
lahirnya rendah. Pada bayi baru lahir dengan hidrasi yang adekuat
membran mukosa mulutnya lembab dan berwarna merah mudah.
Pengeluaran air liur sering terlihat selama beberapa jam pertama setelah
bayi lahir, suatu mekanisme khusus yang terdapat pada bayi baru lahir
norma dengan berat lebih dari 1500g. Bayi baru lahir melakukan tiga
sampai empat isapan kecil setiap kali mengisap. Pada bayi baru lahir
cukup bulan cukupan isapan lebih lama dan efesien berlangsung hanya
beberapa jam setelah bayi lahir. Saat bayi baru lahir tidak terdapat bakteri
dalam saluran cernanya dan bising usus bayi dapat didengar satu jam
setelah lahir. Keasamam lambung bayi baru lahir sam dengan keasaman
lambung orang dewasa, tetapi kan menurun dalm satu minggu dan tetap
rendah selama dua sampai tiga bulan.penurunan kesaman dapat
menimbulkan kolik. Bayi yang mengalami kolik tidak dapat tidur,
menangis. Hal ini seringkali terjadi dalam waktu yang sama setiap hari.
Kemampuan bayi baru lahir untuk mencerna karbinhidrat, lemak, dan
protein diatur oleh beberapa enzim tertentu, enzim ini berfungsi pada saat
bayi baru lahir. Dan tinja bayi pada saat baru lahir penuh dengan
mekonium. Sekitar 69% bayi normal yang cukup bulan mengeluarkan
mekonium dalam 12 jam pertama kehidupanya 94% dalam 24jam.
Sistem hepatika
Hati dan kandung kemih empedu dibentuk pada minggu kekempat
kehamilan. Pada bayi baru lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1cm di bawah
batas kanan iga karena hati besar dan menempati sekitar 40% rongga
abdomen.
Penyimpanan besi : hati janin yang berfungsi sebagai produksi
hemoglobin setalah lahir ) mulai menyimpan besi sejak masih dalm
kandungan, apa bilah bayi akan memiliki simpanan besi yang dapat
bertahan sampai bulan kelima kehidupan di luar rahim.
Konyugasi Bilirubin : hati mengatur jumlah bilirubin tidak terikat dalam
peredaran darah. Bilirubun ialah pigmen kuning yang berasal dari
11

hemoglobin yang terlepas saat pemecahan sel darah merah dan


mioglobindi dalm sel otot.
Sistem Imun
Sel-sel yang menyuplai imunitas bayi berkembang pada awal
kehidupan janin. Namun sel-sel tidakaktif selama beberapa bulan. Selama
tiga bulan pertama kehidupan bayi dilindungi oleh kekebalan pasif yang
diterima dari ibu, barier alami seperti keasaman lambung atau produksi
pepsin dan tripsin yang tetap mempertahankan kesterilan usus halus belum
berkembang sampai tiga atau empat minggu. IgA ini juga tidak terlihat
pada tratus urinarius. IgA ini juga tidak terlihat pada tratus gastrointestinal
kecuali jika bayi diberi asi, bayi mulai menyintesis igG dan mencapai
sekitar 40% kadar igG. Bayi yang menyusui mendapatkan kekebalan pasif
dari kolostrum dan ASI, tingkat proteksi bervariasi tergantung pada usia
kemantangan bayi serta sistem imunitas yang dimiliki ibu.
Sistem Integumen
Struktur kulit bayi sudah terbentuk saat lahir, tetapi masih belum
matang, epidermis dan dermis tidak terikat degan baik dan sangat tipis.
Verniks kaseosa juga berfusi dengan epidermis dan berfungsi sebagai
lapisan pelindung. Kulit bayi sangat sensitif dan dapat rusak dengan
mudah, bayi cukup bulan memiliki kemerahan (merah daging) beberapa
jam setelah lahir, setelah itu warna kulit memucat menjadi warna normal,
kulit sering kering terlihat bercak terutama disekitar estermitas. Tangan
dan kaki terlihat sianotik warna kebiruan akrosianosis disebabkan karna
ketidak stabilan vasomotor,statis kapiler. Dan kadar hemoglobin
tinggi.keadaan ini normal dan bertahan sampai 10 hari terutam aterpejan
pada suhu dingin. Bayi baru lahir yang sehat cukup bulan tampak gemuk,
lemak subkutan yang berakumulasi selama trimester terkhir berfungsi
menyekat bayekat dan kulit agak mengetat
Sistem Reproduksi
Pada Wanita : Saat lahir ovarium bayi berisi beribu-ribu sel
germinal primitif. Sel-sel ini mengandung komplemen lengkap ova yang
12

matur karena tidak terbentuk oogonia lagi setelah bayi cukup bulan lahir.
Korteks ovarium yang terutama terdiri dari folikel ferimordinal
membentuk bagian ovarium yang lebih tebal pada bayibaru lahir dari pada
pada orang dewasa. Jumlah ovum berkurang sekitar 90% sejak bayi lahir
sampai dewas. Peningkatan kadar estrogen selama masa hamil yang diikuti
penurunan bayi lahir mengakibatkan pengeluaran suatu cairan mukoid
mangakibatkan pengeluaran suatu cairan mokoid , pada bayi baru lahir
cukup bulan labia mayora fan minora menutupi vestibula dan pada bayi
prematur, klitoris menonjol dan labia mayora mengecildan terbuka
Pada Pria : Testis turun kedalam skrotum pada 90% bayi baru lahir
laki-laki. Walapun persentasi ini menurun pada kelahiran prematur, pada
usia satu tahun insiden testis tidak turun pada semua anak laki-laki
berjumlah kurang dari 15 spermatogenesis tidak terjadi sampai pubertas.
Prepusium yang ketat seringkali dujumpai pada bayi baru lahir, muara
uretra dapat tertutup presium dan tidak dapat ditarik kebelakang selama
tiga sampai empat tahun.
Sistem Skelet
Pada bayi baru lahir arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada
pertumbuhan

tubuh secara keseluruhan. Kapala bayi cukup bulan

berukuran seperempat panjang tubuh lengan sedikit panjang dari pada


tungkai, wajah relatif kecil dari terhadap ukuran dan bentuk krnium dapat
mengalami distorsi akibat molase(pembentukan kepala janin akibat
tumpang tindih tulang-tulang). Pada bayi baru lahir , lutut saling berjahuan
kaki diluruskan dan tumit disatukan sehingga tungkai bajwa terlihat
agak ,melengkung saat baru lahir dan tidak terdapat lengkungan pada
telapak kaki. Ekstermitas harus simetris harus terdapat kuku dan jari
tanggan garis-garis telapak tangan harus sudah terlihat dan garuis telapak
kaki bayi cukup bulat.
Sistem Neuromuskuler
Sebelum akhir tahun 1950an , bayi baru lahir belum diduga belum
matang dan belum terorganisme dan baru dapat menjalankan fungsi pada

13

tingkat batang otak. Pengkajian perilaku saraf neonatus otit, saat bayi baru
lahir cukup bulan dikenal sebagai mahkluk yang relatif , respondif, dan
hidup. Perkembangan sensori bayi baru lahir dan kapasitas untuk
malakukan interaksi sosial,. Kontrol neuromuskular pada bayi baru lahir
masi sangat terbatas, dapat ditemukan apabilah bayi baru lahir diletakkan
diatas permukaan yang keras dengan wajah menghadap kebawah, bayi
akan memutar kepalanya kesamping untuk mempertahankan jalan napas.
Bayi berusaha mengangkat kepalanya supaya tetap sejajar dengan
tubuhnya bila kedua lengan bayi ditarik ke ats hingga kepala terangkat.
Sistem Termogenik
Termogenesis beratri panas, perawatan neatus yang efektif
didasarkan pada upaya mempertahankan suhu optimum udara dirunagan.
Suhu tubuh dipertahankan supaya tetap berada pada batas sempit suhu
sebagai respons terhadap

pengeluaran panas. Hipotermi akibat

pengeluaran panas secara berlebihan adalah masalah yang membahayakan


hidup bayi baru lahir utuk memproduksi panas seringkali mendekati
kapasitas orang dewasa. Akan tetapi kecenderungan pelepasan panas yang
cepat pada lingkungan yang dingin lebih besar dan sering menjadi satu
keadaan yang membahayakan bayi baru lahir. Seperti peroduksi panas,
pengatur suhu dan sters dingin.
3. Refleks Pada Bayi
a) NORMAL
a. Mata
Refleks kornea
Dapat dilakukan dengan menyetuh kapas pada limbus korne,
menunjukan hasil positif bila mata mampu mengedip (Nervus IV

dan VI)
Refleks Pupil
Pengujian refleks ini dapat dilakukan dengan memberikan cahaya
(lampu senter)

ke mata menujukkan hasil positif bila mata

berkedip.
Refleks iddol

14

Ditunjukan dengan kemampuan bayi untuk menolehkan kepalanya


ke kanan yang diiukuti dengan pergerakan badanya, refleks ini
akan hilang pada minggu ke 1atau ke 2.
b. Telinga
Refleks Startel
Bayi mampu menoleh saat telinganya disentuh dengan jari.
c. Mulut
Refleks Isap (Sucking)
Bayi menunjukan refleks mengisap saat ada jari yang ditempelkan

ke bibirnya.
Refleks Rooting
Bayi menoleh saat ada jari yang ditempelkan ke pipinya, refleks ini

kan hilang pada usia 3-12 bulan.


Refleks Gawn
Merupakan kebiasaan menguap yang sering dilakukan oleh bayi,

hal ini terjadi pada bayi.


Refleks Ekstruction
Bayi akan memdorong jari yang didodorongkan ke mulutnya.

d. Hidung
Refleks Grabella
Bayi akan mengedipkan matanya saat pangkal hidung atau antara
kedu matanya disentuh.
e. Lehar
Refleks Tonic Neck
Dapat dilakukan dengan cara memfleksikan kepala ke dalam. Hasil

positif bila tidak ada thanan.


Refleks Gag/Faring
Diujikan dengan menggoreskan spatel ke faring, hasil positif bila

ada reaksi muntah (Nervus IX dan X).


f. Abdomen
Refleks Abdominal
Mengujinya dengan cara menggoreskan dinding perut dari lateral
ke umbilikus, hasil positif bila ada reaksi otot.
g. Punggung
Refleks Peres
Dilakukan dengan menggoreskan punggung tengah dari bawah ke
atas, hasil akan positif jika bayi menggeliat.
15

h. Lengan
Refleks Moro
Bayi kan melakukan gerakan ekstensi dan abduksi pada
ekstermitasnya saat dikagetkan atau dibaringkan secara tiba-tiba

pada bulan 3-4 refleks ini akan hilang.


Refleks Bisep
Bayi melakukan gerakan fleksi pada siku saat tendon bisep diketuk

dengan hammer.
Refleks Trisep
Bayi melakukan grakan ekstensi pada siku saat tendon trisep

diketuk dengan hammer.


i. Tangan
Refleks Grasping
Gerakan menggenggam yang terjadi saat jari kita ditempelkan ke
telapak tangan bayi, refleks ini akan hilang pada usia 3 bulan.
j. Tungkai dan Kaki
Refleks tendon achiles
Gerakan plantar fleksi pada kaki saat tendon achiles diketuk

dengan hammer.
Refleks patella
Gerakan ekstensi dari tungkai bawah saat tendon patella diketukan

dengan hammer.
Refleks menari
Gerakan kaki menyetuh permukaan datar (seperti lantai) saat bayi
didirikan tegak lurus, refleks ini akan hilang saat bayi berusia 3-

4minggu.
k. Genitalia
Refleks Kremaster
Gerakan skrotum yang terangkat saat paha medial dogores dari
bawah ke atas.
l. Anus
Refleks Anal
Berkontraksi sfingter ani saat kulit anal digoreskan
b) ABNORMAL
Refleks Babinsky
Gerakan meregang ekstensi telapak kaki ke arah ibu jari saat bagian
lateral telapak kaki dogoreskan dengan hammer.
Brudzinskis Neck Sign (Brudzinski I)

16

Gerakan fleksi kepala pasif yang diikuti dengan gerakan fleksi sendi
lutut

dan

panggul,

gerakan

ini

terjadi

saat

pemeriksaan

memfleksikan kepala anak sampai dagunya menyetuh dada dengan


kedua tangan pemeriksaan menahan dada anak agar tidak ikut

terangkat.
Brundzinskis Check Sign (Brudzinski II)
Gerakan fleksi reflekstoris kedua siku ke atas sejenak ketika

pemeriksaan menekan pipi kiri dan kanan.


Brudzinskis contralateral sing (Brudzinski III)
Tes ini dilakukan dengan memosisikan anak pada posisi tidu
telentang dengan salah satu tungkai diagkat, fleksi sendi panggul
dan ekstensi sendi lutut, didapatkan hasil positif bila terjadi fleksi
reflekstoris di sendi lutut dan panggul tungkai kontrateral. Bila
respon yng terjadi sebaliknya yaitu ekstensi sendi lutut dan panggul
kontralateral maka disebut brunzinki resiprocal contralateral leg

sing.
Brudzinskis symphysis sing (brudzinski IV)
Anak diperiksa dengan posisi tidur telentang, pemeriksaan simfisi
pubis dengan kedua ibu jari hasil tes positif bila timbul fleksi
reflektoris pada dua sendi lutut dan panggul.

Refleks Snout
Pemeriksaan dilakukan dengan mngetuk pertengahan bibir atas, hasil
positif bila saliva menetes dari mulut bayi.
Refleks Rosolimo
Pemeriksaan dilakukan dengan mengetuk telapak kaki depan, hasinya
akan positif bila jari kaki ventrofleksi.

17

4. TABEL SISTEM NILAI APGAR


APGAR
A. Appearance (warna kulit)

0
Pucat

1
2
Badan
merah Seluruh
ekstermitas
tubuh
kebiruan
kemerahan

P. Pulse
(denyut nadi/ jantung)

Tidak ada denyut <100


jantung
denyut
lemah)

G. Grimace (menyeringai)

Tidak ada respon


Menyeringai
reaksi

Batuk/bersin

Tidak
ada
gerakan (tangan Ekstermitas
dan kaki lumpuh) sedikit fleksi

Gerakan
aktif

A. Activity (Tonus Otot)

(lambat >100 denyut


jantung jantung kuat

Menagis kuat
Q. Respiratoy

Tidak
ada
Pernapasan
pernapasan/tidak
lemah
tidak
ada tangisan
teratur
menangis,
lemah/ merintih

Jumlah Nilai :

Klasifikasi Asfiksia

18

JENIS ASFIKSIA
BERAT
RINGAN-SENDANG
NORMAL

NILAI APGAR
0-3
4-6
7-10

B. Perawatan Bayi Baru Lahir


Perawatan segerah bayi baru lahir asuahn yang diberikan pada bayi
tersebut selama jam pertama setelah kelahiran, sebagai besar bayi yang baru
lahir akan menunjukan usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan dan
gangguan. Segerah setelah melahirkan badan bayi Sambil secara cepat
menilai pernapasanya, letakan bayi dengan handuk di atas perut ibu, dengan
kaain bersih dan kering atau kasa lap darah atau lendir dari wajah bayi untuk
mencegah jalan udaranya terhalang, periksa ulang prnapasan bayi. Sebagian
besar bayi akan menagis atau bernapas secara spontan dalam waktu 30 detik
setelah lahir.
1) Perawatan tali pusat
Klem tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira-kira 2 dan 2 cm

dari pangal pusat bayi.


Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara

dan tutup deangan kain bersih secara longgar.


Lipatlah popok di bahwa tali pusat.
Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci degan sabun dan air

bersih dan keringkan betul-betul


2) Memandikan bayi mengunakan waslap
Tanpa membuka semua pakaian bayi, letakkan bayi diatas alas lembut
atau meja ganti, mulai dari kepala membasuh masing-masing mata
dengan satu bola kapas yamh telah dibasahi dengan air hangat.
Dengan kapas basah lainnya, basuh telinga bayi lanjutkan dengan kain
basah area sekitar mulut, dahi, dan leher.

19

Posisikan kepala diatas baskom air dan secara perlahan basahi kulit
kepala bayi, kemudian keramas kepala dengan sabun lembut, pijat

lembut dengan ujung jari bukan kuku jari bilas kepalah dan keringkan.
Buka baju bayi dan secara perlahan bersihkan dada dan legan,
pastikan tidak ada kotoran di kulit yang melewati termasukdi sekitar
leher dan ketiak. Bersihkan tangan bayi dan periksa di antara jarijarinya. Perhatikan juag kuku jari yang panjang dan tajam, bilas

dengan air hangat kan lab dengan kain pengering


Dengan menahan kepala bayi palingkan kepala bayi ke arah samping,
kemudian bersihkan dan bilas punggung bayi keringkan tubuh bayi

dan pakaikan baju atas bayi.


Apabilah pusar bayi masih dalam proses penyembuhan, bersihkan
dengan menggunakan kapas lidih yang dibahasi dengan alkohol
bersihkan dari atas ke bawah, hindari area pusar sampai benar-benar

sembuh.
3) Memandikan bayi didalam ember bayi
Tuang air ke dalam ember sampai setinggi sekitar 5cm dan periksa
temperaturnya untuk memastikan suhunya cukup dan nyaman,
temperatur yang terlalu panas dapat menyebabkan kulit terkelupas,
luka bakar atau bayi terkejut, turunkan bayi secara perlahan ke dalam

ember degan mencelupkan terlebih dahulu bokongnya.


Gunakan waslap lembut dan sbun yang ringan mulai dengan
membersihkan wajah bayi, kemudian lehernya pada saat memandikan
perhatikan lipatan lehar dengan sela-sela jari tangan dan jari kaki
demikian juga jika memandikan dengan waslap saja. Bilas sampai

bersih.
Tahan bayi dalam posisi telantang dan bari sampo kepala bayi dengan
arah dari belakang sehingga sabun tidak mengenai mata, gosok kulit
kepala dengan baik menggunakan ujung jari jangan mengkhwatirkan
arae kepala bayi yang masih lunak. Setelah dibilas keringkan bayi
dengan menepuk/menetul (bukan digosok).

20

4) Perawatan Mata
Obat mata eritromisin 0.5% atau tetrasiklin 1% di ajurkan untuk
pencegahan penyakit mata karena klamidia ( penyakit menular
seksual) obat mata perlu di berikan pada jam pertama setelah
persalinan yang lazim dipakai adalah larutan perak mitrat atau
neosporin dan lansung di teteskan pada bayi mata bayi segerah setelah
lahir.
5) Pernapasan
Periksa pernapasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit jika bayi tidak

segerah bernapas lakukan hal hal berikut


Keringkan bayi dengan selimut atau handuk yang hangat
Gosoklah punggung bayi dengan lembut
Jika bayi belum juga bernapas setelah 60 detik mulai resusitasi
Apabila bayi sianosis ( kulit biru) atau sukar bernapas ( frekuensi
pernapasan kurang dari 30 atau lebih dan gokak/menit berikan oksigen

bayi dengn kateter nasal atau nasal prongs.


6) Pemberian vitamin K
Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin k

peroral 1mg/ hari selama tiga hari.


Bayi resiko tinggi bila diberikan vitamin k parental dengan dosis 0,5-

1mg 1m
7) Pengatur suha pada bayi
Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak mata antara

kulit bayi dengan kulit ibu.


Gantilah handuk/kain yang basah dan bungkus bayi tersebut dengan
selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepalah telah terlindung

dengan baik untuk mencegah keluarnay panas tubuh.


Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap

15menit
Hindarkan memandikan bayi hingga sedikitnya enam jam dan hanya
setelah itu jika tidak terdapat masalh madis dan jika suhunya 36,5 atau

lebih.
Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, kepala bayi harus
ttertutup.
21

Berikan tempat yang mengadung temperatur panas dengan penggunan

lampu penghangat, kasur yang telah dihangatkan dengan inkobator..


8) Pemakaian pakaian bayi
Rentangkan selimut atau kain persegi dalam bentuk wajik dengan satu
ujung menghadap ke atas, lipat ujung tersebut, baringkan bayi di atas

selimut sehingga kepala bayi berada di atas bagian tepi lipatan.


Ambil salah satu sisi selimut, tarik agak kuat sehingga menutupi dada
bayi dan selipkan ujung selimut di bawah paha bayi, kemudian tarik

ujung menutupi kaki bayi.


Ambil sisi selimut yang tersisa dan tarik menutupi bayi dengan arah
yang berlawanan, selipkan di bawah paha bayi pastikan mengikat
lengannya tetapi tangannya tetap bebas bergerak ketika menyusui.
Bayi pada umunyasenag dibendung untuk beberapa minggu pertama

dan pada akhirnya lebih memilih untuk dapat bergerak bebas.


9) IMD ( Insisi menyusui dini ) ASI/PASI dan Nutrisi pada Bayi
a) ASI (Air Susu Ibu)
ASI merupakan sabagai sumber makanan denagan gizi yang
sempurna pada saatini banyak penyelia kesehatan yang tidak

menganjurkan suplemen vitamin atau fluorida.


ASI adalah sejenis susu alamiah, dan susu formula tidak dapat
benar-banar menyaingi asi, komposisi asi sangat ideal dengan

kebutuhan nutrisi bayi baru lahir.


Sebelum ASI keluar, payudara ibu menghasilkan kolostrum, cairan
berwarna kekuningan yang mengandung antibodi dan gizi yang

dibutuhkan bayi baru lahir.


ASI memberikan perlindungan bayi yang menyusui dari penyakit.
Bayi yang menyusu ASI juga mengalami lebih sedikit

kemungkinan alergi.
ASI sangat cocok untuk bayi, ekonomis, dan menghemat waktu.
Menyusu dengan ASI cara yang menyenagkan untuk memberi
bayi kontak manusiawi dan kehangatan yang penting untuk
perkembangan awal bayi, dan merupakan cara terbaik untuk

memenuhi kebutuhan bayi untuk mengisap kuat


b) PASI

22

Bayi yang manyusu susu formula, ibu bukan satu-satunya sumber


makanan yang terus menerus, orang lain dapat memberikan susu
dengan mudah jika ibu merencanakan kembali bekerja di siang

hari setelah melahirkan


Pemebrian susu botol

memungkinkan

ayah

bayi

untuk

ikutberpergian aktif memberi mkan bayi dan mengambil

tanggung jawab yang sama.


Ibu yang memberi susu formula tidak mengkwatirkan ASI akan
tetapi terpengaruh aapapun yang ibu makan dan minumobat yang

diminum.
Orang tua yang memberi susu formula dapat mengetahui dengan

pasti jumlah susu yang dikomsusi bayinya.


Karena susu formula dicerna lebih lama dari pada ASI, waktu

pemberian makan dapat di beri jarak.


c) Produk susu formula dibagi menjadi tiga kategori
Kategori pertama adalah susu formula yang dibuat dasar susu
sapi yang di
diformulasikan

buat dari susu sapi dan gula laktosa. Susu ini


khusus

agar

mudah

dicerna

dan

tidak

menimbulkan alergi.
Kategori kedua adalah susu formula yang dibuat dari protein
kacang kedelai dan gula nonlaktosa, formula jenis ini
direkomendasi untuk bayi-bayi yang alergi dengan susu saoi atau

dalam masa pemulihan


Kategori katiga adalah susu formula untuk bayi-bayi dengan sapi
atau dalam khusus

TABEL PEMBERIAN IMUNISASI


Jenis
Imunisasi

Manfaat

Waktu
Pemberian

Tempat
Pemberian

23

Catatan

Segera setelah
Mencegah penyakit
lahir, diupayakan
hepatitis B yang
dalam 12 jam
menyerang hati
pertama.
Hepatitis B (liver); berakhir
Diberikan
menjadi sirosis (hati
minimal 3 kali
menciut) dan kanker
dalam rentang
hati.
waktu 6 bulan.

Polio

BCG

Mencegah terkena
polio (poliomyelitis)
yang menyebabkan
anak lumpuh
(kebanyakan
mengenai satu kaki
tetapi bisa juga
terkena kedua
kakinya).

Mencegah penyakit
TB (tuberkulosis).

Menjelang
pulang.

Disuntikkan di
paha.

Diteteskan di
mulut. Diberikan
3 kali dalam
selang waktu 6-8
minggu.

Menjelang
pulang.

Disuntikkan di
lengan atas.

10) Pemberian Imunisasi


24

Diberi-kan tanpa
meman-dang status ibu
(pernah terinfeksi atau
belum).
Tak ada obat spesifik
untuk menangani
penyakit ini.

Penyakit ini sangat


menular dan tidak ada
obat.

Umumnya
menyerang
paru-paru. Tapi pada anakanak, penyakit ini dapat
menjalar misalnya ke
otak, kelenjar, dan tulang,
dan
menimbul-kan
komplika-si.

Imunisasi di Rumah Sakit


Usia 2 Bulan BGT, DPT, polio 1
Usia 3 bulan hepatitis 1, DPT 2, polio 2
Usia 4 bulan hepatitis 2, DPT 3, Polio 3
Usia 9 bulan hepatitis 3, campak, Polio 4
Imunisasi di Rumah
Bisa di dapatkan di PUSKESMAS
KLINIK

C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian Awal :
Pengkajian pertama pada seorang bayi dilakukan pada saat
lahir dengan menggunakan nilai Apgar dan melalui pemeriksaan fisik.
Nilai Apgar memungkikan pengkajian untuk mengetahui perlu
tidkanya resusitasi dilakukan dengan cepat.
Pengkajian fisik awal meliputi suatu tinjauan ulang system
secara singkat :
1. Eksternal

perhatikan

warna,

bercak

warna

(staining),

pengelupasan atau dismaturitas, panjang kuku dan lipatan pada


telak kaki, periksa adanya jaringan payudara, periksa patensi
hidung

dengan

menutup

salah

satu

lubang

hidung

dan

mengobservasi pernapasan serta warna kulit, perhatikan adanya


meconium pada tali pusat, kulit, kuku, atau cairan amnion (adanya

25

bercak meconium menunjukkan hipoksia janin), bau yang


menyengat dapat menunjukkan infeksi didalam rahin)
2. Dada : Palpasi untuk mencari lokasi denyutan yang paling kuan
dan

auskultasi

untuk

menghitung

jumlah

denyutjangtung,

mengetahui jumlah bunyi jangtung dan mendeteksi adanya


murmur, perhatikan karakteristik pernapasan dan adanya rales atau
ronki, perhatikan nafas pada setiap sisi dada dengan meletakkan
stetoskop setiap aksila
3. Abdomen : Verifikasi adanya abdomen yang berbentuk seperti
kuah dan tidak adanya anomaly, perhatikan jumlah pembuluh darah
pada tali pusat
4. Neurologi : Periksa tonus oto dan reaksi reflex, palpasi fontanel
anterior untuk memeriksa adanya mass atau tonjolan, perhatikan
keberadaan dan ukuran fontanel serta sutura kepala dengan palpasi
5. Observasi lain : perhatikan malformasi struktur yang jelas dan
langsung terlihta pada saat bayi lahir

Pengkajian Kehamilan :
Riwayat Kesehatan Neonatus
Tanggal, bayi, Tanggal lahir, Jenis Kelamin, Jam Lahir, Usia saat ini
(dalam Jam)
o Data Prenatal (usia ibu, tipe darah dan Rh, Tes Coobs indirek,
taksiran partus)
o Riwayat Obstetri Terdahulu (Paritas, Kehamilan terdahulu :
tanggal, usia kandungan, jenis kelamin, berat badan, jenis
persalinan, komplikasi)
o Komplikasi kehamilan saat ini (Preeklamsia, Hipertensi, DM,
Perdarahan, invesi virus/bakteri, teratogen lingkungan, obat yang
pernah dipakai)
o Data intrapartum (Awal timbul kontraksi, ketuban pecah, tandatanda vital ibu yang abnormal, obat-obatan Selma hamil,
anesthesia/analgesia,dll)
o Kelahiran (waktu, cara lahir, alas an persalinan operatif)

26

o Resusitasi (nilai apgra, pengisapan, Tekanan positif, durasi, saat


pertama kali bernafas dengan spontan, obat-obatan)
o Berkemih, Menyusui, observasi perilaku ikatan ibu dan anak
o Di unit rawat bayi (jam transfer kerung rawat bayi, temperatur

pertama, dll)
Pengkajian berkelanjutan :
o Setiap kali seorang bali baru lahir menerima perawatan, observasi
dan pencacatan kemajuan yang dilakukan. Setiap periode 8 jam
o
o
o
o
o
o
o
o
o

dilakukan pemeriksaan :
Temperatur aksila
Frekuensi, ritme, usaha napas
Bunyi nafas
Denyut dan ritme jantung
Warna kulit
Tingkat aktivitas dan tonus otot
Pemberian makan dan eliminasi
Fontanel
Interaksi orang tua dan bayi

2. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas b/d obstruksi jalan nafas
2. Gangguan pertukaran gas b/d hipotermia (cold stress)
3. Resiko tinggi termoregulasi b/d fluktuasi suhu lingkungan
3. Intervensi Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas b/d obstruksi jalan nafas
Intervensi :
Noc :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 24 jam, pasien
diharapankan menunjukkan pola pernafasan efektif dengan kriteria :
- Kepatenan jalan nafas
- TTV dalam rentang normal
Nic :
Manajemen Jalan Nafas
Mandiri :
-

Pantau adanya pucat dan sianosis


Pantau kecepatan, irama, kedalaman, dan upaya pernafasan
Perhatikan gerakan dada, amati kesimetrisan
Pantau TTV, terutama pernafasan harus dihitung satu menit penuh (3050 kali/menit)

27

Pantau pernafasan yang berbunyi seperti mendengkur


Pantau pola pernafasan : bradipnea, takipnea, hiperventilasi
Auskultasi suara nafas
Letakkan bayi dalam posisi berbaring terlentang atau tidur miring,
bukan posisi tengkurap, untuk meminimalkan resiko sindrom kematian
bayi
Kolaborasi :

Konsultasi dengan ahli terapi pernafasan


Berikan obat (mis, bronkodilator)
Berikan terapi nebulizer ultrasonic dan udara atau oksigen

2. Gangguan pertukaran gas b/d hipotermia (cold stress)


Noc :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 24 jam, pasien
diharapakan

menunjukkan status

pertukaran : pertukaran gas tidak

terganggung dengan menunjukkan kriteria:


- Mempunyai fungsi paru dalam batas normal
- Memiliki ekspansi paru yang simetris
- Tidak menggunakan pernafasan bibir mencucu
- Tidak mengalami nafas dangkal
- Tidak menggunakan otot aksesoris untuk bernafas
Nic :
Manajemen Pemantauan jalan nafas
Mandiri :
-

Pantau status mental (mis, tingkat kesadaran, gelisah)


Observasi terhadap sianosis, terutama membrane mukosa mulut
Pantau TTV
Beri penenangan kepada pasien
Berikan lingkungan yang nyaman dan hangat

Kolaborasi :
-

Konsultasi dengan dokter tentang pemeriksaan GDA


Berikan O2

3. Resiko tinggi termoregulasi b/d fluktuasi suhu lingkungan


Noc :

28

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 24 jam, pasien


diharapakan menunjukkan keseimbangan antara produksi panas dengan
menunjukkan kriteria:
- Memiliki keseimbangan panas yang diterima dan kehilangan panas
selama 28 hari pertama kehidupan
Nic :
Regulasi suhu tubuh
Mandiri :
-

Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal


Pantau status mental (mis, tingkat kesadaran, gelisah)
Observasi terhadap sianosis, terutama membrane mukosa mulut
Pantau TTV

REFERENSI
Dedeh, Sry, Rahayu. 2009.Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta: Salembah
Medikal.

29

Jensen, Bobak, Lowdermilk. 2004. Buku Ajaran Keperawatan Maternitas. Ed 4.


Jakarta: EGC.
Kelly, Paula. M. D.2010. Asuhan neonatus & Bayi. Jakarta: EGC.
Maryunani, Anik. 2008. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta : Agung Wijaya
Amd.
.

30

Anda mungkin juga menyukai